Anda di halaman 1dari 12

Nama : Miranda Ayu Rahmadini

Nim : 06101381924052
Kampus : Palembang

PERTEMUAN 8
Teknik Sampling Pengumpulan dan Pemaparan Data

Teknik Sampling Pengumpulan dan Pemaparan Data


 Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel
yang merupakan sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil
penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).
Teknik sampling pada dasarnya menjadi teknik atau metode untuk memilih
dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota dari populasi untuk
digunakan sebagai sampel secara representatif. Dimana dalam studi statistik
dan statistika, khususnya metode pengambilan sampel merujuk pada
bagaimana memilih anggota dari populasi yang akan di dalam penelitian.
Teknik sampling adalah cara yang berkenaan dengan pengukuran keadaan
ataupun atribut dari entitas tertentu, seperti keluarga, areal, produksi, usaha
tani, guru, penyakit, dan sebagainya. Atribut serta objek yang menjadi tujuan
penelitian disebut sifat (characteristic) (Nazir, 2005). Bila memiliki
keragaman nilai, maka sifat tersebut dinamakan variabel penelitian. Jadi dapat
disimpulkan teknik sampling adalah cara-cara yang dilakukan untuk
mengambil sampel data dari suatu populasi sehingga didapatkan data yang
dapat mewakili populasi.
 Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling yang dikenal juga sebagai probability sampling, dan
sampel tidak acak atau nonrandom samping yang dikenal juga sebagai non
probability sampling. Untuk lebih jelasnya, kita akan ulas satu per satu pada
artikel ini. Jadi, sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan
menggunakan sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil
sebagai subjek penelitian.

Berikut adalah beberapa pengertian Teknik Sampling Menurut Ahli, yaitu:

1. Sugiono (2001)

Pengertian teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono, teknik sampling


adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
2. Margono (2004)
Sementara pengertian teknik pengambilan sampel menurut Margono (2004)
ialah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

3. Teken (1965)

Untuk semakin memperjelas apa itu teknis sampling, Menurut Teken (1965)
suatu teknik pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat:

1) Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi


yang diteliti.

2) Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan


menentukan simpangan baku (standard deviation) dari taksiran yang
diperoleh

3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan

4) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin, dengan biaya yang


serendah-rendahnya.

Populasi
 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan hanya sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan
obyek yang diteliti itu. Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2, yaitu
populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi target
adalah populasi yang menjadi sasaran keterbelakuan kesimpulan penelitian
kita. Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian
merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang
biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang
terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek
penelitian.
Sampel
 Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari
objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan,
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili
populasi tersebut.Sebagian dan mewakili dalam batasan diatas merupakan dua
kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas
pada masing-masing karakteristiknya.

Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut:

1. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakan cara tertentu dengan benar.

2. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili


keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.

3. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel


yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

Macam-macam dan Teknik Pengambilan Sampel


Ada dua jenis teknik pengambilan sampel, yaitu teknik pengambilan sampel
probabilita dan teknik pengambilan sampel nonprobabilita. Teknik pengambilan
sampel probabilita adalah suatu teknik pengambilan sampel yang mendasarkan diri
bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagaisampel. Dengan kesempatan yang sama ini, hasil dari suatu penelitian
dapatdigunakan untuk memprediksi populasi.

Sementara itu, teknik pengambilan sampel nonprobabilita adalah suatu teknik


penarikan sampel yang mendasarkan pada setiap anggota populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama. Anggota yang satu memiliki kesempatan lebih besar
dibandingkan dengan anggota yang lain sehingga hasil dari suatu penelitian yang
menggunakan teknik ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi populasi.
 Teknik pengambilan sampel probabilita

Ada beberapa teknik pengambilan sampel probabilita, yaitu :


a. Simple Random Sampling
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
paling mudah dilakukan. Dikatakan sederhana (simple) karena pengambilan
anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Teknik ini dapat dipakai jika populasi dari suatu
penelitian homogen dan tidak terlalu banyak jumlahnya.

Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik


pengambilan sampel yang menggunakan kaidah peluang dalam proses
penentuan sampel. Untuk dapat menerapkan kaidah peluang dalam proses
penentuan sampel maka diperlukan suatu kerangka sampel (sampling frame).
Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-elemen
populasi beserta informasinya. Elemenelemen populasi dapat berupa benda
atau makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk
dijadikan objek sampel. Langkah-langkah memilih sampel seharusnya
mengikuti kaidah berikut

1) Siapkan kerangka sampel

2) Siapkan tabel angka random

3) Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan

b. Proportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang
mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Cluster Sampling
Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random
sampling adalah salah satu metode pengambilan sampel yang digunakan
dimana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok individu atau cluster. Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel
bukan individu, namun kelompok individu yang telah tertata. Cluster sampel
ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.

Teknik sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai suatu hal


terhadap bagian-bagian yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek
yang akan diteliti sangat luas. Langkah langkah :

1) Tentukan populasi cluster yang akan diteliti

2) Tentukan berapa cluster atau kelompok individu yang akan diambil


sebagai sampel

3) Pilih cluster sampel secara acak

4) Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut

Teknik cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila


objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik pengambilan sampel nonprobabilita

Teknik pengambilan sampel nonprobabilita meliputi:

a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Teknik sampling
sistematis merupakan teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari
populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti
maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau
pertimbangan sistematis lainnya. b. Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi


yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti
harus menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel
yang akan digunakan untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari
karakteristik yang ada dalam sampel harus sama dengan populasi yang ada.
Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena
jumlah sudah ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini
adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.

c. Sampling Incidental
Sampling incidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan,yaitu siapa saja yang kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.

Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses


ke subjek seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang
sibuk. Biasanya disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan
peneliti dalam melakukan dan berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir
tidak memiliki kewenangan untuk memilih elemen sampel, dan ini murni
dilakukan berdasarkan kedekatan dan bukan keterwakilan.

Metode pengambilan sampel non-probabilitas ini digunakan ketika ada


batasan waktu dan biaya dalam mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi
dimana terdapat keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal penelitian,
digunakan convenience sampling.

Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat


sehingga memudahkan pemilihan anggota sampel. Kekurangan teknik ini
adalah belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.

d. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas
makanan, maka sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Teknik ini
lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian
yang tidak melakukan generalisasi.

Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap


siapa yang sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang
peneliti dapat secara tersirat memilih subjek yang dianggap representatif
terhadap suatu populasi.
Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media
ketika akan meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut
akan memilih siapa subjek yang dianggap dapat mewakili publik.

Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang
digunakan lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti
salah memilih subjek yang representatif.

e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua


anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan
sensus karena sensus populasinya besar sedangkan sampling jenuh
menggunakan populasi yang relatif kecil meskipun keduanya sama sama
menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sample.

Kelebihan dari Teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, murah


dan tidak memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel. Sementara
kelemahan dari Teknik sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi
dengan anggotanya yang besar sehingga hanya cocok untuk kelompok
populasi kecil.

f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.

Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti


terapkan ketika subjek sulit dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk
mensurvei orang-orang yang tidak memiliki perlindungan atau imigran ilegal.
Dalam kasus seperti itu, menggunakan teori bola salju, peneliti dapat melacak
beberapa kategori untuk mewawancarai dan mendapatkan hasil.

Peneliti juga menerapkan metode pengambilan sampel ini dalam situasi


di mana topiknya sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini
dilakukan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota
sampel yang diingini oleh peneliti.

Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan


responden yang kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah
memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan
variasi yang ada.

Tujuan Teknik Pengambilan Sampel


Tujuan dari teknik sampling yakni untuk mengadakan estimasi dan menguji
hipotesis tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan yang diperoleh
dari sampel. Keterangan yang diperoleh dikuasi dan tergantung dua hal, antara lain:
jumlah unit sampling yang dimasukkan dalam sampel dan teknik yang digunakan dalam
memilih sampel. Teknik sampel yang digunakan akan berhubungan dengan cara-cara dari
pengambilan suatu sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa
tujuan, diantaranya yaitu:

 Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada kaitannya dengan
populasi yang menjadi sasaran suatu penelitian.

 Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi yang


ingin diteliti.

 Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam mengambil suatu keputusan.

