Anda di halaman 1dari 43

POPULASI, SAMPEL DAN

TEKNIK SAMPLING

Oleh :

LEO YOSDIMYATI ROMLI

1
 Pengertian Populasi
 Sampel
 Teknik Sampling
 Jenis-jenis Teknik Sampling
- Random Sampling
- Non Random Sampling
 Penetapan Jumlah Sampel
 Ukuran Sampel
2
A. PENGERTIAN POPULASI
 Jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya
hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut
dinamakan unit analisis, dan dapat berupa
orang-orang, institusi-institusi, benda-benda,
dll.
 Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif
maupun kualitatif daripada karakteristik
tertentu mengenai semua objek yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya
3
B. SAMPEL
Sampel atau contoh adalah sebagian
dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti. Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.

4
C. TEKNIK SAMPLING
1) Pengertian teknik sampling
Teknik pengambilan sample atau teknik
sampling adalah teknik pengambilan
sampel dari populasi. Sampel yang
merupakan sebagaian dari populasi tsb.
kemudian diteliti dan hasil penelitian
(kesimpulan) kemudian dikenakan pada
populasi (generalisasi).

5
POPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING
2. diteliti

1. Teknik sampling
POPULAS
I SAMPEL

3. generalisasi

6
2) Manfaat sampling
 Menghemat beaya penelitian.
Menghemat waktu untuk penelitian.
Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
Memperluas ruang lingkup penlitian.
 

3) Syarat-syarat teknik sampling


Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat
homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau
setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi
bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat
bersifat tidak representatif atau tidak dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
7
JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING
SIMPLE RANDOM

SYSTEMATIC RANDOM

RANDOM PROPORSIONAL RANDOM


SAMPLING
STRATIFIED RANDOM

TEKNIK KLUSTER RANDOM


SAMPLING

PURPOSIVE SAMPLING

NON RANDOM SNOWBALL SAMPLING


SAMPLING
QUOTA SAMPLING

ACCIDENTAL SAMPLING

8
4. Jenis-jenis teknik sampling
a. Random sampling
Teknik sampling probabilitas atau random
sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau
kesempatan kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel
yang diperoleh diharapkan merupakan sampel
yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut.

9
Cara-cara random sampling
1) SIMPLE RANDOM SAMPLING
 Cara paling populer yang dipakai dalam proses
penarikan sampel rambang sederhana adalah
dengan undian.
 Setiap elemen dalam populasi mempunyai
kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek
dalam sampel. Satu hal penting, peneliti harus
mengetahui jumlah responden yang ada dalam
populasi penelitian
 Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi

10
Cara-cara random sampling
 Syarat yang harus dipenuhi untuk rambang sederhana adalah:
a. Ukuran populasi harus terhingga, besarnya populasi harus
diketahui oleh peneliti, populasi yang bersifat konseptual atau
teoretis dapat dikategorikan pada populasi tak terhingga.
Populai yang terlalu banyak juga termasuk populasi tak
terhingga.
b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang
mempunyai karakteristik yang dianggap sama atau pada
umumnya sama (homogen) samplingnya dapat dilakukan dengan
sampling acak. Populasi yang anggotanya mempunyai
karakteristik berbeda-beda sampelnya tidak dapat diambil
dengan cara sampling acak.
c. Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan
menggunakan tabel bilangan acak. Ada berbagai tabel bilangan
acak salah satunya dapat dilihat di kalkulator
Cara menggunakan tabel bilangan acak adalah sebagai berikut:

11
1) Pertama-tama semua anggota populasi diberi nomor urut.
Jika populasi ada 500, maka berilah semua anggota
populasi nomor urut 1, 2, 3, dst. …… 500.
Misalnya jumlah sampel yang diambil ada 75.

2) Pilih secara acak atau acak baris dan kolom pada tabel
bilangan random, misalnya dipilih:
baris kedua kolom 05-09,
baris ketiga kolom 10-14,
baris keempat kolom 20-24,
baris kelima kolom 25-29.

3) baris keenam kolom15-19,


baris kesembilan kolom 25-29.

12
 Dimulai dari baris kedua kolom 05-09, pilihlah berurutan
ke bawah digit yang tiga angka pertama-nya sesuai
dengan nomor anggota populasi.
 Setelah digit yang ada pada kolom tersebut habis,
lanjutkan pada kolom berikutnya, dst . sampai diperoleh
sampel sebanyak 75.

4) Dari hal di atas, nomor yang menjadi sampel adalah:


 176, 374, 092, 036, 124, 214,
 112, 106, 206, 108, 298, 499, 072, 448, 428,
 466, 162, 100, 473, 456, 234, 373, 284
 364, 417.

13
Cara-cara random sampling
2) Teknik sampling secara sistematis
(systematic sampling) 
 Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil
setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
 Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap
ke n elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih
sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval
misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat
menggunakan dasar urutan abjad
 Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya
daftar semua anggota populasi
 Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat
biaya, tapi bisa menimbulkan bias

14
Cara Pengambilan Sampel
 Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan
diambil sampelnya dengan teknik ini sebanyak 50 individu,
maka pertama-tama peneliti memberi nomor urut pada setiap
anggota populasi dengan urutan nomor 1, 2, 3, ….., 500.
 Kemudian peneliti membuat interval pada nomor-nomor
anggota populasi misalnya dengan interval 10 angka,
sehingga diperoleh 50 kelompok bilangan (kelas interval).
 Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana
akan diambil anggotanya untuk dijadikan sampel yang
mewakili interval tersebut.
 Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas
interval pertama ( 1 s.d. 10), maka selanjutnya akan didapati
17 untuk mewakili kelas interval kedua (11 s.d. 20).
 Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan
seterusnya, sampai 497 untuk mewakili kelas interval
terakhir atau kelima puluh (491 s.d. 500).
 Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50.

15
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
3) Teknik sampling secara rambang proporsional.
Jika populasi terdiri dari subpopulasi- subpopu-
lasi maka sample penelitian diambil dari setiap
subpopulasi. Adapun cara pengambilannya
dapat dilakukan secara undian maupun
sistematis.
 

16
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
4) Teknik sampling secara rambang
bertingkat (stratified sampling)
 Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan
sampel sama seperti pada teknik sampling secara proporsional.
 Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan
melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata.
Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih sampelnya secara
random sesuai proporsinya.
 Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik
yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau
responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan
perempuan, dll.
 Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila
menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu
kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.

17
Cara pengambilan sampel
 Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota
populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis
karakteristik unit-unit tersebut.
 Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata
diambil sampel yang mewakilinya.
 Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan
dengan cara acak, karenanya disebut stratified random
sampling.
 Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata
memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan
perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan
masing-masing strata.
 Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area)
maka dalam hal ini setiap wilayah harus pula terwakili dalam
sampel.

18
 Contoh Stratified Random Sampling:
Populasi 900 orang
Dibagi
tiga

Gr gol.II Gr gol. III Gr gol. IV


300 orang 300 orang 300 orang

Pilih secara acak Pilih secara acak Pilih secara acak


Untuk 90 orang Untuk 90 orang Untuk 90 orang
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
5) Teknik sampling secara kluster
(cluster sampling)
 Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik
populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian
karena populasi tersebar di wilayah yang amat
luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan
sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan
sampel semacam ini disebut cluster sampling atau
multi-stage sampling.

20
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
5) Teknik sampling secara kluster
(cluster sampling)
 Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam
cluster atau kelompok, jika ada beberapa
kelompok dengan heterogenitas dalam
kelompoknya dan homogenitas antar kelompok.
Teknik cluster sering digunakan oleh para
peneliti di lapangan yang mungkin wilayahnya
luas.
 Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien
dalam hal ketepatan serta tidak umum
21
b. Nonrandom sampling
1) Purposive sampling atau judgmental sampling
 Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample
yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang
ditetapkan peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.
 Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini, mula-
mula peneliti harus mengidentifikasi semua karakteristik populasi,
maupun dengan cara lain dalam mempelajari berbagai hal yang
berhubungan dengan populasi.
 Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya,
sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
 Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive sampling
berdasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti.

22
b. Nonrandom sampling
2) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola
salju).
 Proses pengambilan sample dengan cara sambung
menyambung informasi dari unit satu dengan unit lain
sehingga menjadi satu kesatuan unit yang banyak
 Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan
sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan
berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel
ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample
kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin
besar, seolah-olah terjadi efek bola salju

23
b. Nonrandom sampling
3) Quota sampling (penarikan sample secara
jatah).
 
 Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama
menetapkan berapa besarnya jumlah sampel yang diperlukan.
 Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang
mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses
pengumpulan data.
 Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum, maka
jatah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil
unit sampel yang diperlukan.
 Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi
masalah, yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan
dapat dipenuhi.

24
b. Nonrandom sampling
4) Accidental sampling atau convenience
sampling
 Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup
dengan mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui
oleh observer di lapangan sesuai kebutuhan studi.
 Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel
yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan
secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi
peneliti saat pengumpulan data dilakukan

25
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL

 Berapakah besar jumlah yang


dinyatakan memenuhi syarat untuk
penelitian ?
 Apa saja yang harus dipertimbangkan
dalam menetapkan jumlah sampel ?

26
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL
Ada beberapa pertimbangan untuk
penetapkan jumlah sampel :
1. Sejauh mana homogenitas populasi. Jika
populasi 100 persen homogen besar
sampel tak jadi persolan (misal menen-
tukan golongan darah). Namun jika popu-
lasi kurang homogen besar jumlah sam- pel
harus dipertimbangkan .
2. Apakah sampel memenuhi jumlah mini-
mum untuk analisis statistik (untuk pene-
litian kuantitatif analitik)

27
Ukuran Sampel
Kuantitatif :
dapat ditaksir dengan akurat, berdasar
analisis yang akan dilakukan, presisi
estimasi yang diinginkan, kesalahan
random yang masih bisa ditoleransi,
kuasa statistik yang diharapkan
Kualitatif :
 Ukuran sampel cukup besar jika peneliti
telah puas bahwa data yang diperoleh
cukup kaya dan cukup meliput dimensi
yang diteliti.
 Umumnya sekitar 40 responden, jarang
>200
SAMPLE SIZE / BESAR
SAMPEL
Tergantung pada :
 Pertimbangan representative
Adanya sumber-sumber yang dapat
digunakan untuk menentukan batas
maksimal dari besarnya sampel.
 Pertimbangan analisis
Kebutuhan rencana analisis yang
menentukan batas minimal besar sampel.
Variabel-variabel yang akan
menentukan jumlah sampel
 Tingkat kemaknaan statistik (α)
 Kuasa statistik (1-β)
 Besarnya pengaruh variabel terhadap efek
 Proporsi efek pada populasi tak terpapar
(kohort)
 Proporsi paparan pada populasi normal
(kasus kontrol)
 Perbandingan ukuran sampel antar
kelompok studi yang dikehendaki
 Peneliti menentukan α dan β berdasar
pertimbangan resiko yang masih dapat
diterima dari penelitian (0.05, 0.01, 0.001
dst)
 Besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap efek ditetapkan oleh peneliti
berdasar hasil penelitian sebelumnya
No JENIS MASALAH RUMUS BESAR SAMPEL
1 Deskriptif kategorik ( Z α )2 pq
    d2
2 Deskriptif numerik ( Z α x s)2
    d2
3 Analitik komparatif ( Z α √2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2)2
  Kategorikal tdk berpsg (p1 - P2 ) 2
4 Analitik komparatif N1=N2= [ Z α (OR-1) + Zβ√[ (OR+1)2 - (OR-1)2 π)]2
  Kategorikal berpsg (OR-1)2 π 2
5 Analitik komparatif numerik 2 ( Z α + Z β )2 S2
  tdk berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2
6 Analitik komparatif numerik  
  tdk berpasangan > 2 kelompok  
7 Analitik komparatif numerik ( Z α + Z β ) 2 S2
  berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2
8 Analitik komparatif numerik  
  berpasangan > 2 kelompok  
9 Korelatif [ ( Z α + Z β )2 ]
    (0,5 ln) [ ( 1 + r )/(1-r) ]2
10 Multivariate F (V1, ES
     
