Nim : 06101381924052
Kampus : Palembang
PERTEMUAN 8
Teknik Sampling Pengumpulan dan Pemaparan Data
1. Sugiono (2001)
3. Teken (1965)
Untuk semakin memperjelas apa itu teknis sampling, Menurut Teken (1965)
suatu teknik pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat:
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan hanya sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan
obyek yang diteliti itu. Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2, yaitu
populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi target
adalah populasi yang menjadi sasaran keterbelakuan kesimpulan penelitian
kita. Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian
merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang
biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang
terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek
penelitian.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari
objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan,
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili
populasi tersebut.Sebagian dan mewakili dalam batasan diatas merupakan dua
kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas
pada masing-masing karakteristiknya.
1. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakan cara tertentu dengan benar.
d. Cluster Sampling
Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random
sampling adalah salah satu metode pengambilan sampel yang digunakan
dimana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok individu atau cluster. Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel
bukan individu, namun kelompok individu yang telah tertata. Cluster sampel
ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Teknik sampling
sistematis merupakan teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari
populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti
maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau
pertimbangan sistematis lainnya. b. Sampling Kuota
c. Sampling Incidental
Sampling incidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan,yaitu siapa saja yang kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas
makanan, maka sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Teknik ini
lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian
yang tidak melakukan generalisasi.
Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang
digunakan lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti
salah memilih subjek yang representatif.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada kaitannya dengan
populasi yang menjadi sasaran suatu penelitian.
Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam mengambil suatu keputusan.
Adapun tujuan pengambilan sampel menurut ahli adalah (Soegeng dalam Tahir):
1. Mengurangi jumlah objek atau orang yang diteliti, jumlah tenaga yang terlibat,
waktu yang diperlukan, dan biaya yang harus dikeluarkan.
2. Membuat simpulan atau ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya
3. Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan.
(Soegeng dalam Tahir, 2011:37).
1. Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal
tersebut dapat terjadi jika anggota populasi sangat banyak.
Terkadang populasi terdiri dari banyak elemen atau unit yang berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu didaftar satu per satu sehingga diketahui mana yang termasuk
populasi yang diinginkan, mana yang tidak. Karakteristik populasi juga harus
dipastikan, apakah sampel homogen atau heterogen, memiliki strata (berbeda
tingkat) atau tidak.
3) Menentukan Sumber Informasi
Mencari sumber informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan populasi
penelitian tidak boleh dikesampingkan. Misalnya, jika sumber populasi adalah
guru SD di Jawa Barat, maka sumber populasinya adalah Dinas Pendidikan Jawa
Barat.
Penentuan ini sangat tergantung pada peneliti dan jenis penelitiannya sendiri.
Sebab, tidak ada ketentuan umum yang mengatur masalah ini. Namun biasanya
para peneliti sepakat semakin banyak sampel maka hasilnya akan lebih baik.
Hanya saja anggota sampel yang proporsional biasanya jauh lebih penting.
2) Teknik sampling dapat menghasilkan penelitian yang lebih akurat dan mendalam.
Populasi yang terlalu banyak dapat menyulitkan peneliti untuk menggali berbagai
hal yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat mengakibatkan hasil
yang dicapai kurang tepat.