SKENARIO 2
TEKNIK SAMPLING
BLOK 9 EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIKA
KELOMPOK TUTORIAL 12
Dosen pembimbing : drg. Agustin Wulan Suci D.,M.DSc
NAMA ANGGOTA :
1. Faridah Risnawati (161610101091)
2. Saraswita Gabrillah Saetikho (161610101092)
3. Favinas Octa Nuri Tsalats (161610101093)
4. Nur Fitriyana (161610101094)
5. Syifa Qurratu'ain (161610101096)
6. Yenny Afiv (161610101097)
7. Salsabila Reza (161610101098)
8. Nadiah Pujiati (161610101099)
STEP 2
1. Mengapa digunakan teknik sampling?
2. Klasifikasi dari teknik sampling?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi teknik sampling?
4. Teknik sampling apa yang tepat untuk skenario ini?
STEP 3
1. a. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya
b. Dapat diperoleh informasi yang lebih banyak dan mendalam
c. Lebih akurat dan lebih terfokus
d. Untuk mempermudah peneliti sendiri
e. Sample dianggap mewakili suatu populasi
2. a. Random Sampling
Berdasarkan peluang, setiap orang memiliki peluang yang sama untuk diambil
menjadi sample.
Teknik Random Sampling dibagi menjadi:
i. Simple Random Sampling
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Bisa
digunakan pengundian atau dengan spss.
ii. Stratified Random Sampling
Proporsional Stratified Random Sampling : Mempertimbangkan jumlah
Disporposional Stratified Random Sampling : Tidak mempertimbangkan
jumlah
iii. Cluster Sampling
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sample.
iv. Systematic Random Sampling
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke-K dari titik awal yang dipilih
secara random, dimana:
K = N (Jumlah anggota populasi) : n (jumlah anggota sam pel)
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit,
diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
v. Multi Stage Sampling
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua
maupun lebih.
Misalnya: Provinsi-Kabupaten-Kecamatan-Desa-Lingkungan-KK.
STEP 4
TEKNIK SAMPLING
STEP 5
1. Definisi dan tujuan teknik sampling
2. Jenis teknik sampling random
3. Jenis teknik sampling non random
4. Jenis teknik sampling pada skenario
STEP 7
1. Definisi dan tujuan teknik sampling
Definisi Sampling
Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang
berukuran N (Lohr, 1999).
Dalam melakukan sampling, terdapat teori dasar yang disebut teori sampling. Teori
sampling mencoba mengembangkan metode/rancangan pemilihan sampel, sehingga dengan
biaya sekecil mungkin dapat menghasilkan pendugaan parameter yang mendekati parameter
populasinya. Teori sampling bertujuan untuk membuat sampling menjadi lebih efisien.
Pengertian efisien dalam teori dasar sampling adalah rancangan sampling yang
menghasilkan dugaan yang paling mendekati parameter populasi, membutuhkan biaya
pengumpulan data yang sekecil-kecilnya (Cochran, 1991).
Rancangan sampling yang efisien adalah rancangan sampling yang dapat menghemat
waktu, tenaga dan biaya tanpa mengurangi keakuratan data, dan informasi yang diperoleh
benarbenar menggambarkan karakteristik populasi dengan baik.
Eriyanto (2007) mengemukakan bahwa pemakaian sampel akan berguna jika dapat
digunakan sebagai alat pendugaan (inferensia). Nilai populasi disebut sebagai parameter,
sementara nilai sampel disebut statistik.
Definisi Teknik Sampling
Teknik sampling (teknik penarikan sampel) merupakan upaya penelitian untuk
mendapatkan sampel yang representatif atau mewakili, yang dapat menggambarkan
populasinya.
Definisi Sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri
secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut
"statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku.
Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.
Tujuan Pengambilan Sampel
Agar sampel yang diambil dari populasinya "representatif" (mewakili), sehingga dapat
diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.
2. Jenis teknik sampling random
Teknik Sampling
Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut. Vockell mendefinisikan hal ini sebagai strategi untuk memilih anggota sampel yang
hanya diperbolehkan melalui peluang dan suatu sistem untuk menentukan keanggotaannya
dalam sampel. sistem yang dimaksud adalah strategi yang direncanakan untuk memilih
anggota-anggota setelah memulai pemilihan acak, misalnya setiap subjek ke 5, setiap subjek
ke 10 dan sebagainya. Langkah yang harus dilakukan antara lain.
1. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil
2. Bagilah total populasi dengan jumlah yang diperlukan untuk menentukan interval
pengambilan sampel.
3. Tentukan anggota sampel.
Contoh: Suatu penelitian memiliki populasi sebanyak 5000 siswa kemudian akan diambil 100
siswa sebagai sampel: Kelompok =N(n=5000100)=50. Dengan menggunakan undian, kita
memilih kelompok 1 sampai 50 secara acak. Misalnya dalam undian adalah kelompok 5
maka seluruh anggota kelompok 5 adalah sampelnya. Jadi sampel yang yang kita ambil
adalah nomor urut populasi 5, 55, 105, 155, 205, 255, .., 4955, atau dapat kita simpulkan
kita menggunakan kelipatan angka 50.
Teknik digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional (sampel tidak sebanding dengan jumlah populasi). Contoh:
Peneliti akan menarik 20 siswa dari suatu populasi di sekolah Z dengan karakteristik:
Prestasi rendah : 15 siswa
Prestasi sedang : 30 siswa
Prestasi tinggi : 72 siswa
Prestasi sangat tinggi : 3 siswa
Total populasi : 120 siswa
Jika kita menggunakan cara proporsional akan diperoleh sampel sebgai berikut:
Sampel prestasi rendah : (15/120) x 20 = 2,5 dibulatkan menjadi 3
Sampel prestasi sedang : (30/120) x 20 = 5
Sampel prestasi tinggi : (72/120) x 20 = 12
Sampel prestasi sangat tinggi : (3/120) x 20 = 0,33 dibulatkan menjadi 0
Dengan cara proporsional kita tidak akan memperoleh sampel dari prestasi sangat tinggi
sehingga kita dapat menggunakan cara nonproporsional agar semua kelompok dapat
terwakili, dengan mengubah komposisi sebagai berikut:
Prestasi rendah : 3 siswa
Prestasi sedang : 5 siswa
Prestasi tinggi : 11 siswa
Prestasi sangat tinggi : 1 siswa
Setelah ditentukan jumlah sampel dari setiap strata tentukan anggota sampel tersebut
berdasarkan acak sederhana (undian/table angka acak) atau sistematis.
Teknik digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas, misalnya penduduk suatu Negara, propinsi, kabupaten. Dalam cluster, populasi
target pertama dibagi ke dalam sub kelompok atau cluster yang ekslusif. Kemudian sampel
acak dari cluster tersebut dipilih berdasarkan teknik probability sampling, misalnya dengan
menggunakan random sampling. Teknik ini digunakan bila kita memiliki keterbatasan karena
ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi), namun kita memiliki data yang
lengkap tentang kelompok.
Sistematik random sampling
Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu interval (tiap ke n elemen) dan
dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval
tertentu.
Contoh :
Dari 100 orang karyawan ingin diambil secara acak sistematis 10 karyawan sebagai
sampel. Penyelesaiannnya dapat dilakukan sbb:
1. Menentukan banyaknya kelompok: k=100/10= 10, berarti ada 10 kelompok
(tidak boleh lebh dari 10 kelompok).
2. Memberi nomor urut secara acak pada 100 orang karyawan dari 1, 2, 3 sampai 100
3. Membagi keseluruhan anggota populasi menjadi 10 kelompok. Maka akan
diperoleh kelompok pertama (kelompok A) berisi karyawan dengan nomor urut
1 hingga 10, kelompok kedua (kelompok B) dengan nomor urut 11 hingga 20,
dst sampai kelompok J
4. Mengambil satu unit sampel secara acak pada kelompok A (pertama) misalnya
terambil karyawan nomor 3. Setelah itu dilakukan pengambilan sampel pada
kelompok yang berikutnya untuk satuan sampel yang berada segaris (memiliki
jarak yang sama) dengan sampel nomor 3 tersebut. Anggota populasi yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah anggota populasi yang mempunyai
nomor sbb :
Kelompok: A B C D E F G H I J
No.Terpilih: 3 13 23 33 43 53 63 73 83
93
Jadi pengambilan sampel yang dilakukan benar-benar secara acak hanyalah pada
pengambilan sampel pertama dari kelompok pertama. Sesudah sampel pertama
tersebut terambil, maka sampel kedua, ketiga dst diambil secara sistematis dari
kelompok kedua, ketiga dst.
Contoh 1.1
Sebuah tim peneliti berusaha mewawancarai sekitar 200 orang penderita AIDS yang tinggal
di suatu wilayah. Tidak ada daftar orang yang mengidap AIDS di wilayah ini. Daftar seperti
itu akan sangat mahal untuk dicoba dan juga proses mendapatkannya mungkin akan
menimbulkan masalah etika dan kerahasiaan. Wilayah ini dilayani oleh 25 klinik kesehatan,
tersebar di wilayah yang luas dengan jalan-jalan yang buruk. Para peneliti tahu bahwa
kebanyakan klinik melayani sekitar 50 pasien AIDS. Oleh karena itu, mereka secara acak
mengambil sampel 4 dari 25 klinik dan mempelajari semua pasien AIDS di klinik tersebut,
menghasilkan sampel sekitar 200 pasien (Morra-Imas, 2009).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah
sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers
Keuntungan : Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian :Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, biaya transportasi
besar.
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke K" dari titik awal yang dipilih secara
random. Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya. Cara ini dipergunakan apabila ada
sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya
Medan ( 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda
(heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman
Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk
Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang
ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan
besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari
masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Jenis teknik sampling yang susuai dengan skenario ini yaitu teknik sampling aksidental.
Teknik ini tergolong dalam non-random sampling. Pada skenario dikatakan bahwa drg. Liana
sebagai peneliti, ingin mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan minum kopi terhadap
stain gigi remaja dengan pengambilan sampel orang yang ditemui saja. Hal ini sesuai dengan
teknik sampling aksidental, karena teknik sampling aksidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2005).
Selain itu, drg. Liana juga memberikan kuisioner dengan tema pengaruh rokok terhadap
stain gigi, dimana kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang sudah mendarah daging, dengan
kata lain setiap orang yang ditemui pasti sudah mengetahui hal yang sudah umum ini. Teknik
ini digunakan, antara lain jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden karena hal
tertentu atau kerena topik yang diriset adalah persoalan umum dimana semua orang
mengetahuinya (Sugiyono, 2005).
Menurut Margono (2004: 127) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel
tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang
ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan
mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti
mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah
yang diharapkan terpenuhi (Margono, 2004). Selain itu, teknik sampling aksidental ini juga
didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan mendapatkannya (sampel terpilih
karena ada pada tempat dan waktu yang tepat) (Nur, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Ansari Fuad. "Prisip-prisip dan Dasar Statistik dalam Perencanaan Kesehatan", Airlangga
University Press C, 1975.
Anggraini Sri., "Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, Jakarta,1979.
Amiyani, Rofi. 2016. Teknik Sampling. Yogyakarta: UniversitasNegeri Yogyakarta.
Alvi, Mohsin Hassan. 2016. A Manual for Selecting Sampling Techniques in Research.
Pakistan: University of Karachi.
Babbie, Earl. 1990. Survey Research Methods. 2nd ed. California: Wadsworth Publishing
Company.
Dwiastuti, Rini. 2012. Metode Penelitian Sosial: Rancangan Penarikan Contoh (Sampling
Design). Malang: Universitas Brawijaya.
Etikan I, Bala K (2017) Sampling and Sampling Methods. BiomBiostatInt J 5(6): 00149.
DOI: 10.15406/bbij.2017.05.00149
Fowler, Jr. Floyd J. 2009.Survey Research Methods. 4th ed. United States of America: Sage
Publications.
Henry, Gary T. 1990. Practical Sampling.Vol. 21. London: Sage Publications.
MacNealy, Mary Sue. 1999. Strategies for Empirical Research in Writing. New
York:Longman
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Morra-Imas, Linda G, dan Ray C. Rist. 2009. The Road to Results: Designing and
Conducting Effective Development Evaluations. Washington: The World Bank
Nur Aisyah Jamil. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Indonesia. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
Nurdiani, Nina. 2014. Teknik Sampling Snowball dalam Penelitian Lapangan. ComTech.
5(2): 1110-1118.
Nurhayati. Studi Perbandingan Metode Sampling antara Simple Random dengan Stratified
Random. Jurnal Basis Data, ICT Research Center UNASVol.3 No.1 Mei 2008 ISSN
1978-9483
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Amiyani, Rofi. 2016. Teknik Sampling. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.