Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
Faktor eksogen
a. Trauma
b.
Infeksi
Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum adalah
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
D. Manifestasi Klinis
1. Gejala yang sering diderita oleh seorang penderita diabetes adalah sebagai
berikut (Hananta, 2011)
a. Polidipsia atau banyak minum, penderita diabetes akan sering merasa haus
berhubungan dengan adanya dehidrasi akibat ginjal mengeluarkan glukosa
dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa haus dan mulut
terasa kering sebagai mekanisme kompensasi pasien akan banyak minum.
b. Poliuria atau banyak buang air kecil, frekuensi buang air kecil akan
meningkat dari sebelumnya dan membuat para penderita diabetes menjadi
tidak nyaman. Hal ini terjadi karena hiperglikemia menyebabkan diuresis
osmotik sehingga ginjal akan terus mengeluarkan urine dalam jumlah
yang lebih banyak.
c. Poliphagia atau banyak makan. Nafsu makan pasien meningkat seiring
dengan kondisi sel dalam tubuh yang kekurangan pasokan energi
d. Glukosuria, peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi ambang batas
ginjal yaitu 180 mg/dL dapat menyebabkan tekanan osmotik sehingga
glukosa ikut keluar melalui urine
e. Penurunan berat badan secara drastis, kebanyakan dari penderita diabetes
akan mengalami penurunan berat badan dan sering kali tidak disadari. Hal
ini disebabkan adanya pemecahan asam amino (proteolysis) dalam otot
sehingga cadangan makanan protein dalam otot berkurang yang
mengakibatkan penurunan berat badan.
2. Gejala Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan
dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses mikroangipati
menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli
memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
c. Paresthesia (kesemutan)
d. Pulselessness (denyut nadi hilang)
e. Paralysis (lumpuh).
E. Patofisiologi DM
DM terjadi ketika kadar gula dalam dara melebihi kadar normal. Untuk
memahami proses terjadinya DM, kita perlu memahami proses normal pengaturan
kadar gula darah dalam tubuh. Oleh karena itu, kita perlu memahami proses
pencernaan makanan (terutama karbohidrat) yang masuk melalui mulut hingga
kemudian diubah menjadi glukosa (zat gula) dan digunakan oleh jaringan tubuh
(Khasanah, 2012)
Karbohidrat yang masuk kedalam saluran pencernaan akan dicerna menjadi
monosakarida (salah satunya adalah glukosa) atau gula sederhana. Glukosa
tersebut akan diserap dalam usus halus, setelah diserap dan masuk kedalam aliran
darah, kadar glukosa dalam darah akan meningkat untuk sementara waktu.
Glukosa dalam darah akan dibawa kejaringan tubuh yang memerlukannya untuk
diubah menjadi energi dan sebagian lagi dibawa ke hati untuk disimpan. Dengan
demikian, kadar glukosa dalam darah akan menurun dalam beberapa jam. Ketika
kadar glukosa dalam darah turun melewati batas minimal, maka simpanan
glukosa dalam hati akan dilepaskan kedalam darah untuk mempertahankan
kadarnya dalam darah (Khasanah, 2012)
Pengaturan jumlah glukosa dalam darah bergantung pada peran hormon
yang menurunkan dan hormon yang meningkatkan kadarnya dalam darah. Insulin
merupakan hormon yang bertugas untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.
Proses ini terjadi dengan cara mempermudah glukosa masuk kedalam jaringan
tubuh. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, insulin bisa diibaratkan sebagai
anak kunci untuk membuka pintu masuk bagi glukosa ke dalam jaringan tubuh.
Untuk bisa memasukkan glukosa kedalam jaringan, insulin akan berikatan dengan
reseptor yang bisa diibaratkan sebagai lubang kunci. Ketika glukosa dalam darah
mulai menurun, hormon glukagon akan meningkatkan kadar glukosa darah,
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki,
sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya
ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi
otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki
pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki.
Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki
terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi
pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya
penurunan asupan nutrisi, oksigen ( zat asam ) serta antibiotika sehingga
menyebabkan luka sulit sembuh ( Levin,1993). Infeksi sering merupakan
komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran darah atau
neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap
penyembuhan atau pengobatan dari KD.
F. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl
dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )
3.
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
Diagnosis diabetes mellitus umumnya ditegakkan dengan adanya gejala khas
diabetes mellitus berupa poliuria, polidipsi, poliphagia, lemas dan berat badan
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
menurun. Jika keluhan dan gejala khas ditemukan dan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu yang lebih 216 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnose
G. Komplikasi
Komplikasi atau penyulit pada DM, dapat berupa komplikasi akut dan
komplikasi kronis. Komplikasi kronis, berupa komplikasi kronis vaskuler dan non
vaskuler (Anies, 2006).
a. Komplikasi akut yang sering terjadi.
1) Hipoglikemia, yaitu keadaan penurunan kadar glukosa darah dengan
gejala berupa gelisah, tekanan darah turun, lapar, mual, lemah, lesu,
keringat dingin, gangguang menghitung sederhana, bibir dan tangan
gemetar, sampai terjadi koma. Kondisi ini harus segera diatasi, dengan
diberi gula murni, minum sirup, permen atau makanan yang mengandung
karbohidrat seperti roti.
2) Hiperglikemia, yaitu keadaan kelebihan gula darah yang biasanya
disebabkan oleh makan secara berlebihan, stres, emosional, penghentian
obat DM secara mendadak. Gejalanya berupa penurunan kesadaran serta
kekurangan cairan (dehidrasi).
3) Ketoasidosis diabetik, yaitu keadaan peningkatan senyawa keton yang
bersifat asam dalam darah yang berasal dari asam lemak bebas hasil dari
pemecahan sel-sel lemak jaringan. Gejala dan tandanya berupa nafsu
makan turun, merasa haus, banyak minum, banyak kencing, mual,
muntah, nyeri perut, pernapasan cepat dan dalam, hipotensi sampai
koma.
Komplikasi DM
Organ/jaringa
n yg terkena
Pembuluh
Yg terjadi
Plak
aterosklerotik
Komplikasi
terbentuk
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
darah
menyebabkan
penyakit
darah
kerusakan
sehingga
Ginjal
Saraf
Fungsi
ginjal
yg
buruk
Gagal ginjal
tiba-tiba
atau
secara
perlahan
Berkurangnya rasa, kesemutan &
nyeri di tangan & kaki
Kerusakan saraf menahun
Sistem
otonom
saraf Kerusakan
pada
mengendalikan
saraf
tekanan
darah
yg
&
fungsi
saluran pencernaan
pencernaan
disertai
serangan diare
Kulit
rasa
cedera berulang
Darah
yg
menyebabkan diabetikum)
Penyembuhan luka yg jelek
H. Pengobatan DM
1. Penatalaksanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang
telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien seperti perawatan luka pasien,
perawatan utuk mengurangi rasa nyeri, menganjurkan pasien latihan gerak,
latihan berjalan serta personal hygiene pasien dijaga agar tidak muncul
komplikasi lain Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
3. Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa
darah,
4. Antibiotik
Antibiotic sangat diperlukan bagi penderita ulkus diabetikum untuk mencegah
kerusakan jaringan lebih parah dengan mengurangi resiko amputasi.
5. Analgesic
Mengurasi rasa sakit yang di timbulkan dari ulkus diabetikum.
6. Amputasi
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
Amputasi dilakukan bila luka sudah menyebar menjadi jaringan nekrosis pada
area kaki.
I. Prognosis
Sekitar 60% pasien DM yang mendapat terapi insulin dan memonitoring
kadar glukosanya dapat bertahan hidup seperti orang normal. Sisanya dapat
mengalami kebutaan, gagal ginjal kronik dan kemungkinan untuk meninggal
lebih cepat.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, status perkawinan, alamat.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit
yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata
kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea,
polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang
disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusingpusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten
pada pria.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
Riwayat ISK berulang
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
pemeriksaan
kadar
gula
darah
untuk
mengetahui
perkembangan penyakit.
2. Diagnosa no. 2
Nyeri kronis berhubungan dengan iskemik jaringan
NOC : rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria hasil :
a. Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
b. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau
mengurangi nyeri .
c. Pergerakan penderita bertambah luas.
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
d. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 37,5
0C,
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Moorhouse & Geisser, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Godam. (2006). Diabetes Mellitus. Jakarta: EGC
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar
Hananta, P.Y., Freltag, Harry. (2011). Deteksi Dini & Pencegahan Penyebab Mati
Muda. Jakarta: MedPress.
Khasanah, Nur. (2012). Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan.
Jogjakarta: Laksana.
Mahdiana, Ratna. (2010). Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yogyakarta: Tora
Book.
Price, S.A., Wilson, L.M. (2002). Pathophysiology Clinical Concepts of Disease
Processes. Jakatra: Buku Kedokteran EGC
Doenges, Moorhouse & Geisser, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Widjaja, Rafelina. (2009). Penyakit Kronis. Jakarta: Bee Media Indonesia
Meyli Asdarina
Program Profesi Ners Uin Alauddin Makassar