Anda di halaman 1dari 21

METODOLOGI PENELITIAN

DR. H Hadi Suryatno.MKES


Sebelum menetapkan besarnya sampel, terlebih dahulu harus
ditetapkan populasinya yaitu kelompok apa, yang diminati
dalam penelitian itu, yang akan dikenakan atau diterapkan
hasil dari penelitian itu, sebagai contoh penetapan populasi
antra lain:
1. seluruh mahasiswa keperawatan di Indonesia
2. seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Mataram
3. seluruh tenaga perawat yang ada di Indonesia.
4. Seluruh bidang studi ilmu kesehatan yang ada di Indonesia
5. Seluruh tenaga perawat yang bergelar S1 di Rumah sakit di
Indonesia, dsb
• Wilayah generalisasi yang terdiri
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya
• Misal:
– Penelitian di perusahaan A, maka perusahaan A
adalah populasi
– Di Rumah Sakit A ada perawat dg karakteristik:
motivasi kerja, disiplin kerja, kepemimpinan,
iklim organisasi

3
 Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana
Syaodih , 2009), yaitu:
 Populasi secara umum dan,
 Populasi target (target population).
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran
keterbelakukan kesimpulan penelitian kita (Nana
Syaodih 2009).
Contoh:
 Populasi umum adalah seluruh dosen STIKES Mataram
 Populasi targetnya adalah seluruh dosen STIKES
Mataram
 Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen
diluar STIKES Mataram
 Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi tersebut
 Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi.
Misal, karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu
 Kesimpulan yang didapat dari sampel akan
diberlakukan untuk populasi  sampel
harus representatif

5
 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang
secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan
(Nana Syaodih, 2009).
 Penelitian dengan menggunakan sampel lebih
menguntungkan dibandingkan dengan
penelitian menggunakan populasi, karena
penelitian dengan menggunakan sampel lebih
menghemat biaya, waktu dan tenaga.
 Dalam menentukan sampel langkah awal yang
harus ditempuh adalah membatasi jenis
populasi atau menentukan populasi target.
• Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian
• Probalility Sampling:
– Teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel
• Non Probalility Sampling:
– Teknik sampling yang memberikan peluang yang
tidak sama bagi setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel

Jun 22, 7
Teknik
Probability sampling Non probability
sampling sampling

1. Simple random 1. Sampling kuota


sampling
2. Sampling
2. Sampling sistematis aksidental
3. Proportionate 3. Purposive sampling
stratified random
sampling 4. Sampling jenuh
4. Disproportionate 5. Snowball sampling
stratified random
sampling
5. Cluster sampling

8
 Dilakukan secara acak sederhana (undian)
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
anggota populasi. Populasi dianggap
homogen

Populasi
homogen Sampel yg
representatif

diambil
dg acak

9
 Berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut
 Misal:
Anggota populasi ada 200 orang, diberi nomor
urut
Pengambilan sampel dengan ketentuan nomor
genap dan kelipatan 4

10
 Bila populasi mempunyai anggota yang heterogen 
dibuat lebih homogen dg strata jumlah sampel
proporsional

Populasi
berstrata
Sampel yg
representatif

diambil dg
proporsional

11
• Bila populasi berstrata tetapi jumlah sampel
masing-masing strata tidak proporsional
(dibagi sama rata)
• Misal:
Populasi pegawai RS A: 500 orang
– 14 orang S2
– 66 orang S1
– 100 orang SMU
– 320 orang SMP
Sampel 100 0rang  masing-masing strata
500/100 = 5

12
 Bila obyek yg akan diteliti/sumber data
sangat luas (misal: penduduk suatu
negara/propinsi)  berdasar demografi/
geografi
Populasi Tahap I Tahap II
daerah

diambil diambil
dg acak dg acak
Sampel
Sampel individu
daerah

13
• Accidental Sampling
– Berdasarkan kebetulan/asal nemu
– Siapa saja yg kebetulan bertemu peneliti dapat
dipakai sebagai sampel
– Contoh: Pasien RS X
• Sampling Kuota
– Pengembangan dari accidental sampling
– Penentuan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yg
diinginkan

14
 Purposive Sampling (sensus)
 Untuk tujuan tertentu, dengan membuat
batas-batas berdasar ciri-ciri subyek
 Misal:

Penelitian tentang disiplin perawat, maka


sampel yg dipilih adalah perawat yang
bekerja pada bidang keperawatan saja

15
 Sampling Jenuh
 Bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (biasanya populasi < 30 orang)
 Snowball Sampling
 Mula-mula jumlah kecil, kemudian sampel
disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga
sampel menjadi banyak

16
A

B C

D E F G

H I J K L M N O P Q R S

17
 Jumlah sampel sering dinyatakan dengan
ukuran sampel
 Ukuran sampel semakin mendekati jumlah
populasi, maka semakin kecil peluang
kesalahan dalam generalisasi  belum
terdapat standar baku, Singarimbun (1982):
 > 10%
 Faktor penentu:
 Tingkat homogenitas
 Tingkat keakuratan
 Ketersediaan dana

18
 Rumusan dari Slovin (1960)
N
n
1  Ne 2

n = banyaknya sampel
 N = banyaknya populasi
 e = nilai kritis atau batas ketelitian
yang diinginkan dalam persen
Menurut Gay (1976) :
 Penelitian diskriptif kurang lebih 10% dari

populasi, tetapi bila populasinya amat kecil


minimum 20%
 Penelitian korelasi cukup 30 kasus

 Penelitian ex post facto atau penelitian kausal

komparatif 15 kasus tiap kelompok


 Penelitian eksperimen 15 kasus untuk tiap

kelompok, tetapi ada pula yang menyebutkan


30 kasus tiap kelompok

Anda mungkin juga menyukai