Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DENGAN HIPOGLIKEMIA
Disusun oleh :
Kelompok 3/6C
Era Milania K. 1811020163
Khanani Azzahroh 1911020125
Galih Trianggoro 1911020139
Armila Rahmi D. 1911020140
Intan Dwi Rahayu 1911020148
Juita Ayu Ningsih1911020153
Ghea Ivania S. 1911020159
DEFINISI
HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia adalah gejala klinis yang disebabkan konsentrasi glukosa darah yang rendah.
Hipoglikemia berarti konsentrasi glukosa darah dibawah harga normal. Batas konsentrasi glukosa darah
untuk mendiagnosis hipoglikemia tidak sama untuk setiap orang. Sehingga untuk mendiagnosis hipoglikemia
kita mengggunakan Triad Whippele, yang terdiri dari gejala-gejala hipoglikemia, konsentrasi glukosa plasma
yang rendah, dan hilangnya gejalan hipoglikemia setelah konsentrasi glukosa plasma meningkat (Setyohadi,
dkk. 2016).
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa darah <60 mg/dl. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa, hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah dibawah normal yaitu <60 mg/dl
(McNaughton, 2011).
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling sering muncul pada penderita diabetes mellitus.
Hipoglikemia adalah menurunnya kadar glukosa darah yang menyebabkan kebutuhan metabolik yang
diperlukan oleh sistem saraf tidak cukup sehingga timbul berbagai keluhan dan gejala klinik (Admin, 2012).
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
Pasien perempuan usia 65 tahun datang pada tanggal 2 Maret 2022 pukul 14.00
siang dengan keluhan pasien mengeluhkan lemas, pusing. Pasien memiliki riwayat
penyakit DM tipe II. 1 hari sebelum masuk RS pasien pingsan 2 kali. Pasien tidak mau
makan dan mengeluhkan perutnya sakit, dengan skala nyeri 2. berkeringat (+), Sesak
(-), mual (+), muntah (-), minum (+) normal, belum BAB 2 hari, BAK (+) normal jernih
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat keluarga dengan
penyakit atau keluhan serupa disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum lemah, composmentis, tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 90 x/menit regular,
respirasi 22 x/menit tipe thoracoabdominal dan suhu 36o C. Pemeriksaan kepala-
leher, konjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik, hidung, mulut, mandibula tidak
didapatkan kelainan. GDS 60 g/dl.
PENGKAJIAN
Pengkajian Primer

Airway Look : Tidak ada sumbatan jalan napas


Listen : Tidak terdengar tanda-tanda obstruksi jalan napas
Feel : Tidak terasa tanda-tanda obstruksi jalan napas
Breathing Look : Tidak ada bantuan napas otot tambahan, RR = 22x/menit, irama teratur
Listen : Tidak ada suara napas tambahan
Feel : Terdengar bunyi sonor
Circulation Look : Nadi 90 x/menit regular, irama teratur, denyut lemah, pucat, CRT 2 detik, tidak ada edema, tidak ada tanda-tanda perdarahan
Listen eksternal dan internal
Feel : TD 160/100 mmHg
: Suhu 36° C
Disability Look : GCS (E3V2M5) = 15, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, bentuk pupil simetris, reflek pupil terhadap cahaya normal, GDS
Listen 60 g/dl
Feel  
Exposure Look : Tidak ada jejas pada tubuh pasien
Listen  
Feel
Pengkajian Sekunder K P = Nyeri karena konstipasi, Q = nyeri diremas dan terasa berat, R = Perut, S = 5, T = terus-menerus
   
O : Tidak ada alergi obat
M : Tidak ada alergi makanan dan tidak mau makan apapun
P : Tidak ada riwayat pembedahan
A : pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga serupa
K : Pasien mengeluhkan lemas, pusing. 1 hari sebelum masuk RS pasien pingsan 2 kali. Pasien tidak mau makan dan
mengeluhkan perutnya sakit.
Pemeriksaan Lab &  
penunjang GDS 60 g/dl, pemeriksaan kadar HbA1c / A1C = 7%
 
 
INTERVENSI
DIAGNOSA
NO DATA FOKUS PATHWAY RENCANA KEPERAWATAN  INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 DS: Pasien 65 th, riwayat Ketidakstabilan kadar Kestabilan Kadar Glukosa Manajemen Hipoglikemia
- Pasien DM tipe II glukosa darah (D. 0027) Darah (L.03022) (1.03115)
mengeluhkan ↓      
lemas, pusing. Kadar glukosa darah Definisi : Setelah dilakukan tindakan O:
- Pasien tidak stabil Variasi kadar glukosa keperawatan 1 x 24 jam - Identifikasi tanda dan gejala
mengatakan tidak ↓ darah naik/turun dari diharapkan kondisi pasien hipoglikemia
mau makan Kadar glukosa darah rentang normal dapat membaik. Dengan kriteria - Identifikasi kemungkinan
  tidak stabil hasil : penyebab hipoglikemia
DO: ↓  
- Tampak pucat dan Aturan terapi yang Indikator A T S T:
lemas kompleks Lemas 2 5 5 - Berikan glucagon
- GDS 60g/dl ↓ Pusing 2 5 5 - Pertahankan kepatenan jalan
- Pasien tampak Kegagalan mengikuti Berkeringat 3 5 5 napas
berkeringat penggunaan terapi - Pertahankan akses IV
insulin dalam sehari-  
hari E:
- Anjurkan montior kadar
glukosa darah
- Ajarkan pengelolaam
hipoglikemia
 
K:
- Kolaborasi pemberian
glucagon
EVALUASI
DIAGNOSIS KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI RESPON EVALUASI SOAP

Ketidakstabilan Gula darah 2 Maret, 2022 S : pasien merasa tidak terlalu S : Pasien merasa tidak terlalu
lemas seperti sebelumnya, rasa lemas seperti sebelumnya, rasa
14.00 : pusing juga berkurang.
- mengidentifikasi tanda dan
pusing juga berkurang.
gejala hipoglikemia dan Indikator A T S
mengidentifikasi penyebab O : pasien tampak tidak terlalu Lemas 2 5 5
hipoglikemia. pucat, kadar glukosa dalam darah Pusing 2 5 5
  meningkat menjadi 100g/dl. Berkeringat 3 5 5
14.10 :
- memberikan glukon Keterangan :
- mempertahankan kepatenan 1 = meningkat
jalan napas 2 = cukup meningkat
- mempertahankan akses IV 3 = sedang
- berkolaborasi dalam 4 = cukup menurun
memberikan glukagon 5 = menurun
 
14.30 : O : pasien tampak tidak terlalu
- menganjurkan untuk rajin pucat, kadar glukosa dalam darah
memonitor kadar glukosa darah. meningkat menjadi 100g/dl
 
A : masalah teratasi
 
P : hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai