Ailul Ikmah
173210001
A. Definisi
Diabetes Mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)
akibat tubuh kekurangan insulin baik absolute maupun relative. Tingkat kadar
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes Mellitus adalah
neurologis.
Kesimpulan dari Diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah dalam
tubuh melebihi batas normal yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
tersebut salah satunya karena kerusakan pada organ pankreas yang tidak dapat
2018).
8
9
B. Etiologi
beta pulau Langerhans. Jenis juvenlis (usia muda) disebabkan oleh predisposisi
degenerasi sel-sel beta akibat penuaan dan akibat kegemukan/ obesitas (Riyadi, S.
dan Sukarmin, 2018). Penyebab resistensi insulin pada diabetes sebenarnya tidak
1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetap mewarisi
2) Faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta pancreas, sebagai
dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destruksi sel beta
pancreas.
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin
maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel
dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal
ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif
komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal
dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:
11
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
C. Patofisiologi
hancurnya sel-sel beta pankreas karena proses autoimun. Disamping itu glukosa
yang berasal dari makanan tidak bisa disimpan dalam hati meskipun tetap berada
darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat mengabobsi semua sisa glukosa yang
ekskresikan kedalam urine,ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, napas bau aseton. Bila tidak
2011).
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin, dengan demikian insulin menjadi
12
tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Jika sel-sel
beta tidak mampu mengimbangi permintaan kebutuhan akan insulin maka kadar
glukosa akan meningkat dan terjadi DM tipe II. Meskipun terjadi gangguan
sekresi insulin merupakan ciri khas akibat DM tipe II,namun masih terdapat
insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan
produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetika tidak
terjadi pada DM tipe II, yang paling sering terjadi pada usia >30 tahun.
arteri perifer maka dapat mengakibatkan insufuensi vaskuler perifer yang di sertai
e. Pruritas vulvular
f. Kelelahan
13
g. Gangguan penglihatan
h. Peka rangsang
i. Kram otot
Sering dikenal dengan diabetes juvenile karena berkembang pada usia dari
Terjadi pada usia 40 tahun atau lebih, khususnya pada individu dengan
d. Endokrinopati
f. Infeksi
g. Immunologi
4. Diabetes Kehamilan
Dikatakan diabetes mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu:
badan
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
G. Pathway
Autoimun, Idiopati, Obesitas, genetik, diet,
genetik, kelainan umur, obat-obatan, alkohol,
pankreas polusi, bahan kimia
Prognosa penyakit
BUN Hiperglikemia
Glukoneogenesis
BB Polidipsia, poliuria
Gangguan metabolik
jangka panjang.
dari konsentrasi glukosa plasma. Komplikasi metabolik yang paling serius pada
dan aseton).
insulin, (2) pemulihan keseimbangan air dan elektrolit, dan (3) pengobatan
lain dari diabetes tipe 2 yang lebih tua. Hiperglikemia berat dengan kadar
antara NHNK dan DKA adalah pada NHNK tidak terdapat ketosis.
16
17
kepala, dan palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak (tingkah
laku yang aneh, sensorium yang tumpul, dan koma). Harus ditekankan bahwa
dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen
17
18
sekitar 1800 parut yang ditempatkan pada kutub posterior retina. Pengobatan
yang menyertainya.
fungsi nefron terus berlanjut, pasien akan menderita insufiensi ginjal dan
uremia. Pada tahap ini, pasien mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi
ginjal. Neuropati dan katarak disebabkan oleh gangguan jalur poliol (glukosa –
jaringan saraf, terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa serta penurunan kadar
diabetik dapat menderita infark miokardial akut tanpa nyeri. Pasien ini juga
18
19
ukuran janin besar, dan bayi premature dengan insidens sindrom distress
pernapasan yang tinggi, serta malformasi janin. Tetapi sekarang ini kehamilan
atau dicegah jika pengobatan diabetes cukup efektif untuk membawa kadar
glikat.
1. Tes toleransi glukosa (TTG) memanjang lebih dari 200 mg/dl. Biasanya
tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa darah
19
20
2. Gula Darah Puasa (FPB) normal yaitu diatas normal. Tes ini mengukur
ketoasidosis.
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
A. Diet
20
21
kalorinya.
Diit VI s/d VIII : diberikan penderita krusu. Diabetes remaja, atau diabetes
komplikasi.
21
22
JI : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi
BB (Kg)
𝐵𝐵𝑅 = X 100%
TB (cm) − 100
Kurus (underweight)
B. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
22
23
5) Kadar glukosa otor dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
C. Penyuluhan
bermacam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video,
D. Obat
23
24
insulin
2. Insulin
1) DM tipe I
OAD
3) DM kehamilan
8) DM operasi
9) DM patah tulang
24
25
a) Lokasi suntikan
c) Pemijatan (Masage)
d) Suhu
absorpsi insulin.
e) Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini
subkutan.
f) Konsentrasi Insulin
25
26
diabetik.
E. Cangkok Pankreas
kembar identik.
26
27
A. Pengkajian
perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data
1. Riwayat Kesehatan
a. Pola persepsi
tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki diabetik bahkan mereka takut
27
28
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
c. Pola eliminasi
28
29
Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada
f. Kongnitif persepsi
h. Peran hubungan
i. Seksualitas
29
30
pada vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko
j. Koping toleransi
kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
3. Pemeriksaan fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal,
Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
30
31
f. Pemeriksaan
normal
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa
baal
j. Pemeriksaan Neurologi
B. Diagnosa Keperawatan
31
32
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia
b.d resistensi insulin selama 1x 24 jam maka ketidakstabilan gula Observasi :
darah membaik
KH : - Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
Kestabilan kadar glukosa darah - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
membaik
Terapeutik :
Status nutrisi membaik
Tingkat pengetahuan meningkat - Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
- Ajurkan kepatuhan terhadap diet dan
olah raga
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian insulin 6 Iu
32
33
benar
Edukasi:
- Jelaskan mamfaat dan efek samping
pengobatan
- Anjurkan mengosomsi obat sesuai
indikasi
2 Nyeri Akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1 Manajemen nyeri
fisik x24 jam diharapkan nyeri menurun
KH : Observasi :
Tingkat nyeri menurun - Identifikasi identifikasi lokasi,
Penyembuhan luka membaik karakteristik, durasi, frekuensi,
Tingkat cidera menurun kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan periode dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
33
34
34
35
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Perawatan luka
Observasi :
- Monitor karakteristik luka (drainase,
warna ukuran, bau)
- Monitor tanda tanda infeksi
Terapeutik :
- Lepaskan balutan dan plester seccara
perlahan
- Bersihkan dengan Nacl
- Bersihkan jaringan nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai kekulit
- Pertahan teknik steril saat
melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Jelaskan tanda,gejala infeksi
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur debridement
35
36
36
37
37
38
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
(Nursallam, 2011).
E. EVALUASI
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
38
39
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khaerul. 2017. Gambaran Pasien Diet Defisit Nutrisi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan
UMP
Arifin, Hidayat. 2019. Penurunan Diabetes Mellitus Risiko tingkatkan Stress pada Pasien.
http://news.unair.ac.id/2019/10/10/penurunan-diabetes-mellitus- risiko-tingkatkan-stres-pada-
pasien/.
Barkah. 2019. Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis Pneumonia di Ruang Melati RSUD
Bangil. Sidoarjo: AKC Sidoarjo
Fadhilah, Harif dkk. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Fadhilah, Harif dkk. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPN
Fadhilah, Harif dkk. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika
Marsewa, Novian. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Bab II.
Supriyadi, Susmini. 2019. Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Gejala Neuropati Perifer
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Malang: Universitas Tribuwana Tunggadewin
Tim Penyusun Pedoman. 2019. Buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Metode Studi Kasus. 39
Sidoarjo: Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo