Anda di halaman 1dari 15

POPULASI DAN SAMPEL

Nadia Roosmalita Sari, S.Pd., M.Kom.


 POPULASI
 SAMPEL
 TEKNIK SAMPLING
 MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
 CONTOH MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
 CARA MENGAMBIL SAMPEL ANGGOTA SAMPEL
A. POPULASI
 Populasi : wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
 Satu orang pun dapat digunakan sebagai
populasi karena satu orang itu mempunyai
berbagai karakteristik misalnya gaya
bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara
bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain.
 Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kepemimpinan presiden Y maka
kepemimpinan itu merupakan sampel dari
semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.
A. POPULASI

 Misalnya di dalam bidang kedokteran, satu


orang sering betindak sebagai populasi. Darah
yang ada pada setiap orang adalah populasi,
kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian
darah yang berupa sampel. Data yang diteliti
dari sampel tersebut selanjutnya
diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki
orang tersebut.
B. SAMPEL
 Sampel : bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.

 Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin


mempelajari semua yang ada pada populasi
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.

 Sampel yang diambil dari populasi harus


betul-betul representatif (mewakili).
C. TEKNIK SAMPLING
 Teknik sampling : teknik pengambilan
sampel.

 Probability sampling meliputi simple


random, proportionate stratified random,
disproportionate stratified random, dan area
(cluster).

 Non-probability sampling meliputi sampling


sistematis, sampling kuota, sampling
aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling.
 PROBABILITY SAMPLING : teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel.

 Simple random sampling : teknik pengambilan


sampel secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.

 Proportionate stratified random sampling :


teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsure yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
 SMP 10  3
 SMA 20  8
 S1 30  12
 S2 20  7
 Total 80  Populasi  Teknik menghitung
jumlah sample  50

80  50  10, 10, 30  1, 20, 29, 10


 Disproportionate Stratified Random
Sampling : teknik ini digunakan untuk
menentukan sampel bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional.

 Cluster Sampling (Area Sampling)


Digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas misalkan penduduk dari suatu
Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan.
 NONPROBABILITY SAMPLING : teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang yang sama
kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.

 sampling sistematis : teknik pengambilan sampel


berdasarkan urutan sistematis dari populasi
anggota yang telah diberi nomor urut.

 sampling kuota : teknik untuk menentukan sampel


dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah kuota yang diinginkan.

 sampling incidental : teknik pengambilan sampel


berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
tersebut cocok sebagai sumber data.
 sampling purposif : teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan tertentu, misalnya sesuai
dengan keahliannya. Biasanya teknik ini cocok
digunakan di penelitian kualitatif.

 sampling jenuh : teknik pengambilan sampel bila


semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.

 snowball sampling : teknik penentuan sampel


yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian
membesar seperti bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi besar. Biasanya teknik
ini cocok digunakan di penelitian kualitatif.
D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
 Ukuran sampel yang tepat digunakan
tergantung pada tingkat ketelitian atau
kesalahan yang dikehendaki.

 Penentuan ukuran sampel berdasarkan


pendapat Isaac dan Michael menggunakan taraf
kesalahan : 1%, 5%, 10%.
 Lihat Tabel
 Misal: Populasi = 1000, taraf kesalahan = 1%,
maka sampel = 399, taraf kesalahan = 5%, maka
sampelnya = 213, dan taraf kesalahan = 10%,
maka sampelnya = 213.
 Bagaimana bila populasi tidak diketahui?
Gunakan Penentuan jumlaha Sampel yang
dikembangkan oleh Roscoe (1982:253):
1. Ukuran sampel yang layak adalah 30 hingga
500.
2. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis
multivariate (korelasi atau regresi ganda),
maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari jumlah variable yang diteliti. Misal
varibel yang diteliti ada 5
(independen+dependen), maka jumlah
anggota sampel 10x5=50.
E. CONTOH MENENTUKAN UKURAN
SAMPEL
 Bila dimiliki siswa kelas III sebanyak 300
siswa (populasi) maka dengan menggunakan
taraf kesalahan 10 % dapat digunakan sampel
dengan ukuran n = 207.

Anda mungkin juga menyukai