DIABETES MEILITUS
Tugas :
1) Buatlah pengkajian keperawatan pada kasus tersebut menggunakan
pendekatan 11 pola fungsional Gordon!
I. Identitas Pasien
3) Alergi
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol)
Riwayat Penyakit Keluarga
3
Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal.
Sebelum sakit : -
Saat sakit : Pasien mengatakan sering lapar dan seing haus, dan
mengalami penurunan berat badan, dan IMT 16
3. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit : Klien mengatakan bab yang lancar pada saat sebelum
sakit
Saat sakit : Klien mengatakan bab yang lancar pada saat sakit
2) BAK
Sebelum sakit : Klien mengatakan bab yang lancar pada saat sebelum
sakit
dirumah.
8. Peran Hubungan
9. Seksualitas – Reproduksi
- (diisi)
- Klien mengatakan saat sakit jarang melakukan ibadah karna rasa nyeri
dan saat sehat kadang-kadang beribadah.
6
d. Thorak :
- Inspeksi thorak tidak didapatkan spider nevi.
- Batas-batas jantung normal, Auskultasi: bunyi jantung pertama dan
kedua teratur, tidak ada suara tambahan.
- Pemeriksaan paru normal, auskultasi: suara nafas vesicular dan tidak
didapatkan suara nafas tambahan.
e. Abdomen:
- Tidak ditemukan distensi abdomen asites dan caput medusa.
- Bising usus normal.
- Hati dan limpa tidak membesar, timpani.
- Tidak dijumpai adanya defence muscular dan nyeri tekan epigastrial.
Kadar glukosa yang diukur tanpa mengambil kira waktu makan terakhir
dengan nilai rujukan 80-144 mg/dl. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu
dilakukan setiap waktu, tanpa ada syarat puasa dan makan. Pemeriksaan ini
dilakukan sebanyak 4 kali sehari pada saat sebelum makan dan sebelum
tidur sehingga dapat dilakukan secara mandiri (Andreassen, 2014).
7
b. Pemeriksaan gula darah puasa (GDP)
Kadar glukosa yang diukur setelah dilakukan puasa selama 8 jam dengan
nilai rujukan 70-110 mg/dl. Kriteria diagnostik untuk DM > 140 mg/dl
paling sedikit dalam 2 kali pemeriksaan. Atau > 140 mg/dl disertai gejala
klasik hiperglikemia atau IGT 115-140 mg/dl. Pasien diminta untuk
melakukan puasa sebelum melakukan tes untuk menghindari adanya
peningkatan gula darah lewat makanan yang mempengaruhi hasil tes.
d. Pemeriksaan hBa1c
Merupakan tes penyaring, yaitu kadar glukosa yang diukur setelah pasien
diberikan gula murni 75 gr. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan
cara melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa
darah puasa. Apabila pemeriksaan penyaring ditemukan hasil positif, maka
8
perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa atau
dengan tes glukosa oral (TTGO) standart (MenKes, 2014).
9
Do: Retensi urine Ketidakstabilan Kadar
Glukosa [D.0027]
GDS 325
mg/dl
hiperglikemia
Ds:
Klien mengatakan
menderita DM tipe
Gangguan
II sejak 5 tahun yang
toleransi
lalu
glukosa darah
Klien mengatakan
lemah
ketidakstabilan
kadar glukosa
darah
Kaki terdapat
luka Ds:
Pasien gangguan sirkulasi
mengatakan nyeri
kerusakan pada
saraf autonom
perubahan tonus
otot
10
perubahan aliran
darah
kekurangan volume
cairan
gangguan
integritas kulit
DO : Usia, gaya hidup Hipovolemia [SDKI
Berat turun (IMT 16) (resiko diabetes) D.0023]
Turgor kulit menurun ↓
meningkat ↓
11
Hiperglikemia
↓
Glikosuria
↓
Diuresis osmotik
↓
Poliuria
(Sering buang air
kecil)
↓
Kekurangan Volume
Cairan
↓
Hipovelemia
12
Ketidakstabilan kadar Tujuan : Kestabilan Intervensi Utama:
glukosa darah bd Kadar Glukosa Darah Manajemen
resistensi insulin dd Meningkat Hiperglikemia [I.03115]
kadar glukosa dalam Kriteria hasil : Definisi
darah tinggi
- Lelah lesu Mengidentifikasi dan
menurun dari mengelola kadar glukosa
3 ke 5 darah di alas normal.
- Mulut kering Tindakan
menurun dari
Observasi
3 ke 5
- Identifikasi
kemungkinan penyebab
hiperglikennia
- Identifkesi situasi yang
menyebabkan kebutuhan
insulin meningkat (mis.
penyakit kambuhan)
- Monitor kadar glukosa
darah, jika pertu
- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia (mis.
poliuria, policipsia,
polifagia,
13
kelemahan, malaise,
pandangan kabur,sakit
kepala)
Monitor intake dan output
cairan
- Monitor keton urn, kadar
analisa gas darah, elektrolit,
telcanan darah ortostatik
dan frekuensi
nadi
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/diL
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandin Anjurkan
kepatuhan terhadap diet
dan olahraga
- Ajarkan indikasi
dan
14
pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
- Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis. penggunzan
insuln, obat oral, monitor
asupan cairan,
penggantian karbohidrat,
dan bantuan profesional
kesehatan)
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian insulin, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian
cairan IV, jika perlu
- Kolaborasi
pemberian
kalium, jika perlu
Gangguan integritas kulit/ Tujuan : Integritas Intervensi Utama :
jaringan bd kekurangan Kulit Meningkat Perawatan Luka
volume cairan dd rasa Kriteria Hasil : [I.14564] Definisi
nyeri dan kemerahan. - Nyeri Mengidentifikasi dan
menurun dari meningkatkan
3 ke 4 penyembuhan luka serta
- Kemerahan mencegah terjadinya
menurun dari komplikasi luka.
2 ke 4 Tindakan
Observasi
15
Monitor karakteristik luka
(mis. drainase. wara,
ukuran, bau)
• Monitor tanda-tanda
infeksi
Terapeutik
- • Lepaskan baiutan
dan plester
secaraperlahan
Cukur rambut di sekitar
daerah luka, jika pertu
Bersihkan dengan cairan
NaCI atau pembersin
nontoksik, sesuai
kebutuhan
- Bersihkan jaringan
nekrotik Berikan salep yang
sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
- Pasang balutan sesuai
jenis luka
-Pertahankan teknik steril
sat melakukan perawatan
luka
-Ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase
- Jadwalkan perubahan
posisi setiap 2 jam atau
16
sesuai kondisi pasien
- Berikan diet dengan
kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan
protein 1,25-1,5
g/kgBB/har Berikan
suplemen vitamin dan
mineral (mis. vitamin A,
vitamin C, Zinc, asam
amino), sesuai indikasi
- Berikan terapi
TENS (stimulasi
saraf
17
membaik dari 2 ke 4 cairan
Membran mukosa Terapeutik
membaik dari 2 ke 4 Hitung kebutuhan cairan
Berat badan membaik Berikan posisi modified
dari 2 ke 4 trendelenburg
Intake cairan Berikan asupan cairan
membaik dari 2 ke 4 oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
albumin, plasmanate)
Kolaborasi pemberian
produk darah
Edukasi
18
-Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
-Ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur
debridement (mis,
enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik),jika
perlu/
b. Haus meningkat
c. Mulut kering
19
d. Jumlah urine meningkat
8) Dokumentasikan
Prosedur :
a. Air hangat
20
9) Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitive
10) Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
Prosedur :
a. Merasa lemah
b. Mengeluh haus
21
e. Tekanan darah menurun
m. Hematokrit meningkat
Dokumentasikan:
22