3
Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana
Syaodih , 2009), yaitu:
Populasi secara umum dan,
Populasi target (target population).
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran
keterbelakukan kesimpulan penelitian kita (Nana
Syaodih 2009).
Contoh:
Populasi umum adalah seluruh dosen STIKES Mataram
Populasi targetnya adalah seluruh dosen STIKES
Mataram
Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen
diluar STIKES Mataram
Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi tersebut
Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi.
Misal, karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu
Kesimpulan yang didapat dari sampel akan
diberlakukan untuk populasi sampel
harus representatif
5
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang
secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan
(Nana Syaodih, 2009).
Penelitian dengan menggunakan sampel lebih
menguntungkan dibandingkan dengan
penelitian menggunakan populasi, karena
penelitian dengan menggunakan sampel lebih
menghemat biaya, waktu dan tenaga.
Dalam menentukan sampel langkah awal yang
harus ditempuh adalah membatasi jenis
populasi atau menentukan populasi target.
• Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian
• Probalility Sampling:
– Teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel
• Non Probalility Sampling:
– Teknik sampling yang memberikan peluang yang
tidak sama bagi setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel
Jun 22, 7
Teknik
Probability sampling Non probability
sampling sampling
8
Dilakukan secara acak sederhana (undian)
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
anggota populasi. Populasi dianggap
homogen
Populasi
homogen Sampel yg
representatif
diambil
dg acak
9
Berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut
Misal:
Anggota populasi ada 200 orang, diberi nomor
urut
Pengambilan sampel dengan ketentuan nomor
genap dan kelipatan 4
10
Bila populasi mempunyai anggota yang heterogen
dibuat lebih homogen dg strata jumlah sampel
proporsional
Populasi
berstrata
Sampel yg
representatif
diambil dg
proporsional
11
• Bila populasi berstrata tetapi jumlah sampel
masing-masing strata tidak proporsional
(dibagi sama rata)
• Misal:
Populasi pegawai RS A: 500 orang
– 14 orang S2
– 66 orang S1
– 100 orang SMU
– 320 orang SMP
Sampel 100 0rang masing-masing strata
500/100 = 5
12
Bila obyek yg akan diteliti/sumber data
sangat luas (misal: penduduk suatu
negara/propinsi) berdasar demografi/
geografi
Populasi Tahap I Tahap II
daerah
diambil diambil
dg acak dg acak
Sampel
Sampel individu
daerah
13
• Accidental Sampling
– Berdasarkan kebetulan/asal nemu
– Siapa saja yg kebetulan bertemu peneliti dapat
dipakai sebagai sampel
– Contoh: Pasien RS X
• Sampling Kuota
– Pengembangan dari accidental sampling
– Penentuan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yg
diinginkan
14
Purposive Sampling (sensus)
Untuk tujuan tertentu, dengan membuat
batas-batas berdasar ciri-ciri subyek
Misal:
15
Sampling Jenuh
Bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (biasanya populasi < 30 orang)
Snowball Sampling
Mula-mula jumlah kecil, kemudian sampel
disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga
sampel menjadi banyak
16
A
B C
D E F G
H I J K L M N O P Q R S
17
Jumlah sampel sering dinyatakan dengan
ukuran sampel
Ukuran sampel semakin mendekati jumlah
populasi, maka semakin kecil peluang
kesalahan dalam generalisasi belum
terdapat standar baku, Singarimbun (1982):
> 10%
Faktor penentu:
Tingkat homogenitas
Tingkat keakuratan
Ketersediaan dana
18
Rumusan dari Slovin (1960)
N
n
1 Ne 2
n = banyaknya sampel
N = banyaknya populasi
e = nilai kritis atau batas ketelitian
yang diinginkan dalam persen
Menurut Gay (1976) :
Penelitian diskriptif kurang lebih 10% dari