1. Pengertian
2. Kegunaan Sampel
3. Prosedur Pengambilan
Sampel
4. Teknik Sampling
5. Penetapan Besar Sampel
Menghemat biaya
Mempercepat pelaksanaan penelitian
Menghemat tenaga
Memperluas ruang lingkup penelitian
Memperoleh hasil yang lebih awet
“
1) Random Sampling
a) Purposive Sampling
Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti
sendiri, berdasarkan ciri arau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
b) Quota Sampling
Pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel
secara quotum atau jatah.
c) Accidental Sampling
Pengambilan sampel secara aksidental ini dilakukan dengan cara mengambil kasus atau
responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Untuk menghitung minimum besarnya sampel yang dibutuhkan bagi ketepatan dalam
membuat perkiraan atau estimasi proporsi-proporsi kita perlu menjawab pertanyaan :
• Berapa angka perkiraan yang masuk akal dari proporsi yang akan diukur dalam penelitian
itu ?
• Berapa tingkat kepercayaaan yang diinginkan dalam penelitian tersebut, atau berapa jauh
penyimpangan estimasi sampel dari proporsi sebenarnya dalam keseluruhan popilasi.
• Berapa derajat kepercayaan (confidence level) yang akan digunakan agar estimasi akurat.
• Berapa jumlah populasi yang harus diwakili oleh sampel tersebut sangat tergantung dari
jumlah populasi