1. Definisi
2. Etiologi
3. Manifestasi klinik
6. Pemeriksaan Diagnostik
kali pemeriksaan :
2) Tes laboratorium DM
komplikasi.
3) Tes saring
4) Tes diagnostik
a. GDS
b. GDP
c. GD2PP (glukosa darah 2 jam post prandial ), glukosa jam
ke 2 TTGO.
a. Mikroalbuminuria : urin
330Mosm/l
d. Elektrolit :
selama 4 bulanterakhir.
mungkin meningkat.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan
4 pilar penatalaksaan DM antara lain :
1) Perencanaan makanan
Pada dasarnya perencanaan makanan makan pada diabetes
tidak berbeda dengan perencanaan makan pada orang normal.
Untuk mendapatkan kepatuhan terhadap pengaturan makan
yang baik, adanya pengetahuan mengenai bahan penukar akan
sangat membantu pasien. Menurut suyono (2012), selain
perencanaan makan, ada juga terapi gizi dengan tujuan
membantu orang dengan DM memperbaiki kebiasaan gizi dan
olahraga untuk mendapatkan control metabolic yang lebih baik.
2) Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani manfaat latihan jasmani bagi
penyandang DM antara lain meningkatkan penurunan kadar
glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berpean dalam
mengatasi kemungkinan terjadi komplikasi aterogenik,
gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah,
hiperkoagulasi darah.
3) Pengobatan atau farmakologi
Terapi ini berupa tambahan pemberian obat-obatan jika
sebelumnya sasaran gula darah belum tercapai dengan diet dan
latihan jasmani.
4) Penyuluhan
DM merupakan sakit kronis yang memerlukan perilaku
penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Karena diet,
aktifitas fisik dan stress fisik serta emosional dapat
mempengaruhi pengendalian diabetes, maka penderita harus
belajar untuk mengatur keseimbangan berbagai factor.
Penderita bukan hanya harus belajar keterampilan untuk
merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari penurunan
atau kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga
harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk
menghindari komplikasi diabetic jangka panjang. Penghargaan
penderita tentang pentingnya pengetahuan dan keterampilan
yang harus dimiliki oleh penderita diabetes dapat membantu
perawat dalam melakukan pendidikan dan penyuluhan
(Smeltzer and Bare, 2011). Menurut Suyono (2011),
penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses yang
berlangsung secara terus menerus, yang kemajuannya harus
terus diamati terutama oleh mereka yang memberikan
penyuluhan.
DIET DM
Diet ini bertujuan membantu penderita diabetes mellitus
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan
control metabolic yang lebih baik, dengan cara :
a) Mempertahankan kadar gula darah supaya mendekati angka
normal.
b) Mencapai dan mempertahankan kadar lemak darah normal
c) Memberi cukup energi untuk mempertahankan berat badan
normal.
Jenis diet Diabetes Mellitus :
a) Diet Diabetes Mellitus 1100 kal
b) Diet Diabetes Mellitus 1300 kal
c) Diet Diabetes Mellitus 1500 kal
d) Diet Diabetes Mellitus 1700 kal
e) Diet Diabetes Mellitus 1900 kal
f) Diet Diabetes Mellitus 2100 kal
g) Diet Diabetes Mellitus 2300 kal
h) Diet Diabetes Mellitus 2500 kal
i) Diet Diabetes Mellitus 2700 kal
Catatan :
a) Pemberian diet atas instruksi dokter
b) Selama masa perawatan pasien tidak dianjurkan membawa
makanan dari luar Rumah sakit, kecuali seizing dokter dan
sepengetahuan ahli gizi
c) Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan gizi pasien
dibutuhkan koordinasi yang baik antara dokter, perawat, ahli
gizi, petugas pantry dan ajun.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari
proses keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita ,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt
diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
1) Anamnese
a) Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b) Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa
raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh –
sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya
luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
d) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit
lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya
penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas,
maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu
anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit
keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi
insulin misal hipertensi, jantung.
f)Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan
emosi yang dialami penderita sehubungan dengan
penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
2) Pemeriksaan fisik
a) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara,
tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
b) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah
pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang
berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering
terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah
goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
c) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna
kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di
daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit
sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
d) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.
e) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi,hipertensi/hipotensi,aritmia,
kardiomegalis.
f) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare,
konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan,
peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
g) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa
panas atau sakit saat berkemih.
h) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn
tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya
gangren di ekstrimitas.
i) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia,
letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental,
disorientasi.
3) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl,
gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial
> 200 mg/dl.
b) Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam
urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict
( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ),
dan merah bata ( ++++ ).
c) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
4) Analisa Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya
dikelompokan dan dilakukan analisa serta sintesa data.
Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif
dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham
Maslow yang terdiri dari :
a) Kebutuhan dasar atau fisiologis
b) Kebutuhan rasa aman
c) Kebutuhan cinta dan kasih saying
d) Kebutuhan harga diri
e) Kebutuhan aktualisasi diri
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang sesuai
dengan apa yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil perkembangan klien dan berpedoman
kepada hasil dan ditujukan untuk mendapat hasil yang hendak dicapai.