Anda di halaman 1dari 8

MEOTODELOGI PENELITIAN

“Rencana Proposal Penelitian ”

OLEH
NI MADE AYU FERA ANDINI
(17.321.2745)
A11-B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
A. Populasi, sampel dan sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah di
tetapkan. Dalam penelitian ini subjek yang akan di pakai adalah remaja berusia 15-
16 tahun di Lingkungan Merta Bhuana, Padang Sambian, Denpasar Barat.
2. Sampel dan sampling
1) Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak di teliti. Sampel yang baik yang kesimpulannya dapat dikenakan
pada populasi adalah sampel yang bersifat representative atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
2) Sampling
Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini dilakukan secara
purposive random sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan
menetapkan ciri-ciri morfologi, habitat dan habitus yang sesuai dengan
tujuan penelitian yang di lakukan di lingkungan Merta Bhuana Padang
Sambian, Denpasar Barat.
B. Alasan pemilihan sampel
Pengambilan sampel dalam statistika di perlukan dengan alas an antara lain :
Tidak mungkin mengamati seluruh objek yang akan diselidiki, misalnya dengan alas an
biaya, tenaga dan waktu. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Lebih cepat dan lebih
mudah.
C. Karakteristik sampel yang baik
Sampel yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mungkingkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan
besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki
2. Mengidentifikasi probabilitas dari setiap unit analisis untuk menjadi sampel
3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya kesalahan) dalam
pemilihan sampel dari pada harus melakukan sensus
4. Peneliti menghitung derajat kepercayaan yang diterapkan dalam estimasi populasi yang
disusun dari sampel statistika

1
D. Kesalahan yang biasa terjadi
1) Sampling Frame Error
Kesalahan yang terjadi bila elemen sampel tertentu tidak diperhitungkan, atau bila
seluruh populasi tidak di wakili secara tepat oleh kerangka sampel
2) Random Sampling Eror
Kesalahan akibat adanya perbedaan antara hasil sampel dan hasil sensus yang
dilakukan dengan prosedur yang sama
3) Nonresponse Eror
Kesalahan akibat perbedaan statistic antara survey yang hanya memasukkan mereka
yang merespon dan juga mereka yang gagal (tidak) merespon
4) Proses pemilihan sampel
Agar diperoleh sampel yang mewakili peneliti perlu menggunakan prosedur
pemilihan sampel yang sistematis antara lain :
1. Mengidentifikasi populasi target
2. Memilih keputusan pemilihan sampel
3. Menentukan metode pemilihan sampel
4. Merencanakan prosedur pemilihan sampel unit
5. Menentukan ukuran sampel
6. Menentukan unit sampel
5) Faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sampel
1. Sampel unit-unti homogenitas, secara umum semakin mirip unit-unit sampel :
dalam beberapa populasi semakin kecil sampel yang dibutuhkan untuk
memperkirakan parameter-parameter
2. Kepercayaan, perdebatan tentang sebagian tertentu dari penelitian ingin yakin
tentang apa yang di permasalahkan partisipasi benar. Kepercayaan yang
diinginkan, maka semakin besar ukuran sampel yang dibutuhkan
3. Presisi, mempertimbangkan ukuran kesalahan standar estimasi. Untuk
mendapatkan presisi yang besar dibutuhkan ukuran sampel yang benar pula.
4. Kekuatan statistic, menentukan pada ketersediaan
Untuk mendapatkan kekuatan yang tinggi, peneliti memerlukan sampel yang besar

2
5. Prosedur analisis, jenis prosedur analisis yang dipilih untuk menganalisis data dapat
juga mempengaruhi pemilihan ukuran sampel
6. Biaya, waktu dan Personil. Pemilihan ukuran sampel juga harus
mempertimbangkan biaya, waktu dan tugas, sampel besar akan membutuhkan
biaya besar, waktu besar dan personil besar juga.
6) Menghitung besar sampel ( sample size)
1) Menetukan ukuran sampel menurut slovin
n= N
1 + Ne2
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
E : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misa;mya 2%
2) Rumus penentuan jumlah sampel
n = N.z2 p.q
d2 (N – 1) + Z2 .p.q
Keterangan :
n : perkiraan besar sampel
N: perkiraan besar populasi
z : nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)
p : perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q : 1-p (100%-p)
d : tingkat kesalahan yang di pilih (d=0,05)
7) Desain sampel : probability dan non probability sampling
1. Probablity Sampling
Probability Sampling ialah teknik untuk memberikan peluang yang sama
pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata
lain cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk
diambil kepada setiap elemen populasi. Probability sampling terbagi menjadi
beberapa cara yaitu :