Adapun tujuan pengambilan sampel menurut ahli adalah (Soegeng dalam Tahir):

1. Mengurangi jumlah objek atau orang yang diteliti, jumlah tenaga yang terlibat,
waktu yang diperlukan, dan biaya yang harus dikeluarkan.

2. Membuat simpulan atau ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya
3. Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan.
(Soegeng dalam Tahir, 2011:37).

Kemudian tujuan pengambilan sampel menurut Sugiarto dalam Martono (2010:75):

1. Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal
tersebut dapat terjadi jika anggota populasi sangat banyak.

2. Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.

3. Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan.

4. Mampu memberikan suatu informasi yang akurat, lebih menyeluruh dan


mendalam (komprehensif). (Martono, 2011:75).

Pemilihan teknik pengambilan sampel harus berdasarkan 2 hal penting yaitu,


reliabilitas dan efisiensi. Sampel yang reliable adalah sampel yang memiliki reliabilitas
tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin kecil kesalahan sampling, reliabilitas
sampling semakin rendah. Jika dikaitkan dengan varian nilai statistiknya berlaku kriteria
bahwa semakin rendah varian, maka reliabilitas sampel yang diperoleh semakin tinggi
pula.

Langkah Langkah Pengambilan Sampel


Cara pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah menurut
Sanjaya (2015, hlm. 231) di bawah ini:

1) Menentukan Target Populasi

Terkadang disebut batasan populasi, maksudnya perlu diperjelas dahulu target


populasi yang dapat memengaruhi penelitian yang akan kita lakukan. Karena pada
akhirnya, penarikan anggota sampel harus sesuai dengan target populasi dalam
penelitian.

2) Mendaftar Seluruh Elemen Unit Populasi

Terkadang populasi terdiri dari banyak elemen atau unit yang berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu didaftar satu per satu sehingga diketahui mana yang termasuk
populasi yang diinginkan, mana yang tidak. Karakteristik populasi juga harus
dipastikan, apakah sampel homogen atau heterogen, memiliki strata (berbeda
tingkat) atau tidak.
3) Menentukan Sumber Informasi

Mencari sumber informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan populasi
penelitian tidak boleh dikesampingkan. Misalnya, jika sumber populasi adalah
guru SD di Jawa Barat, maka sumber populasinya adalah Dinas Pendidikan Jawa
Barat.

4) Menentukan Jumlah Anggota Sampel yang Akan Diambil

Penentuan ini sangat tergantung pada peneliti dan jenis penelitiannya sendiri.
Sebab, tidak ada ketentuan umum yang mengatur masalah ini. Namun biasanya
para peneliti sepakat semakin banyak sampel maka hasilnya akan lebih baik.
Hanya saja anggota sampel yang proporsional biasanya jauh lebih penting.

5) Menentukan Teknik Sampling yang Akan Digunakan

Setelah jumlah sampel telah ditentukan, maka selanjutnya adalah menentukan


teknik sampling yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik populasi dan
kebutuhan penelitian.

Manfaat Sampel Dalam Penelitian


Membicarakan masalah manfaat, sampel merupakan salah satu organ vital dari
penelitian. Apalagi penelitian kuantitatif yang selalu berhubungan erat dengan sampel dan
teknik sampel. Selain itu, menurut Sanjaya (2015) terdapat beberapa manfaat atau
keuntungan dalam menggunakan sampel dalam proses penelitian, yakni sebagai berikut:

1) Penggunaan sampel dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga.

Terutama dalam penelitian yang melibatkan populasi besar. Tidak dapat


dibayangkan berapa besar biaya dan tenaga yang dikeluarkan jika harus
melakukan survei terhadap ratusan jutaan penduduk.

2) Teknik sampling dapat menghasilkan penelitian yang lebih akurat dan mendalam.

Populasi yang terlalu banyak dapat menyulitkan peneliti untuk menggali berbagai
hal yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat mengakibatkan hasil
yang dicapai kurang tepat.

3) Sampling yang tepat dapat mempermudah penelitian.


Populasi yang besar akan menimbulkan potensi kesalahan yang besar pula. Oleh
karena itu, dengan sampling pekerjaan penelitian akan terasa jauh lebih mudah
karena kemungkinan kesalahan juga diperkecil.

Anda mungkin juga menyukai