11 Diagnostik ( Z α )2 Sen (1-sen)
    d2P
12 Survival ( Z α + Z β )2 [ Ǿ ( λc) + Ǿ ( λi)]
    ( λc - λi)2
Z α dan β

Error Z α one tailed atau β Z α two tailed

0,01 2,576 2,581


0,02 2,238 2,576
0,03 1,960 2,238
0,05 1,645 1,960
0,10 1,282 1,645
0,15 1,036 1,440
0,20 0,842 1,282
PENENTUAN BESARNYA
SAMPEL (SAMPLE SIZE)
Penetapan jumlah sampel tergantung pada:
1. Adanya sumber data yang dapat digunakan untuk
menetapkan batas maksimal dari besarnya sample
2. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan
batas minimal dari besarnya sampel:
1. Angka perkiraan dari proporsi yang mau diukur (misal:
penelitianpenyakit jantung koroner ditetapkan 50%)
2. Tetapkan tingkat kepercayaan (misal: 5%, atau 1%)
3. Tetapkan derajat kepercayaan (Confidence levels) misal:
95%, atau 99%.
3. Hitung jumlah/besar sampel
Formula
pxq N-n
d=Zx√ n x √ N-1
d: penyimpangan (0,05 atau 0,01)
Z: SD normal (pd 1,96 atau 2,58)
p: proporsi sifat tertentu yang terjadi pada
populasi, bila tidak diketahui maka p=0,05
q:1-p atau (p + q = 1)
N: besarnya populasi
n: besarnya sampel
Contoh:
Penelitian tentang status gizi anak balita di
kelurahan X N=923.000, prevalensi gizi
kurang tidak diketahui.Tentukan besar
sampel (n) yang harus diambil bila
dikehendaki derajat kemaknaan(1- α =95%
dengan estimasi penyimpangan(α=0,05)
 Bila dimasukan ke dalam formula di atas
diperoleh besarnya sampel n = 480
Untuk populasi kecil < 10.000
formulanya:
N
n=
1 + N (d )
2

N: besar populasi
n: besar sampel
d: tingkat kepercayaan/ketepatan yang
diinginkan
Formula Snedecor dan Cochran:
Z α 2 pxq
n=
d2

n = besar sampel
p = proporsi variabel yang dikehendaki
q=1–p
Z α = simpangan rata-rata pada derajat kemaknaan α
d = kesalahan sampling yg masih ditoleransi

Z α pada α 0,05 dua arah = 1,96 dan satu arah = 1,64


α 0,01 dua arah = 2,58 dan satu arah = 2,32
Koreksi untuk populasi
terbatas <10.000
n
nk =
1 + n/N
Contoh: bila p sampel tdk diketahui maka p=50% dan
q=50% pada derajat kepercayaan 95% dan selisih
antara sampel dengan populasi 10% maka:
n =(1,962x0,5x0,5)/(0,1)2 = 100.

Utk d=5% dan n=1/d2=1/0,0025=400


Bila populasi studi 1000 maka
Nk =(400/1+(400/1000)=286
Beberapa contoh menentukan
sample size
Populasi kurang dari 10.000

n= N
1 + N (d²)

N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan yang diinginkan
Beberapa contoh menentukan
sample size
Rumus lain:
d = Z x √pxq x √N-n
n N-1

d = penyimpangan thd populasi atau derajat ketepatan yang


diinginkan, biasanya 0.05 atau 0.001
Z = standart deviasi normal biasanya ditentukan pada 1.95 atau 2.0
p = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada
populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu
tersebut, maka p=0.05
q = 1.0-p
N = besar populasi
n = besar sampel
Beberapa contoh menentukan sample
size
Hair et al (1998)
Rasio antara jumlah subjek dan jumlah
variabel independen dalam analisis
multivariat dianjurkan sekitar 15 sampai
20 subjek per variabel independen

Pada penelitian dengan teknik analisis


regresi multivariat
TERIMA KASIH

43

Anda mungkin juga menyukai