3
1) Simple Random Sampling ( Sampel Random Sederhana )
Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)
dalam anggota populasi tersebut. Contoh: Ada pembiayaan pembangunan
pendidikandasar di Sumatera Selatan, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP
yang ada di Sumatera Selatan. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan
pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan
demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
2) Sample Random Systematic ( Sampel Random Sistematik )
Metode pengambilan sampel secara sistematis dengan interval (jarak)
tertentu antar sampel yang terpilih. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk
memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa
dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
3) Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam
kelompok-kelompok yang homogen (disebut strata), dan dari tiap stratum
tersebut diambil sampel secara acak
Contoh : Ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap
suatu kebijakan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang
positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut,
maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah.
Kemudian dari masing-masing strata dipilih manajer dengan teknik simple
random sampling.
4) Sample Random Berkelompok ( Cluster Sampling )
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, di mana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Contoh : Misalkan suatu
penelitian ingin mengetahui rata-rata pendapatan masyarakat dari setiap desa di
suatu kabupaten. Di kabupaten tersebut terdapat 100 desa, tetapi hanya ingin
diambil 50 desa saja. Secara administratif, seluruh desa dapat dikelompokkan
ke dalam 15 kecamatan yang berbeda (dianggap sebagai
kelompok/kluster/blok) dengan jumlah desa tiap kecamatan mungkin berbeda
pula. Maka dalam Sample random berkelompok :
• Peneliti cukup mengambil dari 15 kecamatan (N = 15) tersebut hanya 5
kecamatan saja (sebagai kluster sampel), jadi n = 5.
• Pada kelima kluster sampel tersebut, dilakukan pengukuran dari seluruh
desa sehingga diperoleh total 50 desa sampel.

4
5) Sample Random Bertingkat ( Multi Stage Sampling )
Metode pengambilan sampel yang proses pengambilan sampelnya
dilakukan dalam dua tahap (two-stage sampling) atau lebih. Proses
pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun
lebih. Contoh : Provinsi, kabupaten, kecamatan, desa. Misalnya kita ingin
meneliti berat badan dan tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan
perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000.
2. Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak
dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
peneliti. Macam-macam Non-Probability Sampling sebagai berikut:
1) Purposive Sampling (Sampel Pertimbangan)
Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang
memiliki karakteristik yang dikehendaki. Teknik ini digunakan terutama
apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang
yang sedang diteliti.
Contoh: Peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin
tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang
mengetahui dengan jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola
pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih
renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini.
2) Accidental Sampling (Sampel tanpa sengaja)
Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor
sponantanitas, artinya siapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti
dan sesuai dnegan karakteistik maka orang tersebut dapat digunakan sebagai
sampel (responden).
Contoh: Seorang ilmu ahli bahasa Inggris ingin mengetahui sejauh mana
pengaruh buku yang dikarangnya. Cara pengambilan sampel, yaitu: dibatasi
jumlah sampelnya misalnya 30 orang, setiap orang yang datang ke lembaganya
(para siswa diberi informasi dan apabila berminat sesuai dengan
kemampuannya dijadikan responden), setelah dipelajari buku selama satu
minggu, responden segera memberi kabar atau saran tentang buku yang
dipelajarinya.
3) Quota Sampling (Sampel Kuota)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya
di sini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.

5
Contoh: Sampel yang akan diambil berjumlah 100 orang dengan perincian
50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan
kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan
dilakukan.
4) Saturation Sampling (Sampel Jenuh)
Teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel, ini syaratnya populasi tidak banyak, atau peneliti ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan sangat kecil.
5) Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)
Sampel diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil
semakin menjadi besar. Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak
tahu tentang populasi hanya tahu satu atau dua orang berdasarkan penilaian
biasa dijadikan sebagai sampel.
Contoh: Akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di
wilayah Plaju. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian terus
berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus
berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas
permasalahan yang diteliti

6
DAFTAR PUSTAKA

Amirin, T. (2011). Populasi dan Sampel Penelitian 4 : Ukuran Sampel Rumus Slovin. Jakarta :
Erlangga
Sugiyono. (2012:300). Teknik Pengambilan Sampel Pada Dasarnya di Kelompokan menjadi 2
yaitu probability dan non probability

Anda mungkin juga menyukai