Anda di halaman 1dari 43

POPULASI

DAN
SAMPLING

Khotimah, S. Kep., Ns., M. Kes


POPULASI PENELITIAN
• Berasal dari kata population, yang berarti jumlah penduduk.
• Merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga dapat
menjadi sumber data penelitian.
• Seluruh unit analisis yang tercakup dalam hipotesis
• Merupakan objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono)
• Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
(Riduwan, tita lestari)
• Objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian
POPULASI PENELITIAN
• Populasi : Himpunan dari unit/individu yang mempunyai ciri-ciri YANG
SAMA

• Populasi harus didefinisikan dengan jelas : APA/SIAPA (Isi/Content),


DIMANA (Luas/Extent), KAPAN (Waktu/Time)

• Populasi penelitian terdiri dari:


1. Populasi target
2. Populasi terjangkau
POPULASI TARGET : Populasi yang diminati
dalam studi (biasanya dibatasi ruang dan waktu)
Misal : Penderita TBC paru di Surabaya tahun
2019

POPULASI TERJANGKAU : Populasi yang dapat


dijangkau/diakses dalam studi (subset populasi
target)
Misal : Penderita TBC paru di RSUD dr. Soetomo
Surabaya tahun 2019
SIFAT POPULASI PENELITIAN
• Populasi Homogen
• Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak
perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

• Populasi Heterogen
• Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
JENIS POPULASI PENELITIAN
• Populasi Terbatas (Finit)
• Mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat
dihitung jumlahnya.
• Contohnya :
• Jumlah penduduk kota Jombang 800.000 jiwa
• Jumlah mahasiswa FIK 300 orang.

• Populasi Tak Terbatas /Tak Terhingga (infinit)


• Sumber datanya tidak dapat ditentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
• Contoh :
• Jumlah pengunjung taman safari
• Jumlah gelandangan di Indonesia.
• Ada kemungkinan populasi sangat besar atau tidak
diketahui secara pasti besarnya, dan (biasanya)
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka biasanya
penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh elemen
populasi.
• Maka dapat diambil sebagian dari populasi yang disebut
sampel
POPULASI SAMPLING

SAMPEL

GENERALISASI
/ INFERENSI
INFERENSI
= GENERALISASI
• Penarikan kesimpulan mengenai keadaan populasi (nilai parameter) berdasarkan sampel
(statistik)

• Syarat : Sampel representatif


1. Ciri-ciri populasi dalam sampel
2. Besar sampel
3. Cara pengambilan sampel
SAMPEL PENELITIAN
• Sampel adalah Bagian dari populasi (sebagian atau
wakil populasi yang diteliti).
• Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi (Suharsimi Arikunto)
• Bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
(TEHNIK SAMPLING)
• Adalah : cara mengambil sampel yang representatif dari populasi.
• Teknik pengambilan sampel ada 2 :
1. Probability sampling
2. Non probability sampling
TEHNIK SAMPLING
• Sampel probabilitas (random, acak)
 Bisa digeneralisasi ke populasi
 Setiap elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel

• Sampel non probabilitas (non random, tak acak)


 Tidak bisa digeneralisasi
 Elemen populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel
TEKNIK SAMPLING

Teknik Sampling

Probability Non Probability

1. Sampling acidental
1. Simple random sampling
2. Purposive sampling
2. Sistematic random sampling
3. Sampling kuota
3. Stratified random sampling
4. Sistematic sampling
4. Cluster random sampling
5. Sampling jenuh
5. Area Sampling
6. Snowball sampling
SAMPLING PROBABILITY (RANDOM)

1. Sampling random sederhana


(Simple Random Sampling)

2. Sampling random sistematik


(Systematic Random Sampling)

3. Sampling random berstrata


(Stratified Random Sampling)

4. Sampling random rumpun (Cluster


Random Sampling)

5. Area Sampling
PROBABILITY SAMPLING
1. SIMPLE RANDOM SAMPLING
• Cara pengambilan sampel dengan cara acak
• Dapat dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
• Teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama
kepada populasi untuk dijadikan sampel
Kelebihan: kemampuan generalisasi hasil penemuan tinggi
Prosedurnya :
Susun “sampling frame”
Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
Tentukan alat pemilihan sampel (bilangan random, computer, kalkulator, lotre)
Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
17

SIMPLE RANDOM SAMPLING


• Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:
• Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen
• Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar
untuk pengambilan sampel.

Populasi
Sampel
Contoh pengambilan sampel dengan tabel bilangan
Misal terdapat populasi petani yang dianggap homogen sebanyak 1000 orang diambil sampel
sebanyak 30 orang dengan menggunakan tabel bilangan random.
• Pertama, buat kerangka sampel yaitu daftar nama petani yang diberi nomor 0001 hingga
1000.
• Untuk pemberian nomor, perlu diperhatikan jumlah digit di populasi, karena besar populasi
adalah 1000 maka jumlah digit adalah 4. Maka nomor awal dimulai dengan 0001 bukan 1,
01, ataupun 001. Ini untuk mempertahankan prinsip ”equal probability”.
• Selanjutnya peneliti bisa menggunakan tabel bilangan random dengan menjatuhkan pensil di
area table bilangan random. Kemudian dilihat, ujung pensil jatuh dinomor terdekat berapa.
2. SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
• Mirip simple random sampling
• Menggunakan cara sistematis
• unit sampel 1: diambil secara simple random dari i unit yang pertama
• Unit sampel 2, 3, ….. dstnya secara sistematis dengan interval tertentu
• Interval (i) = N/n
3. STRATIFIED RANDOM SAMPLING
• Populasi dipisah menurut stratifikas tertentu (strata menurut karakteristik yang mempengaruhi
outcome)

• Strata :
 subpopulasi dari populasi awal
 tiap strata homogen
 antar strata heterogen

Kelemahan:
Stratified harus memiliki arti tertentu
lebih memakan waktu dibandingkan dengan simple random sampling
kerangka populasi untuk tiap kelompok/strata diperlukan.

Contoh : bumil dibagi menjadi 3 strata : bumil kaya, bumil cukup kaya, dan bumil miskin Dari setiap
stratum yang dibentuk, dipilih sampel secara acak.
Prosedurnya :
1. Siapkan “sampling frame”
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.

• Stratified random sampling ada 2 metode:


1. Propotionat Stratified random sampling
2. Dispropotionat Stratified random sampling
Propotionat Stratified random sampling

• Populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap


tingkatan memiliki karakteristik sendiri
• Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata
secara proporsional,
• Sampling ini dilakukan apabila anggota populasinya heterogen.
• Contoh :Jumlah mahasiswa S1 Keperawatan :
• Tingkat 1: 450 orang = 45% = 45 org
• Tingkat 2 : 300 orang = 30% = 30 org
• Tingkat 3 :200 = 20% = 20 org
• Tingkat 4 : 50 = 5 % = 5 orang
Dispropotionat Stratified random sampling

• Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata


tetapi tidak proporsional pembagiannya
• Dilakukan apabila populasi heterogen.
• Jumlah pegawai :
• Kepala dinas : 1 org = 1 orang
• Kabag : 3 orang = 3 orang
• Kasubag : 5 orang = 5 orang
• Pegawai : 50 orang = 10 orang
27

STRATIFIED RANDOM SAMPLING

Strata Anggota Populasi Persentase Sampel Sampel Non


(%) proporsional proporsional

1 2 3 4 = (3 x 50) 5

SD 150 37,5 19 18

SMP 125 31,25 16 15

SMU 122 30,5 15 14

Sarjana 3 0,75 0 3

Jumlah 400 100 50 50


4. CLUSTER RANDOM SAMPLING
• Populasi bisa dipisah menurut rumpun/cluster tertentu
• Cluster/rumpun/gugus:
 subpopulasi dari populasi awal
 tiap rumpun heterogen
 antar rumpun homogen

Kelebihan: Dalam cluster geografis , biaya pengumpulan datanya rendah

Kelemahan: Paling kurang dapat diandalkan & kurang efisien diantara desain probabilitas
lainnya karena sub-sub dari kelompok lebih cenderung homogen daripada heterogen.

Contoh : rumpun (blok) rumah (RT, RW) kloter jamaah haji


Prosedur cluster sampling:

• Susun sampling frame berdasarkan gugus


• Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
• Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
• Teliti setiap sampel yang ada dalam gugus sampel
30

CLUSTER SAMPLING
• Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Yang membedakan adalah jika
pada stratified anggota populasi dalam satu strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota
dalam satu cluster bersifat heterogen

Surabaya
Surabaya Barat Surabaya
Surabaya Timur Surabaya Selatan
•Surabaya Utara Sidoarjo
Surabaya Selatan
Sidoarjo
Gresik
Bangkalan
Lamongan
5. AREA SAMPLING
• Cluster sampling dalam suatu daerah/lokasi tertentu
• Teknik sampling dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah/wilayah geografis yang
ada.
• Kab/kota  kecamatan  kel/negara  rt  rw  kepala keluarga.

• Kelebihan: Biayanya efektif, berguna untuk keputusan yang berhubungan dengan lokasi
tertentu
• Kelemahan: Memakan waktu untuk mengumpulkan data dari suatu lokasi.
NON PROBABILITY SAMPLING
NON PROBABILITY SAMPLING
(NON RANDOM)
• Tidak bertujuan generalisasi/inferensi
• Analisis deskriptif
• Macam :
1. Accidental Sampling
2. Judgmental (Purposive) Sampling
3. Quota Sampling
4. Sistematik Sampling
5. Sampling jenuh
6. Snowball Sampling
1. SAMPLING AKSIDENTAL
• Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota
populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden
di jadikan sampel.
• Siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai
dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai
responden.
• Disebut juga: accidental sampling – tidak disengaja – atau juga
convenience sampling
Anggota populasi yang paling mudah ditemui dipilih sebagai subyek

Kelebihan: Cepat, mudah, tidak mahal


Kelemahan: Tidak dapat digeneralisasikan sama sekali

Sampling ini biasanya digunakan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh
penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random).

Contoh :
Pendapat pengunjung KFC Plaza Surabaya, maka diambil siapa saja yang datang ke
KFC PS.
2. PURPOSIVE SAMPLING
• Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-
kriteria tertentu

Judgement Sampling:
1. Subyek dipilih berdasarkan karakteristik tertentu
2. Kelemahan: Kemampuan generalisasinya dipertanyakan, tidak dapat digeneralisasikan ke
seluruh popolasi
3. SAMPLING KUOTA
• Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu
pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok
terpenuhi, maka peneltian belum dianggap selesai.

• Kelebihan: Sangat berguna bila sampel minoritas


• Kelemahan: Tidak dapat digeneralisasikan dengan mudah

Contoh :
Akan diteliti 100 orang mahasiswa keperawatan, dengan kuota 10 orang yang akan diteliti,
maka peneliti bebas memilih 10 orang yang akan dijadikan sampel.
4.SAMPLING SISTEMATIS
(NON PROBABILITY)
• Urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi
pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam.
• Populasi diberi nomor urut, lalu diambil nomor urut genap, ganjil atau kelipatan (tergantung
peneliti)
5. SAMPLING JENUH
• Teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal
juga dengan istilah sensus. Dilakukan jika populasi kurang dari 30 orang.
6. SNOWBALL SAMPLING
• Teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama
makin banyak; berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup.
• Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk di identifikasi.

• Kelemahan: Keterwakilan dari karakteristik yang jarang tidak terlihat dalam pemilihan sampel

• Metode ini biasa digunakan untuk meneliti kelompok eksklusif (tertutup) misalnya: gay, lesbian,
pecandu narkotik, dll.
A
A

B1 B2 B3
B1 B2 B3

C1 C2 C3 C4 C5 C6
C1 C2 C3 C4 C5 C6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai