Anda di halaman 1dari 17

SAMPLING

A. Pengertian Sampling

Sampel adalah sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi

sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat

digeneralisasikan pada populasi. Sedangkan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulanya, populasi yang mendekati kebenaran

diawali dengan pengambilan sampel yang benar.

Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari

populasi yang berukuran N (Lohr, 1999). Pengambilan sampel atau

penarikan sampel adalah mengambil sejumlah atau sebagian bahan atau

barang yang dilakukan dengan menggunakan metode tertentu sehingga

bagian barang atau bahan yang diambil bersifat mewakili (refresentatif)

keseluruhan barang atau bahan. Dalam melakukan sampling, terdapat teori

dasar yang disebut teori sampling. Teori sampling mencoba

mengembangkan metode/rancangan pemilihan sampel, sehingga dengan

biaya sekecil mungkin dapat menghasilkan pendugaan parameter yang

mendekati parameter populasinya. Teori sampling bertujuan untuk

membuat sampling menjadi lebih efisien. Pengertian efisien dalam teori

dasar sampling adalah rancangan sampling yang menghasilkan dugaan

yang paling mendekati parameter populasi, membutuhkan biaya


pengumpulan data yang sekecil-kecilnya (Cochran, 1991).

Dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah masalah efisiensi

(waktu dan biaya) dan masalah ketelitian. Jadi, rancangan sampling yang

efisien adalah rancangan sampling yang dapat menghemat waktu, tenaga

dan biaya tanpa mengurangi keakuratan data, dan informasi yang diperoleh

benar-benar menggambarkan karakteristik populasi dengan baik. Eriyanto

(2007) mengemukakan bahwa pemakaian sampel akan berguna jika dapat

digunakan sebagai alat pendugaan (inferensia).

Populasi dapat di golongkan menjadi 2 macam yaitu:

1. Berdasarkan keseragaman, populasi dibedakan menjadi tiga yaitu

populasi yang seragam(homogen), populasi yang beragam (heterogen)

dan populasi berkelas

2. Berdasarkan distribusinya populasi terbagi menjadi tiga jenis yaitu

distribusi normal, menceng (skewed) atau ganda.

Data populasi yang harus diketahui petugas mengambil sampel:

1. Asal populasi

2. Deskripsi populasi

3. Status kepemilikan

4. Apakah populasinya mempunyai data atribut atau data variabel

Sedangkan untuk sampel yang diambil dari populasi dapat dibedakan

menjadi tiga jenis yaitu sampel benar, sampel bias, dan sampel palsu.

Sampel yang diambil dari populasi yang benar dengan metode yang
dapat dipertanggungjawabkan dilakukan untuk:

a. Memperoleh sertifikat kualitas/sertifikat analisis oleh laboratorium

pengujian

b. Memperoleh sertifikasi produk oleh Lembaga Sertifikasi Produk

(LSPro)

c. Memperoleh sertifikasi sistem mutu manajemen oleh lembaga

d. Sertifikasi Sistem Mutu

e. Memperoleh sertifikasi HACCP oleh Lembaga Sertifikasi Sistem

f. Hazard Critical Control Point (LSSHACCP)

g. Tujuan inspeksi yaitu menentukan apakah suatu produk dengan jumlah

tertentu diterima atau ditolak oleh lembaga inspeksi

h. Pengendalian mutu (Quality Control)

i. Tujuan transaksi barang

A.Tujuan Sampling

Tujuan dari metode sampling adalah menentukan populasi dan ukuran

sampel yang representative. Adapun tujuan lain dari sampling adalah

1. mengurangi jumlah objek/orang yang diteliti jumlah tenaga yang

terlibat, waktu yang diperlukan dengan biaya yang harus dikeluarkan

2. Membuat simpulan ringkasan dari fenomena yang sangat banyak

jumlahnya

3. Menonjolkan sifat sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual

di abaikan
B. Petugas Pengambil Contoh (PPC)

Kriteria Petugas Pengambil Contoh harus:

1. Mempunyai pemahaman yang menyeluruh mengenai makna sampel

dan populasi serta hubungan sampel dengan populasi

2. Memahami karakteristik dari sampel yang diambilnya

3. Mengambil sampel atau cuplikan (specimen) harus mewakili

populasi

4. Menentukan berapa contoh yang diambil sehingga tidak terlalu mahal

namun tetap mewakili populasi

5. Mempunyai visi, kebijakan, sikap dan pengetahuan yang benar dalam

melakukan pengambilan sampel.

Tahapan pekerjaan dalam pengambilan sampel untuk tujuan

pengujian di laboratorium dapat diuraikan sebagai berikut:

 Menetapkan ukuran sampel

 Menetapkan cara pengambilan sampel

 Melakukan pengambilan sampel

 Melakukan pengamanan sampel (mengemas sesuai kaidah yang

berlaku)

 Membuat laporan pengambilan sampel

 Melakukan transportasi sampel dari tempat pengambilan sampel

sampai pada laboratorium pengujian


 Menyerahkan sampel kepada laboratorium pengujian

C. Langkah-langkah Pengambilan Contoh

1) Persiapan Pengambilan Contoh/Sampel

Pengambiilan sampel harus dilakukan melalui prosedur pengambilan

sampel baku yang telah ditetapkan.

 Membuat rancangan pengambilan sampel yang terkait dengan

cara:

Memilih metode, peralatan dan waktu sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan pengambilan sampel

 Bahan diperiksa dan dipastikan cocok untuk diambil sampelnya

 Sampel dikumpulkan dan dipastikan bahwa jenis, lokasi,

pengambilan sampel, dan waktu pengambilan sampel sesuai

dengan rencana pengambilan sampel (sampling plan)

Persiapan pengambilan sampel harus dipastikan dahulu bahwa lot

yang akan dilakukan pengambilan sampel bersifat homogen, artinya

bahan pangan atau bahan lainnya yang terdapat dalam lot tersebut

harus berasal dari bahan baku, mesin atau operator yang sama. Bila

tidak homogeny maka akan sulit mengambil sampel yang dapat

mewakili lot dan akan sulit pula untuk ketidaksesuaian.

2) Teknik atau Metode Pengambilan Contoh/Sampel

Pengertian Teknik Sampling/Pengambilan sampel, merupakan upaya


mengambil sejumlah atau sebagian bahan atau barang (sampel) yang

dilakukan dengan menggunakan metode tertentu sehingga bagian

barang atau bahan yang diambil bersifat mewakili (representatif)

keseluruhan barang atau bahan (populasi).

D. Jenis-jenis Sampling

Teknik sampling secara umum dibedakan ke dalam 2 kelompok, yaitu:


probability sampling dan non-probability sampling.
1. Probability Sampling ( Pengambilan Sampel dengan Peluang)

Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang


memberi peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel jenis
ini meliputi:
a. Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak)

Teknik random sampling digunakan untuk menghilangkan


kemungkinan bias pada sampel. Sampel diambil secara acak dari semua
anggota populasi tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
populasi tersebut. Teknik ini dapat dilakukan apabila anggota populasi
dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik proportionate stratified random sampling digunakan apabila


populasi mempunyai anggota/ karakteristik yang tidak homogen dan
berstrara secara proportional.
c. Disproportionate Random Sampling

Teknik disproportinate random sampling digunakan untuk


menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.

d. Cluster Sampling

Teknik cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila


populasi yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
penduduk suatu negara, provinsi atau kabupaten. Teknik cluster sampling
dilakukan dalam dua tahap yaitu:
1) Menentukan sampel darah
2) Menentukan orang-orang yang ada pada daerah dengan cara
pengambilan sampel pula.

2. Non-Probability Sampling (Pengambilan Sampel Tanpa Peluang)

Non-Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang


tanpa memberi peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik pengambilan
sampel ini meliputi:
a. Pengambilan Sampel Sistematis
Teknik pengambilan sampel sistematis adalah teknik pengambilan
sampel dengan cara penentuan sampel berdasarkan urutan anggota
populasi yang diberi nomor urut.

b. Pengambilan Sampel Kuota

Pengambilan sampel kuota adalah teknik pengambilan sampel dari


populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota)
yang diinginkan.

c. Pengambilan Sampel Aksidental


Pengambilan Sampel Aksidental adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan. Setiap benda atau siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel
apabila cocok dengan yang diperlukan sebagai sumber data.

d. Pengambilan Sampel Tertentu (Purposive Sampling)

Pengambilan sampel tertentu adalah teknik pengambilan sampel


yang dilakukan untuk tujuan atau pertimbangan tertentu saja.

e. Pengambilan Sampel Jenuh

Pengambilan sampel jenuh adalah teknik pengambilan sampel


apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

f. Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan


menggunakan sampel awal dalam jumlah kecil sebagai informan untuk
mendapatkan sampel dalam jumlah besar.

g. Pengambilan Sampel Seadanya

Pengambilan sampel seadanya adalah pengambilan sampel sebagian


dari populasi berdasarkan kata seadanya atau kemudahan mendapatkan
data tanpa perhitungan apapun mengenai keterwakilan sampel terhadap
populasi.
E. Tahapan Sampling

Dalam melalukan penelitian pada suatu populasi tentunya dibutuhkan

suatu data yang representative untuk menguatkan hasil dari penelitian

tersebut. Proses pengambilan data inilah yang menjadi perhatian utama

sebab bila populasinya dalam jumlah yang besar, maka data yang dicari

sangatlah banyak pula, untuk itu perlu adanya teknik sampling atau

proses pengambilan sampel, berupa pengambilan contoh dari sebagian

populasi yang dijadikan sebagai data untuk mewakili populasi tersebut.

Menurut Tull dan Hawkins sendiri, proses pengambilan sampel

(sampling) terdiri dari enam langkah berturut-turut yaitu :

1. Menentukan populasi (defined the population). Untuk menentukan

populasi terlebih dulu populasi di bagi dalam empat komponen yaitu

elemenn, unit sampling, tempat dan waktu penelitian.

2. Spesifikasi Sampling Frame (Specified Sampling Frame).

Mempunyai tujuan untuk memaparkan dengan jelas dan spesifik dari

elemen populasi, dalam tahap ini hal yang perlu dijelaskan adalah

target populasi dan populasi sampling.

3. Spesifikasi Unit Sampling (Specified Sampling Unit). Unit sampling

merupakan unit dasar dari elemen populasi yang akan dijadikan

sampel, tetapi terkadang dapat berdiri sendiri menjadi sebuah


komponen populasi tersendiri atau berupa unit sampling dari elemen

populasi.

4. Seleksi Metode Sampling (Specified Sampling Method). Pada tahap

ini ditentukan metode sampling yang akan digunakan. Metode yang

digunakan adalah teknik probabilitas (Probability Sampling Method)

dan teknik non-probabilitas (Non Probability Sampling Method).

5. Menentukan Ukuran Sampel (Determine Sampling Size). Penentuan

besar sampel tergantung pada jenis studi, homogenitas populasi, jenis

sampel, serta jumlah dana dan personel yang ada.

6. Mempersiapkan Sampling Plan (Specified Sampling Plan). Berupa


kegiatan merencanakan bagaimana keputusan-keputusan yang telah
di ambil dapat dilaksanakan secara baik dilapangan, meliputi
kelengkapan perangkat lunak dan populasi yang sudah cukup
representative untuk diteliti. Akan tetapi apabila populasi sempurna
tapi tidak seragam (completely heterogenous) maka pencacahan
lengkaplah merupakan jalan untuk memberikan gambaran yang
representative.
F. Peralatan Sampling
1. Peralatan Sampling Air
2. Peralatan sampling Tanah
Peralatan Sampling Tanah / Sedimen meliputi Alat ukur Lapangan
portable : pH Tanah dan Daya Hantar Listrik / Conductivity Meter.
Sedangkan Alat Pengambil Sampel terdiri dari : Ekman Dradge, Core
Sampler, Shovel, MC Intyre, Petersen Grab Dradge dan Auger.

Petersen Grab Dradge Sample


Ekman Dradge Sampler Type Auga
Alat pengambilan sampel lumpur Untuk mengambil sampel lumpur
didasar sungai atau dasar laut. pada air sungai, waduk, kolam
dsb.

Auger/Bor Sample Tanah pH Tanah


Digunakan untuk analisa atau alat ukur pH dan kadar air pada
pengambilan sampel tanah yang tanah
akan diuji
3. Peralatan Sampling Minyak

Sounding Tape Hydrometer/Hydrotermo


Untuk mengukur kedalaman minyak Untuk mengukur berat jenis (atau
ditempat penampungan kepadatan relatif) dari cairan

Weighted Beaker Tank Gauging Thermometer


Untuk mengambil sampel dari tanki Untuk mengukur suhu minyak
atas, bawah dan berbagai level pada tanki penyimpanan
kedalaman
4. Peralatan Sampling Udara

Air Sampler AM2050A  Alat Sampling Udara


digunakan untuk pengambilan Professional seri AM2050
sampel udara disekitar lingkungan Pengukuran kualitas udara
yang memungkinkan bisa dilakukan oleh alat sampling udara
professional seri AM2050 ini , alat
berbahaya bagi masyarakat. ini di gunakan utuk menangkap
berbagai gas-gas lain yang terdapat
dalam udara antara lain gas-gas
mulia, nitrogen oksida, hidrogen,
methana, belerang dioksida, amonia
dan lain-lain. Apabila susunan
udara menglami perubahan dari
susunan keadaan normal seperti
tersebut diatas dan kemudian
mengganggu kehidupan manusia,
hewan dan binatang, maka udara
telah tercemar

5. Peralatan Sampling Darah


1. Spuit
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau
pemberian injeksi intravena dengan volume tertentu.
2. Tourniquet

Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada


organ yang akan dilakukan penusukan phlebotomy.
3. Kapas alkohol

Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan


kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus
mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
4. Needle, Wing Needle
untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau
untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan
jarum kecil.
5. Vacuum Tube

Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat
dari kaca atau plastik.
6. Blood Container

Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum


udara.

7. Tensimeter
Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak
jantung manusia. Dalam sampling tensi ini digunakan untuk
memeriksa Bleeding time.

Anda mungkin juga menyukai