Anda di halaman 1dari 40

PENURUNAN KESADARAN ET CAUSA

HIPOGLIKEMIA

Case Report

WIRJAPRATAMA PUTRA
1208121676

PEMBIMBING :
dr. Anwar Bet, Sp.PD
PENDAHULUAN

Menurut WHO tahun 2010 mengatakan bahwa DM


menduduki peringkat ke-6 penyebab kematian di dunia.
Lebih dari 371 juta jiwa di dunia menderita DM

Pada penderita DM tipe I dan II, hipoglikemia merupakan


suatu komplikasi yang kerap menghambat kontrol gula
darah pada pasien

Risiko hipoglikemia merupakan akibat dari belum


sempurnanya terapi medikamentosa pada penderita DM.
Selain itu gaya hidup dan pengetahuan juga memegang
peranan penting dalam terjadinya hipoglikemia
HIPOGLIKEMIA

■ Definisi
Kadar glukosa darah di bawah kadar normal
yaitu <60 mg/dL atau <80 mg/dL dengan gejala
klinis

gejala yang konsisten


dengan hipoglikemia

pengukuran gula darah


menunjukkan rendahnya
kadar gula darah

perbaikan gejala setelah


kadar gula darah
ditingkatkan
Klasifikasi klinis hipoglikemia American Diabetes Association
akut : Workgroup on Hypoglycemia

• Ringan • Severe hypoglycemia


• Sedang • Documented symptomatic
• Berat hypoglycemia
• Asymptomatic hypoglycemia
• Probable symptomatic
hypoglycemia
• Pseudo-hypoglycemia
Penyakit kritis,
Obat- seperti gagal

obatan hati, ginjal,


jantung, sepsis

Defisiensi
Hiperinsulinisme
hormon, seperti
endogen, seperti
defisiensi
insulinoma,
kortisol,
autoimun
glukagon, dan
insulin
epinefrin
anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
• Penggunaan preparat • Pucat, penunjang
insulin atau obat • Diaphoresis, • Kadar glukosa darah
hipoglikemik oral
• Penurunan kesadaran, • Tes fungsi ginjal,
• Waktu makan terakhir
• Deficit neurologic fokal • Tes fungsi hati,
• Riwayat jenis pengobatan transien. • C-peptide
sebelumnya
• Lama menderita DM
• Gula murni  30 gr (2 sendok

Pasien makan)
• Stop obat hipoglikemi oral

sadar • Periksa GDS pantau 1-2 jam

Pasien • Larutan dekstrose 40 % 2 flakon (2x 25 cc)


IV / bolus setiap 10 – 20 menit hingga pasien
sadar

tidak • Pasang infus, beri cairan dektros 10%  6 jam


setiap kolf (500 cc)
• Periksa GDS pantau 30 menit  pertahankan

sadar GDS sekitar 200 mg/dl


DiABETES MELLITUS (DM)

■ Diabetes melitus (DM) merupakan


suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan pada
sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
 Autoimun
 Idiopatik

Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin

Tipe lain  Defek genetik fungsi sel beta


 Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pancreas
 Endokrinopati
 Karena obat atau zat kimia
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
Kriteria Diagnosis DM
1. HbA1C >6,5 %; atau
2. Kadar gula darah puasa >126 mg/dL; atau
3. Kadar gula darah 2 jam pp >200 mg/dL pada tes toleransi glukosa oral yang
dilakukan dengan 75 g glukosa standar WHO)
4. Pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan
kadar gula sewaktu >200 mg/dL
Ilustrasi kasus
Identitas Pasien
Nama Tn. K
Umur 58 Tahun
Jenis Kelamin Laki - laki
Tanggal MRS 6 Juni 2016
Anamnesis (Alloanamnesis dan
Autoanamnesis)

• Penurunan
kesadaran sejak 3
Keluhan jam SMRS
Utama
RPS
7 tahun SMRS, pasien mengeluhkan sering BAK,
sering merasa haus dan sering merasa lapar, lalu
pasien dibawa ke dokter dan diperiksa gula darah
sewaktu. Pasien tidak mengingat hasil dari
pemeriksaan tetapi pasien mengaku gula darah >
200 mg/dl, lalu dokter mendiagnosis Diabetes
Mellitus Tipe 2. Lalu dokter memberikan obat yaitu
metformin dan glibenclamid namun keluarga pasien
tidak mengingat dosis dan jumlah obat yang dimakan
dalam sehari. Obat obatan rutin diminum hingga 1
tahun. Setelah itu, pasien tidak ada meminum obat
dan tidak rutin kontrol ke dokter. Pasien tidak pernah
mengeluhkan mata kabur, kaki terasa kebas dan
masalah pada BAK sejak 7 tahun SMRS hingga 5
bulan SMRS.
5 bulan SMRS, pasien mengeluhkan kaki terasa kebas dan
kesemutan, keluhan mata kabur disangkal, tidak ada
keluhan BAK dan BAB. Lalu pasien dibawa ke dokter dan
diberi obat pengontrol gula darah dan hipertensi yaitu
metformin dan glibenclamide. Tetapi pasien mengaku tidak
menggunakan obat suntik insulin. Obat-obatan rutin diminum
hingga sekarang.
3 hari SMRS, pasien tidak mau makan nasi putih karena
selera makan yang menurun. Pasien hanya mau minum teh
manis saja. Pasien tetap mengonsumsi obat-obatan untuk
mengontrol gula darah dan hipertensi yang diberikan oleh
dokter.
3 jam SMRS, pasien merasakan badan terasa menggigil dan
lemas, dan pasien mulai tidak merespon jika dipanggil.
Keluarga langsung membawa pasien ke IGD RSUD Arifin
Achmad
•Tidak ada riwayat keluhan yang sama sebelumnya.
•Riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu.
•Riwayat hipertensi (+)

RPD
•Riwayat sakit jantung disangkal
•Riwayat sakit ginjal disangkal
•Riwayat kejang(-)

• Riwayat penyakit DM dalam keluarga (+) adik pasien.

RPK
• Riwayat hipertensi(-)

• Pasien sebelumnya adalah seorang pedagang


• Pasien jarang berolahraga dan pola makan tidak teratur
R.SOSEK • Kurang makan sayur, lebih sering makan lauk

KEBIASAAN • Riwayat merokok (+) sejak remaja hingga usia 40 an tahun


• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Somnolen
• Berat badan : 50 kg
• Tinggi badan : 168 cm
• BMI : 17,71 (underweight)
• TD : 140/90mmHg
• Nadi : 84 x/menit, irama reguler
• Pernafasan : 24 x/menit
• Suhu : 36,7°C

• GDS di IGD : 58 mg/dL


• GDS di Bangsal : 142 mg/dL
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Somnolen
• Berat badan : 50 kg
• Tinggi badan : 168 cm
• BMI : 17,71 (underweight)
• TD : 140/90mmHg
• Nadi : 84 x/menit, irama reguler
• Pernafasan : 24 x/menit
• Suhu : 36,7°C

• GDS di IGD : 58 mg/dL


• GDS di Bangsal : 142 mg/dL
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan leher
■ Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-),
pupil bulat, isokhor, diameter 2 mm/2 mm, refleks
cahaya (+/+).
■ Hidung : nafas cuping hidung (-), cairan/lendir (-)
■ Telinga: deformitas daun telinga (-), keluar sekret (-)
■ Mulut : mukosa bibir tidak kering, Bibir pucat, sianosis
(-), lidah tampak kotor (-)
■ Leher : Kaku leher (-), JVP tidak meningkat,
pembesaran KGB leher (-).
PF
Toraks – Pulmo
■ Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dinding dada
simetris kiri dan kanan, otot bantu napas (-),
pergerakan dinding dada cepat dan reguler.
■ Palpasi : Vokal fremitus simetris normal kiri
dan kanan.
■ Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
■ Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki tidak ada,
Wheezing tidak ada.i (-/-)
PF
Thoraks- Cor
■ Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
■ Palpasi : Iktus kordis teraba (+) di linea midclavicularis
sinistra SIK V-VI
■ Perkusi :
Batas jantung kanan : SIK 4 linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri : SIK 5 Linea midclavicula 2 jari lateral
sinistra
■ Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler dan
normal, gallop(-), murmur(-)
PF

Abdomen
■ Inspeksi : Bentuk perut datar, scar(-),
venektasi(-).
■ Auskultasi : Bising usus(+) 10x/menit
■ Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan, hepar
dan lien tidak teraba, nyeri ketok CVA(-/-),
ballottement(-/-).
■ Perkusi : Timpani, Shifting dullness(-).
PF
Ekstremitas
■ Akral hangat
■ CRT < 2 detik,
■ sianosis tidak ada.
■ Edema tungkai (-)
Darah rutin : Kimia Darah

•Hb : 14.1 g/dL Elektrolit : GDS : 58


•Leukosit : 4400/uL mg/dl
Natrium: 134 mmol/L
•Hematokrit : 42.2%
Ureum : 19
•Trombosit : 227.000/u Kalium: 5 mmol/L
mg/dl
Klorida: 0.91 mmol/L
Creatinin : 0.5
mg/dl
Tn. K seorang laki-laki usia 65 tahun masuk IGD RSUD AA pada tanggal 6
Juni 2016 dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS. Pasien
hanya merespon mengerang apabila dipanggil. 1 hari SMRS, pasien merasa
badan terasa lemas dan tidak mau berbicara.
7 tahun SMRS, pasien didiagnosis Diabetes Mellitus Tipe 2 oleh dokter. Lalu
dokter memberikan obat yaitu metformin dan glibenclamid dan diperiksa gula
darah sewaktu. Pasien tidak mengingat hasil dari pemeriksaan tetapi pasien
mengaku gula darah > 200 mg/dl, lalu dokter mendiagnosis Diabetes Mellitus
Tipe 2. Obat obatan rutin diminum hingga 1 tahun. Setelah itu, pasien tidak ada
meminum obat dan tidak rutin kontrol ke dokter. 5 bulan SMRS, pasien
mengeluhkan kaki terasa kebas dan kesemutan, lalu pasien dibawa ke dokter dan
diberi obat pengontrol gula darah dan hipertensi yaitu metformin dan
glibenclamide.
3 hari SMRS, pasien tidak mau makan nasi putih karena selera makan yang
menurun. Pasien hanya mau minum teh manis saja. Pasien tetap mengonsumsi
obat-obatan untuk mengontrol gula darah dan hipertensi yang diberikan oleh
dokter. 3 jam SMRS, pasien merasakan badan terasa menggigil dan lemas, dan
pasien mulai tidak merespon jika dipanggil. Keluarga langsung membawa pasien
ke IGD RSUD Arifin Achmad
Pemeriksaan fisik:
Kesadaran : Somnolen
BMI : 17,71 (underweight)
TD : 140/90
Pemeriksaan Penunjang:
GDS : 58 mg/dL
1. Penurunan kesadaran e.c hipoglikemia
2. DM tipe 2
3. Hipertensi stage I
Penatalaksanaan Penurunan Kesadaran e.c Hipoglikemia
Non-farmakologis :
• Stop obat-obatan anti diabetes untuk sementara
• Periksa GDS setiap 30 mnt
Farmakologis :
• Pasang infus
• Larutan Dextrose 40 % 2 falkon (2 x 55cc ) IV bolus setiap
10-20 menit hingga pasien sadar
• Jika membaik, bJika membaik, berikan cairan dextrosa 10%
dalam setiap kolf (500cc) dalam 6 jam.
• Jika tidak membaik, berikan hidrokortison IV 100 mg setiap 4
jam bolus dan dexamethason 10mg IV bolus.
• Pertahankan gula darah sewaktu sekitar 200 mg/dl:
Apabila GDS< 50 = bolus D 40% 50 cc IV
Apabila GDS< 100 = bolus D 40% 25 cc IV
Apabila GDS 100-200 = tanpa D 40%
Apabila GDS >200 = kurangi kecepatan drip D 10%.
Penatalaksanaan Hipertensi
Terapi pada pasien ini adalah :
• Terapi non farmakologi
-Pengurangan asupan garam, stabilkan BB sesuai
dengan BBI dan olahraga teratur.
• Terapi farmakologis
-Pemberian golongan ARB yaitu valsartan 80 mg.
-Target TD sistolik < 140 mmHg dan TD diastolik
< 90 mmHg
S : Pasien datang dengan penurunan kesadaran dan
badan terasa lemah, pasien tidak mau makan sejak 3 hari
SMRS, riwayat kaki kebas dan kesemutan 5 bulan yang
lalu
O : Kesadaran = somnolen, TD = 140/90 mmHg, nadi 88 x
permenit, napas 25 x permenit, suhu 38,3 OC
GDS : 58 mg/dl
A : penurunan kesadaran ec hipoglikemia+ dehidrasi
sedang ec low intake
P : PCT 1 tab, NGT, inj D40 % 2 Flakon (GDS = 84 gr/dL),
IVFD D 10% 10 tpm, Inj Ondansenteron dan ranitidine
Follow up tanggal 6 Juni 2016
S : Pasien masih tampak lemas, nafsu makan
sudah mulai meningkat.
O : GCS : 15, TD=140/80 mmHg, nadi 84 x
permenit, napas 24 x permenit, suhu 36,7 OC
GDS : 158 mg/dl
A : post koma hipoglikemi dengan riwayat DM +
hipertensi stage I
P : - IVFD dextrose 10% 20 tpm
Valsartan 80 mg 1 x 1
Follow up tanggal 7 Juni 2016
S : Pasien dapat berbicara lancar, dapat makan minum sendiri,
sudah tidak lemas lagi
O : GCS : 15, TD=140/80 mmHg, nadi 83 x permenit, napas 20
x permenit, suhu 36,5 OC
GDS : 196 mg/dl
A : post koma hipoglikemi dengan riwayat DM + hipertensi stage
I
P : - Boleh pulang

Edukasi :
- edukasi perjalanan penyakit DM dengan pengobatan sehingga
menyebabkan koma hipoglikemia.
- Edukasi diet teratur dan olahraga teratur, serta dapat
melanjutkan pengobatan DM dengan kontrol gula darah ketat.
- Edukasi jika gejala berulang segera membuat air gula
kemudian meminumnya, jika tidak dapat dilakukan sendiri
segera beritahu keluarga terdekat.
- Edukasi rutin kontrol tekanan darah dan minum obat
antihipertensinya.
Pembahasan
1. Hipoglikemia

TEORI
PASIEN

Hipoglikemi ditandai
dengan menurunnya
glukosa darah menjadi <
Dari hasil anamnesis :
60 mg/dl. Hipoglikemia
Berdasarkan anamnesis,
akut menunjukkan gejala
pasien mengalami badan
dan Trias Whipple
lemas, kepala pusing,
merupakan panduan
berkeringat dingin dan
klasifikasi klinis
berdebar-debar hingga pasien
hipoglikemia yang
tidur dan tidak sadarkan diri
bermanfaat. Trias tersebut
Pemeriksaan fisik :
meliputi: a. keluhan yang
Kesadaran : Composmentis
menunjukkan adanya
Pemeriksaan Penunjang :
kadar glukosa darah
GDS di IGD : 58 mg/dL
plasma yang rendah, b.
kadar glukosa darah yang
rendah, dan c. hilangnya
keluhan sesudah kelainan
biokimiawi dikoreksi.
Koma Hipoglikemia (cont’..)

TEORI
PASIEN
Asupan nutrisi yang tidak
adekuat ditambah dengan 3 hari SMRS, pasien tidak
konsumsi obat anti mau makan nasi putih karena
diabetes yang dapat selera makan yang menurun.
meningkatkan sekresi Pasien hanya mau minum teh
insulin sehingga akan manis saja. Pasien tetap
menurunkan ketersediaan mengonsumsi obat-obatan
glukosa vaskuler. Apabila untuk mengontrol gula darah
konsentrasi glukosa darah dan hipertensi yang diberikan
menurun melewati batas oleh dokter 5 bulan yang lalu
bawah konsentrasi normal, yaitu metformin dan
hormon-hormon glibenclamide. 3 jam SMRS,
kontraregulasi akan pasien merasakan badan
dilepaskan. Dalam hal ini, terasa menggigil dan lemas,
glukagon yang diproduksi dan pasien mulai tidak
oleh sel α pankreas yang merespon jika dipanggil.
berperan penting sebagai
pertahanan utama
terhadap hipoglikemia.
2. DM tipe 2

TEORI
PASIEN

Menurut PERKENI
(2006), adanya gejala-
gejala klasik DM yaitu Dari hasil anamnesis menggali
polifagi, poliuri, dan riwayat penyakit 7 tahun lalu
polidpsi serta terdapat • Mengeluhkan sering BAK,
penurunan berat badan sering merasa haus dan
yang tidak dapat sering merasa lapar
dijelaskan penyebabnya, • Dari pemeriksaan glukosa
dan juga dari pemeriksaan darah sewaktu pasien >
glukosa darah sewaktu 200 mg/dLm
pasien didapatkan hasil ≥
200 mg/dl cukup untuk
mendiagnosis Diabetes
Melitus tipe 2.
3. HT stage 1

TEORI
PASIEN

Pada pasien dengan


DM, hipertensi
berhubungan dengan
resistensi insulin dan Dari hasil anamnesis
abnormalitas pada didapatkan riwayat HT
sistem renin- dan dari pemeriksaan
angiotensin dan TD : 140/90 mmHg
konsekuensi
metabolik yang
meningkatkan
morbiditas.
Pasien didiagnosis penurunan kesadaran e.c
hipoglikemia dengan diabetes melitus tipe 2,
dimana terdapat penurunan kesadaran (somnolen)
dan penurunan glukosa darah (GDS 58 mg/dl),
dengan adanya gejala hipoglikemia sebelum pasien
mengalami penurunan kesadaran dan keadaan
membaik setelah pemberian dextrose 40%.
Hipoglikemia merupakan komplikasi dari diabetes
melitus dan pengobatannya, seperti OHO dan
suntikan insulin yang dapat menimbulkan gejala
lemas, pusing, berdebar-debar, berkeringat sampai
penurunan kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai