Anda di halaman 1dari 7

TUGAS #2

SI-5101 ANALISIS REKAYASA


“MENENTUKAN UKURAN SAMPEL”

Dosen:
Ir. Biemo W. Soemardi, M.SE., Ph.D

Oleh:
Ratih Dewi Shima 25019019

KELOMPOK KEAHLIAN MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. Konsep Dasar Teknik Sampling
A. Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi juga dapat diartikan
bukan hanya sekedar angka jumlah, tapi juga mencakup sifat atau karakteristik
subjek/objek.

B. Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang
merupakan data (Sukadarrumidi, 2006:50). Sampel merupakan bagian dari penelitian
sebagai bahan pertimbangan efisiensi terhadap sentralisasi permasalahan setelah
menentukan populasi (kumpulan objek penelitian). Sampel bersifat mewakili dari
populasi dan dapat digunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis atas populasi.

Sampel bertujuan untuk mengurangi jumlah objek yang akan diteliti. Ada banyak kasus
dimana mengumpulkan data dari populasi akan menjadi terlalu mahal atau bahkan tidak
mungkin untuk dilakukan karena keterbatasan sumber daya, oleh karena itu
pengambilan sampel sangat diperlukan dan dinilai sangat efektif apabila menggunakan
metoda yang tepat.

C. Jenis-Jenis Teknik Sampling


Terdapat dua kelompok cara-cara Pengambilan sampel, yaitu Probability Sampling
(Random Sampling) dan Non-Probability Sampling (Non-Random Sampling). Seperti yang
terlihat pada Gambar 1.
Sampling Kuota
Simple Random Sampling
Non-
Probability
Proporsional Stratified Random Sampling Insidental
Sampling probability
Sampling Purposive Sampling
Disproporsional Stratified Random
Sampling Sampling
Sampling Jenuh
Area (Cluster) Sampling
Snowball Sampling

Sampling Sistematis Sampling Sistematis

Gambar 1 Macam-Macam Teknik Sampling

II. Menentukan Ukuran Sampel


Dalam teknik sampling, sampel yang baik adalah sampel yang sedekat mungkin dengan
karakteristik populasi. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, jumlah sampel yang terlalu
banyak tentu dapat mempresentasikan karakteristiknya dengan baik, tapi peluang kesalahan
akan semakin besar. Namun, jika terlalu kecil, tidak dapat mewakili informasi populasinya.
Berangkat dari pemikiran inilah, dibutuhkan adanya metode-metode untuk menentukan berapa
banyak sampel yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang
dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal
untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah
sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel
minimum adalah 100. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan
umum untuk menentukan ukuran sampel :

 Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian
 Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),
ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
 Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
 Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau
kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial
maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin
kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel
(semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan
sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar
peluang kesalahan generalisasi.

A. Metode Nomogram Harry King


Pada prinsipnya penggunaan rumus-rumus penarikan sampel penelitian digunakan
untuk mempermudah teknis penelitian. Banyak metode yang digunakan untuk
menghitung besarnya sampel, salah satu cara penentuan ukuran sampel yang cukup
populer adalah dengan Metode Pembacaan Sampel dengan Nomogram yang
dikembangkan oleh Harry King.

Pada Metode Nomogram Harry King, peneliti perlu mengetahui atau menentukan taraf
kesalahan dari 0.3% - 15%, dan Confidence Interval (CI), dengan jumlah populasi
maksimum 2000. Ada faktor pengali yang ditentukan berdasarkan Confidence Interval
(Gambar 2).
Gambar 2 Nomogram Harry King untuk menentukan Ukuran Sampel dari Populasi 2000
Sumber: Metode Penelitian, Sugiyono.

Contoh penggunaan Metode Nomogram Harry King, adalah sebagai berikut.


1. Seorang peneliti ingin meneliti mengenai pengaruh permainan ponsel pada anak-anak kelas 7 di
suatu MTs di Kuningan. Dari pengumpulan data, diketahui bahwa jumlah populasi yang akan
diteliti sebanyak 70 orang. Peneliti tersebut kemudian mengambil tingkat kesalahan sebesar 8%
dengan Confidence Interval sebesar 85% (maka faktor pengali =0,875). Setelah ditarik garis dari
Nomogran Harry King seperti pada Gambar 3, maka prosentasi yang dapat diambil sebagai
sampel sebesar 55% x 0,875 x 70, yaitu 33,6875 atau sebanyak 34 siswa.
Gambar 3 Nomogram Harry King untuk menentukan Ukuran Sampel dari 70 Siswa MTs
Sumber: Metode Penelitian, Sugiyono.

B. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Nomogram Harry King


Keuntungan:
 Metode ini sangat cepat, praktis dan mudah
 Tidak menggunakan rumus yang kompleks, sehingga sangat mudah diaplikasikan
 Diagram Nomogram memudahkan orang untuk mengambil sampel dengan banyak
jenis populasi
Kerugian
 Jumlah sampel yang didapatkan kurang akurat
 Tingkat kesalahan, Confidence Interval, dan populasi sangat terbatas, jadi hanya
cocok untuk penelitian dengan obyek sederhana.

Anda mungkin juga menyukai