Anda di halaman 1dari 8

Nama : Aan Nurhasanah

Kelas/Nim : PBA B4/T20192147

Dosen Pengampu : A. Sirojul Anam Rosyadi, M.Si

Tugas : Resum ke 5

ANALISIS DATA KUANTITATIF

A. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data merupakan salah satu kegiatan penting dalam prosedur kerja penelitian
ilmiah. Kualitas hasil penelitian ilmiah, selain ditentukan oleh akurasi data yang
dikumpulkan, juga ditentukan oleh kesesuaian teknik analisis data yang digunakan. Agar
peneliti mampu menentukan teknis analisis data yang sesuai, perlu dipelajari berbagai teknik
analisis data, dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam teknik analisis data.

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif,
yaitu analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika (misalnya fungsi
multivariat), model statistik, dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-
angka yang kemudian dijelaskan dan diintrespretasikan dalam suatu uraian. Dalam penelitian
kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data lain terkumpul. Kegiatan analisis data meliputi: 1) Mengelompokan data berdasarkan
variabel dari jenis responden; 2) Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden; 3) Menyajikan data tiap variabel yang diteliti;4) Melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan; 5) Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial. Teknik analisis data deskriptif merupakan teknik analisis yang
dipakai untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data
yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil
penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti
penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram, grafik, mean,
modus dll. Sedangkan teknik analisis data inferensial merupakan statistik yang dipakai untuk
melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Ciri
dari analisis data inferensial yaitu digunakannya rumus statistik tertentu, lalu hasil
perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang nantinya akan menjadi dasar dari pembuatan
generalisasi yang berasal dari sumber bagi populasi.

B. Teknik Pemilihan Sampel

Pengertian Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang
merupakan sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil penelitian
(kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi). Secara umum, ada dua jenis
teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak/random sampling yang dikenal juga sebagai
probability sampling, dan sampel tidak acak/nonrandom sampling yang dikenal juga sebagai
non probability sampling.

1) Sugiono (2001) Pengertian teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono, teknik


sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).

2) Margono (2004) Sementara pengertian teknik pengambilan sampel menurut Margono


(2004) ialah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel
yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

3) Teken (1965)

- Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti

- Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan simpangan
baku (standard deviation) dari taksiran yang diperoleh sederhana, sehingga mudah
dilaksanakan

- Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin, dengan biaya yang serendahrendahnya

1. Jenis Pemilihan/Penentuan Sampel


a. Teknik Pengambilan Acak/ Random Sample/ Probability Sampling
Sampel acak (probability sampling) adalah cara atau teknik pengambilan sampel
dimana teknik tersebut menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen
sampelnya. Teknik ini memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen
populasi untuk menjadi sampel. Dalam teknik pengambilan acak/random
sample/probability sampling terdapat bagiannya, yaitu:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampel yang menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel.
Untuk dapat menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel
maka diperlukan suatu kerangka sampel (sampling frame). Kerangka sampel
adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-elemen populasi beserta
informasinya. Elemen-elemen populasi dapat berupa benda atau makhluk
hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk dijadikan objek
sampel.
Contoh, jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi,
katakanlah perguruan tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa
dari perguruan tinggi beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk selanjutnya
dilakukan penarikan sampel. Selain nama karakteristik yang dibutuhkan bisa
berupa jenis kelamin umur, tinggi badan, nim, berat 6 badan, nilai semester,
alamat, dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat untuk penelitian.
2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu
metode pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel
dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih 7 secara
sistematis menurut pola tertentu. Sampel sistematis seringkali menghasilkan
kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil, disebabkan anggota
sampel menyebar secara merata di seluruh propinsi. . Langkah-langkah
pengambilan sampel, yaitu : 1) Tentukan populasi dan susun sampling frame;
2) Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan
metodologis; 3) Tentukan K (kelas interval); 4) Tentukan angka atau nomor
awal diantara kelas interval tersebut secara acak; 5) Mulailah mengambil
sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih, dan nomor interval
berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel.
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan
pada populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-8 lapis. Teknik
ini digunakan bila populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat
homogen dan berstrata secara proporsional sehingga setiap strata harus
terwakili dalam sampel. Langkah-langkah pengambilan sampel: 1) Tentukan
populasi dan daftar anggota populasi; 2) Bagi populasi berdasarkan strata yang
dikehendaki; 3) Tentukan jumlah sampel dalam setiap strata; 4) Pilih sampel
dari setiap strata secara acak.
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling
adalah salah satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana
populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok
individu atau cluster. Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel bukan
individu, namun kelompok individu yang telah tertata. Cluster sampel ini
harus dipilih secara random dari populasi cluster juga. . Langkah langkah :
1) Tentukan populasi cluster yang akan diteliti;
2) Tentukan berapa cluster atau kelompok individu yang akan diambil sebagai
sampel;
3) Pilih cluster sampel secara acak;
4) Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut

5. Area Sampling atau sampel wilayah Bertingkat (Multi Stage Sampling)


Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat.
Secara singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode
random sampling secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan
efisien. Dalam hal ini, salah satu kunci yang perlu diketahui adalah adanya
beberapa metode sampling berbeda yang digunakan. Beberapa langkah yang
dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan populasi; 2)
Menetapkan tingkatan; 3) Menghitung besar sampel; 4) Mengambil secara
acak sejumlah unsur yang ada pada setiap tingkatan; 5) Mengambil sampel
secara acak sesuai besar sampel di tingkat terakhir.
b) Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak/ Non-Random Sample / Non- Probability
Sampling

Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non probability
sampling peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Metode pengambilan
sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar.

1. Purposive Sampling
Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa
yang sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti
dapat secara tersirat memilih subjek yang dianggap representatif terhadap
suatu populasi.
2. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan
ketika subjek sulit dilacak.
3. Accidental Sampling
Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses ke
subjek seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang
sibuk.
4. Quota Sampling
Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti
harus menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel
yang akan digunakan untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari
karakteristik yang ada dalam sampel harus sama dengan populasi yang ada.
5. Teknik sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan sensus karena sensus
populasinya besar sedangkan sampling jenuh menggunakan populasi yang
relatif kecil meskipun keduanya sama sama menggunakan seluruh populasi
untuk dijadikan sample.
6. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
Teknik sampling sistematis merupakan teknik sampling yang menggunakan
nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri
oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang
seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.
c). Pemilihan Jenis Teknik Penetapan Sampel

Dalam menentukan sampel diperlukan tahapan penetapan sampel. Tahapan


yang perlu dilakukan dalam pengambilan sampel, yaitu: 1) Mendefinisikan populasi
yang akan diamati; 2) Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa
yang mungkin; 3) Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat; 4)
Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data); 5) Melakukan pemeriksaan
ulang pada proses sampling.

d). Tujuan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampel yang digunakan akan berhubungan dengan cara-cara dari


pengambilan suatu sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa
tujuan, diantaranya yaitu:
- Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada kaitannya dengan
populasi yang menjadi sasaran suatu penelitian.
- Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi yang
ingin diteliti.
- Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam mengambil suatu keputusan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik sampling dibentuk
sebagai cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel
yang akan dijadikan sumber data penelitian.

C. Parametrik
Supardi (2013:8) mengatakan Statistik parametrik adalah bagian statistik yang
parameter populasinya harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti syarat data
berkala interval/rasio, syarat pengambilan sampel harus random, berdistribusi normal
atau normalitas dan syarat memiliki varian yang homogen atau homogenitas, model
regsi lineier, dan sebagainya. Dalam statistika parametrik, inidikator-indikator yang
dianalisis adalah parameter-parameter dari ukuran objek yang digunakan. Menurut
(Nisfiannoor,2009:15) mengatakan statistik inferensial dengan model parametrik
(independent Sample T test, Paired Sample T test, One Way ANOVA, Korelasi
Pearson, Analisis Regresi, dll.
Dengan demikian, metode parametrik secara natur lebih kuat (powerful)
dibanding nonparametrik; jika pada data yang sama dilakukan pengolahan data
dengan metode parametrik kemudian nonparametrik, dan keduanya menghasilkan 16
kesimpulan yang berbeda, maka hasil dari metode parametrik dapat jadi patokan.
Pada umumnya, penggunaan metode parametrik dijadikan alternatif awal untuk
mengolah data; jika data memang tidak dapat diolah dengan parametrik, maka barulah
digunakan metode nonparametrik.

D. Uji Beda Parametrik


Uji beda yang digunakan pada parametrik adalah Uji T. Uji T sendiri ada dua
macam yaitu One sample T test dan two sample T test. One sample T test merupakan
teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan
untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan
ratarata sebuah sampel. One-sample T Test ini memiliki persyaratan yang harus
dipenuhi. Pengujian ini masuk dalam pengujian parametrik sehingga : 1) Sample yang
digunakan harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal; 2) Jenis datanya
bersifat kuantitatif; 3) Jumlah populasi atau sample yang digunakan minimal
berjumlah 30.
Selain itu One Sample Test juga sering digunakan untuk menguji hal-hal seperti:
- Perbedaan rata-rata antara sampel dan nilai rata-rata yang digunakan pada hipotesis.
- Perbedaan rata-rata antara sampel dengan nilai median dari sampel yang di uji.
- Perbedaan rata-rata antara sampel yang digunakan dan nilai peluangnya.
- Perbedaan statistik antara nilai perubahan dan titik nol.

Two Sample T test merupakan uji perbandingan (uji komparatif), tujuan dari
uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variable)
sama atau berbeda. Uji-t dua sampel dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu uji-t
dua sampel berpasangan (dependent) dan uji-t dua sampel bebas (independent).
Kedua macam uji-t dua sampel tersebut dibedakan berdasarkan jenis kelompok
sampelnya. Jika kedua kelompok sampel yang diuji adalah sama, maka uji yang
dipakai adalah uji-t berpasangan. Sedangkan uji-t dua sampel bebas, dua kelompok
sampelnya berasal dari kelompok sampel yang berbeda.

E. Uji Korelasi Parametrik


Korelasi merupakan salah satu teknik analisis data statistik yang digunakan
untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Dua
variabel atau lebih dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada variabel yang satu
akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama
(korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif).
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat memanipulasi variabel.
Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan
variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat
atau derajat hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk
membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang di
ukur.
Penelitian korelasional adalah penelitian yang menyelidiki ada tidaknya
hubungan/korelasi antara dua atau lebih variabel. Hubungan itu dinyatakan dengan
koefisien korelasi (r) yang sekaligus menunjukkan besar dan arah hubungan besarnya
koefisien korelasi minimal -1 dan maksimal +1.
Muri Yusuf menjelaskan bahwa tujuan utama dalam melakukan penelitian
korelasional adalah untuk membantu menjelaskan pentingnya tingkah laku manusia
atau untuk meramalkan suatu hasil. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penelitian
korelasional terkadang juga berbentuk penelitian deskriptif karena menggambarkan
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Karena itu, penelitian korelasional
merupakan upaya untuk menerangkan dan meramalkan sesuatu (explanatory studies
dan prediction studies).

Anda mungkin juga menyukai