Seorang wanita berusia 45 tahun di rawat di bangsal penyakit dalam dengan keluhan terdapat
ulkus di telapak kaki sebelah kiri. Pasien mengeluh nyeri, kaki tampak membengkak,
berwarna merah dan terdapat pus pada bagian luka. Pasien juga mengeluh letih, merasa tidak
berenergi dan lemah. Hasil pengkajian: riwayat DM tipe 2 sejak 5 tahun, dan pasien rutin
mengkonsumsi obat anti diabetik. Dokter merencanakan pemeriksaan darah untuk menilai
keefektifan obat yang dikonsumsi pasien. Pasien mengatakan sering lapar, sering kencing dan
sering haus. Hasil pengkajian: TD 150/80 mm/Hg, frekuensi nadi 84 x/menit, frekuensi napas
23x/menit, suhu 37º C, IMT 16, penurunan berat badan, mukosa bibir kering, kadar gula
darah sewaktu 325 mg/dl.
Tugas:
Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan dengan mengukur kadar atau presentase glukosa
yang terikat dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen yang terletak
dalam sel darah merah. Pemeriksaan ini tergantung dari kadar glukosa dan jumlah serta umur
sel darah merah. Rata-rata umur sel darah merah sekitar 120 hari. Jadi pemeriksaan HbA1c
ini dapat memperkirakan kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir.
3. Buatlah diagnosa keperawatan sesuai dengan analisa data pada kasus tersebut.
Lengkapi dengan pathway singkat.
bibir kering
- Klien mengeluh sering haus
2 DO: hipovolemia Peningkatan kadar
Mukosa bibir kering glukosa darah
Tampak kurus
Sering kencing Hiperosmolaritas
Penurunan
komposisi cairan
intraseluler
Kekurangan volume
cairan
Dehidrasi
hypovolemia
Penyumbatan
pembuluh darah
Anggiopati
Penurunan asupan
nutrisi oksigen dan
antibiotika
4. Buatlah kriteria hasil dan intervensi keperawatan sesuai dengan asuhan
keperawatan pada kasus tersebut
Monitor keton
urin,
kadar analisa gas
darah
Terapeutik
Berikan asupan
cairan oral
Konsultasi dengan
medis jika tanda
dan gejala
hiperglikemia tetap
ada atau
memburuk
Fasilitasi ambulasi
jika ada hipotensi
ortostatik
Edukasi
Anjurkan
menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih
dari 250 mg/dl
Anjurkan monitor
kadar glukosa
darah secara
mandiri
Anjurkan
kepatuhan
teerhadap diet dan
olahraga
Ajarkan indikasi
dan pentingnya
pengujian keton
urin jika perlu
Ajarkan pengelola
diabetes seperti
penggunaan insulin
dan penggantian
karbohidrat
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian insulin
Kolaborasi
pemberian cairan
IV jika perlu
Kolaborasi
pemberian kallum
jika perlu
Hipovolemia Status Setelah dilakukan Manajemen Observasi
Cairan asuhan hipovolemia Periksa tanda dan
keperawatan 3x 24 gejala hipovolemia
jam diharapkan (mis: frekuensi nadi
status cairan meningkat, nadi
membaik dengan teraba lemah,
kriteria hasil: tekanan darah
1. Tugor kulit menurun, tekanan
meningkat nadi menyempit,
2. Output urine turgor kulit
meningkat menurun, membran
3. Berat badan mukosa kering,
meningkat volume urin
4. Perasaan lemah menurun,
menurun hematokrit
5. Keluhan haus meningkat, haus,
menurun
lemah)
Monitor intake dan
output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan
cairan
Berikan posisi
modified
Trendelenburg
Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian cairan
IV isotonis (mis:
NaCL, RL)
Kolaborasi
pemberian cairan
IV hipotonis (mis:
glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (albumin,
plasmanate)
Kolaborasi
pemberian produk
darah