Anda di halaman 1dari 4

Home OP Operasi dan Pemeliharaan (OP)

BAB I Operasi dan Pemeliharaan (OP)


Operasi dan Pemeliharaan adalah sistem pengaturan air irigasi termasuk membuka menutup
pintu pada bangunan irigasi tersier/kwarter serta sistem pembuangan dari
perencanaan,pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
(OP) khususnya bidang sumber daya air (SDA) dilakukan untuk mengembalikan fungsi
layanan infrastruktur, agar infrastruktur yang telah terbangun tetap berfungsi sesuai dengan
umur rencana layanan. Cakupan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP) SDA mencakup
seluruh infrastruktur bidang SDA, seperti prasarana irigasi, bendungan, situ, embung,
pengendali sedimen, pengendali banjir, hingga bangunan pengamanan pantai.

OPERASI
Dalam melaksanakan operasi dalam bidang irigasi terbagi 3 (tiga) :

I. Perencanaan Operasi
Langkah-langkah perencanaan operasi sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data debit andalan
Data ini dihitung berdasarkan pengambilan data debit rata-rata bulanan dalam kurun waktu
10 tahun kemudian data ini dihitung dengan metode rangking sehingga diperoleh urutan debit
andalan tersebut. Contoh Data debit untuk D.I Krueng Jreu dapat dilihat pada grafik dibawah
ini :
2. Mengumpulkan Data Kebutuhan air tahunan
Data kebutuhan air tahunan diperhitungkan dalam 2 tahapan yaitu:
Tahap pengolahan tanah.
Tahap pertumbuhan.
Tahap pemasakan.
3. Melakukan Usulan Luas Tanam Global dan Detail
Dari debit yang tersedia (Q 80%) dan kebutuhan air untuk tanaman dapat direncanakan
Water Balance untuk menentukan usulan luas tanam berdasarkan RTTG dan RTTD.
4. Mensosialisasikan RTTG dan RTTD
Dari usulan RTTG dan RTTD kami melaksanakan sosialisasi rencana tersebut kepada
GP3A dan P3A Keujreun Blang, dimana kegiatan sosialisasi ini turut juga dihadiri muspika,
juru pengairan dan unsur lainnya yang terkait.
5. Mengajukan RTTG dan RTTD ke Komisi Irigasi
Semua bahan RTTG dan RTTD disampaikan kepada komisi irigasi untuk dibahas dalam
rapat musim tanam, selanjutnya komisi irigasi dimaksud mengusulkan kepada Bupati untuk
dikeluarkan surat keputusan tentang jadwal turun sawah.

II. Pelaksanaan Operasi


Langkah-langkah Pelaksanaan Operasi sebagai berikut:

1. Pencatatan Debit
Pencatatan debit di bendung dilihat pada limpah mercu dan debit pintu intake oleh PPB
(blanko 08-0). Sedangkan debit pada bangunan bagi - saluran sekunder dicatat oleh PPA (06-
0), dan dikumpulkan oleh pengamat/kepala ranting.
2. Penentuan kebutuhan air
Penentuan kebutuhan air di pintu pengambilan diperhitungkan sesuai kebutuhan debit
seluran petak tersier ditambah kehilangan air di jaringan utama, sedangkan kebutuhan air di
masing-masing petak tersier dihitung berdasarkan luas areal dikali satuan kebutuhan air di
sawah ditambah kehilangan air di saluran tersier diasumsikan 20% (Blangko 07-O).
3. Penentukan faktor KPenentuan factor K dilakukan apabila terjadi penurunan debit air
yang mencapai 20% dari kebutuhan air normal, cara penentuan factor K sebagai berikut :
Apabila faktor K 1 maka ketersedian air mencukupi dan pemberian air dapat dilakukan
secara terus menerus.
Apabila faktor K 0.7 pemberian air di saluran sekunder menggunakan sistem golongan.
Apabila faktor K 0.6 0.4 pemberian air kami lakukan dengan giliran baik di saluran
tersier ataupun di saluran kuarter.
Pelaksanaan pembagian air pada jaringan primer dan sekunder
Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman setiap petak tersier serta kebutuhan air
di pintu pengambilan, maka ditetapkan pelaksanaan pembagian air pada jaringan sekunder
dan primer.
Pencatatan Realisasi tanaman per Daerah Irigasi dan per Kemantren.
4. Pencatatan ini kami lakukan permusim tanam selama 1 tahun dan dicatat pada Blangko (10
O) yang isinya menjelaskan :
Realisasi tanam per musim tanam;
Kerusakan tanaman;
Rencana tanam pada tahun berjalan dan tahun mendatang;
Keadaan air;
Produksi tanaman, dilakukan dengan metode Ubinan.
5. Pengawasan pengisian papan operasi.
Pengisian papan operasi pada Bendung, Bangunan bagi dan tersier dilakukan oleh juru
pengairan sesuai dengan wilayah kerja masing masing dan pengawasannya dilakukan oleh
Kepala Ranting/Pengamat.

III. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan Monitoring dan Evaluasi meliputi:

1. Monitoring Keadaan Debit


Dalam pelaksanaan kegiatan operasi kami selalu melakukan monitoring keadaan debit pada
bendung, saluran induk, saluran sekunder, Bangunan sadap dan tersier sesuai dengan jumlah
kebutuhan air untuk tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman.
2. Monitoring luas tanam
Monitoring luas tanam kami laksanakan berdasarkan usulan luas tanam dan realisasi luas
tanam, apakah ada perubahan, jika ada maka akan dicatat dan akan menjadi pertimbangan
untuk tahun berikutnya.
3. Monitoring luas panen dan Produksi
Monitoring luas panen biasa dilakukan dengan menghitung gagal panen (jika ada) dengan
membandingkan luas panen pada setiap daerah irigasi di wilayah kerja.
4. Monitoring bencana alam serta evaluasi dan tindak lanjut
Dalam kegiatan operasi dilakukan monitoring terhadap bencana alam yang terjadi, apabila
terjadi bencana alam yang sifatnya kecil maka kami akan menanggulanginya dengan segera
dan apabila bencana alam tersebut besar akan kami laporkan ke dinas untuk segera diperbaiki
sesuai kewenangannya.

PEMELIHARAAN
Dalam melaksanakan pemeliharaan di bidang irigasi ada 3 (tiga):

I. Perencanaan Pemeliharaan
Langkah-langkah perencanaan pemeliharaan sebagai berikut:

1. Inspeksi rutin
Inspeksi rutin dilaksanakan oleh juru pengairan yaitu mengadakan inspeksi rutin setiap 15
hari sekali, dimana kegiatan ini untuk mengetahui bahwa jaringan irigasi dapat berfungsi
dengan baik. Jika ada kerusakan ringan yang dijumpai saat inspeksi, kami akan melaksanakan
perbaikannya.
2. Penelusuran jaringan irigasi.
Berdasarkan hasil inspeksi rutin di atas, maka juru pengairan di wilayah ranting Indrapuri
melakukan penelusuran jaringan untuk mengetahui tingkat kerusakan dan akan kami usulkan
untuk pekerjaan pemeliharaan tahun berikutnya. Penelusuran ini dilakukan bersama secara
partisipatif antara kepala ranting, juru dan P3A Keujruen blang. (Blangko 02-P) terlampir
3. Identifikasi tingkat kerusakan.
Sesuai hasil inventarisasi yang kami lakukan pada wilayah ranting dinas Indrapuri, maka
kami membuat rencana aksi yang kami susun berdasarkan skala prioritas serta uraian
pekerjaan yang kami lakukan, terutama pada D.I Krueng Jreu di wilayah kerja kami.
4. Survey dan Pengukuran
Survey dan Pengukuran untuk kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi kami laksanakan
secara sederhana dengan juru pengairan dan P3A. Hasil pengukuran yang telah kami lakukan
akan dituang pada sket/ gambar rencana.
5. Detail Desain.
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah kami lakukan kami susun rancangan detail desain
dan penggambaran, dimana rancangan desain tersebut kami diskusikan dengan P3A
Keujruen Blang (Desain versi petani).
6. Perhitungan Anggaran Biaya dan AKNOP
Perhitungan Anggaran Biaya. Berdasarkan hasil penelusuran jaringan irigasi dilapangan dan
detail desain, maka kami menghitung rencana anggaran biaya pada masing-masing daerah
irigasi di wilayah ranting dinas pengairan Indrapuri.
4. AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan).
AKNOP ini kami laporkan sesuai dari hasil penelusuran jaringan, dimana telah kami hitung
berdasarkan keadaan sebenarnya dilapangan. Maksud AKNOP ini untuk memberikan
kepastian biaya aktual pengelolaan pemeliharaan irigasi.
7. Menyusun Prioritas Pekerjaan dan Rencana Kerja.
Dari hasil penelusuran, pengukuran dan detail desain perbaikan jaringan irigasi serta
kesepakatan dengan GP3A, maka kami menyusun prioritas pekerjaan dan rencana kerja
dengan tujuan untuk memenuhi hal-hal yang sangat dibutuhkan (Urgent).

II. Pelaksanaan Pemeliharaan


Langkah-langkah pelaksanaan pemeliharaan sebagai berikut:

1. Swakelola
Pemberian pelumas pada pintu-pintu air.
Pengecatan kembali pintu-pintu air.
Pembersihan saluran pembuang.
Menguras kantung-kantung lumpur pada bendung.
Galian sedimen dalam saluran.
Pembersihan tanaman-tanaman liar yang tumbuh pada saluran/memotong rumput di sekitar
saluran.
Menutup kebocoran-kebocoran kecil pada saluran.
2. Kontraktual
Kegiatan kontraktual seperti merehabilitasi saluran yang membutuhkan biaya besar.

II. Pelaporan Pelaksanaan Pemeliharaan


Langkah-langkah pelaporan pelaksanaan pemeliharaan sebagai berikut:

1. Laporan inventarisasi bangunan dan saluran.


Laporan inventarisasi bangunan dan saluran disusun oleh ranting dinas berdasarkan hasil
inspeksi rutin di lapangan.
2. Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan akhir pemeliharaan
Laporan bulanan.
Laporan penggunaan bahan swakelola (Blangko 08-P).
Laporan tahunan (Blangko 10-P).

Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dibuat oleh ranting dinas untuk
disampaikan kepada Dinas Kabupaten/ Dinas Provinsi.

Anda mungkin juga menyukai