ASUHAN KEPERAWATAN
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (Riwayat Penyakit dan Riwayat Operasi): Suami Pasien
mengatakan Ny.M memiliki riwayat penyakit hipertensi kontrol obat yang diberikan selama ini
macobalamin dan tidak ada riwayat operasi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga: tidak ada riwayat penyakit keluarga
Keterangan:
= Meninggal = Pasien Ny. M
= Laki-laki
= Perempuan
= Tinggal serumah
= Hubungan Keluarga
2. Status Mental :
Pasien dalam keadaan tidak sadar
Masalah keperawatan :
Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakanial
3. Tanda-Tanda Vital:
suhu 37,5 C . NADI 89 x/menit TD: 140/80 mmHg RR 26 x/menit.
4. Pernapasan (Breathing):
Bentuk dada simetris, tidak ada kebiasaan merokok, SPO2 = 98, tidak terdapat sputum, sesak
nafas, tipe pernapasan dada , irama pernapasan tidak teratur, suara nafas gurgling.
Masalah keperawatan:
Pola Nafas Tidak Efektif
5. Cardiovaskuler (Bleeding): capillary refill ¿2 detik. Ictus cordis tidak terlihat, suara jantung
normal S1 dan S2 lub dup.
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
6. Persyarafan (Brain) :
Nilai GCS E : 3( buka mata dengan rasangan panggilan ), V : 2 (ada suara tanpa rangsangan
apapun), M : 4 (normal ) Total Nilai GCS : (15), kesadaran : samnolen , Konjungtiva anemis,
Pupil : isokor tidak ada kelainan, reflex cahaya kanan dan kiri positif.
Uji Syaraf Kranial :
a) Nervus Olfaktorius (saraf sensori untuk penghiduan) :
Kemampuan penciuman pasien tidak dapat dilaukan karena pasien tidak sadarkan
diri.
b) Nervus Optikus (saraf sensori) :
Visus lapang pandang tidak dapat dilakukan karena pasien tidak sadarkan diri.
c) Nervus Okulomotorius (mengkaji ukuran kedua pupil) :
Diameter pupil 2 mm sama kiri dan kanan, bentuk bulat, reflek terhadap cahaya +/+.
d) Nervus Trochealis (Pergerakan mata ke arah inferior dan medial ) :
Bola mata pasien tidak dapat bergerak kearah bawah dan ke medial
e) Nervus Trigeminus ( devisi sensorik dan motorik ) :
Pasien tidak dapat menggerakkan rahang karena pasien tidak sadarkan diri.
f) Nervus Abdusen ( mengontrol pergerakan mata) :
Pasien tidak dapat mengerakkan konjungtiva karena pasien tidak sadarkan diri.
g) Nervus Fasialis ( devisi sensorik dan motorik) :
Pasien tidak dapat tersenyum, mengangkat alis, dan tidak dapat memperlihatkan gigi
karena pasien tidak sadarkan diri.
h) Nervus Akustikus (pendengaran) :
Pasien tidak bisa dilakukan tes webber dan rinne karena pasien tidak sadarkan diri.
i) Nervus Glosofaringeus (saraf sensorik dan motorik) :
Pasien tidak bisa membedakan rasa manis dan asam, pasien terpasang NGT karena
pasien tidak sadarkan diri.
j) Nervus Vagus (saraf sensorik dan motorik) :
Pasien tidak dapat bersuara, dan tidak bisa menelan karena pasien tidak sadarkan diri.
k) Nervus Aksesoris (saraf mototrik yang mempersarafi otot) :
Pasien tidak bisa menggerakkan bahu dan kekuatan otot pasien ada kontraksi otot namun
tidak ada gerakan.
l) Nervus Hipoglosus (saraf motorik yang mempersarafi lidah) :
Pasien tidak bisa menjulurkan lidah karena pasien penurunan kesadaran.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
9. Tulang-Otot-Integumen (Bone):
Kemampuan pergerakan sendi bebas, ukuran otot simetris, uji kekuatan otot ekstrimitas atas 5/5
ekstrimitas bawah 5/5, tulang belakang normal.
10. Kulit-Kuku-Rambut:
Rambut tidak rontok,tidak ada perubahan pigmentasi kulit, kulit kering, tekstur rambut halus
dan, distribusi rambut tebal, bentuk kuku simetris.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
3.1.6 Sosial-Spiritual
1. Kemampuan berkomunikasi : pasien tidak bias bicara
2. Bahasa sehari-hari : jawa Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga : Keluarga terlihat akrab dan merawat pasien.
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain : cukup baik
5. Orang berarti/terdekat : suami dan anak
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang:
7. Kegiatan beribadah : sebelum sakit Ny.M selalu aktif melaksanakan sholat 5 waktu Kata
suaminya. Setelah sakit Ny.M Tidak bisa lakukan sholat 5 waktu.
Edina
3.2.1 Analisis Data
- CT Scan Kepala
Hasil CT Scan Kepala
menunjukkan terdapat
intracerebral hemorrhage
2 DS : Hambatan upaya Pola napas tidak
DO : napas efektif
- Tampak terpasang O2
NRM 10 liter/menit
- RR : 26 x/menit
- SPO2 : 90%
- Suara nafas bersih
Hasil laboratorium :
- Thorax-AP : pembesaran
jantung, susp edema paru
DO :
- Klien tampak kesulitan
dalam menelan
- Pasien tidak dapat
menggerakkan rahang
karena pasien tidak sadarkan
diri.
4 DS : Penurunan Gangguan
- Keluarga mengatakan kekuatan otot dan mobilitas fisik
klien mengalami kelemahan massa otot
anggota gerak sebelah kanan
- Keluarga klien
mengatakan semua aktivitas
klien dibantu oleh keluarga
- Keluarga klien
mengatakan klien terbaring
lemah
DO :
- Pengkajian tingkat
ketergantungan klien
mengalami ketergantungan
total pada saat dilakukan
pengkajian pola aktivitas
berdasarkan indeks ADL
didapatkan klien mengalami
ketergantungan total.
- Semua aktivitas klien
tampak dibantu kelurga
- Klien bedrest total
- KU : Lemah
- Klien tampak penurunan
kesadaran
- GCS : E2M2Vafasia
- Nervus yang bermasalah :
a) Nervus Aksesorius : pasien
tidak bisa menggerakkan bahu
dan kekuatan otot pasien ada
kontraksi otot namun tidak ada
gerakan sendi.
- Kekuatan otot
5 1
5 1
5 DS : Gangguan Defisit perawatan
- Keluarga klien neuromuskuler dan diri
mengatakan semua aktivitas kelemahan
klien dibantu oleh keluarga
- Keluarga klien
mengatakan klien terbaring
lemah
- Keluarga klien
mengatakan klien terpasang
kateter
- Keluarga klien
mengatakan selama klien
sakit tiap pagi dimandikan
hanya dilap saja
- Keluarga klien
mengatakan selama klien
sakit jarang membersihkan
gigi klien
DO :
- Klien bedrest total
- Pengkajian tingkat
ketergantungan klien
mengalami ketergantungan
total pada saat dilakukan
pengkajian pola aktivitas
berdasarkan indeks ADL
didapatkan klien mengalami
ketergantungan total.
- klien tidak dapat
melakukan personal hygine
sendiri karena mengalami
kelemahan anggota gerak dan
penurunan kesadaran
- Semua aktivitas klien
tampak dibantu keluarga
Prioritas Masalah
d. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot dan massa otot
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvlsen, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika
perlu
Pemantauan Neurologis
Observasi :
1. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil.
2. Monitor tingkat kesadaran
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Monitor refleks kornea
5. Monitor kesimetrisan wajah
6. Monitor respons babinski
7. Monitor respons terhadap pengobatan.
Terapeutik
1. Tingkatkan frekuensi pemantauan
neurologis, jika perlu
2. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan
tekanan intrakranial
3. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan
2 Pola napas tidak efektif b/d Kriteria Hasil : Manajemen jalan nafas
hambatan upaya napas - Dispnea menurun Observasi
- Frekuensi napas membaik 1. Monitor pola napas (frekuensi,
- Kedalaman napas membaik kedalaman,usaha napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan(mis:
wheezing)
3. Monitor sputum Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
6. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,mukolitik
4 Gangguan Mobilitas Fisik b/d Kriteria Hasil : Teknik Latihan Penguatan Sendi
penurunan kekuatan otot dan - Pergerakan ekstremitas meningkat Observasi :
massa otot - Kekuatan otot meningkat 1. Identifikasi keterbatasan fungsi dan gerak
- Rentang gerak (ROM) meningkat sendi
- Kaku sendi menurun 2. Monitor lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau
- Kelemahan fisik menurun rasa sakit selama gerakan/aktivitas Terapeutik :
- Gerakan terbatas menurun 1. Lakukan pengendalian nyeri
sebelum memulai latihan
2. Berikan posisi tubuh optimal untuk
gerakan sendi pasif atau aktif
3. Fasilitasi menyusun jadwal latihan
rentang gerak aktif maupun pasif
4. Berikan penguatan positif untuk
melakukan latihan bersama Edukasi :
1. Jelaskan kepada pasien/ keluarga
tujuan dan rencanakan latihan bersama
2. Anjurkan duduk ditempat tidur,
disisi tempat tidur (menjuntai), atau di kursi,
sesuai toleransi
3. Ajarkan melaukan latihan rentang
gerak aktif dan pasif secara sistematis
4. Anjurkan ambulasi, sesuai toleransi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam
mengembangkan dan melaksanakan program
latihan
5 Defisit Perawatan Diri b/d Kriteria Hasil : Dukungan Perawatan Diri
gangguan neuromuskuler dan - Kemampuan mandi meningkat Observasi :
kelemahan - Kemampuan mengenakan pakaian 1. Monitor tingkat kemandirian
meningkat 2. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
- Kemampuan makan meningkat diri, berpakaian, berhias, dan makan Terapeutik :
- Mempertahankan kebersihan 1. Sediakan lingkungan yang terapeutik ( mis.
diri meningkat Suasana hangat, rileks, privasi )
- Mempertahankan keersihan mulut 2. Siapkan keperluan pribadi (mis. Sikat gigi,
meningkat dan sabun mandi)
3. Dampingi dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
4. Fasilitasi kemandirian, bantu jika
tidak mampu melakukan perawatan diri
5. Jadwalkan rutinitas perawatan diri Edukasi
:
1. Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
3.2.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
P:
Intervensi dilanjutkan
- Memantau tingkat kesadaran
- Memberikan makanan dan
minuman melalui NGT
- Mengajarkan keluarga
memberikan makan dan
minum melalui NGT
- Memberikan minum melalui
oral kepada klien 2 sendok
- Memberikan inj.OMZ
- Memberikan cairan infus RL
20 tpm
4 Gangguan Mobilitas Fisik 1. Mengkaji kemampuan S: EDINA
b/d penurunan kekuatan klien dalam mobilisasi - Keluarga mengatakan klien
otot dan massa otot 2. Mendampingi dan bantu mengalami kelemahan
klien saat mobilisasi anggota gerak sebelah kanan
30-05-2022 3. Mengajarkan klien dan - Keluarga klien mengatakan
Jam : 11.00 wib
keluarga proses semua aktivitas klien dibantu
berpindah oleh keluarga
(ambulasi/mika miki ) - Keluarga klien mengatakan
4. Melakukan ROM pasif klien terbaring lemah
kepada klien - Keluarga mengatakan klien
5. Mengajarkan ROM pasif dilakukan mika miki dan
(libatkan keluarga ) ROM setiap 2 jam sekali
6. Mengatur posisi 30 sesuai yang telah dianjurkan
derajat O:
7. Memposisikan klien - Kekuatan otot
dengan posisi semi 0000 1111
fowler 0000 1111
8. Melakukan m engubah
posisi klien minimal
setiap 2 jam - Indeks ADL Barthel
9. Mengajarkan kepada (ketergantungan total = 0)
keluarga mengubah - Klien tampak terbaring
posisi minimal tiap 2 jam lemah
- memposisikan klien mika
miki tiap 2 jam sekali dengan
teknik ambulasi
- melakukan latihan ROM 2
jam sekali
- Klien bedrest total
- Semua aktifitas klien tampak
dibantu oleh keluarga dan
perawat.
- Posisi klien diubah setiap 2
jam A
:
- Gangguan mobilitas fisik
P:
Intervensi dilanjutkan
- Dampingi dan bantu klien
dalam mobilisasi
- Pertahankan teknik
berpindah/ambulasi dan
ROM
- Ubah posisi klien minimal 2
jam sekali
5 Defisit Perawatan Diri b/d 1. Memonitor kemampuan klien S: Edina
gangguan neuromuskuler untuk perawatan diri yang - Keluarga klien mengatakan
dan kelemahan mandiri semua aktivitas klien dibantu
2. Melakukan personal hygine oleh keluarga
30-05-2022 tiap pagi - Keluarga klien mengatakan
Jam : 12.00 wib 3. Memonitor kebutuhan klien klien terbaring lemah
untuk alat-alat bantu untuk - Keluarga klien mengatakan
kebersihan diri, berpakaian, klien terpasang kateter O :
berhias, toileting dan - Klien tidak bisa melakukan
makanan aktivitas secara mandiri
4. Mendorong keluarga untuk - Melakukan personal hygine
membantu melakukan dan oral hygine
aktivitas sehari-hari yang - Membantu klien dalam
berhias dan berpakian
normal sesuai kemampuan
- Klien tampak bersih dan rapi
yang dimiliki
A:
- Gangguan defisit perawatan
diri
P:
Intervensi dilanjutkan
- Memonitor kemampuan klien
untuk perawatan diri yang
mandiri
- Melakukan personal hygine
dan oral hygine
- Memonitor kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan
makanan
- Mendorong keluarga untuk
membantu melakukan
aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai kemampuan
yang dimiliki
Selasa. 31 Mei 2022
upaya napas O:
2. Memonitor adanya sputum - Tampak terpasang O2 NRM
- Tampak pasien penurunan
3. Memonitor bunyi napas
kesadaran
tambahan - Tidak terdengar suara gurgling
4. Mempertahankan lagi
kepatenan jalan napas - Posisi kepala tampak elevasi
5. Mengelevasi kepala 30 30 derajat
derajat - 9 liter/menit
- RR : 23 x/menit
6. Memberikan minuman
- Saturasi Oksigen 94% -
hangat Tampak mukosa bibir
7. Melakukan pengisapan kering - Hasil
lendir kurang dari 15 detik laboratorium :
8. Memberikan oksigenasi - pH : 7,29 mmol/L
- PCO2 : 48 mEq/L
NRM 9 Liter/menit
- PO2 : 86 mmHg - HCO3 : 24
mEq/L
A:
- Pola napas tidak efektif
P:
Intervensi dilanjutkan
- Memonitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
- Memonitor adanya sputum
- Memonitor bunyi napas
tambahan
- Mempertahankan kepatenan
jalan napas
- Mengelevasi kepala 30
derajat
- Memberikan minuman hangat
- Melakukan pengisapan lendir
kurang dari 15 detik
- Memberikan oksigenasi
NRM 9 Liter/menit
Rabu, 01 Mei 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
8. Mempertahankan suhu
tubuh normal
9. Berkolaborasi dalam A:
pemberian obat - Resiko perfusi serebral tidak
efektif
• Inj.citicolin
• Inj. Mecobalamin
P:
• Inj. Kalnex Intervensi dilanjutkan
• Inj. Manitol - Mengidentifikasi penyebab
peningkatan TIK (mis. Lesi,
edema serebral)
- Memonitor tanda/gejala
peningkatan TIK (Tekanan
darah meningkat, bradikardi,
pola napas ireguler,
kesadaran menurun)
- Memonitor pernapasan
- Memonitor intake dan output
cairan
- Meminimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
- Mengelevasi kepala
30 derajat
- Mencegah terjadinya kejang
- Mempertahankan suhu tubuh
normal
- Berkolaborasi dalam pemberian
obat :
• Inj. Citicolin
• Inj.mecobolamin
• Inj.kalnex
• Inj.manitol
2. Pola napas tidak efektif b/d 1. Memonitor frekuensi, S:- EDINA
hambatan upaya napas irama, kedalaman dan
O:
01-05-2022 upaya napas
- Tampak terpasang O2 NRM
Jam : 09.00 wib 2. Memonitor adanya 9 liter/menit
sputum - RR : 22 x/menit
3. Memonitor bunyi napas - Tidak ada sputum
tambahan - Saturasi Oksigen 98%
- Tampak mukosa lembab
4. Mempertahankan
- Posisi kepala tampak elevasi
kepatenan jalan napas 30 derajat
5. Mengelevasi kepala 30 A:
derajat - Pola napas tidak efektif
6. Memberikan P:
minuman hangat Intervensi dilanjutkan
- Memonitor frekuensi, irama,
7. Melakukan pengisapan
kedalaman dan
lendir kurang dari 15
upaya napas
detik
- Memonitor adanya sputum
8. Memberikan oksigenasi
- Memonitor bunyi
NRM 9 Liter/menit
napas tambahan
- Mempertahankan kepatenan
jalan napas
- Mengelevasi kepala 30
derajat
- Memberikan minuman
hangat
- Melakukan pengisapan lendir
kurang dari 15 detik
- Memberikan oksigenasi
NRM 9 Liter/menit
3 Defisit Nutrisi b/d 1. Memantau tingkat S : - EDINA
ketidakmampuan menelan kesadaran
O:
makanan 2. Memberikan makanan - GCS 6 : E2M2V2
01-05-2022 dan minuman melalui - Reflek muntah (-)
Jam : 10.00 wib NGT - Klien masih kesulitan dalam
3. Mengajarkan keluarga
menelan
memberikan makan
- Klien makan dan minum
dan minum melalui NGT
melalui NGT
4. Memberikan minum
- Intake : 800 cc
melalui oral kepada klien
- Output : 650 cc
2 sendok
- Memberikan air minum sedikit
5. Mengajarkan keluarga
demi sedikit
memberikan minum A :
kepada klien melalui oral - Defisit nutrisi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Memantau tingkat kesadaran
- Memberikan makanan dan
minuman melalui NGT
- Mengajarkan keluarga
memberikan makan dan
minum melalui NGT
- Memberikan minum melalui
oral kepada klien 2 sendok
4 Gangguan Mobilitas Fisik 1. Mengkaji kemampuan S:- EDINA
b/d penurunan kekuatan klien dalam mobilisasi
O:
otot dan massa otot 2. Mendampingi dan bantu
- Kekuatan otot
01-05-2022 klien saat
5 1
Jam : 10.00 wib mobilisasi
3. Melakukan mika miki 5 1
tiap 2 jam
4. Mengajarkan klien dan
- Indeks ADL Barthel
keluarga proses
(ketergantungan total = 0)
berpindah
- Klien tampak
(ambulasi/mika miki)
terbaring lemah
5. Melakukan latihan
- tampak memposisikan mika
ROM
miki tiap 2 jam sekali dengan
6. Mengajarkan ROM
teknik ambulasi di bantu oleh
pasif (libatkan
perawat dan keluarga
keluarga) - melakukan latihan ROM 2
7. Memposisikan klien
jam sekali
dengan posisi semi
- Klien bedrest total
fowler
- Semua aktifitas klien tampak
8. Mengubah posisi klien
minimal setiap 2 jam dibantu oleh keluarga
- Posisi klien diubah setiap 2
jam
A:
- Gangguan mobilitas fisik
P:
Intervensi dilanjutkan
- Dampingi dan bantu klien
dalam mobilisasi
- Pertahankan teknik
berpindah/ambulasi dan
ROM
- Ubah posisi klien minimal 2
jam sekali
5 Defisit Perawatan Diri b/d 1. Memonitor kemampuan S : - EDINA
gangguan neuromuskuler klien untuk perawatan diri
yang mandiri O:
dan kelemahan
2. Memonitor kebutuhan - Klien tidak bisa melakukan
01-05-2022 klien untuk alat-alat bantu aktivitas secara mandiri
Jam : 12.00 wib untuk kebersihan diri, - Melakukan personal hygine
berpakaian, berhias, dan oral hygine
toileting dan makanan - Membantu klien dalam
3. Melakukan berhias dan berpakian - Klien
personal hygine dan tampak bersih dan rapi
oral hygine A :
4. Mendorong keluarga - Gangguan defisit perawatan
untuk membantu diri
melakukan aktivitas P :
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang Intervensi dilanjutkan
dimiliki - Memonitor kemampuan klien
untuk perawatan diri yang
mandiri
- Memonitor kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makanan
- Mendorong keluarga untuk
membantu melakukan
aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai kemampuan
yang dimiliki
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, dan Stroke.
Yogyakarta: Dianloka Pustaka.
Batticaca, F. B. 2008. Asuan Keperawatan Klien dengan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba Medika.
NANDA International. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional Jilid 2. Yogyakarta: Media Action Publishing.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4. Jakarta: Interna
Publishing.
Sylvia, A. Price &Lorraine, M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC.