Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi
Otitis Media adalah inflamasi pada telinga tengah yang berkaitan dengan
akumulasi cairan. Berjenis akut, kronik, supuratif, atau sekretori.Otitis media adalah
peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tubaeustachius, antrum mastoid
dan sel-sel mastoid.
Otitis media terdiri atas:
1. Otitis media supuratif
a. Otitis media supuratif akut/otitis media akut (OMA)
b. Otitis media supuratif kronik (OMSK/OMP)2.
2. Otitis media non supuratif (Serosa)
a. Otitis media serosa akut (Barotrauma)
b. Otitis media serosa kronis (Glue Ear)

Otitis Media Akut adalah infeksi akut telinga tengah. (Brunner and
Sudatth.1997:2050). Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau
seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999). Otitis media akut
adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan mendadak dari infeksi bakteri dalam
telinga bagian tengah. (Charlene J. Reevas. 2001:16)

Otitis Media Kronis adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan
irreversible dan biasanya disebabkan karena episode berulang OMA (Brunner and
Sudatth.1997:2052). Otitis Media Kronis adalah perforasi membrane timpani secara
permanent, dengan atau tanpa pengeluaran pus dan kadang-kadang disertai oleh
perubahan dalam mukosa dan struktur tulang dari telinga tengah. (Priscilla Lemone.
2001:1496)Otitis Media Perforasi adalah infeksi kronis ditelinga tengah dengan perforasi
membrane timpani dan secret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang
timbul, ecret mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah. (Dr Efiaty dan Prof
Nurbaity Sp.THT).

Otitis media akut (OMA) merupakan infeksi pada telinga tengah yang bersifat akut
atau mendadak. 70% anak diperkirakan mengalami otitis media minimal satu kali dan
bahkan lebih ketika menjelang usia tiga tahun (Mahardika et al., 2019). Patogen
penyebab OMA tersering adalah Streptococcus pneumoniae,Haemophilus influenzae, dan
Moraxella catarrhalis (Kaur et al., 2017).

Faktor risiko terjadinya otitis media akut adalah usia muda, kelainan orofasial,
paparan asap rokok, durasi pemberian ASI yang pendek, dan riwayat OMA dalam
keluarga (Saux et al., 2016). Salah satu faktor risiko utama terjadinya otitis media akut
adalah usia. Anak-anak cenderung lebih berisiko mengalami infeksi telinga tengah
dibandingkan orang dewasa karena struktur anatomi dari tuba eusthacius anak memiliki
posisi lebih horizontal, lebih pendek, dan lebih fleksibel dibandingkan orang dewasa
(Qureishi et al., 2014). Selain itu, rhinitis akut juga meningkatkan risiko terjadinya otitis
media akut karena dapat terjadi invasi bakteri dari rongga hidung ke tuba eusthacius.
Otitis media akut yang tidak diberikan penanangan yang baik dapat berkembang menjadi
otitis media supuratif kronis (Wicaksana et al., 2019).

Perjalanan otitis media akut dimulai ketika patogen penyebab OMA masuk ke telinga
tengah dan terjadi infeksi ditandai dengan adanya cairan atau efusi pada telinga tengah
(Schilder et al., 2016). Infeksi terus berkembang hingga timbul nanah disertai dengan
tanda-tanda peradangan (Nisa, 2017). Gejala sistemik yang dialami berupa demam, nyeri
telinga, kesulitan tidur (Saux et al., 2016). Diagnosis OMA pada anak dapat dilakukan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anak dengan edema membran timpani
baik sedang hingga berat dengan onset otorrhea baru bukan akibat infeksi sekunder dari
otitis eksterna dapat menegakkan diagnosis OMA (Qureishi et al., 2014).

B. Etiologi
1. Otitis media akuta.
a. Masuknya bakteri patogenik (Streptococus Pnemoniae, Hemophylus Influenzae,dan
Moraxella Catarrhalis) ke dalam telinga tengah
b. Disfungsi tuba eustachius, seperti obstruksi yang diakibatkan infeksi saluran
pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (sinusitis, hipertropi adenoid),atau
reaksi alergi (rhinitis alergika)
2. Otitis media supuratif kronik
Terapi episode otitis media akut yang tidak adekuat atau infeksi akibat jenis bakteri yang
resistan.
3. Otitis media sekretori
Infeksi virus, alergi, atau barotrauma.
4. Otitis media sekretori kronik
Pertumbuhan yang berlebihan pada jaringan adenoid, edema, infeksi sinus kronik, atau
terapi otitis media supuratif akut yang tidak adekuat.

C. Tanda dan Gejala


1. Otitis Media Akut
a. Otalgia (nyeri telinga), akan hilang secara spontan jika terjadi perforasi
spontanmembrane timpani
b. Keluarnya cairan dari telinga
c. Demam
d. Kehilangan pendengaran
e. Tinitus

2. Otitis Media Kronis

a. Kehilangan pendengaran
b. Otorea intermitten atau persisten yang bau busukc
c. Tidak ada nyeri
d. Pada pemeriksaan audiogram menujukkan tuli konduktif dalam berbagai derajat.

3. Otitis Media Perforasi

a. Pasien mengeluh kehilangan pendengaran


b. Rasa penuh dalam telinga
c. Suara letup ataau berderik yang terjadi ketika tuba eustachius berusaha membuka.

D. Patofiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran nafas seperti
radangtenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Saat bakteri melalui saluran eustachius, dapat menyebabkan infeksi pada saluran
tersebutsehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan
datangnyasel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh
bakteridengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah
dalamtelinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran eustachius
menyebabkanlender yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul dibelakang
gendang telinga.
Jika lender dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu
karenagendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran
ditelinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami
umumnyasekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat
menyebabkangangguan pendengaran hingga 45 desibel (bisikan halus). Namun cairan
yang lebih banyak dapat menyebabkangangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran
pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat,
cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnyadapat merobek gendang telinga
karena tekanannya.

E. Manifestasi Klinis

Gejala otitis media akut dapat bervariasi antara lain :

a. Nyeri telinga (otalgia)

b. Keluarnya cairan dari telinga

c. Demam

d. Kehilangan pendengaran

e. Tinnitus
f. Membrane timpani tampak merah dan menggelembung (Smeltzer & Bare, 2001: 2051)

Menurut Adams (1997: 96) gejala otitis media akut berupa :

a. Nyeri
b. Demam
c. Malaise
d. Nyeri kepala
e. Membrane timpani tampak merah dan menonjol
f. Abses telinga tengah
g. Pada bayi sering kali mudah marah, bangun di tengah malam sambil
menangis dan menarik-narik telinganya.

F. Faktor Resiko Otitis Media

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya infeksi pada telinga tengah:

1. Usia

Anak-anak berusia di bawah 3 tahun jauh lebih mudah mengalami infeksi telinga tengah. Hal ini
karena ukuran dan bentuk saluran eustachius yang dimiliki anak masih terlalu besar.

2. Jenis kelamin

Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin laki-laki dibanding dengan
perempuan. Apabila Anda atau anak Anda berjenis kelamin laki-laki, risiko untuk menderita
infeksi ini jauh lebih tinggi.

3. Berada di tempat dengan kadar polusi yang tinggi

Apabila Anda sering beraktivitas di tempat dengan kualitas udara yang buruk lebih risiko untuk
mengidap penyakit ini.

4. Merokok

Entah itu perokok aktif maupun perokok pasif, keduanya sama-sama berisiko mengalami infeksi
telinga di bagian tengah. Hati-hati, asap rokok dapat masuk ke dalam telinga secara langsung dan
menyebabkan infeksi telinga.

5.Sistem imun tubuh yang buruk

Sistem imun tubuh yang bermasalah dapat menyebabkan tubuh lebih mudah terpapar serangan
bakteri maupun virus, sehingga infeksi dapat terjadi. Orang-orang dengan penyakit autoimun,
seperti arthritis dan HIV, juga berisiko terkena infeksi telinga tengah.
6. Berada di tempat ramai
Apabila Anda sering menitipkan anak di tempat penitipan yang ramai, anak Anda lebih rentan
terkena flu atau demam yang ditularkan dari anak-anak lain. Kondisi ini mengakibatkan peluang
terserang infeksi bakteri dan virus semakin besar.

7. Keturunan keluarga
Apabila terdapat anggota keluarga Anda yang pernah mengalami infeksi telinga, khususnya yang
tergolong kronis, kesempatan Anda untuk terkena infeksi pun lebih besar.

8. Bayi menyusui dari botol

Bayi yang minum dari botol, terutama dengan posisi tidur, lebih mudah terkena infeksi telinga
dibanding dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.

9. Menderita gangguan pernapasan kronis

Jika Anda pernah atau sedang menderita gangguan pernapasan yang kronis, seperti cystic
fibrosis atau asma, peluang Anda untuk mengalami penyakit infeksi telinga tengah jauh lebih
besar.

10. Musim tertentu


Otitis media akut lebih sering terjadi di musim tertentu, seperti musim dingin atau musim hujan.
Orang-orang dengan kondisi alergi yang sering kambuh di musim-musim tertentu berisiko
mengalami infeksi ini.

11. Memiliki kondisi bibir sumbing

Penderita bibir sumbing memiliki struktur tulang dan otot yang berbeda dengan orang normal.
Kondisi ini menyebabkan pembuangan cairan pada saluran eustachius lebih sulit untuk
dilakukan, sehingga risiko untuk terkena infeksi pun lebih tinggi.

Komplikasi Otitis Media

1. Gangguan pendengaran

Dikutip dari Mayo Clinic kehilangan pendengaran bersifat sementara dan lebih ringan adalah
gejala umum yang muncul pada penderita infeksi ini. Pada penderita yang memiliki infeksi
kronis, penderita berisiko mengalami kehilangan pendengaran permanen.

2. Infeksi menyebar ke jaringan sekitar telinga


Infeksi yang tidak segera diatasi atau tidak membaik setelah diobati dapat menyebar ke
jaringan-jaringan di sekitar telinga. Salah satu jenis infeksi yang dapat terjadi adalah mastoiditis.

3. Kemampuan berbicara tertunda

Bayi atau balita yang mengalami infeksi telinga tengah mungkin akan mengalami penundaan
atau gangguan pada kemampuan bicara dan bersosialisasi.

4. Gendang telinga terluka atau pecah


Dalam kasus yang cukup parah, infeksi berpotensi menyebabkan luka atau pecahnya gendang
telinga. Kondisi ini umumnya akan membaik dalam 72 jam.

5. Vertigo dan hilang keseimbangan

Otitis media dapat menyebabkan vertigo karena cairan infeksinya akan menyumbat saluran
eustachius yang terdapat di bagian dalam telinga. Ketika saluran eustachius bermasalah, Anda
akan mengalami sakit kepala hebat khas vertigo yang membuat tubuh mudah goyah.

6. Meningitis

Infeksi telinga akibat bakteri dan virus pada anak-anak dan orang dewasa dapat menyebabkan
meningitis. Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada selaput pembungkus
sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meninges).

7. Abses otak

Abses otak adalah salah satu komplikasi infeksi otitis media yang paling serius. Cairan berisi
bakteri yang tadinya mengenang dalam telinga bisa mengalir ke otak dan akhirnya menumpuk
di sana. Lama kelamaan, cairan yang menumpuk di otak akan berubah menjadi nanah.

8. Lumpuh wajah
Penyakit Bell’s palsy adalah risiko komplikasi infeksi telinga tengah lainnya. Bell’s palsy ditandai
dengan kelumpuhan wajah akibat peradangan dan pembengkakan pada saraf perifer yang
mengontrol otot salah satu sisi wajah.

Penatalaksanaan Otitis Media

Penatalaksanaan Otitis Media Akut menurut Soepardi& Iskandar (2001: 52- 53) tergantung
pada stadium penyakitnya yaitu:

1. Stadium Oklusi: bertujuan untuk membuka tuba eustachius sehingga tekanan negatif
ditelinga tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes hidung HCL efedrin 0,5% dan pemberian
antibiotik apabila penyebab penyakit adalah kuman, bukan virus atau alergi.

2. Stadium Presupurasi: analgetika, antibiotika yang dianjurkan biasanya golongan ampicillin


atau penicilin.

3. Stadium Supurasi: diberikan antibiotika dan obat-obat simptomatik. Dapat dilakukan


miringotomi bila membran menonjol dan masih utuh untuk mencegah perforasi.

4. Stadium Perforasi: sering terlihat sekret banyak yang keluar dan kadang terlihat keluarnya
sekret secara berdenyut (pulsasi). Pengobatannya adalah obat pencuci telinga H2O2 3% selama
35 hari dan diberikan antibiotika yang adekuat.

5. Stadium Resolusi: maka membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi da
perforasi membran timpani menutup.

Farmakologis Otitis Media

Penatalaksanaan yang dilakukan pada otitis media akut bergantung dari stadium yang diderita,
yaitu;

1. Stadium oklusi, diberikan antibiotik berupa Ampicillin atau Penicillin dan obat tetes hidung
HCL efedrin 0,5%.

2. Stadium hiperemis, diberikanan algetik untuk meredakan nyeri, antibiotik, dan obat tetes
hidung HCL efedrin 0,5%.

3. Stadium supurasi, pengobatan dapat berupa antibiotik dan obat simptomatik. Pada stadium
ini, miringotomi dapat dilakukan untuk mencegah perforasi.

4. Stadium perforasi, diberikan antibiotik yang adekuat dan 3% selama kurang lebih 3 – 5 hari
(Munilson & Edward,2007)

Terapi Diet Otitis Media


Terapi diet terkait sistem persepsi sensori otitis media mencakup pilihan makanan dan nutrisi
yang dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi
telinga tengah. Berikut adalah beberapa strategi diet yang dapat membantu:

1. Makanan Tinggi Vitamin C dan E:


• Vitamin C memiliki sifat antiinflamasi dan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Sumber alami vitamin C meliputi jeruk, kiwi, stroberi, dan brokoli.
• Vitamin E juga memiliki sifat antiinflamasi dan dapat membantu melindungi sel-sel dari
kerusakan. Sumber vitamin E termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun.

2. Omega-3 Asam Lemak:

• Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden,
memiliki sifat antiinflamasi dan dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh.

3. Zat Besi dan Seng:


• Zat besi dan seng adalah mineral penting untuk sistem kekebalan tubuh. Makanan kaya zat
besi termasuk daging merah, ayam, dan biji-bijian. Seng dapat ditemukan dalam daging,
seafood, dan kacang-kacangan.

4. Probiotik dan Prebiotik:


• Probiotik adalah mikroorganisme baik yang mendukung keseimbangan bakteri dalam saluran
pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Makanan seperti yogurt, tempeh, dan miso
mengandung probiotik.
• Prebiotik adalah serat yang memberi makan bakteri baik di usus. Makanan kaya prebiotik
termasuk bawang putih, bawang bombay, dan pisang.

5. Hindari Makanan Pemicu Alergi atau Sensitivitas:


• Beberapa orang mungkin memiliki alergi atau sensitivitas terhadap makanan tertentu, yang
dapat memperburuk kondisi inflamasi. Penting untuk mengidentifikasi dan menghindari
makanan-makanan tersebut.

6. Minum Air yang Cukup:


• Memastikan hidrasi yang cukup dapat membantu menjaga saluran telinga tetap sehat dan
mengurangi risiko infeksi.

7. Hindari Makanan Tinggi Gula dan Lemak Jenuh:


• Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
dan meningkatkan risiko peradangan.

Dapus:

Kemenkes RI. 2018. Telinga Sehat Investasi Masa Depan. (Online), tersedia
dihttp://www.depkes.go.id/article/view/18030500002/telinga-sehat-investasi-masa depan.
html, diakses pada 09 September 2019 puku 11.36

Brigitta Shinta Dewi, Angelica Philia Christy, DKK (2018) “Otitis Media Efusi: Etiologi,
Patofisiologi, Patogenesis, Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, Komplikasi” volume 13 Journal
of medulla

Shewoord, Lauralee. Fisiologi Manusia dari sel ke system, Edisi 2. Jakrta : EGC. 2019

Efiaty Arsyad, Prof, Dr,SpTHT (K),dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jkarta : FKUI. 2017

Tanim Arif, dkk. 2020. Karakteristik Pasien Otitis Media Akut. Jurnal Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.

Gaddey, H., Wright, M., & Nelson, T. 2019. Otitis Media: Rapid Evidence Review. American
Family Physician, 100(6), pp. 350-56.
Amalia,Siti,I.(2020).Diagnosis dan Tatalaksana Otitis Media Akut. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional,2(4),2714.

Anda mungkin juga menyukai