Teknik Sampling
Contoh :
Penerapan prosedur teknik pengambilan sampel acak sederhana dengan cara undian
terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3. Contoh Penggunaan Teknik Simple Random Sampling
(Sumber: Kementrian Kesehatan, 2018)
Pada systematic random sampling, langkah pertama yang harus disiapkan adalah
daftar nama subjek yang akan dipilih untuk menjadi sampel. Sampel diambil dengan
membuat daftar anggota populasi secara acak, antara 1 sampai N (banyaknya anggota
populasi). Setelah itu, dibagi dengan jumlah n (sampel yang diinginkan). Hasilnya adalah
I (Interval Sample). Maka sampel yang terpilih adalah kelipatan dari I. Pengambilan
sampling dengan cara ini dapat dilaksanakan jika tersedia daftar subjek yang
dibutuhkan.
Contoh :
Dari 300 orang jumlah pasien yang dirawat di suatu rumah sakit akan diambil 30
orang untuk penelitian tentang kepuasan pelayanan di rumah sakit tersebut. Cara
pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :
N (jumlah populasi): 300 orang
n (sampel yang diinginkan): 30 orang
I (Interval sampel): 300 ÷ 30 = 10 orang
Untuk mengambil unsur I dilakukan secara acak sederhana dari nomor pertama sampai
tiga puluh. Misalnya, sudah terambil nomor 4, untuk selanjutnya diambil setiap jarak 10
satu sampel. Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap anggota populasi
(nama orang) yang mempunyai nomor kelipatan 10. Misalnya 4, 14, 24, 34, dst sampai
mencapai 30 sampel.
Sebelum dijadikan sampel, populasi dibagi menjadi strata. Penentuan strata ini
didasarkan atas bermacam-macam ketentuan, misalnya tingkatan ekonomi pasien, umur
penderita, tingkat ekonomi, dsb. Setelah menentukan strata, baru dari masing-masing
strata diambil sampel untuk mewakili strata tersebut.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan stratified random
sampling antara lain:
1) Populasi dibagi menjadi suatu kelompok kecil atau yang disebut stratum
2) Pembentukan stratum ini dilakukan dengan sedemikian rupa hingga setiap stratumnya
homogen atau relatif homogen
3) Dari setiap stratum yang telah dibentuk tersebut, diambil sampel secara acak dan
dibuat perkiraan untuk mewakili stratum tersebut
4) Perkiraan secara menyeluruh didapatkan secara gabungan dari seluruh stratum
Contoh :
Dalam suatu penelitian tentang kepuasan pasien rawat inap RS X Januari 2017,
populasi pasien rawat inap pada bulan Januari 2017 adalah 300 dengan populasi tiap
strata berjumlah sama. Dari perhitungan besar sampel, didapatkan jumlah sampel yang
harus dipenuhi adalah 90 pasien. Ruang rawat inap di RS X terdiri dari ruang rawat kelas
1, kelas 2, dan kelas 3. Maka dengan menggunakan teknik stratifikasi, pengambilan
sampel adalah sebagai berikut:
b. Kerugian :
1) Biaya dan masalah analisis statistik adalah yang terbesar
2) Sulitnya prosedur estimasi
Contoh :
Penelitian tentang pengkonsumsian tablet Fe oleh remaja di Kecamatan
Pamulang. Jumlah remaja menurut laporan Puskesmas Kecamatan Pamulang
adalah sebanyak 950 orang (N = 950) Sampel yang diambil adalah sebesar 30% (n
= 285) Teknik cluster adalah mengambil dari 3 kelurahan (Misal A, B, C) dari 8
kelurahan yang ada di Kecamatan Pamulang. Semua anak di kelurahan A, B, C
menjadi sampel.
2) Accidental Sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel yang didasarkan atas suatu
kebetulan. Yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap
sesuai untuk dijadikan sumber data (Hidayat, 2017)
Contoh: Penelitian mengenai ASI oleh ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang. Sampel diambil dari ruang KIA di puskesmas tersebut selama periode waktu
tertentu (misal setiap hari Senin di bulan Mei 2019). Maka berapapun banyaknya jumlah
ibu yang ditemui pada hari tersebut, dijadikan sampel.
3) Quota Sampling
Sampling Kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang memiliki
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik untuk menentukan
sampel yang berasal dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota
yang diinginkan. Dalam teknik ini, jumlah populasi tidak diperhitungkan, melainkan
jumlah sampel yang dibutuhkan. Sampel tersebut diambil dengan memberikan jatah
kuota terhadap kelompok (Hidayat, 2017). Langkah pertama yakni menetapkan berapa
jumlah kuota yang diperlukan oleh peneliti, kemudian jumlah tersebutlah yang menjadi
dasar pengambilan sampel. Anggota manapun tidak menjadi masalah, yang penting kuota
nya terpenuhi.
Contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui apakah masyarakat setuju dengan
kebijakan larangan merokok di tempat umum. Sebelum mengumpulkan data telah
ditentukan bahwa ia akan mewawancara sebanyak 1000 orang yang sedang mengunjungi
sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Kepada setiap orang yang hendak mengunjungi
sebuah pusat perbelanjaan ditanyakan apakah ia setuju dengan kebijakan larangan
merokok di tempat umum. Orang yang ditanya atau responden mungkin hanya menjawab
setuju atau tidak setuju. Peneliti tersebut akan berhenti setelah ia menanyai sebanyak
1000 orang dan akan menulis hasil temuannya.
4) Judgement Sampling
Memilih sampel dengan cara memakai proses seleksi bersyarat. Biasanya peneliti
menentukan sampel pada saat pengumpulan data dilapagan. Contoh, penelitian tentang
keberhasilan produk kecantikan, peneliti memilih sampel wanita dengan penilaiannya
sendiri.
5) Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula
jumlahnya kecil, lalu sampel ini memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel sampai
jumlah sampel semakin banyak. Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil atau sedikir, lalu kemudia membesar atau sampel berdasarkan penelusuran dari
sampel sebelumnya. Diibaratkan seperti bola salju yang menggelinding, karena semakin
lama semakin besar. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari sampel dari
populasi yang kita inginkan. Selanjutnya, sampel yang didapat dimintai partisipasinya
untuk memilih komunitasnya sebagai sampel lagi. Hal ini dilakukan hingga jumlah
sampel yang dibutuhkan terpenuhi. Contoh dari Snowball Sampling adalah seperti
penelitian narkoba atau penelitian sensitif lainnya. Contoh penelitian yang menggunakan
teknik snowball sampling dari bidang kesehatan masyarakat adalah “Gambaran
Penggunaan Napza Pada Anak Jalanan di Kota Semarang.”