NIM : 2019.C.11a.1074
Prodi/Tingkat : S1 Keperawatan/4B
Mata Kuliah : Biostatistik
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2022
Dosen Pengampu : Karmitasari Yanra Katimenta, Ners., M.Kep
B. SAMPEL
1. Pengertian Sampel
Menurut Suharsimi Arkunto, sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi. Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Keuntungan dalam menggunakan sampel yaitu: memudahkan peneliti,
penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta
penelitian lebih efektif.
Teknik
Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Jenis-jenis Probability sampling:
a) Simple Random Sampling
Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota
populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada
dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota
populasi dianggap homogen (sejenis).
Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara
undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb.
b) Proportionate Stratified Random Sampling
ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan
berstrata secara proporsional. Dilakukan ini apabila ada anggota
populasi yang tidak sejenis (heterogen).
d) Area sampling
ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil
dari setiap wilayah atau daerah geografis yang ada.
2. Non Propability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
Jenis-jenis Non Probability Sampling
a) Sampling Sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling Kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling insidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d) Sampling Purposive
Adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini
lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e) Sampling Jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f) Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar.
2. HIPOTESIS
A. Macam Hipotesis
Dalam penelitian inferensial, khususnya pada penelitian korelasi dan
komparatif, hipotesis digolongkan menjadi 2 yakni 1) hipotesis tanpa arah yang
disebut juga hipotesis dua arah, dan 2) hipotesis searah, seperti yang dijelaskan di
bawah ini.
1. Hipotesis Tanpa Arah (Dua Arah)
2. Hipotesis Searah
C. Pembuktian Hipotesis
Dalam penelitian inferensial yang harus menguji suatu hipotesis, termasuk
penelitian eksperimen, pembuktian suatu hipotesis selalu terkait dengan istilah
signifikansi. Pemahaman mengenai taraf signifikansi sangat penting dalam
penggunaan metode statistika guna menguji hipotesis. Hal ini disebabkan bahwa
kesimpulan penelitian inferensial selalu disandarkan pada keputusan statistik,
yang tidak dapat ditopang oleh taraf kepercayaan mutlak seratus persen. Dalam
penelitian inferensial, peneliti selalu menggunakan probabilitas (peluang) yakni
adanya peluang kesalahan dalam menolak atau menerima hipotesis.