Anda di halaman 1dari 85

POPULASI, SAMPEL DAN

SAMPLING

BUDI UTOMO
DEPT. IKM-KP
FK UNAIR 2022
1. PENETAPAN POPULASI
PENETAPAN 2. PENETAPAN CARA PEMILIHAN
SUBJEK
SAMPEL (Sampling).
PENELITIAN
3. PENETAPAN BESAR SAMPEL
Beberapa pengertian POPULASI menurut para ahli:

Populasi - Keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang


dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya
wilayah generalisasi dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi
yang terdiri dari (data) penelitian.
objek/subjek yang
memiliki kuantitas
dan karakteristik - Keseluruhan objek penelitian, bila seseorang ingin
tertentu. meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi (sensus)
 kumpulan objek penelitian, bisa berupa
Beberapa kumpulan orang (individu, kelompok,
pengertian lain komunitas, masyarakat, dll); benda (jumlah
dari POPULASI gedung/bangunan, tempat, dll).

 Sekumpulan orang atau objek yang memiliki


kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan
yang membentuk masalah pokok dalam suatu
riset khusus.
 Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan
dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.
Jenis populasi
Contoh Populasi dalam
Penelitian
Berdasarkan Jumlah Populasinya dibagi Menjadi Dua
Contoh : survai yang ada di
pada saat pemilu dilakukan. Jenis :
Baik disaat penghitungan a. Populasi terbatas
pemilu atau quick count atau
disaaat survai yang dilakukan Contoh: Empat juta wanita pada tahun 2005; dengan
sebelum pemilu karakteristik mengikuti program KB
dilaksanakan.
b. Populasi tak terbatas
Dalam survai yang dilakukan, Contohnya : Narapidana Indonesia
baik oleh LSI (Lembaga
Survai Indonesia), termasuk
penelitian kuantitatif dalam
penggunaan populasi dan
Berdasarkan Sifat Populasi :
sampel. b. Populasi Homogen
c. Populasi heterogen
 Sampel: bagian dari populasi yang dapat mewakili
seluruh populasi
 Sampel: sebagian unsur populasi yang dijadikan
objek penelitian.
 Sampel: miniatur (mikrokosmos) populasi
SAMPEL  Sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama
atau relatif sama dengan ciri karakteristik
populasinya disebut sampel representatif.
 Ciri karakteristik sampel disebut statistik
ALUR
PEMIKIRAN
POPULASI
DAN SAMPEL POPULASI

SAMPEL

TEMUAN
MENGAPA SAMPLING?

 Populasi besar, tidak mungkin seluruh elemen diteliti


 Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya
MENGAPA manusia
SAMPLING?  Penelitian terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada
terhadap populasi, misalnya, karena elemen sedemikian
banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan
mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi
kekeliruan.
 Populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen
dalam populasi menjadi tidak masuk akal
 Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak
 AKURASI atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”
(kekeliruan) dalam sampel. Akurasi mengacu kepada sifat dan
karakter dari sampel yang digunakan.
 Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus
Syarat sampel yang bersifat teoritik, makin sedikit tingkat kekeliruan yang
ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur
adanya“bias” atau kekeliruan adalah populasi.
 PRESISI, pagar sampel dapat memprediksi dengan baik
populasi, sampel harus mempunyai selengkap
mungkin karakteristik populasi
 Presisi. memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi
mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita
Syarat sampel dengan karakteristik populasi.
 Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error).
Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang
diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari
populasi (s), makin tinggi pula tingkat presisinya.
TEKNIK SAMPLING
TEKNIK  Proses pemilihan jenis sampel dengan
SAMPLING memperhitungkan besarnya sampel yang akan
dijadikan sebagai subjek/objek penelitian.
 Pemilihan sampel harus bersifat representatif, artinya
sampel yang dipilih mewakili populasi baik dari
karakteristik maupun jumlahnya.
Langkah Dalam Teknik Sampling
Menurut Dalen (1981), beberapa langkah
yang harus diperhatikan peneliti dalam
menentukan sampel, yaitu:
1. Menentukan populasi,
2. Mencari data akurat unit populasi,
3. Memilih sampel yang representative,
4. Menentukan besar sampel yang
memadai.
Simple Random Sampling

Stratified Random Sampling

Disproportionate Stratified
Probability Random Sampling
Sampling
Proportionate Stratified Random
Sampling

Cluster Sampling

Teknik Sampling Sistematic Random Sampling

Sampling Purposif

Sampling Kuota

Non Probability
Sampling Aksidental
Sampling

Sampling Jenuh

Snowball Sampling
PROBABILITY NON PROBABILITY

PROBABILIT  Setiap anggota populasi


mempunyai peluang sama  Setiap anggota populasi
Y DAN untuk dipilih menjadi tidak mempunyai peluang
NONPROBA anggota sampel
 hasil penelitian dijadikan
sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel
BILITY ukuran untuk mengestimasi  hasil penelitian tidak untuk
populasi (melakukan melakukan generalisasi
SAMPLING generalisasi)
PROBABILITY SAMPLING
 Setiap elemen dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama
Probability
untuk diseleksi sebagai subjek dalam
Sampling:
sampel. Representatif ini penting
untuk generalisasi
 Menentukan probabilitas atau besarnya
kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel. Dalam
merencanakan sampling probabilitas, idealnya
peneliti telah memenuhi beberapa persyaratan
Probability berikut:
Sampling  Diketahui besarnya populasi
 Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan
 Setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang
yang sama untuk dijadikan sampel
SIMPLE RANDOM SAMPLING
 Dengan cara memberikan nomor-nomor pada seluruh
anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor-nomor
sesuai dgn banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan.

 Syarat anggota populasi homogen


SIMPLE RANDOM SAMPLING: UNDIAN

 Ada dua rancangan cara undian :


o Pengambilan sampel tanpa pengembalian, yang berarti
sampel yang pernah terpilih tidak akan dipilih lagi. Akan
menghasilkan nilai probabilitas yang tidak konstan
o Pengambilan sampel dengan pengembalian, yang
berarti sampel yang pernah terpilih ada kemungkinan
terpilih lagi. Menghasilkan nilai probabilitas yang
konstan
2. Stratified ØDigunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen
Random Sampling dan melakukan pembagian elemen populasi ke dalam
strata. Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih
sampelnya secara random sesuai proporsinya.
ØSampling ini banyak digunakan untuk mempelajari
karakteristik yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I,
kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan menurut
jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll.
ØKeadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila
menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin
satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.
Populasi 900 orang

 Contoh Stratified Random Sampling:

Dibagi tiga

Gr gol.II Gr gol. III Gr gol. IV

300 orang 300 orang 300 orang


(diambil 90 orang) (diambil 90 orang) (diambil 90 orang)
3.
PROPORSIONATE
STRATIFIED
RANDOM  Teknik sampling dari anggota populasi
SAMPLING secara acak dan berstrata secara
proporsional.
 Anggota populasi heterogen, dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti
yang signifikan pada pencapaian tujuan
penelitian
 seorang peneliti ingin mengetahui sikap
PROPORSIONATE manajer terhadap satu kebijakan
STRATIFIED perusahaan. Dia menduga bahwa manajer
RANDOM tingkat atas cenderung positif sikapnya
SAMPLING terhadap kebijakan perusahaan tadi.
 Agar dapat menguji dugaannya tersebut
maka sampelnya harus terdiri atas paling
tidak para manajer tingkat atas,
menengah, dan bawah
 
• Siapkan sampling frame , daftar yang
berisikan setiap elemen populasi yang
bisa diambil sebagai sampel
• Bagi sampling frame tersebut
Prosedur berdasarkan strata yang dikehendaki
• Tentukan besar sampel dalam setiap
stratum
• Pilih sampel dari setiap stratum secara
acak.
Strata Anggota Persentase Sampel
Populasi (%)

1 2 3 4 = (3 x 50)

SD 150 37,5 19

SMP 125 31,25 16

SMU 75 18,75 9

Sarjana 50 12,5 6

Jumlah 400 100 50


4.
DISPROPORTION • Teknik sampling ~ populasi berstrata tapi kurang
proporsional.
ATE STRATIFIED
RANDOM • Jumlah guru di Kecamatan Ngaliyan memiliki 1 orang
SAMPLING lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 178 orang lulusan S1
dan 156 orang lulusan Diploma. Maka Pengambilan
sampel untuk S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 4
orang, sedangkan untuk S1 dan Diploma diambil
secara proporsional.
5. Cluster Sampling

ØElemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam


cluster atau kelompok, jika ada beberapa kelompok
dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan
homogenitas antar kelompok. Teknik cluster sering
digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mungkin
wilayahnya luas.
ØSampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien
dalam hal ketepatan serta tidak umum
 Digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas
CLUSTER
 Populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-
SAMPLING kelompok tertentu.
(Area
Sampling/Gugus  Anggota gugus/kelompok mungkin tidak homogen
Sampling)  Misalnya akan diambil populasi seluruh guru SD di Kota
Surabaya. Pengambilan sampelnya dengan cara
membagi wilayah Kota Surabaya ke dalam lima
wilayah, kemudian dari masing-masing kecamatan
diambil perwakilannya. Besar sampel tiap kecamatan
diambil secara proporsional.
CLUSTER
SAMPLING
(Area Sampling) A B
A B

C D
C D
E F
E F
6. Systematic
Random ØSetiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval
Sampling (tiap ke n elemen) dan dimulai secara random dan
selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval
tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka
pembagi 5, 6 atau 10. Atau dapat menggunakan dasar
urutan abjad
ØSyarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah
adanya daftar semua anggota populasi
ØSampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan
menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias
SAMPLING • Teknik sampling berdasarkan urutan dari anggota
SISTEMATIS populasi yang telah diberi nomor urut, anggota
sampel dapat diambil dari populasi homogen pada
jenis interval waktu, ruang dengan urutan yang
seragam
• Jika ada 100 dosen, semuanya diberi nomor urut no. 1
s.d. 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
berdasarkan urutan nomor genap saja atau urutan
nomor ganjil saja
 Merupakan cara pengambilan sampel
Sistematis yang sampel pertama ditentukan secara
Random acak sedangkan sampel berikutnya
Sampling diambil berdasarkan satu interval
tertentu
SAMPLING
SISTEMATIS
NONPROBABILITY SAMPLING
 Setiap elemen dalam populasi
belum tentu mempunyai
kesempatan sama untuk diseleksi
Nonprobability sebagai subjek dalam sampel.
Sampling: Dalam hal ini waktu adalah yang
utama
Beberapa macam metode
 NON-PROBABILITY non-probability sampling
SAMPLING sebagai berikut: 
 Sampling Kuota (Quota
Teknik non-probability Sampling)
sampling bahwa setiap
anggota populasi  Sampling Kebetulan
memiliki peluang nol. (Accidental Sampling)
Artinya, pengambilan  Sampling Purposive
sampel didasarkan (Purposive or
kriteria tertentu seperti Judgemental Sampling)
judgment, status,
kuantitas, kesukarelaan  Sampling Sukarela
dan sebagainya. (Voluntary Sampling)
 Sampling Snowball
(Snowball Sampling)
 Accidental (Kebetulan)
 Purposive sampling (Bertujuan)
Macam Teknik
Non  Quota sampling (Jatah)
Probability  Total population (sampel jenuh)
Sampling  Getok Tular/Snowball Sampling
• Teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang dinginkan
tercapai berdasarkan pertimbangan tertentu.
1. • Pengambilan sampel dari 1000 dosen PNS. Jika kuota
sampel yang dibutuhkan adalah 100 guru, maka
SAMPLING pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
KUOTA memilih sampel secara bebas dengan karakteristik
yang telah ditentukan peneliti
 Merupakan metode penetapan sampel
dengan menentukan quota terlebih
dahulu pada masing-masing kelompok,
sebelum quata masing-masing kelompok
terpenuhi maka peneltian belum
dianggap selesai.
• Teknik sampling berdasarkan faktor
2. SAMPLING spontanitas. Artinya siapa saja yang secara
AKSIDENTAL tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka
orang tersebut dapat dijadikan sampel
• Peneliti ingin mengetahui minat mahasiswa
untuk mengunjungi perpustakaan. Untuk
pengambilan sampel, peneliti memberikan
angket kepada para pengunjung perpustakaan
dan dijadikan sebagai sampel
• Teknik pengambilan sampel dengan
3. SAMPLING beberapa pertimbangan tertentu. Biasanya
PURPOSIF teknik ini digunakan untuk studi kasus yang
aspek dari kasus tunggal yang representatif
diamati dan dianalisis (biasanya untuk pen.
kualitatif)
• Peneliti ingin mengetahui model
pembelajaran aktif, maka sampel yang dipilih
yaitu responden yang ahli dalam bidang
pembelajaran aktif, misalnya : dosen, KPS
dan lain-lain
Pemilihan sampel didasarkan pada
karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai hubungan dengan karakteristik
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Memilih sampel berdasarkan kelompok,


wilayah atau sekelompok individu melalui
pertimbangan tertentu yang diyakini
mewakili semua unit analisis yang ada
Penelitian untuk meneliti sikap mahasiswa
terhadap peraturan pemerintah mengenai
UU Hak Cipta

Contoh :
Maka dipilih beberapa Perguruan Tinggi
dan Universitas yang dianggap dapat
mewakili bedasarkan penyelidikan atau
kenyataan sebelumnya.
• Teknik sampling jika semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan
jika jumlah populasi kurang dari 30
4.
SAMPLING • Jika terdapat 28 orang yang terseleksi sebagai
peserta pertukaran pelajar ke Swiss, maka
JENUH dalam hal ini, jumlah responden kurang dari 30
orang sehingga semua populasi dapat
dijadikan sampel
5.
SNOWBAL
L
SAMPLING Teknik sampling yang semula berjumlah sedikit
kemudian anggota sampel (responden) menunjuk
temannnya untuk menjadi sampel sehingga jumlahnya
akan semakin banyak
A

B C

SNOWBALL
SAMPLING
D E F G H I

J K L M N N
BESAR SAMPEL

BUDI UTOMO
DEPT. IKM-KP
FK UNAIR 2020
Berapa jumlah subjek
yang diperlukan dalam suatu
penelitian agar dapat
Pendahuluan mewakili populasi?

Jumlah subjek sangat


menentukan validitas
penelitian
(generalisasi)
50
(Suresh, 2012)
51
PROSEDUR PENENTUAN SAMPEL

Identifikasi populasi target

Memilih Kerangka sampel

Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Merencanakan Prosedur Pemilihan Unit Sampel

DESAIN*)
Menentukan besar/ ukuran Sampel
PENELITIAN

Menentukan unit sampel

Pengambilan Data di Lapangan 52


Hair et al., (1998)
 Rasio antara jumlah subjek dan jumlah
variabel independen dalam analisis
multivariat dianjurkan sekitar 15 sampai
20 subjek per variabel independen

53
Menentukan besar sampel menurut Gay

 Besar sampel minimal yang dapat diterima


bedasarkan pada desain penelitian yang
digunakan, yaitu :
Metode deskriptif, minimal 10% populasi
untuk populasi yang relatif kecil min 20%
Metode deskriptif-korelasional, minimal 30
subjek
Metode ex post facto, minimal 15 subjek per
kelompok
Metode eksperimental, minimal 15 subjek per
kelompok
54
Penelitian deskriptif korelasional, paling
sedikit 30 elemen populasi,
GAY DAN Penelitian perbandingan kausal, 30 elemen
per kelompok, Metode ex post facto, minimal
DIEHL 15 subjek per kelompok
(1992) Penelitian eksperimen 15 elemen per
kelompok.

55
ROSCOE (1975)

 Sebaiknya besar sampel di antara 30 s/d 500


elemen
 Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/
perempuan, SD/ SMP/ SMA), jumlah minimum
subsampel harus 30
 Pada penelitian multivariat (termasuk analisis
regresi multivariat) ukuran sampel harus beberapa
kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variabel yang
akan dianalisis.
 Untuk penelitian eksperimen yang sederhana,
dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel
bisa antara 10 s/d 20 elemen.
56
Ciri sampel yang baik

• Memiliki karakteristik yang Kriteria


inklusi/eksklusi
sama dengan populasi
• Setiap individu mempunyai
kesempatan yang sama Metode sampling
untuk dipilih 
 random
• Jumlahnya cukup besar
Perhitungan besar
sampel
Informasi yang
diperlukan  Perbedaan klinis / effect size (d)
 Besar kesalahan tipe I ()  Z
 Power yang diperlukan (1-β)
 Karakteristik data: simpang baku atau proporsi
 tergantung jenis data
Rumus besar
sampel ?
Tergantung jenis datanya

 Besar sampel untuk data numerik


 Besar sampel untuk data kategorial
Perkiraan rerata
populasi tunggal
Perlu informasi:
 Simpang baku nilai rerata dalam populasi (s atau
)  kepustakaan
 Tingkat kepercayaan absolut (d)  ditetapkan
peneliti
 Tingkat kemaknaan ()  ditetapkan peneliti
Rumus besar
sampel tungal
untuk perkiraan
rerata
Rumus besar sampel
tungal untuk
perkiraan rerata
Rumus besar
Perlu 4 informasi
sampel untuk uji
• Simpang baku nilai rerata dalam populasi (s
hipotesis
atau )  kepustakaan
perbedaan • Effect size (X1- X2)  clinical judgment
rerata 2 populasi • Kesalahan tipe I
yang • Kesalahan tipe II
independen
Rumus besar sampel untuk uji hipotesis
perbedaan rerata 2 populasi yang
independen
Rumus besar sampel untuk uji hipotesis
perbedaan rerata sebelum dan sesudah
perlakuan
 Perlu informasi:
 Proporsi penyakit yang akan dicari
Estimasi
proporsi (P)  dari pustaka
populasi  Tingkat ketepatan absolut (d) 
tunggal ditetapkan peneliti
 Tingkat kemaknaan () 
ditetapkan peneliti
Estimasi proporsi populasi tunggal

Q=1 - P
Besar sampel
untuk uji hipotesis
perbedaan
proporsi 2 populasi Perlu informasi:
 Proporsi pada kelompok kontrol (P1) dan
proporsi pada kelompok terapi (P2)
 Effect size: P1-P2
 Kesalahan tipe I
 Kesalahan tipe II
Besar sampel
untuk uji hipotesis
perbedaan
proporsi 2
populasi
Besar sampel
untuk
penelitian P1= P2 X RR

kohort
Besar sampel
untuk
penelitian
kasus kontrol
Perlu informasi
Besar sampel  Perkiraan koefisien korelasi (r)  dari
untuk uji pustaka
korelasi  Tingkat kemaknaan ()
 Power (1-β)
Rumus besar
sampel untuk uji
korelasi

ln = natural logaritma
Besar sampel
untuk uji
diagnostik

Q=1 - P

P= sensitivitas
 Memperlebar ketepatan (d) yang masih dapat
diterima
 Memperbesar nilai  dan β
Kiat  Memperbesar effect size (termasuk OR
memperkecil dan RR)
besar sampel

Dilarang merekayasa
Anjuran:

 Memilih outcome/variabel terikat


yang berskala numerik
 Melakukan matching individual
 Melakukan pengukuran yang sedikit
variabilitasnya
 Memilih efek yang sering terjadi
Bacaan yang dianjurkan:

Design and determination of the sample size in medical research


1Arif Habib, 2Ayman johargy, 3Khalid Mahmood, 4Humma
IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN:
2279-0861.Volume 13, Issue 5 Ver. VI. (May. 2014), PP 21-31 www.iosrjournals.org

Buku ‘Besar sampelnya’ Sopiyudin, dsb

Dasar-dasar metodologi penelitian klinis


Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael

Anda mungkin juga menyukai