Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN MASALAH UTAMA


DIABETES MELLITUS
Dk. NGIPIK RTI/RW.III DESA KUTOHARJO KEC. PATI
KABUPATEN PATI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Komunitas

Disusun Oleh:
ARIS NUR FUAD, S.Kep
NIM : 320174203

PROGRAM PROFESI NERS RSUD RAA SOEWONDO PATI


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MILITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya komplikasi
mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologist. ( Long, 1996 )
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. ( Smeltzer,2002 )
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa secara normal
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan
yang dikonsumsi. (Brunner dan Suddarth, 2002).

B. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 ) yaitu :
1. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha pancreas yang bersifat
genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga mempengaruhi sel betha
serta mengubah kemampuannya dalam mengenali dan menyebarkan rangsang yang
merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan oleh
jarinagan perifer tergantung keseimbangan fisiologis beberapa hormon. Hormon yang
menurunkan glukosa darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan intoleransi
glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes mellitus dan insulin
insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin
Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post
reseptor.
C. Tipe Diabetes
Ada beberapa tipe diabetes melius antara lain:
 Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin ( Insulin Dependent Diabetes
Melitus)
 Tipe II : Diabetes melitus tidak tergantung insulin (Non- Insulin Dependent
Diabetes Melitus)
 Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan sindrom lainya
 Diabetes Melitus Gestasional
D. Manifestasi Klinik
Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tiba – tiba pada usia anak – anak
sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan
baik. Gejala – gejalanya antara lain adalah sering buang air kecil, terus menerus lapar dan
haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang,
meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni, cenderung terjadi pada mereka yang
berusiadibawah 20 tahun.
Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan – lahan sampai menjadi
gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala pada diabetes
mellitus type I, yaitu cepat lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang
air kecil, terus menerus lapar dan haus, kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada
penyebabnya, mudah sakit yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang
berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak –
anak dan remaja.
Gejala – gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat
kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urine sehingga bila urine tersebut tidak
disiram akan dikerubungi oleh semut adalah tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa
muncul adalah penglihatan kabur, luka yang lam asembuh, kaki tersa keras, infeksi jamur
pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada pria.
E. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi
kronik. ( Carpenito, 2001 )
Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting dan
berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga
komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu
perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis disebabkan oleh tidak
adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 )
2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah
satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan
asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 )
3. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi aklau kadar
glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi
akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi
makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 )
Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada semua pembuluh darah
diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu :
(Long 1996) :
1. Mikrovaskuler
a. Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan mikrovaskuler adalah
perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat,
maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan
kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002 )
b. Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai kebutaan.
Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996).
Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjanganyang
menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long, 1996 )
c. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf otonom, Medsulla
spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan – perubahan
metabolik lain dalam sintesa atau funsi myelin yang dikaitkan dengan
hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf ( Long, 1996 )
2. Makrovaskuler
a. Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi
penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga
tekanan darah akan naik atau hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh
darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita
penyakit jantung koroner atau stroke
b. Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik, keadaan ini
berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang
menyebabkan gangren. Infeksi dimulai dari celah – celah kulit yang mengalami
hipertropi, pada sel –sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki
yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah yang tekena trauma
(Long, 1996 )
c. Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai darah
keotak menurun (Long, 1996 )
F. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi glukosa yang
melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel
otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl).
Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat
rendahnya produk insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan
starvasi. Bila kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan
diuresi sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka
tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat (poliphagi). Akibat sel-
sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati membran sel, maka pasien akan cepat
lewat.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain:
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar gula
darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makanan yang
berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb minor
sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk
memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM:
 Ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan keluarga berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus mellitus seperti pengertian,
penyebab, tanda dan gejala.
 Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
 Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan berhubungan dengan kurang mengatur keuntungan dan pemeliharaan
rumah yang sehat.
I. Intervensi
DP Tujuan Intervensi Rasional
Ketidak mampuan Setelah dilakuakan  Kaji pengetahuan  Menetahui
keluarga mengenal tindakan keperawatan keluarga tentang tingkat
masalah kesehatan selama I Minggu keluarga pengertian DM, pengetahuan
keluarga berhubungan mampu mengenal masalah penyebab DM, tanda keluarga tentang
dengan kurangnya kesehatan yang terjadi dan gejala DM. DM.
pengetahuan tentang pada klien dan keluarga  Jelaskan pada
penyakit diabetus mampu : keluarga tentang
mellitus seperti 1. Menyebutkan pengartian DM,
pengertian, penyebab, pengertian DM. penyebab DM, tanda
tanda dan gejala. 2. Menyebutkan dan gejala DM.
penyebab DM.  Beri kesempatan
3. Menyebutkan pada keluarga untuk
tanda dan gejala mengungkapkan.
DM.

Resiko terjadi Setelah dilakukan tindakan  Kaji pengetahuan  Agar keluarga


komplikasi lebih lanjut keperawatan selama I keluarga tentang mengetahui
pada klien Minggu keluarga mampu koplikasi DM, komplikasi DM.
berhubungan dengan merawat anggota keluarga penanganan DM,  Keluarga mampu
ketidakmampuan yang sakit untuk makanan yang tidak melakukan
keluarga merawat mencegah komplikasi, boleh dimakan/bebas perawatan
anggota keluarga yang keluarga juga mampu : dimakan dan boleh mandiri pada
sakit. 1. Menyebutkan tapi dibatasi. DM.
komplikasi DM.  Jelaskan pada
2. Menyebutkan cara keluarga tentang
penanganan DM. komplikasi DM,
3. Menyebutkan penanganan DM dan
makanan yang makanan yang tidak
tidak boleh di boleh dimakan/bebas
makan/bebas dimakan dan boleh
dimakan, boleh tapi dibatasi.
dimakan tapi  Berikesempatan pada
dibatasi. keluarga untuk
mengungkapkan.
 Beri reiforcement
positif pada keluarga
atas jawaban yang
benar.

Ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan  Kaji pengetahuan  Agar Keluarga


keluarga dalam keperawatan selama I keluarga tentang arti dapat hidup
memelihara lingkungan Minggu keluarga mampu rumah sehat dan ciri dilingkungan
yang dapat memelihara lingkungan rumah sehat. yang sehat
meningkatkan yang dapat meningkatkan
kesehatan berhubungan kesehatan, keluarga juga  Suport keluarga
dengan kurang mampu : untuk menjaga
mengetahui keuntungan 1. Menyebutkan arti kebersihan
dan pemeliharaan rumah sehat. lingkungan rumah.
rumah yang sehat. 2. Menyebutkan ciri
rumah sehat.  Jelaskan pada
3. Memodifikasi dan keluarga tentang
memelihara pentingnya
lingkungan yang sehat. lingkungan yang
sehat bagi
peningkatan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. (2002). Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans.
Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I
Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.
Prince A Sylvia. (1995). (patofisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah
EGC. Jakarta.
Carpenito, L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Sjaifoellah, N. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Long, B.C. (1996). Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Alih Bahasa, Yayasan Ikatan Alumni pendidikan Keperawatan
Padjadjaran. Bandung: YPKAI.

Anda mungkin juga menyukai