Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

Modul Praktikum Teknik Sampling


Praktikum Statistika Industri
Laboratorium Manajemen industri
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Trunojoyo Madura- Bangkalan

MODUL I
TEKNIK SAMPLING
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Dengan praktikum Statistik Industri Modul I yang membahas tentang penarikan
sampel, praktikan diharapkan dapat :
1. Memahami definisi dari sampel dan istilah-istilah lain yang terkait.
2. Mengetahui cara pengambilan sampel yang tepat dengan berbagai metode yang ada.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode teknik sampling yang digunakan.
4. Dapat menentukan sampel yang diambil dengan metode sampling probabilitas dan
metode sampling non probabilitas.
B.TEORI PENDUKUNG PRAKTIKUM
1. Populasi dan Sampel
Ide dasar dari pengambilan sampel adalah dengan mengobservasi beberapa elemen
(anggota) dan memberikan informasi yang berguna mengenai karakteristik populasi.
Populasi berarti kumpulan seluruh elemen/objek yang diteliti. Banyaknya anggota suatu
populasi disebut ukuran populasi. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam area/lokasi/kurun waktu yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
b.

Populasi adalah sampel keseluruhan individu satuan analisis yang layak untuk populasi

ditarik sebagai penelitian sesuai dengan kerangka sampelnya.


Adapun yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang
dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.
Banyaknya anggota suatus ampel disebut ukuran sampel. Sedangkan, kerangka sampel
(Sampling Frame) adalah seluruh daftar individu dari populasi sampel.

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

Apabila kita mengumpulkan data dari seluruh elemen dalam suatu populasi, maka kita
akan memperoleh informasi yang sesungguhnya, syang biasanya dikenal dengan istilah
parameter. Sedangkan jika kita melakukan penarikan sampel (mengumpul suatu populasi)
maka kita akan memperoleh hasil berupa data perkiraan atau pendugaan yang biasanya
disebut statistik. Jadi, statistik merupakan penduga dari parameter.
Contoh:
Topik penelitian

: Tingkat pendapatan pengusaha teh di Bandung.

Populasi sasaran

: Semua pengusaha yang ada diBandung.

Populasi sampel

: Semua pengusaha teh yang ada di Bandung.

Kerangka sampel

: Daftar nama dari semua pengusaha teh yang ada di Bandung.

Sampel

: Sejumlah pengusaha yang diambil sampel dengan metode

tertentu.
2. Pengertian Sampling
Sampling adalah cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel. Secara
garis besar, metode penarikan sampel dibagi menjadi dua, yaitu:
a.

Random Sampling (pemilihan secara acak)


Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang

memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasinya.
misalkan ada 100 elemen dalam satu populasi dan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
b.

Non Random Sampling (pemilihan secara tidak acak).


Yang dimaksud dengan non random sampling atau non probability sampling,

probability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama
untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat
dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih ;
kemungkinannya 0 (nol).
Dari dua jenis teknik pengambilan sampel diatas tersebut mempunyai tujuan yang
berbeda.

Jika

peneliti

ingin

hasil

penelitiannya

bisa

dijadikan

ukuran

untuk

mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya


sampel representative dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai
kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak
acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.
Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan
besar peneliti tidak mengetahui pasti jumlah konsumennya, dan juga karakteristik
konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran dari populasi yang tepat, bisakah dia
mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan representatif?. Kemudian,
bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap
tentang konsumen?.
Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak
dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak
atau non probability sampling namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak
bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas,
maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa merasa kurang puas terhadap teh botol.
3. Metode Penarikan Sampel Acak
Pada modul ini, akan difokuskan pada pembahasan Random/Probability Sampling.
Dalam random sampling, pemilihan sampel tidak dilakukan secara subyektif, dalam arti
sampel yang terpilih tidak didasarkan pada mata keinginan dari peneliti, populasi memiliki
kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Jenis-jenis probability random
sampling:
a. Metode Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling).
Simple Random Sampling adalah metode pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk dipilih/diambil sebagai sampel. Cara
atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat
umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak
merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya dalam populasi ada wanita
dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan
perbedaan-perbedaan lainnya.
Selama perbedaan gender, status kemakmuran dan kedudukan dalam organisasi, serta
perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian,maka peneliti dapat
mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadisampel.
Contoh:
Populasi dengan anggota sebanyak 4 (N=4) yaitu: a, b, c, dan d. Dinginkan sampel

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

dengan ukuran n = 2 dari populasi. Maka sampel yang mungkin adalah (a,b);(a,c);(a,d);(b,c);
(b,d) dan (c,d). Sehingga masing-masing sampel mempunyai peluang 1/6 dan probabilitas
setiap anggotanya, missal b sebesar 3/6=1/2. Dengan demikian peluang setiap anggota untuk
terpilih sebagai sampel sama, yaitu n/N=1/2.
a.

Metode Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling).


Metode untuk mengambil sampel secara sistematis dilakukan dengan interval (jarak)

tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan. Karena unsur populasi
berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada
pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan
perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap
kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya tersebut, maka sampelnya harus
terdiri dari manajer tingkat atas, menengah dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel
secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga tingkatan
tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah, manajer bawah,. Dari setiap
stratum tersebut dipilih sampel secara acak.
Tahapan dari Systematic Random Sampling
1.

Menentukan ukuran sampel (n) yang akan diambil dari keseluruhan anggota

populasi (N).
2.

Membagi anggota populasi menjadi k kelompok dengan ketentuan k harus lebih

kecil atau sama dengan N/n. Nilai k yang lebih besar dari N/n akan menyebabkan
ukuran sampel dapat diperoleh (kurang dari n).
Menentukan secara acak sejumlah sampel pertama dari kelompok pertama yang
terbentuk. Selanjutnya diambil beberapa unit sampel kedua dari kelompok kedua secara
sistematis (urutan sampel kedua) dari kelompok kedua sama dengan urutan sampel pertama
dari Kelompok pertama) dan seterusnya. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Menentukan banyaknya kelompok : k =100/10 =10, berarti ada 10 kelompok (tidak
boleh lebih dari 10 kelompok). Memberikan nomor urut secara acak kepada 100 orang
karyawan tersebut dari 1,2,3 sampai 100.
Membagi keseluruhan anggota populasi menjadi 10 kelompok, dengan anggota
kelompok pertama (kelompok A) berisi karyawan dengan nomor urut 1 sampai 10,
kelompok kedua (kelompok B) dengan nomor urut 11 sampai 20 dan seterusnya.

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

Mengambil satu unit sampel secara acak pada kelompok A, misal terambil karyawan
nomor 3.Setelah itu dilakukan pengambilan sampel pada kelompok berikutnya untuk
satuan sampel yang berada segaris (memiliki jarak yang sama) dengan sampel nomor
tiga tersebut Sehingga diperoleh sampel sebagai berikut : Kelompok :A,B,C,D,E,F,
G,H, I,J No. Terpilih : 3,13, 23, 33, 43, 53, 63
b.

Metode Pengambilan Sampel Acak Terstratifikasi (Stratified Random Sampling)


Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dengan populasi dibagi strata-

strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik
secara simple random sampling, maupun secara systematic random sampling.
Contoh:
Kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (4-6
tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka
buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah taman Kanak-kanak ke
dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman KanakKanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota
Madya Medan,kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besarsampel,
kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub
populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 8. Kelompok C
adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan : Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat. Kerugian : Daftar
populasi setiap strata diperlukan, jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi
tinggi.

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

c.

Metode Pengambilan Blocking( Cluster Sampel) Sampling


Cluster sampling adalah metode

yang

digunakan untuk memilih sampel yang

berupa kelompok dari beberapa kelompok (groups atau cluster), dimana setiap kelompok
terdiri atas beberapa unit yang lebih kecil (elemen). Jumlah elemen dari masing-masing
kelompok bisa sama maupun berbeda.
Seperti halnya strata pada metode acak terstratifikasi, kelompok-kelompok dalam juga
populasi bersifat ini bebas satu dengan yang lain (mutually exclusive). Tetapi anggota dari
suatu stratanya lebih bersifat heterogen dan dibatasi oleh wilayah. Teknik ini biasa juga
diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan
teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu
stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A: laki-laki semua stratum B:
perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsure
yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.
Contoh:
Suatu penelitian ingin mengetahui tingkat kepemilikan mobil pada suatu daerah. Di daerah
tersebut terdapat 200 kelapa leluarga (KK) dan ingin diambil 50 KK sebagai responden
(sampel). Secara geografis ternyata seluruh KK di daerah tersebut dapat dikeompokkan
dalam 20 kelompok (blok/cluster) lokasiyang berbeda, denganjumlah KK pada masingmasing blok sama yaitu 10KK. Dengan metode blocking, maka secara acak hanya tinggal
diambil 5 blok (cluster) saja sebagai sampel dan setiapKK dalam blok terpilih
seluruhnya.Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 5 blok x 10 KK/
Blok = 50 KK
3.

Metode Penarikan Sampel tidak acak (Non Random Sampling)


Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak

semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena
kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncakan oleh peneliti.
a. Sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan (Convenience Sampling)

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

Dalam memilih

sampel,

peneliti

tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali

berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang
tadi ada disitu atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa
penulis menggunakan istilah accidental sampling tidakdisengaja atau juga captive
sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian
penjajagan, yang kemudian dikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara
acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya
ternyata kurang obyektif.
b.

Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.

Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama judgement dan quotasampling.
1) Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penelitian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling
baik penelitiannya. Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses
produksi direncakana oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang
yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya
memilih

sesuatu

atau

seseorang

menjadi

sampel

karena

mereka

mempunyaiinformationrich.
2) Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, disebuah
kantor terdapat pegawailaki-laki 60% dan perempuan 40% . Jikaseorang peneliti
ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus
mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai
perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
c. Sampel Bola Salju(Snowbal Sampling)
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa
dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada
sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap


lembaga perkawinan. Peneliticukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian
melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut
untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang
berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita
lesbian lainnya. Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau
kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).
4.

Sumber Kesalahan dalam Sampling


Secara umum kesalahan dalam sampling disebabkan oleh:
a.

Variasi Acak

b.

Kesalahan Spesifikasi

c.

Kesalahan Penentuan Responden

d.

Kesalahan karena Ketidaklengkapan Cakupan Daftar Unsur Populasi

e.

Kesalahan karena Ketidaklengkapan Respon

f.

Kesalahan Penarikan Sampel

g.

Kesalahan Pengukuran

C. ALAT DAN BAHAN


-

Komputer

Modul praktikum

Alat tulis

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1.

Dalam praktikum ini praktikan diminta untuk mengestimasi beberapa parameter dari
populasi mahasiswa fakultas teknik industri di UTM.

2. Hitung besar sampel yang diperlukan tingkat error 1 %, 5% dan 10%.


3. Rencanakan teknik sampling yang sesuai dengan study kasus yang telah diberikan
oleh asisten.
4. Asisten akan memberikan data terkait sampel yang terpilih.
5. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah sesuai dengan studi kasus serta
telah di ACC oleh asisten.
E. TUGAS LAPANGAN
1. Praktikan mencari permasalahan riil yang akan diamati dan menentukan rumusan

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

permasalahan yang akan diselesaikan melalui proses sampling. Diskusikan Dengan


asisten.
2. Rencanakan sampling yang akan dilakukan.
3. Lakukan pengumpulan data, analisa dan laporkan hasil pengamatan
4. Dikumpulkan dalam 1 minggu.

FORMAT LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(disesuaikan dengan materi praktikum modul 1)
BAB III METODOLOGI PENNELITIAN
3.1 Prosedur Praktikum
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Flowchart Praktikum
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1

Praktikum Statistika Industri Modul 1 Teknik Sampling

F.REFERENSI
1. Sugiarto, Dergibson Siagian, Lasmono Tri Sunaryo, DennyS.Utomo, 2001, Teknik
Sampling Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Wiliam G. Cochran, 1991, Teknik Penarikan Sampel, Jakarta : UI-Press.
3. Algifari, 1997, Statistika Induktif, Yogyakarta : UPPAMPYKPN.
4. Drs. Djarwanto Ps, Drs. Pangestu Subagyo MBA,

1988,

Statistik Induktif,

Yogyakarta : BPFE.
5. Prof. Drs. Soegyarto Mangkuatmodjo, 2004, Statistik Lanjutan, Jakarta : PT RINEKA
CIPTA.
6. Abdul

Hakim

SE,

2002,

Statistik

Induktif

untuk

Ekonomi

Yogyakarta:EKONISIA.
G. TUGAS
1. Baca buku TEKNIK SAMPLING (Referensi 1) hal 29-34.
2. Baca buku STATISTIK INDUKTIF (Referensi 4) hal127-131.
3. Baca buku STATISTIK INDUKTIF UNTUK EKONOMI DAN
BISNIS(Referensi 6) hal 62-66

dan

Bisnis,

Anda mungkin juga menyukai