Anda di halaman 1dari 37

POPULASI, SAMPEL DAN

TEKNIK SAMPLING

Oleh :

Irma Hartati, M.Kes

1
A. PENGERTIAN POPULASI
• Jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-
individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan
satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan
dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-
benda, dll.
• Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif
daripada karakteristik tertentu mengenai semua objek
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya

2
B. SAMPEL
Sampel atau contoh adalah sebagian dari
populasi yang karakteristiknya hendak diteliti.
Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat
dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.

3
C. TEKNIK SAMPLING
1) Pengertian teknik sampling
Teknik pengambilan sample atau teknik sampling adalah
teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang
merupakan sebagaian dari populasi tsb. kemudian diteliti
dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan
pada populasi (generalisasi).

4
POPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING

POPULASI
SAMPEL

5
2) Manfaat sampling
 Menghemat biaya penelitian.
 Menghemat waktu untuk penelitian.
 Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
 Memperluas ruang lingkup penlitian.

3) Syarat-syarat teknik sampling


Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau
memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama.
Bila keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang
dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak dapat
menggambarkan karakteristik populasi.

6
JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING
RAMBANG SEDERHANA

SISTEMATIS

RANDOM RAMBANG PROPORSIONAL


SAMPLING
RAMBANG BERTINGKAT

TEKNIK KLUSTER
SAMPLING

PURPOSIVE SAMPLING

NON RANDOM SNOWBALL SAMPLING


SAMPLING
QUOTA SAMPLING

ACCIDENTAL SAMPLING

7
4. JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING
a. Random sampling
Teknik sampling probabilitas atau random sampling
merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan
memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh
anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian
sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang
representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut.

8
CARA-CARA RANDOM SAMPLING

1) Teknik sampling secara rambang sederhana.


• Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan
sampel rambang sederhana adalah dengan undian.
• Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan
sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Satu
hal penting, peneliti harus mengetahui jumlah responden
yang ada dalam populasi penelitian
• Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi

9
CARA-CARA RANDOM SAMPLING

• Syarat yang harus dipenuhi untuk rambang sederhana adalah:


a. Ukuran populasi harus terhingga, besarnya populasi harus diketahui oleh peneliti,
populasi yang bersifat konseptual atau teoretis dapat dikategorikan pada populasi tak
terhingga.
Populai yang terlalu banyak juga termasuk populasi tak terhingga.
b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang mempunyai karakteristik
yang dianggap sama atau pada umumnya sama (homogen) samplingnya dapat
dilakukan dengan sampling acak. Populasi yang anggotanya mempunyai karakteristik
berbeda-beda sampelnya tidak dapat diambil dengan cara sampling acak.
c. Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan menggunakan tabel bilangan
acak. Ada berbagai tabel bilangan acak salah satunya dapat dilihat di kalkulator

10
a. Cara menggunakan tabel bilangan acak adalah sebagai berikut:

1) Pertama-tama semua anggota populasi diberi nomor urut.


Jika populasi ada 500, maka berilah semua anggota populasi nomor urut 1,
2, 3, dst. …… 500.
Misalnya jumlah sampel yang diambil ada 75.

2) Pilih secara acak atau acak baris dan kolom pada tabel bilangan random,
misalnya dipilih:
baris kedua kolom 05-09,
baris ketiga kolom 10-14,
baris keempat kolom 20-24,
baris kelima kolom 25-29.

3) baris keenam kolom15-19,


baris kesembilan kolom 25-29.

11
 Dimulai dari baris kedua kolom 05-09, pilihlah berurutan ke bawah digit yang
tiga angka pertama-nya sesuai dengan nomor anggota populasi.
 Setelah digit yang ada pada kolom tersebut habis, lanjutkan pada kolom
berikutnya, dst . sampai diperoleh sampel sebanyak 75.

4) Dari hal di atas, nomor yang menjadi sampel adalah:


 176, 374, 092, 036, 124, 214,
 112, 106, 206, 108, 298, 499, 072, 448, 428,
 466, 162, 100, 473, 456, 234, 373, 284
 364, 417.

12
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
2) Teknik sampling secara sistematis
(systematic sampling)
• Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus
(nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
• Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen)
dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap
jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6
atau 10. Atau dapat menggunakan dasar urutan abjad
• Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua
anggota populasi
• Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa
menimbulkan bias

13
Cara Pengambilan Sampel

 Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan diambil sampelnya
dengan teknik ini sebanyak 50 individu, maka pertama-tama peneliti memberi
nomor urut pada setiap anggota populasi dengan urutan nomor 1, 2, 3, ….., 500.
 Kemudian peneliti membuat interval pada nomor-nomor anggota populasi
misalnya dengan interval 10 angka, sehingga diperoleh 50 kelompok bilangan
(kelas interval).
 Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana akan diambil
anggotanya untuk dijadikan sampel yang mewakili interval tersebut.
 Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas interval pertama ( 1
s.d. 10), maka selanjutnya akan didapati 17 untuk mewakili kelas interval kedua
(11 s.d. 20).
 Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan seterusnya, sampai 497
untuk mewakili kelas interval terakhir atau kelima puluh (491 s.d. 500).
 Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50.

14
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
(LANJUTAN)

3) Teknik sampling secara rambang


proporsional.
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopu-lasi maka
sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi.
Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara
undian maupun sistematis.

15
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
(LANJUTAN)
4) Teknik sampling secara rambang bertingkat
(stratified sampling)
• Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama
seperti pada teknik sampling secara proporsional.
• Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan
pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-
masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya.
• Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda,
misalnya, di Kampus ada TK I, TK II, dan TK III. Atau responden dapat dibedakan
menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll.
• Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik
random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih
menjadi sampel.

16
Cara pengambilan sampel
 Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota populasi,
kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit
tersebut.
 Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata diambil
sampel yang mewakilinya.
 Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan dengan cara
acak, karenanya disebut stratified random sampling.
 Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai, maka
dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah
anggota populasi berdasarkan masing-masing strata.
 Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area) maka dalam hal
ini setiap wilayah harus pula terwakili dalam sampel.

17
• Contoh Stratified Random Sampling:
Populasi 900 orang

Dibagi tiga

Gr gol.II Gr gol. III Gr gol. IV

300 orang 300 orang 300 orang

Pilih secara acak Pilih secara acak Pilih secara acak


Untuk 90 orang Untuk 90 orang Untuk 90 orang
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
(LANJUTAN)
5) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)
• Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik
populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena
populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu
peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah,
berupa kelompok klaster yang ditentukan secara
bertahap. Teknik pengambilan sampel semacam ini
disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

19
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
(LANJUTAN)
5) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)

• Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau


kelompok, jika ada beberapa kelompok dengan
heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar
kelompok. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti
di lapangan yang mungkin wilayahnya luas.
• Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal
ketepatan serta tidak umum

20
B. NONRANDOM SAMPLING

1) Purposive sampling atau judgmental sampling


 Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang
dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
 Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini, mula-mula peneliti
harus mengidentifikasi semua karakteristik populasi, maupun dengan cara lain dalam
mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi.
 Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sebagian
dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
 Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive sampling berdasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti.

21
B. NONRANDOM SAMPLING

2) Snow-ball sampling
( penarikan sample secara bola salju).
• Proses pengambilan sample dengan cara sambung menyambung
informasi dari unit satu dengan unit lain sehingga menjadi satu
kesatuan unit yang banyak
• Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample
pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari
sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari
sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin
besar, seolah-olah terjadi efek bola salju

22
B. NONRANDOM SAMPLING
3) Quota sampling (penarikan sample secara
jatah).

 Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan berapa


besarnya jumlah sampel yang diperlukan.
 Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui
sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
 Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum, maka jatah atau quotum
itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
 Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi masalah, yang penting
jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi.

23
B. NONRANDOM SAMPLING
4)Accidental sampling atau convenience sampling
• Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan
mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui oleh observer di
lapangan sesuai kebutuhan studi.
• Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak
direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit
atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan

24
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL

Berapakah besar jumlah yang dinyatakan


memenuhi syarat untuk penelitian ?

Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam


menetapkan jumlah sampel ?

25
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL
Ada beberapa pertimbangan untuk penetapkan jumlah sampel :
1. Sejauh mana homogenitas populasi. Jika populasi 100 persen
homogen besar sampel tak jadi persolan (misal menentukan golongan
darah). Namun jika populasi kurang homogen besar jumlah sampel
harus dipertimbangkan .
2. Apakah sampel memenuhi jumlah minimum untuk analisis statistik
(untuk penelitian kuantitatif analitik)

26
UKURAN SAMPEL
Kuantitatif :
dapat ditaksir dengan akurat, berdasar analisis yang
akan dilakukan, presisi estimasi yang diinginkan,
kesalahan random yang masih bisa ditoleransi,
kuasa statistik yang diharapkan
Kualitatif :
• Ukuran sampel cukup besar jika peneliti telah puas
bahwa data yang diperoleh cukup kaya dan cukup
meliput dimensi yang diteliti.
• Umumnya sekitar 40 responden, jarang >200
SAMPLE SIZE / BESAR SAMPEL
Tergantung pada :
• Pertimbangan representative
• Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan
untuk menentukan batas maksimal dari besarnya
sampel.
• Pertimbangan analisis
• Kebutuhan rencana analisis yang menentukan
batas minimal besar sampel.
VARIABEL-VARIABEL YANG AKAN MENENTUKAN
JUMLAH SAMPEL

• Tingkat kemaknaan statistik (α)


• Kuasa statistik (1-β)
• Besarnya pengaruh variabel terhadap efek
• Proporsi efek pada populasi tak terpapar (kohort)
• Proporsi paparan pada populasi normal (kasus
kontrol)
• Perbandingan ukuran sampel antar kelompok studi
yang dikehendaki
PENENTUAN BESARNYA SAMPEL
(SAMPLE SIZE)
Penetapan jumlah sampel tergantung pada:
1. Adanya sumber data yang dapat digunakan untuk menetapkan
batas maksimal dari besarnya sample
2. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal
dari besarnya sampel:
1. Angka perkiraan dari proporsi yang mau diukur (misal: penelitianpenyakit
jantung koroner ditetapkan 50%)
2. Tetapkan tingkat kepercayaan (misal: 5%, atau 1%)
3. Tetapkan derajat kepercayaan (Confidence levels) misal: 95%, atau 99%.
3. Hitung jumlah/besar sampel
CONTOH:
PENELITIAN TENTANG STATUS GIZI ANAK
BALITA DI KELURAHAN X N=923.000,
PREVALENSI GIZI KURANG TIDAK
DIKETAHUI.TENTUKAN BESAR SAMPEL (N)
YANG HARUS DIAMBIL BILA DIKEHENDAKI
DERAJAT KEMAKNAAN(1- Α =95% DENGAN
ESTIMASI PENYIMPANGAN(Α=0,05)

• Bila dimasukan ke dalam formula di atas diperoleh besarnya


sampel n = 480
UNTUK POPULASI KECIL < 10.000
FORMULANYA:
N
N=
1 + N (D2)
N: besar populasi
n: besar sampel
d: tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
FORMULA SNEDECOR DAN COCHRAN:
Z Α 2 PXQ
N=
D2

n = besar sampel
p = proporsi variabel yang dikehendaki
q=1–p
Z α = simpangan rata-rata pada derajat kemaknaan α
d = kesalahan sampling yg masih ditoleransi

Z α pada α 0,05 dua arah = 1,96 dan satu arah = 1,64


α 0,01 dua arah = 2,58 dan satu arah = 2,32
KOREKSI UNTUK POPULASI
TERBATAS <10.000
n
nk =
1 + n/N
Contoh: bila p sampel tdk diketahui maka p=50% dan q=50%
pada derajat kepercayaan 95% dan selisih antara
sampel dengan populasi 10% maka:
n =(1,962x0,5x0,5)/(0,1)2 = 100.
Utk d=5% dan n=1/d2=1/0,0025=400
Bila populasi studi 1000 maka
Nk =(400/1+(400/1000)=286
BEBERAPA CONTOH MENENTUKAN
SAMPLE SIZE
Populasi kurang dari 10.000

n= N
1 + N (d²)

N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan yang diinginkan
BEBERAPA CONTOH MENENTUKAN
SAMPLE SIZE
Rumus lain:
d = Z x √pxq x √N-n
n N-1

d = penyimpangan thd populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan, biasanya 0.05
atau 0.001
Z = standart deviasi normal biasanya ditentukan pada 1.95 atau 2.0
p = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p=0.05
q = 1.0-p
N = besar populasi
n = besar sampel
BEBERAPA CONTOH MENENTUKAN
SAMPLE SIZE
Hair et al (1998)
Rasio antara jumlah subjek dan jumlah variabel independen dalam analisis multivariat
dianjurkan sekitar 15 sampai 20 subjek per variabel independen

Pada penelitian dengan teknik analisis regresi multivariat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai