AMBAR TIAGANA
NIM : 143110240
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
AMBAR TIAGANA
NIM : 143110240
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Diploma III pada Program Studi D III Keperawatan Padang Poltekkes
Kemenkes Padang. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak sangat
sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada ibu Ns. Sila Dewi Anggreni, S.Pd, M.Kep,
Sp.KMB selaku pembimbing I dan ibu Ns. Ns. Netti, S.Kep, M.Pd selaku
pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Selanjutnya ucapan
terimakasih kepada :
1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Padang.
2. Bapak H. Yusirwan Yusuf, Sp. BA. MARS selaku Direktur Umum RSUP Dr. M.
Djamil Padang.
3. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Padang.
4. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Padang Poltekkes Kemenkes Padang.
5. Ibu Renidayati, S.Kp. M. Kep. Sp. Jiwa selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes
Padang yang telah memberikan bekal ilmu untuk bekal penelitian.
7. Teristimewa untuk ayahanda Basril dan ibunda Elly Yusbar tercinta terimakasih
yang tak terhingga atas doa, semangat dan kasih sayang yang tak henti-hentinya
untuk peneliti, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya
kepada keduanya.
8. Teman-teman senasib dan seperjuangan Bp 14 khususnya kelas C terimakasih
atas kebersamaannya selama 3 tahun dan terimakasih kepada Oji, Sintya, Dea,
Resa, Safdara tika, Vany, Tila, Ayu, Tahhari, atas dukungan dan bantuan yang
telah diberikan.
9. To my boyfriend Jennico Alvi, S. Kep thanks for support and understand me for
this. You are one of encouragement my life.
Akhir kata, peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi
peneliti sendiri dan bagi pihak yang membacanya, serta peneliti mendoakan semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga
dapat membawa manfaat bagi pegembangan ilmu keperawatan nantinya. Amin.
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
HALAMAN ORSINILITAS...............................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian......................................................................................5
BAB V PENUTUP.............................................................................................49
A. Kesimpulan..............................................................................................49
B. Saran........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 WOC Meningitis................................................................................10
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Untuk Pasien Meningitis..............................24
Tabel 4.1 Pengkajian............................................................................................37
Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................43
Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................44
Tabel 4.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan............................................46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran : Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing 1
Lampiran : Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing 2
Lampiran : Lembar Konsultasi KTI Pembimbing 1
Lampiran : Lembar Konsultasi KTI Pembimbing 2
Lampiran : Format Pengkajian Penelitian Partisipan 1
Lampiran : Format Pengkajian Penelitian Partisipan 2
Lampiran : Persetujuan Menjadi Responden (Infonmed Consent) Partisipan 2
Lampiran : Surat Izin Penelitian dari Institusi Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran : Surat Izin Penelitian dari RSUP Dr.M. Djamil Padang
Lampiran : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran : Ganchart
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
A. Latar Belakang
Infeksi otak merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan otak.
Penyakit infeksi otak bermacam-macam seperti Meningitis, Meningoensefalitis,
dan Abses serebri. Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid
dan piamater (leptomeningens) disebut meningitis. Meningitis merupakan
peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla
spinalis (Tarwoto, 2013).
Penelitian dari Jannis, dkk tahun 2006 di RSUP. Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta ada 273 pasien meningitis dirawat bangsal selama perio yang dari 9
tahun, terdiri dari 42 (15,4%) meningitis akut dan 231 (84,61%) kronis
meningitis pasien. Sebagaian besar pasien adalah laki-laki sebanyak 192
(70,3%), sementara hanya 81 (29,7%) adalah perempuan.
Berdasarkan data dari RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Januari sampai
dengan bulan Desmber tahun 2016 ditemukan sebanyak 34 pasien dengan
diagnosa meningitis, ditemukan juga sebanyak 24 pasien dengan diagnosa
meningitis tuberkolosa. Pada bulan Januari 2017 ditemukan sebanyak 2 pasien
dengan diaganosa meningitis dan ditemukan juga sebanyak 3 pasien dengan
suspek meningitis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaiamana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Meningitis di Ruangan Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 2017”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Meningitis di
Ruangan Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a.Mendeskripsikan hasil pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan
Meningitis di Ruangan Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.
b. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Meningitis di Ruangan Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang
tahun 2017.
c. Mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan dengan pasien Meningitis
di Ruangan Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.
d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan dengan pasien Meningitis di
Ruangan Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.
e. Mendeskripsikan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien Meningitis di
Ruangan Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan penelitian dengan
mengaplikasikan uranyan terhadap penyakit meningitis.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian berpendapat untuk pimpinan rumah sakit dapat meneruskan
kepada perawat ruangan dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit meningitis.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pembelajaran di prodi
keperawatan Padang dalam asuhan keperawatan pada pasien penyakit
meningitis.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian yang diperoleh ini dapat menjadi data dasar dalam penelitian
selanjutnya tentang keperawatan pada pasien penyakit meningitis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Etiologi
Widagdo, dkk(2013), mengatakan meningitis dapat disebabkan oleh berbagai
macam organisme: Haemophilus influenza, Neisseria meningitis
(Meningococus), Diplococus pneumonia, Streptococcus group A,
Pseudomonas, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Proteus.
Paling sering klien memiliki kondisi predisposisi seperti: fraktur tengkorak,
infeksi, pembedahan otak atau spinal, dimana akan meningkatkan terjadinya
meningitis.
a. Meningitis bakteri
Organisme yang paling sering pada meningitis bakteri adalah:
Haemophilus influenza, Streptococcus pneumonia, Neisseria
meningitides, dan Staphylococcus aureus. Protein di dalam bakteri sebagai
benda asing dan dapat menimbulkan respon peradangan. Neutropil,
monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel-sel sebagai respon
peradangan. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang dibentuk
di ruang subaraknoid. Penumpukan didalam cairan serebrospinal akan
menyebabkan cairan menjadi kental sehingga dapat menggangu aliran
serebrospinal di sekitar otak dan medulla spinalis. Sebagian akan
menganggu absorbsi akibat granulasi arakhnoid dan dapat menimbulkan
hidrosefalus. Penambahan eksudat di dalam ruang subaraknoid dapat
menimbulkan peradangan lebih lanjut dan peningkatan tekanan
intrakranial. Eksudat akan mengendap di otak dan saraf-saraf kranial dan
spinal. Sel-sel meningeal akan menjadi edema, membran sel tidak dapat
lebih panjang mengatur aliran cairan yang menujuh atau keluar dari sel.
b. Meningitis virus
Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis.Meningitis
ini terjadi sebagai akibat dari berbagai macam penyakit virus yang
meliputi measles, mumps, herpes simplex dan herpes zoster.Pembentukan
eskudat pada umumnya terjadi diatas korteks serebral, substansi putih dan
meningens.Kerentanan jaringan otak terhadap berbagai macam virus
tergantung pada tipe sel yang dipengaruhi.Virus herpes simplex merubah
metabolisme sel, yang mana secara cepat menyebabkan perubahan
produksi enzim atau neurotransmitter yang menyebabkan disfungsi dari
sel dan kemungkinan kelainan neurologi.
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapis meningitis: dura mater,
araknoid dan piamater. CSF diproduksi di dalam fleksus koroid ventrikel yang
mengalir melalui ruang subaraknoid di dalam system ventrikel dan sekitar
otak dan medulla spinalis. CSF diabsobsi melalui araknoid pada lapisan
araknoid dari meningintis.
Organisme penyebab meningitis masuk melalui sel darah merah pada blood
brain barrier. Cara masuknya dapat terjadi akibat trauma penetrasi, prosedur
pembedahan atau pecahnya abses serebral. Meningitis juga dapat terjadi bila
adanya hubungan antara cairan serebrospinal dan dunia luar. Masuknya
mikroorganisme menuju ke susunan saraf pusat melalui ruang subarakhoid
dapat menimbulkan respon peradangan pada pia, araknoid, cairan
serebrospinal dan ventrikel. Eksudat yang dihasilkan dapat menyebar melalui
saraf kranial dan spinal sehingga menimbulkan masalah neurologi. Eksudat
dapat menyumbat aliran normal cairan serebropinal dan menimbulkan
hidrosefalus (Widagdo, dkk, 2013)
4. Manifestasi klinis
Tarwoto (2013) mengatakanmanifestasi klinik pada meningitis bakteri
diantaranya :
a. Demam, merupakan gejala awal
b. Nyeri kepala
c. Mual dan muntah
d. Kejang umum
e. Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan kesadaran
sampai dengan koma.
Sedangkan menurut (Widago, dkk, 2013) manifestasi klinis klien meningitis
meliputi:
a. Sakit kepala
b. Mual muntah
c. Demam
d. Sakit dan nyeri secara umum
e. Perubahan tingkat kesadaran
f. Bingung
g. Perubahan pola nafas
h. Ataksia
i. Kaku kuduk
j. Ptechialrash
k. Kejang (fokal, umum)
l. Opistotonus
m. Nistagmus
n. Ptosis
o. Gangguan pendengaran
p. Tanda brundzinki’s dan kerniq’s positif
q. Fotophobia
5. Dampak Masalah
Tarwoto ( 2013), dampak maslah yang ditimbulkan pada pasien meningitis
berupa:
a. Peningkatan tekanan intrakranial
b. Hyrosephalus
c. Infark serebral
d. Abses otak
e. Kejang
f. Pnemonia
g. Syok sepsis
h. Defisit intelektual
6. Penatalaksanaan
Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:
1) Penatalaksanaan umum
a. Pasien diisolasi
b. Pasien diistirahatkan/ bedrest
c. Kontrol hipertermi dengan kompres
d. Kontrol kejang
e. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
2) Pemberian antibiotik
a. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas
b. Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin, Gentamisin,
Kloromfenikol, Sefalosporin.
c. Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obat-obatan
TBC.
Pemeriksaan penujang (Hudak dan Gallo, 2012)
1. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar
glukosa darah mrenurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
3. Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K + turun
5. MRI, CT-scan/ angiorafi
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan utamanya demam, sakit
kepala, mual dan muntah, kejang, sesak nafas, penurunan tingkat
kesadaran
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian RKS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan
mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien
secara PQRST.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajianpenyakit yang pernah dialami pasien yang memungkinkan
adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi
pernah kah pasien mengalami infeksi jalan nafas bagian atas, otitis
media, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, tindakan bedah
saraf, riwayat trauma kepala. Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan
kepada pasien terutama jika ada keluhan batuk produktif dan pernah
mengalami pengobatan obat anti tuberkulosa yang sangat berguna
untuk mengidentifikasi meningitis tuberkulosa.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada riwayat kesehatan keluarga, biasanya apakah ada di dalam
keluarga yang pernah mengalami penyakit keturunan yang dapat
memacu terjadinya meningitis.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien meningitis
biasanya bersekitar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa
2) Tanda- Tanda Vital
a. TD : Biasanya tekanan darah orang penyakit meningitis normal
atau meningkat dan berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan
TIK ( N = 90- 140 mmHg).
b. Nadi : Biasanya nadi menurun dari biasanya (N = 60-100x/i).
c. Respirasi : Biasanya pernafasan orang dengan meningitis ini akan
lebih meningkat dari pernafasan normal (N = 16-20x/i).
d. Suhu : Biasanya pasien meningitis didapatkan peningkatan suhu
tubuh lebih dari normal antara 38-41°C (N = 36,5°C – 37,4°C).
3) Pemeriksaan Head To Toe
a) Kepala
Biasanya pasien dengan meningitis mengalami nyeri kepala.
b) Mata
Nerfus II, III, IV, VI :Kadang reaksi pupil pada pasien meningitis
yang tidak disertai penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan.
Nerfus V : Refleks kornea biasanya tidak ada kelainan.
c) Hidung
Nerfus I : Biasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan pada
fungsi penciuman
d) Telinga
Nerfus VIII : Kadang ditemukan pada pasien meningitis adanya
tuli konduktif dan tuli persepsi.
e) Mulut
Nerfus VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah
simetris
Nerfus XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
f) Leher
Inspeksi : Biasanya terlihat distensi vena jugularis.
Palpasi : Biasanya teraba distensi vena jugularis.
Nerfus IX dan X : Biasanya pada pasien meningitis kemampuan
menelan kurang baik
Nerfus XI : Biasanya pada pasien meningitis terjadinya kaku
kuduk
g) Dada
1) Paru
I : Kadang pada pasien dengan meningitis terdapat
perubahan pola nafas
Pa : Biasanya pada pasien meningitis premitus kiri dan kanan
sama
P : Biasanya pada pasien meningitis tidak teraba
A : Biasanya pada pasien meningitis bunyi tambahan seperti
ronkhi pada klien dengan meningitis tuberkulosa.
2) Jantung
I : Biasanya pada pasien meningitis ictus tidak teraba
Pa : Biasanya pada pasien meningitis ictus teraba 1 jari medial
midklavikula sinistra RIC IV.
P : Biasanyabunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi
jantung II RIC 4-5 midklavikula.
A : Biasanya jantung murni, tidak ada mur-mur.
h) Ekstremitas
Biasnya pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada
sendi-sendi (khusunya lutut dan pergelangan kaki).Klien sering
mengalami penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik secara
umum sehingga menggangu ADL.
i) Rasangan Meningeal
a. Kaku kuduk
Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesulitan karena
adanya spasme otot-otot .Fleksi menyebabkan nyeri berat.
b. Tanda kernig positif
Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi
kea rah abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan sempurna.
c. Tanda Brudzinski
Tanda ini didapatkan jika leher pasien difleksikan, terjadi
fleksi lutut dan pingul: jika dilakukan fleksi pasif pada
ekstremitas bawah pada salah satu sisi, gerakan yang sama
terlihat pada sisi ekstermitas yang berlawanan.
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.2
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan NANDA, NIC-NOC
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Edema serebra
perfusi jaringan kepewatan diharapkan tingkat 1. Monitor adanya
otak berhubungan resiko ketidakefektifan perfusi kebingungan perubahan
dengan hambatan jaringan otak berkurang pikiran, keluha pusing,
aliran darah ke otak dengan pingsan
Perfusi jaringan serebral 2. Monitor setatus neurologi
Indikator: dengan ketat dan
1. Tidak ada deviasi dari bandingan dengan nilai
kisaran normal tekanan normal
intrakranial 3. Monitor TTV
2. Tidak ada saki kepala 4. Monitor TIK dan CPP
5. Monitor setatus pernafasan:
3. Tidak ada keadaan frekuensi, irama kedalaman
pingsan pernafasan PaO2, PCO2,pH,
4. Tidak ada refleks saraf bikarbonat
terganggu 6. Catat perubahan pasien
dalam merespon terhadap
stimulus
7. Berikan anti kejang,
sesuai kebutuhan
8. Hindari fleksi leher
9. Latihan roam pasif
10. Monitor intake dan out put
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah peneletian Deskriptif dengan bentuk studi
kasus, dimana penelitian diarahkan untuk mendiskripsikan bagaimana gambaran
asuhan keperawatan pada pasien melalui pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, merumuskan intervensi keperawatan, penatalaksanaan intervensi
dengan implementasi keperawatan, dan evaluasi dari tindakan keperawatan pada
pasien Meningitis di ruang Saraf RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.
2. Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. Teknik sampling merupakan cara-
cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel
yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam,
2013). Sampel penelitian ini adalah dua orang pasien meningitis di Ruangan
Saraf RSUP Dr. M. Djamil. Padang tahun 2017.
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien bersedia menjadi responden
2) Pasien dengan hari rawat selama 5 hari
F. Jenis-Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien seperti
pengkajian kepada pasien, meliputi: identitas pasien, riwayat kesehatan
pasien, pola aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap
pasien.
2. Data Sekunders
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung
dari rekam medis, serta dari dokumentasi di ruang rawat RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Data sekunder umumnya berupa bukti, data penunjang, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang tidak dipublikasikan.
G. Rencana Analisis
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan teori
keperawatan pada pasien dengan meningitis. Data yang telah didapat dari hasil
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakan diagnosa,
merecanakan tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan akan dinarasikan dan
dibandingkan dengan teori asuhan keperawatan dengan kasus meningitis. Analisa
yang dilakukan adalah untuk menentukan apakah ada kesesuaian antara teori yang
ada dengan kondisi pasien.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan data yang didapatkan berupa
data subjektif dan data objektif. Berikut ini diagnosa keperawatan yang
ditegakkan perawat ruangan berdasarkan dokumentasi, adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2
Diagnosa Keperawatan partisipan 1 dan partisipan 2
Partisipan I Partisipan II
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan pada kedua partisipan mengacu pada
NIC dan NOC berdasarkan hasil studi dokumentasi status partisipan I dan
partisipan II adalah seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Rencana Keperawatan partisipan 1 dan partisipan 2
Partisipan I Partisipan II
NOC: NOC:
a. Circulation status a. Circulation status
Kriteria hasil: Kriteria hasil:
1) Tekanan systole dan diastole a) Tekanan systole dan diastole
dalam rentang yang dalam rentang yang
diharapkan diharapkan
2) Tidak ada ortostatik b) Tidak ada ortostatik
hipertensi hipertensi
3) Tidak ada tanda-tanda c) Tidak ada tanda-tanda
peningkatan intrakranial peningkatan intrakranial
b. Perfusi jaringan : serebral b. Perfusi jaringan : serebral
Keriteria hasil : Keriteria hasil :
1) Mempertahankan tekanan a) Mempertahankan tekanan
intrakranial intrakranial
2) Tekanan darah dalam b) Tekanan darah dalam
rentang normal rentang normal
3) Tidak ada nyeri kepala c) Tidak ada nyeri kepala
4) Tidak ada muntah d) Tidak ada muntah
5) Memonitor tingkat e) Memonitor tingkat
kesadaran kesadaran
NIC : NIC :
a. Oxygen Therapy a. Oxygen Therapy
1) Periksa mulut, hidung, dan a) Periksa mulut, hidung, dan
sekret trakea sekret trakea
2) Pertahankan jalan nafas yang b) Pertahankan jalan nafas
paten yang paten
3) Atur perlatan oksigen c) Atur perlatan oksigen
4) Monitor aliran oksigen d) Monitor aliran oksigen
5) Pertahankan posisi pasien e) Pertahankan posisi pasien
b. Monitoring Peningkatan b. Monitoring Peningkatan
Intrakranial Intrakranial
1) Monitor tekanan perfusi a) Monitor tekanan perfusi
serebral serebral
2) Catat respon pasien terhadap b) Catat respon pasien
sitmulasi terhadap sitmulasi
3) Monitor tekanan intrakranial c) Monitor tekanan
pasien dan respon neurologi intrakranial pasien dan
terhadap aktifitas respon neurologi terhadap
4) Monitor intake dan outpt aktifitas
cairan d) Monitor intake dan outpt
5) Minimalkan sitmulasi dari cairan
lingkungan e) Minimalkan sitmulasi dari
6) Kolaborasi dalam pemberian lingkungan
antibiotic. f) Kolaborasi dalam
c. Vital Sign Monitoring pemberian antibiotic.
1) Monitor TD, nadi, suhu, dan c. Vital Sign Monitoring
RR a) Monitor TD, nadi, suhu, dan
2) Monitor vital sign saat pasien RR
berbaring, duduk, dan berdiri b) Monitor vital sign saat pasien
3) Auskultasi TD pada kedua berbaring, duduk, dan berdiri
lengan dan bandingkan c) Auskultasi TD pada kedua
4) Monitor TD, nadi, RR, lengan dan bandingkan
sebelum selama dan setelah d) Monitor TD, nadi, RR,
aktivitas sebelum selama dan setelah
5) Monitor kualitas dari nadi aktivitas
6) Monitor pola pernafasan e) Monitor kualitas dari nadi
abdnormal f) Monitor pola pernafasan
7) Monitor suhu, warna, dan abdnormal
kelembaban kulit. g) Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan berdasarkan hasil studi dokumentasi dan obsevasi
partisipan 1 dan partisipan 2 adalah seperti yang tertera pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.4
Implementasi Keperawatan partisipan 1 dan partisipan 2
Partisipan I Partisipan II
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil studi dokumentasi dan observasi
partisipan 1 dan partisipan 2 adalah seperti yang tertera pada tabel dibawah
ini
Tabel 4.5
Implementasi Keperawatan partisipan 1 dan partisipan 2
Partisipan I Partisipan II
C. Pembahasan
b. Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada partisipan 1 ( N.n E), keluarga
mengatakan pasien penurunan kesadaran dan disertai kejang sebanyak
2x. Pada partisipan II ( Ny. M) saat dilakukan pengkajian keluarga
mengatakan pasien penuruanan kesadaran dan disertai demam dan
kejang. Berdasarkan hasil penelitian kedua kasus peneliti beransumsi
bahwa keluhan utama yang dirasakan pada pasien meningitis meliputi
penurunan kesadaran, demam dan kejang. Hal ini sesuai dengan teori
oleh Widago (2013) yang mengatakan bahwa Keluhan utama yang
dialami kedua partisipan merupakan tanda dan gejala yang akan di
alami oleh pasien meningitis penurunan kesadaran, demam dan
kejang.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada partisipan 1 tanggal 05 Juni 2017
pukul 09.00 WIB, hari rawatan yang ke 2. Keluarga mengatakan
pasien penurunan kesadaran dan pasien mengalami demam. Pada saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Juni 2017 pukul 09.00 WIB,
hari rawatan yang ke 2. Keluarga mengatakan pasien penurunan
kesadaran dan pasien mengalami demam. Hasil pengkajian kedua
partisipan mempunyai tanda dan gejala sama yaitu penurunan
kesadaran, batuk, demam, dan kejang. Hal ini sesuai dengan Tarwoto
(2013) menyebutkan manifestasi klinis dari meningitis umumnya
adalah nyeri kepala, kejang, demam merupakan gejala awal dan pasien
bisa terjadi peningkatan TIK apabila infeksi yang terjadi pada otak
mengenai saraf kranial maka akan terjadinya peningkatan TIK.
e. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan data pada partisipan 1 dan 2
adanya perbedan yaitu pada partisipan 1 didapatkan Pemeriksaan
rasangan meningeal: kaku kuduk positif, tandan kernig positif, tanda
brudzinski positif, pada partisipan 2 didapatkan Pemeriksaan
rasangan meningeal: kaku kuduk positif, tandan kernig negatif, tanda
brudzinski negatif. Pada pemeriksaan ct scan didapatkan pada
partisipan 2 yaitu edema serebral sisi kiri dan hyperemia korteks
serebral, empvema subdural di sisi kiri dari falx posterior
Beradasarkan teori Sidharta (2009) pemeriksaan fisik kaku kuduk pada
meningitis ditemukan tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan
kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri
dan spasme otot.
f. Pemeriksaan laboratorium
Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada
pemeriksaan partisipan 1, pada tanggal 04 Juni 2017 Lekosit: 13.
680/mm (5.000-10.000) Trombosit: 284.000/mm (150.000-, pH: 7,47
mmHg, pCO2: 31 mmHg, p02: 199 mmHg, Na+: 128 mmol/L, K+ :
3,0 mmol/L, Ca+ +: 0,55 mmol/L hasil labotoriumr lumbal pungsi,
volume ± 4cc, kekeruhan : negatif, warna: bening, jumlah sel: 47/mm
pada pemeriksaan AGD didapatkan hasil alkalosis respiratori. Hasil
pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada partisipan 2
pemeriksaan, pada tanggal 04 Juni 2017: Lekosit: 35. 930/mm (5.000-
10.000), Ureum darah : 63 mg/dl (10,0- 50,0), Natrium : 129 mmol/L
(136-145), Volume ± 5c Kekeruhan: negatif Warna: bening Jumlah
sel: 49/mm, pH: 7,35, pCO2: 37 mmHg, pO2: 176 mmHg. Hasil
penelitian kedua kasus peneliti beransumsi bahwa kedua partisipan 1
dan 2 terdapat perbedaan dari hasil laboratorium yaitu lekosit yang
tinggi menunjukan adanya infeksi. Teori menurut Hunda dan Gallo
(2012) mengatakan fungsi lumbal dan kultur CSS jumlah leukosit
(CBC) meningkat, kadar glukosa darah menurun, protein meningkat,
glukosa serum meningkat.
g. Diagnosa Keperawatan
Kasus pada partisipan 1 (Nn. E) dan partisipan 2 (Ny. M) dari hasil
studi dokumentasi status pasien ditemukan 2 diagnosa keperawatan,
yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan status
sirkulasi, intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi.
Diagnosa selanjutnya yang dapat diangkat yaitu diagnosa hipertermi
berhubungan dengan peningkatan laju metabolism data pendukung
yang di temukan yaitu keluarga mengatakan pasien demam dengan
suhu 38,4°C, kekurangan volume cairan berhubungan dengan
diaphoresis data pendukung yang di temukan yaitu urien berwarna
kuning pekat, turgor kulitnya yang jelek, peningkatan suhu tubuh,
membran mukosa kering. Sedangkan diagnosa keperawatan pada teori
ada 10 yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan
dengan status sirkulasi, ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan penumpukan secret pada saluran nafas,
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja
otot pernafasan, hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan
gangguan fisiologis, nyeri berhubungan dengan agen cedera bologis,
ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan untuk makan, resiko cedera berhubungan
dengan hipoksia jaringan.
h. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan ruangan pada partisipan 1 dan
partisipan 2 pada masalah ketidakefektifan perfusi jaringan otak
berhubungan dengan status sirkulasi yaitu, posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi, memonitor TTV, memonitor tingkat
kesadaran, memonitor aliran O2, memonitor kualitas nadi, mencatat
adanya fluktuasi tekanan darah, memonitor tanda-tanda peningkatan
TIK dan respon neurologis, memonitor intake output cairan, dan
dengan sesuai resep dokter.
Menurut peneliti rencana tindakan yang dilakukan perawat ruangan
pada partisipan 1 dan partisipan 2 pada masalah ketidakefektifan
perfusi jaringan otak berhubungan dengan status sirkulasi, intoleransi
aktivitas berhubungan dengan imobilitas. Berdasarkan hasil observasi
peneliti rencana keperawatan yang dilakukan perawat ruangan sudah
sesuai dengan NIC NOC.
i. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan harus sesuai dengan perencanaan
keperawatan yang dilandaskan pada teori NANDA NIC-NOC.
Masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan otak
berhubungan dengan status sirkulasi, implementasi keperawatan yang
dilakukan perawat ruangan pada partisipan 1 dan partisipan 2
sebanyak 10 tindakan dari 21 tindakan yang direncanakan.
Menurut peneliti implementasi sudah sama dengan teori ulang ada
dalam NIC NOC (2013).
j. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses yang digunakan
untuk menilai keberhasilan asuhan keperawatan atas tindakan yang
diberikan. Pada teori maupun kasus dalam membuat evaluasi disusun
berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai.
Evaluasi yang didapatkan yaitu pada hari ke 4 tingkat kesadaran
pasien sudah meningkat yaitu delirium dengan GCS 10, pasien masih
belum bisa diajak interaksi, pada hari ke 5 masalah yang ditemukan
belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada partisipan 1
dan partisipan 2 dengan penyakit meningitis di Ruang Saraf RSUP Dr.M. Djamil
Padang pada tahun 2017, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian pada partisipan 1 tanggal 05 Juni 2017 pukul 09.30 WIB
dengan hari rawatan yang ke 2 kondisi pasien tampak lemah dengan tingkat
kesadaran somnolen GCS (E2 V2 M5), pasien terpasang kateter urin,
terpasang infuse dengan cairan NaCl 0,9% 20 tetes/menit, terpasang O2
binasal 3liter/ menit. TTV TD: 120/70 mmHg, nadi: 70x/menit, RR:
24x/menit, suhu; 38,3 C.
Pada partisipan 2 dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Juni 2017 pukul
09.30 WIB dengan hari rawatan yang ke 2 kondisi pasien tampak lemah
dengan GCS 11 (E3 V3 M5), tingkat kesadaran delirium, NGT terpasang,
kateter terpasang, terpasang O2 binasal 4 liter/menit, terpasang infus naCl
0,9% TD: 110/70 mmHg, nadi: 80x/menit, RR: 26x/menit, suhu: 37,8C.
2. Kasus pada partisipan 1 dari hasil studi dokumentasi status pasien ditemukan
2 diagnosa keperawatan yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan otak
berhubungan dengan status sirkulasi, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan imobilisasi. Diagnosa yang ditegakkan perawat ruangan pada
partisipan 1 perlu ditambahkan sehingga ada 7 diagnosa yang muncul yaitu
hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, resiko cedera
berhubungan dengan hipoksia jaringan, kekurangan volume cairan
berhubungan dengan diaphoresis, ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan penumpukan secret pada saluran pernafasan,
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja otot
pernafasan.
Kasus pada partisipan 2 dari hasil studi dokumentasi status pasien ditemukan
2 diagnosa keperawatan yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan otak
berhubungan dengan status sirkulasi, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan imobilisasi. Diagnosa yang ditegakkan perawat ruangan pada
partisipan 1 perlu ditambahkan sehingga ada 7 diagnosa yang muncul yaitu
hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, resiko cedera
berhubungan dengan hipoksia jaringan, kekurangan volume cairan
berhubungan dengan diaphoresis, ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan penumpukan secret pada saluran pernafasan,
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja otot
pernafasan.
3. Rencana keperawatan yang disusun tergantung kepada masalah keperawatan
yang ditemukan yaitu sesuai dengan teori yang telah ada, berdasarkan dengan
Nanda NIC-NOC.
4. Implementasi keperawatan mengacu kepada rencana tindakan yang telah
disusun. Implementasi keperawatan dilakukan pada partisipan 1 dan
partisipan 2 dimulai tanggal 05- 10 Juni 2017.
5. Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir proses yang digunakan untuk
menilai keberhasilan asuhan keperawatan atas tindakan yang diberikan. Pada
teori maupun kasus dalam membuat evaluasi disusn berdasarkan tujuan dan
kriteria hasil yang ingin dicapi. Evaluasi yang di dapatkan yaitu pada hari ke
4 tingkat kesadaran pasien sudah meningkat yaitu delirium dengan GCS 10,
pasien masih belum bisa diajak interaksi, pada hari ke 5 masalah yang
ditemukan belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi perawat ruang saraf
Diharapkan perawat ruangan dapat melanjutkan rencana tindakan
selanjutnya pada pasien meningitis.
2. Bagi partisipan 1 dan partisipan 2
Diharapkan kedua partisipan dapat mengikuti program pengobatan sesuai
dengan yang dianjurkan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian komprehensif dan
mengambil diagnosis keperawatan secara tepat menurut pengkajian
yang didapatkan, melaksanakan tindakan keperawatan dengan lebih
dahulu memahami masalah dengan baik, dan mendokumentasikan
hasil tindakan yang telah dilakukan.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien meningitis.
Daftar Pustaka
Batticaca, fransisca B. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Doctherman, J .M., & Wagner, C.M. 2013. Nursing
Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Mocomedia
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Doctheman, J .M., & Wagner, C.M. 2013. Nursing
Outcome Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Mocomedia
Jannis & Hendrik. 2006. Meningitis Mortallty In Neurologi Ward Of Dr. Cipto
Mangukusumo Hospital. Jakarta: Med J Indones. tersedia pada
http://www.google.com/www.jurnal.ipi.ac.id di akses pada tanggal 6 Febuari
2017
Masfiyah., Aris Catur Bintoro., & Purnomo Hadi. 2013. Gambaran Definitif
Meningitis Tuberkulosa di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Semarang: FK Unissula
Semarang. tersedia pada http://www.google.com/www.jurnal.ipi .ac.id eduhealth
di akses pada tanggal 26 Januari 2017
Nurarif Huda Amin., Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. 2016. Asuhan Keperawatan
Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, NIC,NOC Dalam Berbagai
Kasus. Jogjakarta: Mediaction Publishing
Widago, wahyu., Toto Suharyanto, S. Kep, Ns., Ratna Aryani, S. Kep, Ns. 2013.
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MENINGITIS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identifikasi pasien :
1) Nama : N.n. E
2) Tempat/tgllahir : Kerinci/ 09 November 1997
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Status kawin : Belum kawin
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Belum berkerja
8) Alamat : Desa Kresik Tuo Kayu Aro Kerinci
9) Diagnose medis : Meningitis
b. Identifikasi penanggung jawab
1) Nama : Ny. B
2) Pekerjaan : Ibu rumah tangga
3) Alamat : Desa Kresik Tuo Kayu Aro Kerinci
4) Hubungan : Ibu
c. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama :
Pasien datang ke RSUP Dr. M. Djamil padang melalui rujukan
RSU.M. Thalib Kerinci pada tanggal 04 juni 2017 pasien masuk
melalui IGD pada pukul 22.00 WIB dengan keluhan pasien
penurunan kesadaran dan di sertai kejang sebanyak 2x.
b) Keluhan saat dikaji (PQRST) :
Pada saat pengkajian tanggal 05 Juni 2017 pada pukul 09.30 WIB,
pasien penurunan kesadaran dengan GCS 9 (E2 M5 V2) pasien
mengalami demam, pasien terpasang NGT, pasien terpasang
binasal 3 liter/menit, pasien terpasang kateter, TD: 120/ 70 mmHg,
nadi : 70x/menit, suhu 38,4 C, RR: 24x/menit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan pasien kuliah di bukit tinggi saat itu pasien sudah
merasakan sakit kepala, batuk, dan demam, keluarga pasien sudah
menyuruh pasien untuk berobat tapi hanya di jawab iya dengan pasien,
± 2 bulan penyakit pasien bertambah parah, pasien sempat di obati
oleh keluarga dengan cara tradisional dan baru di bawah ke RSUD
kerinci dengan diagnosa thypoid dan dirawat selama ± 2 minggu
pasien sempat kejang sebanyak 2x, kejang pertama pasien masih sadar,
kejang yang kedua pasien mulai penurunan kesadaran, dari
pemeriksaan BTA terdapat negatif hasil pemeriksaan laboratorium.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama dengan pasien, keluarga juga mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan seperti DM,
jantung, dan hipertensi.
d. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
1) Pola nutrisi
Keluarga mengatakan saat sehat pasien makan 3x sehari dengan nasi +
lauk + sayur, namun jarang makan buah, dan minum air putih sebanyak
8-9 gelas (1800-2000cc/hari).
Saat sakit pasien diberi diit MC 5x 300cc/ hari melalui NGT, infus
Nacl 0,9%.
2) Pola eliminasi
Keluarga mengatakan saat sehat BAB pasien lancar 1-2 x sehari,
konsistensi lembek, tidak ada keluhan, BAK lancar, tidak ada keluhan,
sebanyak ± 7-8 x perhari. Saat sakit pasien tepasang kateter, input =
2400cc/hari, urien 24 jam 2000 cc/hari, warna kuning pekat dan BAB
1x/ hari, konsistensi lembek, menggunakan pempes.
e. Pemeriksaan fisik
1. Tanda- tanda vital
TD : 128/84 mmHg
Nadi : 81x/ menit
Pernafasan : 29x/ menit
Suhu :38,4 C
2. Pemeriksaan Head To Toe
a) Kepala
Tampak simetris, rambut tidak mudah rontok, tidak ada lesi dan
oedema.
b) Mata
Nerfus II, III, IV, VI :
Di lakukan tapi tidak dapat di nilai karena pasien tidak
sadar Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikhterik.
c) Hidung
Nervus 1 : tidak dapat di nilai karena pasien tidak sadar
Tidak ada pernafasan cuping hidung
Pasien terpasang O2 binasal
d) Mulut
Nerfus VII, XII : tidak dapat di nilai karena pasien tidak sadar
Mukosa bibir tampak lembab
e) Leher
Nerfus IX ,X , XI: tidak dapat di nilai pasien tidak sadar
f) Dada
1. Paru
I : simetris kiri dan kanan
P:
P:
A:
2. Jantung
I : Ictus tidak teraba
P : ictus teraba 1 jari medial midklavikula sinistra RIC IV.
P: bunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II RIC 4-5
midklavikula.
A: tidak ada mur-mur.
g) Ekstremitas
Ekstremitas atas :
pasien terpasang infuse sebelah kanan, tidak ada edema, CRT
kembali < 2 detik.
Ekstremitas bawah : tidak ada edema, CRT kembali < 2 detik
f. Data penunjang
a. Laboratorium
Haemoglobin: 12,1 g/dl (12-16)
Lekosit: 13. 680/mm (5.000-10.000)
Trombosit: 284.000/mm (150.000- 400.000)
Glukosa sewaktu: 96 mg/dl (< 200)
Ureum darah : 26 mg/dl (10,0- 50,0)
Kreatinin darah: 0,5 mg/dl (0,6 – 1,1)
Natrium : 127 mmol/L (136-145)
Kalium : 3,5 mmol/L (3,5-5,1)
Klorida serum : 97 mmol/L
pH: 7,47 mmHg
pCO2: 31 mmHg
p02: 199 mmHg
Na+: 128 mmol/L
K+ : 3,0 mmol/L
Ca+ +: 0,55 mmol/L
g. Program dan rencana pengobatan
Dexametason 4x
Draprazol 400grm 2x
Ceftriaxson 2grm 2x
Pct 75gram 3x
2. ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS: Keluarga Ketidakefektifan perfusi Status sirkulasi
mengatakan bahwa jaringan serebral
pasien tidak sadar
DO: pasien tampak tidak
sadar, GCS 9 (E2,
M5,V2)
DS: Keluarga
mengatakan bahwa Intolerasi aktifitas Imobilitas
badan pasien tidak
bisa di gerakan
DO: ADL pasien hanya
di bantu oleh
keluarga dan
perawat, pasien
tampak bedres
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ditemukan
Diagnosa Keperawatan Dipecahkan
No masalah
Tgl Paraf Tgl Paraf
1 Ketidakefektifan perfusi 05 Juni 06 Juni
jaringan serebral 2017 2017
berhubungan dengan
hambatan aliran darah ke
otak
2 Intoleransi aktifitas 05 Juni 06 Juni
berhubungan dengan 2017 2017
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N Diagnosa
NOC NIC
o Keperawatan
1 NOC: NIC :
Ketidakefektifa c. Circulation status d. Oxygen Therapy
n perfusi Kriteria hasil: f) Periksa mulut, hidung,
jaringan otak 4) Tekanan systole dan dan sekret trakea
berhubungan diastole dalam rentang g)Pertahankan jalan
dengan status yang diharapkan nafas yang paten
sirkulasi 5) Tidak ada ortostatik h)Atur perlatan oksigen
hipertensi i) Monitor aliran oksigen
6) Tidak ada tanda-tanda j) Pertahankan posisi
peningkatan intrakranial pasien
d. Perfusi jaringan : e. Monitoring
serebral Peningkatan
Keriteria hasil : Intrakranial
6) Mempertahankan g) Monitor tekanan
tekanan intrakranial perfusi serebral
7) Tekanan darah dalam h) Catat respon pasien
rentang normal terhadap sitmulasi
8) Tidak ada nyeri kepala i) Monitor tekanan
9) Tidak ada muntah intrakranial pasien dan
10) Memonitor tingkat respon neurologi
kesadaran terhadap aktifitas
j) Monitor intake dan
outpt cairan
k) Minimalkan sitmulasi
dari lingkungan
l) Kolaborasi dalam
pemberian antibiotic.
5) Pola eliminasi
Keluarga mengatakan saat sehat BAB pasien lancar 1-2 x sehari,
konsistensi lembek, tidak ada keluhan, BAK lancar, tidak ada keluhan,
sebanyak ± 7-8 x perhari. Saat sakit pasien tepasang kateter, input =
2400cc/hari, urien 24 jam 2000 cc/hari, warna kuning pekat dan BAB
1x/ hari, konsistensi lembek, menggunakan pempes.
d) Pemeriksaan fisik
3. Tanda- tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Pernafasan : 29x/ menit
Suhu :37,8 C
4. Pemeriksaan Head To Toe
h) Kepala
Tampak simetris, rambut tidak mudah rontok, tidak ada lesi dan
oedema.
i) Mata
Nerfus II, III, IV, VI :
Di lakukan tapi tidak dapat di nilai karena pasien tidak
sadar Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikhterik.
j) Hidung
Nervus 1 : tidak dapat di nilai karena pasien tidak sadar
Tidak ada pernafasan cuping hidung
Pasien terpasang O2 binasal
k) Mulut
Nerfus VII, XII : tidak dapat di nilai karena pasien tidak sadar
Mukosa bibir tampak lembab
l) Leher
Nerfus IX ,X , XI: tidak dapat di nilai pasien tidak sadar
m) Dada
3. Paru
I : simetris kiri dan kanan
P:
P:
A:
4. Jantung
I : Ictus tidak teraba
P : ictus teraba 1 jari medial midklavikula sinistra RIC IV.
P: bunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II RIC 4-5
midklavikula.
A: tidak ada mur-mur.
n) Ekstremitas
Ekstremitas atas :
pasien terpasang infuse sebelah kanan, tidak ada edema, CRT
kembali < 2 detik.
Ekstremitas bawah : tidak ada edema, CRT kembali < 2 detik
e) Data penunjang
b. Laboratorium
Haemoglobin: 12,1 g/dl (12-16)
Lekosit: 13. 680/mm (5.000-10.000)
Trombosit: 284.000/mm (150.000- 400.000)
Glukosa sewaktu: 96 mg/dl (< 200)
Ureum darah : 26 mg/dl (10,0- 50,0)
Kreatinin darah: 0,5 mg/dl (0,6 – 1,1)
Natrium : 127 mmol/L (136-145)
Kalium : 3,5 mmol/L (3,5-5,1)
Klorida serum : 97 mmol/L
pH: 7,47 mmHg
pCO2: 31 mmHg
p02: 199 mmHg
Na+: 128 mmol/L
K+ : 3,0 mmol/L
Ca+ +: 0,55 mmol/L
f) Program dan rencana
pengobatan Dexametason 4x
Draprazol 400grm 2x
Ceftriaxson 2grm 2x
Pct 75gram 3x
3. ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS: Keluarga Ketidakefektifan perfusi Status sirkulasi
mengatakan bahwa jaringan serebral
pasien tidak sadar
DO: pasien tampak tidak
sadar, GCS 9 (E2,
M5,V2)
DS: Keluarga
mengatakan bahwa Intolerasi aktifitas Imobilitas
badan pasien tidak
bisa di gerakan
DO: ADL pasien hanya
di bantu oleh
keluarga dan
perawat, pasien
tampak bedres
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ditemukan
Diagnosa Keperawatan Dipecahkan
No masalah
Tgl Paraf Tgl Paraf
1 Ketidakefektifan perfusi 05 Juni 06 Juni
jaringan serebral 2017 2017
berhubungan dengan
hambatan aliran darah ke
otak
2 Intoleransi aktifitas 05 Juni 06 Juni
berhubungan dengan 2017 2017
5. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa
N NOC NIC
Keperawatan
o
1 NOC: NIC :
Ketidakefektifa e. Circulation status g. Oxygen Therapy
n perfusi Kriteria hasil: k) Periksa mulut, hidung,
jaringan otak 7) Tekanan systole dan dan sekret trakea
berhubungan diastole dalam rentang l) Pertahankan jalan
dengan status yang diharapkan nafas yang paten
sirkulasi 8) Tidak ada ortostatik m) Atur perlatan
hipertensi oksigen
9) Tidak ada tanda-tanda n) Monitor aliran oksigen
peningkatan intrakranial o)Pertahankan posisi
f. Perfusi jaringan : pasien
serebral h.Monitoring
Keriteria hasil : Peningkatan
11) Mempertahankan Intrakranial
tekanan intrakranial m) Monitor tekanan
12) Tekanan darah perfusi serebral
dalam rentang normal n)Catat respon pasien
13) Tidak ada nyeri terhadap sitmulasi
kepala o)Monitor tekanan
14) Tidak ada muntah intrakranial pasien dan
15) Memonitor tingkat respon neurologi
kesadaran terhadap aktifitas
p)Monitor intake dan
outpt cairan
q)Minimalkan sitmulasi
dari lingkungan
r) Kolaborasi dalam
pemberian antibiotic.