Anda di halaman 1dari 54

NAMA DOSEN : WA MINA LA ISA, S.Kep.,Ns.,M.

Kep

MATA KULIAH : KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA PENYAKIT


DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK VI

AINUN AMALIA NH0117006


CENI OKTAVINA NH0117020
ANDI SRI INDRA RESKYNH0117010 DEVI NOVITASYA NH0117025
ASHAR HM NH0171013
DODI ALFARES NH0117026
AYU ASHARI NH0117016
ELSI ANDRIANI NH0117029
FEBRIYENSI PAEMBONANNH0117039 HURIYAH NH0117050
IGA JUWITA PRATIWI NH0117051

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi

Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai


kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah.
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindrom gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat defesiensi sekresi insulin atau
keduanya. Defesiensi fungsi dan sekresi insulin diawali dengan terjadinya
prediabetes yang merupakan prakondisi diabetes. Insulin adalah hormon yang
dihasilkan oleh pankrean dan memegang peran penting dalam menjaga
keseimbangan glukosa darah (Hardiyanti, 2019)
Diabetes mellitus menggambarkan sekelompok gangguan metabolisme yang
ditandai dengan kadar glukosa yang tinggi. Orang dengan diabetes memiliki
peningkatan mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang mengancam jiwa
yang serius sehingga biaya perawatan medis yang lebih tinggi, mengurangi kualitas
hidup dan angka kematian terus meningkat.Kadar glukosa yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pembuluh dara umum yang dapat mempengaruhi jantung,
mata, ginjal, dan saraf dan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi (Nh cho,
2018).
B. Etiologi

1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)


a. Faktor genetik, penderita tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya
diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi, merupakan respon abnormal dimana antibody terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan, faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β
pankreas.
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
DMTTI penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat yang ditandai dengan
kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin.
3. Diabetes mellitus gestasional (diabetes kehamilan)
Diabetes mellitus gestasional melibatkan suatu kombinasi yang cukup dari
kemampuan reaksi dan pengeluaranhormon insulin yang tidak cukup, yang
meniru DM Tipe 2.Jika diabetes ini terjadi selama kehamilan dan bisa juga
meningkat atau lenyap.Eskipun kejadiannya sementara, namun diabaetes jenis
ini bisa merusak ksehatan ibu dan janin.
Gestasional diabetes mellitus (GDM) terjadi sekitar 2-5% dari semua
kehamilan.Diabetes ini sifatnya sementara dan harus ditangani dengan baik,
karena jika tidak, bisa menyebabkan masalah dalam kehamilanseperti
makrosomia, cacat janin, penderita jantung sejak lahir, gangguan pada sistem
ssaraf pusat dan juga cacat otot.Bahkan ada dugaan bahwa hiperbilirubinemia
juga diakibatkan oleh binasanya sel darah merah akibat dari meningkatnya gula
dalam darah. Bahkan dalam kasus yang parah akan mengakibatkan kematian.
C. Klasifikasi

1. DM Tipe I (IDDM): disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat
proses autoimun.
2. DM Tipe II (NIDDM) : disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan
resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa dalam jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati
D. Patofisiologi

Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%-40%
diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Melitus semua proses tersebut terganggu
karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa dalam sel macet dan
metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap
berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit diabetes melitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin,
akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah.

E. PHATWAY
F. Manifestasi Klinis

Seseorang dikatakan menderita DM jika menderita dua dari gelaja di bawah


ini (sesuai dengan kriteria American Diabetes Assosiatiot, 2012) ;
1. Keluhan “TRIAS” DM (Polidipsi, Poliuri, Penurunan berat badan).
2. Polyphagia (Banyak Makan).
3. Polydipsia (Banyak Minum).
4. Polyuria (Banyak Kencing).
5. Kadar glukosa dalam darah pada waktu puasa ≥126 mg/dl (puasa disini
artinya selama 8 jam tidak ada masukan kalori).
6. Kadar glukosa darah acak atau dua jam sesudah makan ≥200 mg/dl.
7. Infeksi kulit, terasa disayat, gatal-gatal khususnya pada kaki (Nian, 2017).

G. Komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan


komplikasi kronik. (Smeltzer, 2002)

1. Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek
dari glukosa darah.
a. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )

Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu
perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis disebabkan oleh tidak
adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata.
b. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat
kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak
terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN.

c. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi aklau kadar
glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi
akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi
makanan yang terlalu sedikit.

2. Komplikasi kronik

Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.

a. Mikrovaskuler

1) Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan mikrovaskuler adalah
perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah
meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang
menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin.

2) Penyakit Mata (Katarak)


Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai
kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan retinopati. Katarak
disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjanganyang menyebabkan
pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.

3) Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf otonom,
Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan –
perubahan metabolik lain dalam sintesa atau funsi myelin yang dikaitkan
dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf.

b. Makrovaskuler

1) Penyakit Jantung Koroner


Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi
penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh
sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi.
Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya
arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita penyakit jantung koroner atau
stroke
2) Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik, keadaan ini
berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang
menyebabkan gangren. Infeksi dimulai dari celah – celah kulit yang mengalami
hipertropi, pada sel –sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki
yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah yang tekena
trauma.
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:

a) Grade 0 : tidak ada luka

b) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit

c) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang

d) Grade III : terjadi abses

e) Grade IV : gangren pada kaki bagian distal

f) Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal

3) Pembuluh darah otak


Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai darah
keotak menurun.

H. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik

1. Kadar glukosa darah


Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)
Kadar glukosa darah
DM Belum pasti DM
sewaktu
Plasma vena >200 100-200
Darah kapiler >200 80-100
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
Kadar glukosa darah
DM Belum pasti DM
puasa
Plasma vena >120 110-120
Darah kapiler >120 90-110
2. Kriteria diagnostik WHO untuk DM pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan
GDS >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
GDP >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Gula darah dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkomsumsi
75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) >200 mg/dl).
3. Tes laboratorium DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes pemantauan
terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi
4. Tes saring
- Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP
(Gula Darah Puasa),
- Tes glukosa urine dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan
glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan dilakukan
menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil
dapat dilihat dari perubahan warna yang ada : hijau (+), kuning (++),
merah (+++), dan merah bata (++++). c)Pemeriksaan kultur pus Bertujuan
untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka dan untuk
observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.d)Pemeriksaan Jantung
meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan pembedahan
5. Tes diagnostik, seperti GDP, GDS, GD2PP (Glukosa darah 2 jam)
6. Tes monitoring terapi,
- GDP : plasma vena, darah kapiler
- GD2 PP : plasma vena
- A1c : darah vena, darah kapiler
7. Tes untuk mendapatkan komplikasi
- Mikroalbumin : urine
- Ureum, kreatinin, asam urat
- Kolestrol total : plasma vena (puasa)
- Kolestrol LDL : plasma vena (puasa)
- Kolestrol HDL : plasma vena (puasa)
- Trigliserida : plasma vena (puasa)
I. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan


kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa
darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada
pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:

1. Diet

a. Syarat diet DM hendaknya dapat:

1) Memperbaiki kesehatan umum penderita

2) Mengarahkan pada berat badan normal

3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda

4) Mempertahankan kadar KGD normal

5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik

6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.

7) Menarik dan mudah diberikan

b. Prinsip diet DM, adalah:

1) Jumlah sesuai kebutuhan

2) Jadwal diet ketat

3) Jenis: boleh dimakan/tidak

c. Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan


kandungan kalorinya.

1) Diit DM I : 1100 kalori


2) Diit DM II : 1300 kalori

3) Diit DM III : 1500 kalori

4) Diit DM IV : 1700 kalori

5) Diit DM V : 1900 kalori

6) Diit DM VI : 2100 kalori

7) Diit DM VII : 2300 kalori

8) Diit DM VIII : 2500 kalori


Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau
diabetes komplikasi.
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J
yaitu:
JI : Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah.
J II : Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
J III : Jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi
penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of relative
body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus:
BB (Kg)
BBR = X 100 %
TB (cm) – 100
Kurus (underweight)

1) Kurus (underweight) : BBR < 90 %


: BBR 90 – 110
2) Normal (ideal) %
: BBR > 110 %
3) Gemuk (overweight) : BBR > 120 %
: BBR 120 – 130
%
: BBR 130 – 140
%
4) Obesitas, apabila

a) Obesitas ringan

b) Obesitas sedang

c) Obesitas berat

d) Morbid          :           BBR > 200 %


Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita DM
yang bekerja biasa adalah:

a. Kurus : BB X 40 – 60 kalori sehari

b. Normal : BB X 30 kalori sehari

c. Gemuk : BB X 20 kalori sehari

d. Obesitas : BB X 10-15 kalori sehari

2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:

a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 ½


jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita
dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensitivitas insulin dengan reseptornya.

b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore

c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen

d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein

e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang
pembentukan glikogen baru

f. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran


asam lemak menjadi lebih baik.
3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu
bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara
atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan
sebagainya.

4. Obat

a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

 Mekanisme kerja sulfanilurea

1) Kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas

2) Kerja OAD tingkat reseptor

 Mekanisme kerja Biguanida


Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang
dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:

1) Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik

a) Menghambat absorpsi karbohidrat

b) Menghambat glukoneogenesis di hati

c) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin

2) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin

3) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler

b. Insulin

1) Indikasi penggunaan insulin

a) DM tipe I

b) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
c) DM kehamilan

d) DM dan gangguan faal hati yang berat

e) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)

f) DM dan TBC paru akut

g) DM dan koma lain pada DM

h) DM operasi

i) DM patah tulang

j) DM dan underweight

k) DM dan penyakit Graves

2) Beberapa cara pemberian insulin

a) Suntikan insulin subkutan


Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan
subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa
factor antara lain:

(1) Lokasi suntikan


Ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yaitu dinding perut, lengan,
dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi)janganlah dilakukan
setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar
tidak memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.

(2) Pengaruh latihan pada absorpsi insulin


Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu
30 menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang
berarti, hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan.

(3) Pemijatan (Masage)


Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
(4) Suhu
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat
absorpsi insulin.

(5) Dalamnya suntikan


Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini
berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada
subcutan.

(6) Konsentrasi insulin


Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat
perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u
– 10 maka efek insulin dipercepat.

b) Suntikan intramuskular dan intravena


Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada
kasus-kasus dengan degradasi tempat suntikan subkutan. Sedangkan
suntikan intravena dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.

5. Cangkok pancreas
Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor hidup
saudara kembar identik (Tjokroprawiro, 2005).
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Data berikut dikumpulkan melalui riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.


Pengkajian terfokus lanjutan diuraikan kemudian dengan intervensi keperawatan.
Ketika mengkaji pasien lansia, perhatikan perubahan normal pada penuaan di
semua sistem tubuh yang dapat mengubah penafsiran hasil.
1. Riwayat kesehatan : Riwayat DM dalam keluarga; riwayat hipertensi atau
masalah kardiovaskuler lain; riwayat adanya perubahan penglihatan (misalnya
buram) atau wicara, pusing, kebas atau kesemutandi tangan atau kaki; nyeri saat
berjalan; sering berkemih; perubahan berat badan; nafsu makan, infeksi, dan
penyembuhan; masalah dengan fungsi gastrointestinal atau perkemihan; atau
perubahan fungsi seksual.
2. Pengkajian fisik : Rasio tinggi badan/ berat badan, tanda-tanda vital, ketajaman
penglihatan, saraf kranial, kemampuan sensorik, (sentuhan, panas/ dingin,
vibrasi ekstermitas, nadi perifer, kulit dan membran mukosa (rambut rontok,
penampilan, lesi, ruam, rasa gatal, rabas vagina).
J. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan kadar glukosa darah b/d disfungsi pancreas


2. Defisit nutrisi b/d mual muntah
3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif (poliuria)
4. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan
5. Resiko infeksi b/d keridakadekuatan pertahanan tubuh primer
6. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
K. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria


Intervensi
Keperawatan Hasil

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi penyebab hiperglikemia


kadar glukosa darah keperawatan selama 2. Kolaborasi pemberian insulin
b/d disfungsi pankreas 3x24 jam, maka masalah 3. Anjurkan kepatuhan diet
keperawatan teratasi 4. Berikan cairan asupan oral
dengan kriteria hasil : 5. Monitor kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah 6. Monitor keton urine, kadar analisa
normal gas darah, elektrolit, tekanan darah,
nadi
7. Kolaborasi pemberian cairan iv

Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi status nutrisi


mual muntah keperawatan selama 2. Identifikasi alergi makanan
3x24 jam, maka masalah 3. Identifikasi kebutuhan kalori
keperawatan teratasi 4. Berikan makanan tinggi serat
dengan kriteria hasil : 5. Kolaborasi pemberian medikasi
Defisit nutrisi membaik sebelum makan
6. Identifikasi makanan yang disukai
7. Kolaborasi dengan ahli gizi

Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan 1. Periksa tanda dan gejala


cairan b/d kehilangan keperawatan selama hipovolemia
cairan aktif (poliuria) 3x24 jam, maka masalah 2. Monitor intake dan output cairan
keperawatan teratasi 3. Berikan asupan cairan oral
dengan kriteria hasil : 4. Anjurkan memperbanyak asupan
Status cairan membaik cairan oral
5. Kolaborasi pemberian cairan iv
isotonik
6. Kolaborasi pemberian cairan iv
hipotonis

Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b/d hambatan keperawatan selama 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
lingkungan 3x24 jam, maka masalah 3. Identifikasi makanan dan minuman
keperawatan teratasi pengganggu tidur
dengan kriteria hasil : 4. Batasi waktu tidur siang
Pola tidur membaik 5. Jelaskan pentingnya tidur yang
cukup

Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
keridakadekuatan keperawatan selama lokal
pertahanan tubuh 3x24 jam, maka masalah 2. Batasi jumlah pengunjung
primer keperawatan teratasi 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
dengan kriteria hasil : kontak dengan pasien dan
Tingkat infeksi menurun lingkungan
4. Pertahankan tehnik aseptik
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar

Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh


b/d kelemahan keperawatan selama yang mengakibatkan kelelahan
3x24 jam, maka masalah 2. Monitor kelelahan fisik
keperawatan teratasi 3. Monitor pola dan jam tidur
dengan kriteria hasil : 4. Sediakan lingkungan yang nyaman
Toleransi aktivitas 5. Anjurkan melakukan aktivitas secara
meningkat bertahap
6. Kolaborasi dengan ahli gizi

L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Penatalaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana
tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama
pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan
interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi  yang tepat dengan  selalu memperhatikan keamanan
fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan
dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan
bagaimana respon pasien (Wilkinson & Ahern, 2015).

M. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai
setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan. Bentuk evaluasinya antara lain menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri, Koping klien efektif, Klien mampu
melakukan aktivitas sehari-hari (Wilkinson & Ahern, 2015)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN
DIABETES MELITUS

Hari &Tanggal pengkajian :Senin , 15 Maret 2021

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Umum
Identitas Klien

Nama : Tn. “S”


Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : SMP
Alamat : RT 03 RW 02 Makassar
Pekerjaan/Riwayat pekerjaan : Pedagang
Diagnosa Medis/masalah KDM : Diabetes Mellitus

Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny. T
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : RT 03 RW 02 Makassar
Hub dengan klien : Anak kandung

2. Keluhan Utama
Klien mengeluh kedua kakinya terasa kesemutan namun tidak mati rasa.

3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengatakan sudah lama mengalami keluhan seperti yang dirasakan
saat ini yaitusejak 3 bulan yang lalu. Klien mengatakan sudah minum obat
untuk DM dan kolesterol namun tidak rutin. Klien rutin datang ke Posbindu
setiap satu bulan sekali. Kontrol terakhir hasil GDS = 251 mg/dl, kolesterol =
386 mg/dl. Obat yang diminum Metformin 500 mg 3x1, Simvastatin 10 mg
1x1. Klien mengatakan masih suka makan gorengan dan makanan bersantan
dan minum yang manis. Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu
mempunyai keluhan cepat merasa lelah saat beraktivitas.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan mengetahui menderita penyakit DM dan kolesterol tinggi
sejak 5 tahun yang lalu. Selama 5 tahun klien tidak rutin minum obat untuk
DM dan kolesterol, klien juga tidak mengatur pola makannya, klien masih
mengkonsumsi banyak gula dan makanan berminyak. Klien pernah
menjalani operasi hernia pada tahun 2011.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Anak klien mengatakan tidak mengetahui riwayat kesehatan anggota
keluarga terdahulu, namun anak-anak klien belum ada yang menderita
penyakit DM maupun kolesterol tinggi.
6. Riwayat Lingkungan Hidup
Tn. S tinggal dirumah bersama dengan istrinya. Rumah anak-anak Tn. S
bersebelahan dengan rumah Tn. S. Lingkungan tempat tinggal Tn. S bersih,
jalan rata namun agak licin karena berlumut, tidak ada sampah berserakan,
kamar tidur klien tampak rapi, lantai rumahdari keramik, lantai kamar mandi
agak licin dan tidak ada pegangan dinding, penerangan di rumah Tn. S cukup
terang pada siang karena terdapat jendela dan ventilasi yang dibuka setiap
pagi dan pada malam hari lampu penerangan cukup terang namun
penerangan di kamar mandi agak redup.

7. Riwayat Rekreasi
Klien mengatakan tidak pernah berpergian jauh. Sehari-hari klien
menghabiskan waktu di dalam rumah, klien mengisi waktu luang dengan
membaca majalah.

8. Sumber/Sistem Pendukung Yang Digunakan


1. Sumber Pendapatan :
Selama ini, biaya kehidupan Tn. S tercukupi oleh anak-anak Tn. S,
makan dan keperluan sehari-hari Tn. S disediakan oleh anak-anak Tn.S.
2. Sumber Support Sosial :
Ny. S mendapat dukungan sosial dari istri, anak, menantu, cucu dan
cicit yang tinggal saling berdekatan dengan rumah Tn. S. Tn. S juga
mendapat dukungan dari teman-teman lansia di lingkungannya yang
rutin bertemu saat datang di Posbindu.

9. Deskripsi Hari Khusus


Tn. S mengatakan hari khusus bagi dirinya adalah hari Idul Fitri karena
pada hari itu semua keluarganya berkumpul dan merayakan hari itu
bersama-sama.

10. Tinjauan Per Sistem

1 Keadaan Umum : Baik

a Tekanan darah : 130/80 mmHg

b Nadi : 82 x/menit
c RR : 23 x/menit

d Suhu : 36,5 C

2 Kulit dan kuku


Inspeksi

a Warna kulit : Coklat


Warna kuku tampak kecoklatan, tampak
menebal dan mengeras
b Lesi : tidak ada lesi

c Pigmentasi berlebih : tidak ada pigmentasi berlebih

d Jaringan parut : tidak ada jaringan parut

e Distribusi rambut : rambut tipis, beruban

f Kebersihan kuku : kuku terpotong pendek, rapi dan bersih

g Kelainan pada kuku : tidak ada kelainan pada kuku

h Bulla (lepuh) : tidak terdapat bulla (lepuh)

i Ulkus : tidak terdapat ulkus


Palpasi

a Tekstur : tekstur kulit keriput

b Turgor : turgor kulit kering, akral dingin

c Pitting edema : tidak terdapat pitting edema

d Capilarry refill time : 4 detik


3 Kepala
Inspeksi

a Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal

b Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan kotoran

c Warna rambut : Putih beruban

d Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe, tidak terdapat


lesi.

e Distribusi rambut : Merata

f Kerontokan rambut : Tidak ada


g Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala

h Temuan/keluhan lain: Tidak ada


Palpasi

a Nyeri kepala : Tidak ada nyeri kepala

b Temuan/keluhan lain: Tidak ada


4 Mata
Inspeksi

a. Ptosis : Ya, ada penurunan kelopak mata bagian atas.

b. Iris : Warna kecoklatan

c Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis

d Sklera : Sklera tidak ikterik

e Kornea : Kornea jernih

f Pupil : Isokor

g Peradangan : Tidak ada peradangan

h Katarak : Tidak ada katarak

i Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris

j Alat bantu penglihatan : Klien menggunakan kaca mata baca


Palpasi
a Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan pada kelopak mata,
tidak terdapat kantung mata

5 Telinga
Inspeksi

a. Bentuk teling : Bentuk telinga simetris


b. Lesi : Tidak terdapat lesi

c. Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada


telinga

d. Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih

a. Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit serumen pada ked


dua telinga

e. Membran timpani : Membran timpani utuh

f. Fungsi pendengaran : Fungsi pendengaran mulai menurun,


kliens sudah tidak mampu mendengar suara yang
pelan
Palpasi

a. Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada


nyeri tekan pada daun telinga
6 Hidung dan sinus
Inspeksi

a. Bentuk : Bentuk hidung simetris

b. Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada


hidung

c. Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien dapat


mem- bedakan bau
Palpasi

a. Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis b

b. Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung

7 Mulut dan tenggoroka


Inspeksi

a. Mukosa : Mukosa bibir lembab

b. Bibir pecah-pecah : Tidak ada

c. Kebersihan gigi : Gigi tampak bersih

d. Gigi berlubang : Tidak ada

e. Gusi berdarah : Tidak ada perdarahan pada gusi

f. Kebersihan lidah : Lidah tampak kotor

g. Pembesaran tonsil : Tidak tampak adanya pembesaran tonsil

h. Temuan yang lain : Tidak ada stomatitis, tidak ada kesulitan


menelan makanan, namun klien
mempunyai kesulitan untuk mengunyah makanan
karena sudah banyak gigi yang tanggal
8 Leher
Inspeksi

a. kesimetrisan leher : Leher tampak simetris


Palpasi

a. Kelenjar limfe :Tidak ada pembesaran kelenjar


limfe

b. Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar


iroid
9 Dada dan tulang belakang
Inspeksi

a Bentuk dada : Bentuk dada simetris

b Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk


dada
c Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang belakang
10 Pernafasan
Inspeksi

a. Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris


b. Pernafasan : Irama nafas teratur
c. Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta d
d. Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping
hidung
Palpasi

a. Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil fremitus kiri


b. Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
Perkusi : Perkusi sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler

a. Suara tambahan : Tidak ada suara nafas tambahan seperti


wheezing, ronchi dan krekles
b. Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri
tekan pada area dada
11 Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICV midclavicula
sinistra

a Iktus kordis : Tidak tampak

b Nadi radialis : 82 x/menit teraba teratur


Perkusi : Redup
Auskultasi

a Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni.


Tidak terdengar suara tambahan
12 Gastrointestinal
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Auskultasi : Peristaltik usus 10 x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri


tekan pada abdomen.

13 Perkemihan

a Warna urin : Warna urin kuning


b Jumlah urin : ± 1500 cc/hari

c Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK

d Hematuria : Tidak ada hematuria

e Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat BAKPerasaan
tidak lampias (anyang-anyangan) : Tidak ada

f Mngompol : Tidak ada

g Tidak bisa BAK : Tidak ada

14 Muskuloskeletal
Palpasi

a Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)

b Rentang gerak : Klien mampu bergerak dengan bebas


c Edema kaki : Tidak terdapat edema
d Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)
e Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)
f Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)
g Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)
h Deformitas sendi : Tidak ada
i Nyeri ekstremitas : Kesemutan pada kedua kaki

15 SSP (N I – XII)
a Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien masih dapat
membedakan bau

b Optikus : Fungsi penglihatan sudah berkurang.


Klien tidak mampu lagi melihat jarak jauh dengan jelas, klien
menggunakan alat bantu kaca mata untuk membaca

c Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris

d Throklear : Klien mampu menggerakan bola mata ke


atas dan ke bawah

e Trigeminus : Klien mampu mengunyah

f Abdusen : Baik

g Facialis : Bentuk bibir simetris

h Auditori : Fungsi pendengaran sudah mulai menurun

i Glosofaringeal : Klien mampu merasakan sensasi rasa pada


lidah

j Vagus : Klien mampu menelan makanan

k Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri dan ke


kanan, klien mampu mengangkat kedua bahu dengan simetris

l Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas, tidak ada


pelo
16 Sistem Endokrin

a Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid


b Riwayat penyakit metabolik: Terdapat riwayat penyakit metabolik
seperti DM
17 Genetalia dan anal

c Kebersihan : Bersih
d Haemoroid : Tidak ada haemoroid

e Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau tidak enak

11. Pengkajian Psikososial, Ekonomi Dan Spiritual


1. Psikososial
Hubungan dengan orang lain : Klien mampu berinteraksi dengan baik
dengan istri, anak, menantu ,cucu, cicitdan
orang-orang lain di sekitarnya.
Kebiasaan lansia berinteraksi : Tn. S berinteraksi dengan teman lansia
saat datang di Posbindu.
Stabilitas emosi :Tn. S selalu tenang dan tidak pernah
marah-marah.
Harapan klien : Klien mengatakan ingin tubuhnya sehat.
Frekuensi kunjungan keluarga : Keempat anak Tn. S tinggal berdekatan
dengan rumah Tn.S, hanya 1 anak Tn. S
yang tinggal di luar kota dan mengunjungi
Tn. S 3 bulan sekali.
Pertengkaran dengan teman : Klien mengatakan tidak ada pertengkaran
dengan temantemannya
Curiga dengan teman : Tidak ada

2. Sosial Ekonomi
Pekerjaan : Klien Tn. S sudah tidak bekerja lagi, dulu
Tn. S bekerja sebagai pedagang.
Penghasilan : Saat ini biaya kehidupan Tn. S dipenuhi
oleh anak-anak Tn.S
Asuransi kesehatan : Klien Tn. S memiliki jaminan kesehatan
(BPJS).
Jumlah keluarga : Klien memiliki 5 orang anak,5 orang
menantu, 12 cucu dan 3 cicit 3

3. Identifikasi masalah emosional


Pertanyaan tahap 1 :
Mengalami kesulitan tidur? : Klien tidak mengatakan mengalami
kesulitan tidur.Klien dapat tidur pada
siang hari dan pada malam hari tidak
sering terbangun.
Merasa gelisah? : Klien mengatakan tidak mempunyai
perasaan gelisah. Sering
murung dan menangis sendiri? : Klien mengatakan tidak pernah merasa
murung dan menangis. Klien mengatakan
selalu bahagia dan bersyukut.
Sering khawatir? : Klien mengatakan kawatir bila badan
tidak sehat.

12. Pengkajian Fungsional Klien Indeks Katz


Klien Tn. S termasuk dalam kategori mandiri dalam makan, kontinensia
(BAB dan BAK), menggunakan pakaian, mandi, pergi ke toilet dan
berpindah.

Barthel Indeks
No Kriteria Sk Keterangan
or
1 Makan 10 Frekuensi 3 x sehari Jumlah
. 5 : bantuan 10 : mandiri 1 piring/sekali makan
Jenis nasi, sayur, lauk

2. Minum 10 Frekuensi 5 x sehari


5 : bantuan Jumlah ± 1000 cc Jenis
10 : mandiri air putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 15
tempat tidur/sebaliknya
10 : bantuan
15 : mandiri
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi 1 x
menyisir rambut, gosok gigi) sehari pada sore hari
0 : bantuan
5 : mandiri
5. Keluar masuk toilet 10
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh dan menyiram)
5 : bantuan
10 : mandiri
6. Mandi 15
5 : bantuan 15 : mandiri

7. Jalan di permukaan datar 5


0 : bantuan
5 : mandiri
8. Naik turun tangga 10
5 : bantuan 10 : mandiri

9. Mengenakan pakaian 10
5 : bantuan
10 : mandiri
1 Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi 2 hari sekali
0 5 : bantuan 10 : Konsistensi lunak
. mandiri
1 Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi 5-7 x/hari Warna
1 5 : bantuan 10 : mandiri kuning
.
1 Olahraga/latihan 10 Klien berolahraga jalan kaki
2 5 : bantuan 10 : mandiri setiap pagi hari.
.
1 Rekreasi/pemanfaat 10 Frekuensi setiap hari
3 an waktu luang dengan membaca majalah.
. 5 : bantuan
10 : mandiri

Keterangan :

130 : Mandiri

65-125 : Ketergantungan sebagian

60 : Ketergantungan total

Interpretasi hasil pemeriksaan : Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan


dengan Barthel Indeks (instrument untuk mengukur kemandirian dalam hal
perawatan diri dan mobilitas), Tn. S memperoleh total skor 130 yang berarti Tn.
S dalam kategorimandiri.
SKOR NORTON
Aspek yang Sco
Dikaji re
Kondisi fisik
umum :
Baik 4
Kesadaran
Komposmentis
4
Akivitas
Ambulan
4
Mobilitas
Bergerak bebas
4
Inkontinensia
Tidak ada
4
Total Score 20
Kategori skor :

16-20 : Kecil sekali/tak terjadi

12-15 : Kemungkinan kecil terjadi

<12 : Kemungkinan besar terjadi

Interpretasi/kesimpulan :

Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan Skala Norton, Tn. S


memperoleh total skor 20 yang berarti Tn. S dalam kategori resiko dekubitus
kecil sekali/tak terjadi.

13. Pengkajian Status Mental Klien


1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable
Mental Status Quesioner)
N Pertanyaan Ben Sal Ket.
o. ar ah
1. Tanggal berapa √ Klien
hari ini? menjawabtangg
al 23
2. Hari apa sekarang? √ Klien menjawab
hari ini hari Senin
3. Apa nama tempat √ Klien menjawab ini
ini? adalah rumahnya
4. Dimana alamat √ Klien menjawab di
anda? RT 3 RW 2
Candirejo
5. Berapa umur anda? √ Klien
menjawab87 tahun
6. Kapan anda lahir √ Klien
(minimal menjawab1930
tahun lahir)?
7. Siapa presiden √ Klien
Indonesia menjawabtidak
sekarang?
8. Siapa presiden √ Klien
Indonesia menjawabtidak tahu
sebelumnya?
9. Siapa nama ibu √ Klien
anda? menjawabNasti
1 Berapa 20-3? √ Klien menjawab
0. Tetap 20-
penguranga 3 = 17
n 3 dari 17 -3 = 13
setiap angka
baru, semua
secara
menurun
berurutan.
Jumla
h

Interpretasi Hasil :

Salah 0-2 : Fungsi


intelektual utuh Salah 3-4
: Kerusakan
intelektual ringan

Salah 5-7 : Kerusakan


intelektual sedang Salah 8-10
: Kerusakan
intelektual berat

Interpretasi/kesimpulan :

Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner SPMSQ, Tn.


S menjawab 7 pertanyaan dengan benar dan menjawab 3 pertanyaan dengan
salah. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Tn. S termasuk dalam kategorikerusakan
intelektual ringan.

2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan


MMSE (Mini Mental Status Exam)

Nil Nil
N Aspek Kriteria
ai ai
o kognitif
ma kli
ks en
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan
benar Tahun : 2017
(benar)
Musim : Hujan
(benar)
Tanggal : 23
(benar) Hari:
Senin (benar)
Bulan : Januari(benar)

Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang


Kabupaten
Semarang(benar)
Kecamatan
Ungaran(benar)
Kelurahan Candi
(benar) Dusun Siroto
(benar)
RW 02 (benar)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing- masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
Obyek 1 : Rumah Sakit(benar)

Obyek 2 : Kantor
(benar) Obyek 3 :
Puskesmas (benar)
3 Perhati 5 1 Minta klien untuk memulai
an dan dari angka 100 kemudian
kalkula dikurangi 7
si sampai 5 kali
100 - 7 = 93
93 - 7 = 87

4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi


ketiga obyek pada no 2 tadi,
bila benar 1 point untuk
masing-masing obyek
Obyek 1 : Rumah
Sakit(benar) Obyek 2 :
Kantor (benar)

Obyek 3 : Puskesmas (benar)

5 Bahasa 9 5 Tunjukkan pada klien suatu


benda dan tanyakan namanya
pada klien Mengetahui nama :
kertas(benar) Minta pada klien
untuk mengulang kata berikut
“tak ada jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai 1
poin.
Tak ada jika
(salah) Dan
(salah)

Atau
(salah)
Tetapi
(salah)
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah : “Ambil kertas
di tangan anda. Lipat dua dan
taruh di lantai” Ambil kertas
(benar)
Lipat dua
(benar) Taruh di
lantai (benar)

Perintahkan pada klien


untuk hal berikut Tutup
mata anda
Aktifitas sesuai
perintahTutup mata anda
(benar)
Total nilai 22

>23 : Aspek kognitif dari


fungsi mental baik 18-22 : Kerusakan
aspek fungsi mental ringan

≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Interpretasi hasil :

Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner MMSE, Tn.S


memperoleh total skor sebanyak 22, Tn. S termasuk dalam kategori kerusakan
aspek fungsi mental ringan

3. Skala depresi
Jawaban
No Pertanyaan
yang sesuai
Apakah anda sebenarnya puas dengan
1 TIDA ya
kehidupan anda
K

Apakah anda telah meninggalkan banyak


2 tidak YA
kegiatan dan minat/kesenangan anda?
Apakah anda merasa kehidupan anda
3 tidak YA
kosong?
4 Apakah anda merasa sering bosan? tidak YA
Apakah anda mempunyai semangat yang
5 TIDA -
baik setiap saat?
K

Apakah anda merasa takut sesuatu yang


6 - YA
buruk akan terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk
7 TIDA ya
sebagian besar hidup anda?
K
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? tidak YA
Apakah anda lebih sering di rumah
daripada pergi keluar dan mengerjakan
9 sesuatu hal yang baru? - YA
Apakah anda merasa mempunyai banyak
masalah dengan daya ingat anda
10 dibandingkan kebanyakan orang? tidak YA
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang TIDA ya
menyenangkan? K
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti tidak YA
perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? TIDA -
K
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak YA
tidak ada harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih - YA
baik keadaannya dari pada anda?
Total score 5

*) Setiap jawaban yang sesuai


mempunyai skor 1 Keterangan :

Score 5 -9 :
Kemungkinan depresi Score 10
atau lebih :
Depresi

Interpretasi/kesimpulan :

Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner Skala Depresi,Tn.S


memperoleh total skor sejumlah 5 sehingga Tn. S dapat dikategorikan dalam
kategori kemungkinan depresi.

14. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan


Kebiasaan merokok : Tn. S pernah merokok, nemun
sejak 3 tahun yang lalu Tn. S
sudah berhenti merokok

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1 Kebutuhan nutrisi
Frekuensi makan : 3 x sehari, teratur

Jumlah makanan yang dihabiskan :1 porsi habis

Snack : Kadang-kadang

2 Pemenuhan cairan
Frekuensi minum : 6 gelas

Jenis minuman : Air putih, susu, kopi

3 Pola kebiasaan tidur


Jumlah waktu tidur : 8 jam

Gangguan tidur : Tidak ada.


Tn.S dapat tidur nyenyak pada malam hari dan dapat tidur siang

Penggunaan waktu luang : Membaca majalah

4 Pola eliminasi BAB

Frekuensi BAB : 1 hari sekali

Konsistensi : Lembek
Gangguan BAB : Tidak ada gangguan dalam BAB

5 Pola eliminasi BAK

Frekuensi : 6-7 kali/hari

Warna urin : Kuning jernih

Gangguan BAK : Tidak ada gangguan dalam BAK

6 Pola aktifitas
Kegiatan produktif yg dilakukan : Tidak ada. Tn. S hanya
menghabiskan waktu dirumah

7 Pola pemenuhan personal

Hygiene

Mandi : 1x sehari pada oagi hari

Memakai sabun : Ya

Sikat gigi : 2x sehari pagi dan sore


Menggunakan pasta gigi : Ya

Berganti pakaian bersih 1x sehari pagi setelah mandi


15. Program Terapi
No Nama obat Dosis
1 Metformin 500 mg 3x1
2 Simvastatin 10 mg 1x1

ANALISA DATA

Hari/ Tgl/ Data Etiologi Problem


Jam
Senin DS : Hiperglikemi Ketidak-
18/03/21 Klien (DM) efektifan
13.00 mengeluhkedua perfusi
kakinya jaringan
perifer
terasa kesemutan (00204)
namun tidak mati
rasa. Komplikasi
vaskuler
Klien

mengatakan sudah
lamamengalami
keluhankesemutan Mikro vaskuler
sepe rti yang
dirasakan saat ini
yaitu sejak 3 Neuropati
bulan yang lalu.
DO :
CRT 4 detik.
Turgor
Parestesia
kulitkering, akral
dingin
Senin DS : Hiperglikemi Keletiha
18/03/ Klien mengatakan (DM) n
21 sejak 3 bulan yang (00090)
13.05 lalu mempunyai
keluhan cepat merasa
lelah saat beraktivitas.
DO :
Glukosa intrasel
Indeks KATZKlien
menurun
Tn. Stermasuk
dalam kategori
mandiri dalam Proses
makan, kontinensia pembentukan
(BAB dan BAK), ATP/energi
menggunakan terganggu
pakaian, mandi,pergi
ke toilet dan
berpindah.
TD :
130/80 Kelesuan
mmHg fisiologis
Nadi : 82 Keletihan
x/menit RR
: 23 x/menit
dengan
bebas. Ada
tremor.
Barthel Indeks Tn.S
memperoleh total
skor 130 yang berarti
Tn. S dalam kategori
mandiri.
Senin DS : Ketidak-
18/03/ Klien mengatakan Kurangnya efektifan
21 masih suka informasi tentang manajem
13.10 makangorengan dan Penyakit en
makanan bersantan kesehata
dan minum yang Kurang n
manis. pengetahuan (00078)
Klien mengatakan tentang program
mengetahui menderita terapeutik
penyakit DM dan
kolesterol tinggi sejak
5 tahun yang lalu.
Selama 5 tahun klien
tidak rutin minum
obat untuk DM dan
kolesterol, klien juga
tidak mengatur pola
makannya, klien
masih mengkonsumsi
banyak gula dan
makanan berminyak.
DO :
GDS = 251
mg/dl,
kolesterol = 386
mg/dl. Terdapat
parestesia dan
retinopati diabetik.
SPMSQ : Tn. S
termasuk

dalam kategori
kerusakan intelektual
ringan.
MMSE : Tn. S
termasuk
dalam kategori
kerusakan aspek
fungsi
mental ringan.
Skala Depresi : Tn. S
dapat
dikategorikan
dalam
kategorikemungkinan
depresi.

B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan diabetes melitus (00204).
2. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (00090).
3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan sensasi (00035).
4. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang program terapeutik (00078).

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tujuan/Kri Rencana Ttd
o. m Keperawa teria Hasil Keperawata
tan n
1. Senin Ketidakefe Domain II : Domain As
18/03/21 ktifan Kesehatan II : ha
13.15 perfusi Fisiologi Fisiologi r
jaringan Kelas : s
berhubung Jantung Komplek
an dengan Paru s Kelas :
diabetes Outcomes : Manaje
melitus Perfusi men
(00204). Jaringan Perfusi
Perifer (0407) Jaringan
Indikator : Interven
Pengisian si :
kapiler jari (4 - Pencega
5) han
Suhu kulit Sirkulasi
ujung kaki dan (4070)
tangan (3 - 4) Lakukan
Parestesia (3 - penilaian
4) sirkulasi
perifer (nadi
perifer)
secara
komprehens
if. Monitor
panas,
kemerahan,
nyeri,
parestesia
pada
ekstremitas.
Ajarkan
klien cara
perawatan
kaki dan
kuku.
Ajarkan
senam kaki
diabetik.
Anjurkan
klien
menggunak
an
pelembab
pada kulit
kaki yang
kering.
2. Se Keletihan Domain I : Domain A
ni berhubung Fungsi I: sh
n an dengan Kesehatan Fisiolog ar
18 kelesuan Kelas : is Dasar
/0 fisiologis Pemelihara Kelas :
3/ (00090). an Energi Manaje
21 Outcomes : men
13.20 Tingkat Aktivitas
Kelelahan dan
(0007) Latihan
Indikator : Outcomes
Kelelahan :
(3 - 4) Manajeme
Kelesuan (3 - n Energi
4) (0180)
Tingkat stres Diskusikan
(3 -4) dengan
klien jenis
dan
banyaknya
aktivitas
yang bisa
dilakukan.
Anjurkan
klien
menjaga
asupan
nutrisi
adekuat.
Monitor
sistem
kardiorespir
asi klien
(TD, nadi,
RR).
Lakukan
ROM
aktif/pasif
untuk
mengurangi
ketegangan
otot.
Anjurkan
tidur siang.
3. Senin Resiko Domai Domain A
18/03/21 cedera n IV : IV : sh
13.2 berhubung Penget Keama ar
5 an dengan ahuan nan
gangguan tentang Kelas :
sensasi Keseha Manaje
(00035). tan & men
Perilak Risiko
u Kelas Outcom
: es :
Penget Penceg
ahuan ahan
tentang Jatuh
Keseha (6490)
tan Anjurka
Outco n
mes : keluarga
Penget klien
ahuan menyedi
Penceg akan
ahan pencaha
Jatuh yaan
(1828) yang
Indikat cukup
or : terang.
Alas kaki Anjurkan
yang tepat klien
(2 - 4) menggun
Penggunaan akan alas
pencahayaan kaki yang
lingkungan aman.
yang benar Anjurkan
(2 - 4) klien
Strategi menghind
untuk ari
menjaga permukaa
permukaan n lantai
lantai tetap yang
aman (2 - 4) licin.
Kondisi Ajarkan
kronis yang klien
meningkatka untuk
n risiko memodif
jatuh (2 - 4) ikasi
gaya
berjalan
(terutam
a
kecepata
n dan
pergerak
an).
4 Senin Ketidakefe Domain Domain A
. 18/03/2 ktifan III : IV : sh
1 manajemen Perilaku Keama ar
13.25 kesehatan Kelas : nan
berhubung Pendidika Kelas :
an dengan n Pasien Manaje
kurang Outcomes men
pengetahua : Risiko
n tentang Pengajara Outcom
program n : Proses es :
terapeutik Penyakit Penceg
(00078). (5602) ahan
Kaji Jatuh
tingkat (6490)
pengetahu Anjurka
an klien n
tentang keluarga
proses klien
penyakit. menyedi
Berikan akan
penyuluhan pencaha
tentang yaan
penyakit yang
klien cukup
(Diabetes terang.
Mellitus). Anjurkan
Jelaskan klien
tentang menggun
program akan alas
terapi. kaki yang
Diskusikan aman.
tentang Anjurkan
perubahan klien
gaya hidup. menghind
Ajarkan ari
teknik permukaa
relaksas n lantai
i otot yang
progres licin.
if. Ajarkan
klien
untuk
memodi
fikasi
gaya
berjalan
(terutam
a
kecepat
an dan
pergera
kan).
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N Tanggal Implementasi Respo TTD
o n
.
D
X
1. Selas Mengajar : Tn. S Ashar
a kan mengatakan
17/03 senam sudah
/21 kaki memahami
09.30 diabetik. langkah-langkah
senam kaki
diabetik dan
akan rutin
mempraktekkan
senam.
: Tn. S mampu
mempraktekka
n senam kaki
diabetik.
1. Selas Mengajarkan mempraktekkann Ashar
a klien cara ya.
17/03 perawatan : Tn. S mampu
/21 kaki dan menyebutkan
10.00 kuku. kembali cara
merawat kaki dan
kuku.

1. Selas Menganjurk : Tn. S Ashar


a an klien mengatakan
17/03 menggunaka akan
/21 n pelembab menggunaka
10.30 pada kulit n lotion pada
kaki yang kulit
kering. kakinya.
: Tn. S
mengoleskan
lotion pada kulit
kaki dan kulit
yang kering.
2. Rabu Berdiskusi : Tn. S mengatakan Ash
18/03/ dengan klien aktivitas yang bisa ar
21 jenis dan dilakukan hanya
09.00 banyaknya kebutuhan dasar
aktivitas yang seperti ke kamar
bisa dilakukan. mandi dan makan,
dan mengisi waktu
luang dengan
membaca majalah.
: Tn. S mampu
memilih dan
membatasi
aktivitas fisiknya.
2. Rabu Melatih ROM : Tn. S Ash
18/03/ aktif untuk mengatakan otot- ar
21 mengurangi ototnya terasa
09.15 ketegangan otot. lemas setelah
dilatih.
: Tn. S mampu
mengikuti gerakan
dengan benar.
2. Rabu Menganjurkan : Tn. S Ash
18/03/ klien menjaga mengatakan akan ar
21 asupan nutrisi tetap makan 3 kali
09.45 adekuat dan sehari dan tidur
menganjurk siang jika bisa.
an untuk : Tn. S tampak
tidur siang. segar.
1. Rabu Monitoring : Tn. S mengatakan Ash
18/03/ panas, kesemutan sudah ar
21 kemerahan, berkurang dan
10.00 nyeri, sudah berlatih
parestesia senam kaki.
pada : Tidak ada
ekstremitas, kemerahan pada
pengisian ekstremitas. CRT
kapiler perifer. 3 detik.
2. Rabu Monitoring : Tn. S Ash
18/03/ sistem mengatakan ar
21 kardiorespir sudah
10.00 asi klien membatasi
(TD, nadi, aktivitasnya.
RR). : TD = 130/80
mmHg, Nadi = 85
x/menit, RR = 22
x/menit.
3. Kamis Menganjurkan : Tn. S mengatakan Ash
19/03/ klien akan mengganti ar
21 menyediakan lampu dirumahnya
13.00 pencahayaan dengan lampi yang
yang cukup lebih terang.
terang. : Penerangan
rumah Tn. S
redup.
3. Kamis . Menganjurkan : Tn. S Ash
19/03/ klien mengatakan ar
21 menggunakan akan
13.10 alas kaki yang memakai alas
aman. kaki yang
aman.
: Tn. S memakai alas
kaki yang aman.
3. Kamis . Menganjurkan : Tn. S Ash
19/03/ klien mengatakan akan ar
21 menghindari berhati-hati bila
13.15 permukaan berjalan di
lantai yang permukaan lantai
licin. yang licin.
: Lantai
dikamar
mandi Tn. S
licin.
3. Kamis . Mengajarkan : Tn. S Ash
19/03/ klien untuk mengatakan ar
21 memodifikasi akan berjalan
13.20 gaya berjalan. pelan-pelan.
: Tn. S
tampak
mempraktekk
an gaya
berjalan yang
pelan-pelan.
4. Kamis . Memberikan : Tn. S Ash
19/03/ penyuluhan mengatakan sudah ar
21 tentang lima memahami tentang
13.20 pilar Diabetes lima pilar Diabetes
Mellitus. Mellitus.
: Tn. S
mampu
menyebutkan
lima pilar
DM : obat,
diet, edukasi,
latihan fisik
dan monitor
kadar gula
darah.
2, Kamis . Monitoring : Tn. S mengatakan Ash
3. 19/03/ sistem sudah rutin senam ar
21 kardiorespirasi kaki sehingga
13.30 klien (TD, kesemutan sudah
nadi, RR), mulai berkurang.
parestesia, : TD = 120/80
kemerahan mmHg, Nadi = 80
ekstremitas. x/menit, RR = 20
x/menit, tidak
tampak adanya
kemerahan
pada
ekstremitas.
4. Jumat . Mengajarkan : Tn. S Ash
20/03/ teknik relaksasi mengatakan ar
21 otot progresif. otot
09.00 tubuhnya
terasa rileks.
: Tn. S
mampu
mengikuti
teknik
relaksasi otot
progresif
seperti yang
diajarkan.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa T
Tang
Keperawat Evaluasi T
gal an D
Rabu Ketidakefektif S: Ashar
18/03/21 an perfusi Tn. S mengatakan sudah
12.00 jaringan memahami langkah-langkah
berhubungan senam kaki diabetik dan
dengan sudah rutin mempraktekkan
diabetes senam.
melitus Tn. S mengatakan sudah
(00204). memahami cara merawat
kaki dan kuku, dan sudah
mempraktekkannya.
Tn. S mengatakan
akan menggunakan
lotion pada kulit
kakinya.
Tn. S mengatakan
kesemutan sudah berkurang
dan sudah berlatih senam
kaki.
O:
Tn. S mampu mempraktekkan
senam kaki diabetik.
Tn. S mampu menyebutkan
kembali cara merawat kaki
dan kuku.
Tn. S mengoleskan lotion
pada kulit kaki dan kulit
yang kering.
Tidak ada
kemerahan pada
ekstremitas.
CRT 3 detik.
A : Masalah
ketidakefektifan perfusi
jaringan teratasi.
P:
Motivasi klien untuk
mempertahankan senam
kaki secara rutin.
Motivasi klien untuk rutin
melakukan perawatan kaki dan
kuku secara rutin.
20/03/21 berhubungan Tn. S mengatakan sudah
11.15 dengan mengganti lampu rumah
gangguan dengan yang lebih terang dan
sensasi sudah berhati-hati saat
(00035). berjalan.
O:
Penerangan rumah Tn. S
sudah cukup terang.
Gaya berjalan Tn. S
pelan dan berhati-hati.
Tn. S memakai alas
kaki yang nyaman dan
aman.
TD = 120/80 mmHg,
Nadi = 80 x/menit, RR =
20 x/menit, tidak tampak
adanya kemerahan pada
ekstremitas.
A : Masalah resiko cedera
teratasi. P :
Motivasi klien untuk
mempertahankan gaya
berjalan yang pelan dan
berhati-hati.
Jumat Ketidakefektif S: Ashar
20/03/21 an manajemen Tn. S mengatakan sudah
11.15 kesehatan memahami tentang lima pilar
berhubungan Diabetes Mellitus dan akan
dengan mempraktekkan kelima pilar
kurang tersebut.
pengetahuan Tn. S mengatakan otot
tentang tubuhnya terasa rileks setelah
program diajarkan teknik relaksasi.
terapeutik O:
(00078). Tn. S mampu menyebutkan
lima pilar DM : obat, diet,
edukasi, latihan fisik dan
monitor kadar gula darah.
Tn. S mampu mengikuti
teknik relaksasi otot
progresif seperti yang
diajarkan.
A : Masalah
ketidakefektifan
manajemen kesehatan
teratasi. P :
Monitor perubahan gaya hidup
klien.

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, B, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 5 Vol.2.
Jakarta: Perpustakaan RI Data Katalog dalam Terbitan (KDT)
Hardiyanti, A. (2019) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan pola
makan dan aktivitas fisik dengan kestabilan gulah darah pada penderita diabetes
melitus di puskesmas binamu kota kabupaten jeneponto’, pp. 0–4
Nh cho (2018) ‘IDF Diabetes Atlas : perkiraan Global prevalensi diabetes selama 2017
dan proyeksi untuk 2045’, 8. doi: 10.1016/j.diabres.2018.02.023.

Nurarif, A.H. & Kusuma, Hardhi. (2014). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Media
Action.
Rendi, M.C. dan Margareth T.H. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dan
Penyakit Dalam. Yogjakarta: Nuha Medika
Rukmini dkk,. (2015). Potret Penderita Diabetes Melitus di Indonesia. Surabaya:
Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai