Anda di halaman 1dari 12

DIABETES MEILITUS

Seorang wanita berusia 45 tahun di rawat di bangsal penyakit dalam dengan keluhan terdapat
ulkus di telapak kaki sebelah kiri. Pasien mengeluh nyeri, kaki tampak membengkak,
berwarna merah dan terdapat pus pada bagian luka. Pasien juga mengeluh letih, merasa tidak
berenergi dan lemah. Hasil pengkajian: riwayat DM tipe 2 sejak 5 tahun, dan pasien rutin
mengkonsumsi obat anti diabetik. Dokter merencanakan pemeriksaan darah untuk menilai
keefektifan obat yang dikonsumsi pasien. Pasien mengatakan sering lapar, sering kencing dan
sering haus. Hasil pengkajian: TD 150/80 mm/Hg, frekuensi nadi 84 x/menit, frekuensi napas
23x/menit, suhu 37º C, IMT 16, penurunan berat badan, mukosa bibir kering, kadar gula
darah sewaktu 325 mg/dl.

Tugas:

1. Buatlah pengkajian keperawatan pada kasus tersebut menggunakan pendekatan 11


pola fungsional Gordon!

Pola kebutuhan dasar

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan:


- Pasien rutin mengkonsumsi obat anti diabetik.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
- Sebelum sakit: -
- Saat sakit: Berat badan menurun, IMT 16
c. Pola Eliminasi
1) BAB
- Sebelum sakit: -
- Saat sakit: -
2) BAK
- Sebelum sakit: -
- Saat sakit: pasien mengatakan sering BAK

d. Pola Aktivitas dan latihan:

- klien mengeluh letih, merasa tidak berenergi dan lemah


- aktivitas: -
- latihan: -
e. Pola kognitif dan Persepsi: -
f. Pola persepsi – konsep diri: -
g. Pola tidur dan istirahat: -
h. Pola peran – hubungan :-
i. Pola seksual – reproduksi :-
j. Pola Toleransi Stress-Koping: -
k. Pola Nilai-Kepercayaan :-

2. Jelaskan interpretasi pemeriksaan penunjang yang ditemukan pada kasus di atas!

Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan dengan mengukur kadar atau presentase glukosa
yang terikat dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen yang terletak
dalam sel darah merah. Pemeriksaan ini tergantung dari kadar glukosa dan jumlah serta umur
sel darah merah. Rata-rata umur sel darah merah sekitar 120 hari. Jadi pemeriksaan HbA1c
ini dapat memperkirakan kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir.

Pemeriksaan ini berguna untuk:

 Mengidentifikasi kondisi prediabetes supaya tidak jatuh menjadi diabetes


 Menegakkan diagnosis diabetes
 Melihat efektifitas terapi dalam menurunkan kadar gula darah
 Menilai kepatuhan penderita minum obat dan penerapan pola hidup sehat

3. Buatlah diagnosa keperawatan sesuai dengan analisa data pada kasus tersebut.
Lengkapi dengan pathway singkat.

No Data Masalah Keperawatan Etiologi


1 DO: Ketidakstabilan kadar Resistensi insulin
- Kadar gula darah sewaktu glukosa darah Penurunan
325 mg/dl
- Klien sering BAK metabolism di dalam
DS: sel
- Pasien mengatakan badan
terasa lemah Kerja insulin tidak

- Klien mengeluh mukosa efektif

bibir kering
- Klien mengeluh sering haus
2 DO: hipovolemia Peningkatan kadar
 Mukosa bibir kering glukosa darah
 Tampak kurus
 Sering kencing Hiperosmolaritas

DS: pada cairan darah


dan vaskuler
 Pasien mengatakan badan
terasa lemah
Perpindahan cairan
 Klien mengatakan sering
dalam tubuh
haus

Penurunan
komposisi cairan
intraseluler

Kekurangan volume
cairan

Dehidrasi

hypovolemia

3 DO: Gangguan integritas kulit/ Neuropati perifer


 Tampaknya ulkus pada kaki jaringan
sebelah kiri, pus pada bagian Menurunnya sensasi
luka dan memerah nyeri pada kaki

 Klien tampak meringis nyeri


DS: - Terjadinya ganggren
pada kaki

Penyumbatan
pembuluh darah
Anggiopati

Penurunan asupan
nutrisi oksigen dan
antibiotika
4. Buatlah kriteria hasil dan intervensi keperawatan sesuai dengan asuhan
keperawatan pada kasus tersebut

SDKI SLKI SDKI

Luaran Kriteria Hasil Intervensi Tindakan/ kegiatan


Ketidakstabilan Kestabilan Setelah dilakukan Manajemen Observasi
kadar glukosa kadar asuhan hiperglikemia  Identifikasi
darah. glukosa keperawatan 3x 24 kemungkinan
darah jam diharapkan penyebab
kestabilan kadar hiperglikemia
glukosa darah
 Identifikasi situasi
membaik dengan
yang menyebabkan
kriteria hasil:
kebutuhan insulin
1. Kadar glukosa
meningkat
dalam darah
membaik  Monitor kadar
2. Lelah/lesu Glukosa Darah
menurun
 Monitor tanda
3. Mulut kering
dan
menurun
gejala
4. Rasa haus
hiperglikemia
menurun
 Monitor intake
dan
output cairan

 Monitor keton
urin,
kadar analisa gas
darah

Terapeutik
 Berikan asupan
cairan oral
 Konsultasi dengan
medis jika tanda
dan gejala
hiperglikemia tetap
ada atau
memburuk

 Fasilitasi ambulasi
jika ada hipotensi
ortostatik

Edukasi
 Anjurkan
menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih
dari 250 mg/dl

 Anjurkan monitor
kadar glukosa
darah secara
mandiri

 Anjurkan
kepatuhan
teerhadap diet dan
olahraga
 Ajarkan indikasi
dan pentingnya
pengujian keton
urin jika perlu
 Ajarkan pengelola
diabetes seperti
penggunaan insulin
dan penggantian
karbohidrat
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian insulin
 Kolaborasi
pemberian cairan
IV jika perlu
 Kolaborasi
pemberian kallum
jika perlu
Hipovolemia Status Setelah dilakukan Manajemen Observasi
Cairan asuhan hipovolemia  Periksa tanda dan
keperawatan 3x 24 gejala hipovolemia
jam diharapkan (mis: frekuensi nadi
status cairan meningkat, nadi
membaik dengan teraba lemah,
kriteria hasil: tekanan darah
1. Tugor kulit menurun, tekanan
meningkat nadi menyempit,
2. Output urine turgor kulit
meningkat menurun, membran
3. Berat badan mukosa kering,
meningkat volume urin
4. Perasaan lemah menurun,
menurun hematokrit
5. Keluhan haus meningkat, haus,
menurun
lemah)
 Monitor intake dan
output cairan

Terapeutik

 Hitung kebutuhan
cairan
 Berikan posisi
modified
Trendelenburg
 Berikan asupan
cairan oral

Edukasi

 Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
 Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian cairan
IV isotonis (mis:
NaCL, RL)
 Kolaborasi
pemberian cairan
IV hipotonis (mis:
glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
 Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (albumin,
plasmanate)
 Kolaborasi
pemberian produk
darah

Gangguan Integritas Setelah dilakukan Perawatan Observasi


integritas kulit kulit dan asuhan integritas kulit  Identifikasi
dan jaringan jaringan keperawatan 3x 24 penyebab gangguan
jam diharapkan integritas kulit (mis:
Integritas kulit dan perubahan sirkulasi,
jaringan meningkat perubahan status
dengan kriteria nutrisi, penurunan
hasil: kelembaban, suhu
1. Kerusakan lingkungan ekstrim,
integritas kulit penurunan
membaik mobilitas)
2. Nyeri menurun Terapeutik
3. Kemerahan  Ubah posisi setiap 2
menurun jam jika tirah baring
 Lakukan pemijatan
pada area
penonjolan tulang,
jika perlu
 Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
 Gunakan produk
berbahan petroleum
atau minyak pada
kulit kering
 Gunakan produk
berbahan
ringan/alami dan
hipoalergik pada
kulit sensitive
 Hindari produk
berbahan dasar
alkohol pada kulit
kering
Edukasi
 Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis:
lotion, serum)
 Anjurkan minum air
yang cukup
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
 Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstrim
 Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF minimal
30 saat berada
diluar rumah
 Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya

5. Buatlah perencanaan pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien di atas.

Menyusun rencana penyuluhan tentang diabetes


- Perawat harus mengatur dan memprioritaskan informasi yang harus di ajarkan kepada
pasien penyandang diabetes
- American association of diabetes educator merekomendasikan untuk mengatur edukasi
dengan menggunakan 7 tips untuk menangani diabetes: pola makan yang sehat, hidup
aktif, pemantauan, penggunaan medikasi, pemecahan masalah ,koping yang sehat,dan
penurunan resiko.
- Mengatur informasi dan keterampilan kedalam 2 tipe: kterampilan dasar (bertahan hidup)
dan pendidikan komprehensif (lanjut) atau berekalnjutan.
- Informasi dasar adalah untuk bertahan hidup: mencegah komplikasi hipoglikemik atau
hiperglikemik akut setelah pulang dan mencangkup patofisiologi sederhana; modalitas
terapi; pengenalan ; penanganan,dan pencegahan komplikasi akut ;
- Penyuluhan mengenai tindakan preventif guna mencegah komplikasi diabetes jangka
panjangseperti prawatan kaki, perawatan mata, hygiene umum, dan penatalaksanaan
faktor risiko seperti pengontrolan tekanan darah dan normalisasi gula darah.
 Mengkaji kesiapan untuk belajar
- Kaji kesiapan pasien dan keluarga untuk belajar; kaji strategi koping pasien dan yakinkan
pasien dan keluarga bahwa perasaan depresi dan syok merupakan hal yang wajar
- Tanyakan mengenai kekhawatiran dan ketakutan utama mereka untuk mengetahui adanya
kesalahan informasi yang dapat menimbulkan ansietas; berikan informasi yang lugas dan
sederhana untuk menghilangkan kesalahan depresi.
- Evaluasi sosial pasien untuk mengetahui adanya faktor yang dapat mempengaruhi
penangan diabetes dan rencana pendidikan, sumber keuangan yang terbatas atau tidak
adanya asuransi kesehatan, ada/tidaknya dukungan dari keluarga , jadwal harian yang
khas, adanya deficit neurologis.
 Menyuluh pasien yang berpengalaman
- Kaji keterampilan dan perilaku perawatan diri pasien yang telah bertahun-tahun
menderita diabetes, termasuk observasi keterampilan secara langsung , tidak hanya
mengandalkan laporan pasien tentang perilaku perawatan diri .
- Pastikan bahwa pasien sadar akan upaya pencegahan yang berkaitan dengan perawatan
kaki, perawatan mata, dan penatalaksanaan fakor resiko.
 Menentukan metode penyuluhan
 Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai penyakit DM yang meliputi tentang
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, patofisiologi dan test diagnostic mengenai DM
 Mengajarkan pasien cara diet atau management diet pada pasien DM
 Mengajarkan dan memberitahukan pasien betapa pentingnya aktifitas sehari- hari
termasuk latihan dan olahraga dalam penanganan DM
 Memberitahukan pasien mengenai pencegahan terhadap komplikasi DM daiantaranya
penetalaksanaan hipoglikemia, pencegahan terjadinya gangrene pada kaki dengan latihan
senam kaki
 Mengajarkan pasien mengenai tatacara pemberian obat- obatan DM dan cara injeksi
insulin
 Mengajarkan pasien mengenai cara memonitoring dan cara pengukuran glukosa darah
secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai