a. KASUS I
Seorang pasien (Tn. P, 56 tahun, BB awal 75 kg, BB saat ini 52kg, TB 165 cm) dirawat
hari ke 2 didiagnosa memiliki penyakit degenerative Diabetes Melitus sejak 7 tahun yang
lalu dan kondisi saat ini terdapat ulkus diabetikum pada telapak kaki kiri dan meluas
sampai ke pergelangan kaki. Beliau bekerja sebagai seorang petani dan hampir setiap pagi
berangkat tanpa menggunakan alas kaki. Sejak awal didiagnosis, klien dijadwalkan rutin
mengkonsumsi Metformin 1x1 tablet sebelum makan pagi hari. Klien mengatakan jarang
meminum obat sesuai anjuran karena kesibukkan dan kurang paham terkait kepatuhan
minum obat. Hingga akhirnya dalam 1 tahun terakhir ini klien diprogramkan dengan
insulin Humalog inj 3x10 U sc setiap sebelum makan. Klien juga mengatakan sesekali
masih sering lupa menyuntikkan serta klien mengeluhkan merasa sakit pada lengan
atasnya karena harus terus menerus meyuntikkan dilokasi tersebut dan masih sering
konsumsi minum-minuman tinggi gula saat di sawah.
5 hari SMRS saat di sawah klien menginjak pecahan botol kaca yang ada di dalam
lumpur. Klien mencuci luka, memberikan betadine yang dibeli di warung dan
menutupnya dengan kain. Setelah 3 hari, klien mengatakan luka yang semakin meluas
dan tidak kunjung membaik. Selain itu, klien mengeluhkan sering BAK, sering haus, dan
mudah lapar dan mudah lelah walaupun sudah makan, batuk yang dialami klien belum
juga membaik selama 10 hari terakhir. Awalnya batuk kering, sekarang sudah mulai
berdahak, tidak mengeluhkan sesak yang berarti, Hasil pemeriksaan, klien tampak lemah
dan pucat, konjungtiva anemis, kondisi sekita luka merah, terdapat darah, pus, dan
mengeluarkan aroma tidak sedap dengan diameter luka 7 cm. Klien tidak merasakan nyeri
yang cukup berarti pada luka tersebut. Nyeri hanya saat diberikan sentuhan dengan skala
3. GDS 322 mg/dl, leukosit 21x10 mg/dl, Hb 12 g/dl, rokhi (+), dispnea (), setelah di kaji
lagi, klien sering bersama dengan rekannya yang batuk dalam waktu lama belum juga
membaik, TD 130/80 mmHg.N. 85 x/mnt. RR 20x/mnt. S 38 C. Klien mendapatkan
terapi Ceftriaxon 1x1g iv, Humalog 3x15 U sc, Paracetamol 1x 500mg.
Pertanyaan:
a. Jelaskan terkait data focus yang muncul pada kasus dan sampaikan justifikasinya!
(baik data wawancara, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan hasil pemeriksaan
penunjang lainnya)
Jawab :
Wawancara
1. Klien mengatakan jarang meminum obat sesuai anjuran
2. Klien mengatakan dalam 1 tahun terakhir ini klien diprogramkan dengan insulin
Humalog inj 3x10 U sc setiap sebelum makan.
3. Klien mengatakan sesekali masih sering lupa menyuntikkan
4. klien mengeluhkan merasa sakit pada lengan atasnya karena harus terus menerus
meyuntikkan dilokasi tersebut.
5. Klien mengatakan masih sering konsumsi minum-minuman tinggi gula
6. klien mengatakan luka yang semakin meluas dan tidak kunjung membaik
7. klien mengeluhkan sering BAK, sering haus, dan mudah lapar dan mudah lelah
walaupun sudah makan, batuk yang dialami klien belum juga membaik selama 10
hari terakhir
8. Klien mengatakan 5 hari SMRS saat di sawah klien menginjak pecahan botol kaca
yang ada di dalam lumpur. Klien mencuci luka, memberikan betadine yang dibeli
di warung dan menutupnya dengan kain.
Pemeriksaan Fisik
1. Terdapat ulkus diabetikum pada telapak kaki kiri dan meluas sampai ke
pergelangan kaki.
2. klien tampak lemah dan pucat, konjungtiva anemis, kondisi sekita luka merah,
terdapat darah, pus, dan mengeluarkan aroma tidak sedap dengan diameter luka 7
cm.
3. Klien tidak merasakan nyeri yang cukup berarti pada luka tersebut.
4. Skala nyeri 3
Pemeriksaan Laboratorium
3. Hb 12 g/dl
4. Ronkhi (+)
5. Dispnea (-)
6. TD 130/80 mmHg
7. Nadi 85 x/mnt
8. RR 20x /mnt
9. Suhu 38◦ C.
b. Jelaskan terkait dengan status nutrisi Tn P! (IMT, BBI, Kebutuhan kalori harian
sesuai diit pasien DM)
Jawab :
IMT
IMT = . Berat Badan (kg)
Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)
- Leukosit 21x103
mg/dl
- Hb 12 g/dl
DS :
- Klien mengatakan
mengeluhkan
sering BAK.
Sering haus, dan
mudah lapar dan
mudah Lelah.
4 DS : Gangguan Perubahan sirkulasi
- klien menginjak integritas kulit
pecahan botol kaca
yang ada di dalam
lumpur. Klien
mencuci luka,
memberikan
betadine yang dibeli
di warung dan
menutupnya dengan
kain.
DO :
- Terdapa ulkus
diabetikum pada
telapak kaki kiri
dan meluas
sampai ke
pergelangan kaki.
2. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi
2. Hipovolemia
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
4. Gangguan integritas kulit
3. Rencana Keperawatan
- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
- Anjurkan perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan iv isotonis (mis. NaCl,
RL)
- Kolaborasi pemberian
cairan iv hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis. Albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi pemberian
produk darah
3 Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hiperglikemia
keperawatan 2x24 jam Observasi :
kesetabilan kadar glukosa darah
- Identifikasi penyebab
meningkat dengan kriteria hasil:
hiperglikemia
1. Lelah/lesu menurun
- Identifikasi yang
2. Rasa lapar menurun
membutuhkan insulin
3. Rasa haus menurun
meningkat
4. Kadar glukosa dalam
darah membaik - Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda dan gejala
hiper glikemia
- Monitor intake dan output
cairan
- Monitor keton, urine, kadar
Analisa gas darah, elektrolit,
tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi
Terapeutik :
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih darri 250 mg/dL
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah mandiri
- Anjurkan kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
- Ajarkan pengelolaan
diabetes
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
insulin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
carian iv, jika perlu
- Kolaborasi pemberiann
kalium, jika perlu
4 Setelah dilakukan intervensi Perawatan integritas kulit
keperawatan 2x24 jam integritas Observasi
kulit dan jaringan meningkat - Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil: gangguan integritas kulit
1. Elastisitas meningkat (mis. perubahan sirkulasi,
2. Kerusakan jaringan perubahan status nutrisi,
menurun penurunan kelembaban, suhu
3. Kerusakan lapisan kulit lingkungan ekstrem,
menurun penurunan mobilitas)
4. Nyeri menurun Terapeutik
kulit sensitif
- Hindari produk
berbahan dasar alkohol
pada kulit kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. lotion,
serum)
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan
tabir surya SPF minimal 30
saat berada di luar rumah
- Anjurkan mandi dan
menggunakan
- sabun secukupnya.
Prosedur
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan bersih
3. Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru
5. Memasang cap novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan indikator
dosis.
6. Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin pen (bagian cap)
sesuai dosisi yang telah ditentukan sehingga indicator dosis sejajar dengan jumlah
dosis insulin yang akan diberikan kepada pasien.(Skala pada
cap :0,2,4,6,8,10,12,14,18 unit (setiap bunyi “klik” yang didengar perawat saat
memutar cap insulin Pen menandakan 2 unit insulin telah tersedia).
7. Memilih lokasi suntikan.Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat
kebiruan,inflamasi atau edema).
8. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat
sebelumnya.
9. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari
bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
10. Mencubit kulit tempat penyuntikan pada pasien yang kurus dan regangkan kulit
pada pasien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
11. Menyuntikan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara lembut
dan perlahan. Ibu jari menekan bagian atas insulin pen sampai tidak terdengar lagi
bunyi “klik” dan tinggi insulin pen sudah kembali seperti semula (pertanda obat
telah diberikan sesuai dengan dosis).
12. Tahan jarum insulin pen selama 5-10 detik didalam kulit pasien sebelum dicabut,
supaya tidak ada sisa obat yang terbuang.
13. Mencabut jarum dengan cepat,tidak boleh di massage hanya dilakukan penekanan
pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alcohol.
Yang harus diperhatikan :