Anda di halaman 1dari 19

POPULASI DAN TEKNIK

PENGAMBILAN SAMPEL

Nur Sayidatul Muntiah, SE., M.Ak


POPULASI
populasi merupakan wilayah umum dari objek atau subjek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian disimpulkan.

 Berdasarkan penentuan sumber data, populasi dapat


dibagi menjadi dua, yaitu Populasi Terbatas (populasi
yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya
secara kuantitatif) dan Populasi Tak Terhingga (populasi
yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan
batas-batasnya secara kuantitatif dan hanya dapat
dijelaskan secara kualitatif).
KOMPLEKSITAS OBYEK POPULASI

 Berdasarkan kompleksitas obyek populasi, populasi dapat


dibedakan menjadi Populasi Homogen (keseluruhan
individu yang menjadi anggota populasi memiliki sifat-sifat
yang relatif sama antara yang satu dengan yang lain dan
mempunyai ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari
jumlah tes populasi yang berbeda).
 Dalam kasus populasi homogen, penarikan sampel
penelitian tidak terlalu sulit dan dapat dilakukan dengan
cara pengundian atau secara acak (random). Misalkan kita
ingin mengetahui manis tidaknya pada secangkir kopi.
Cukup mencoba setes kopi bisa mewakili kadar gula dari
secangkir kopi.
 Populasi Heterogen (keseluruhan individu anggota populasi
relatif mempunyai sifat-sifat individu dan sifat-sifat tersebut
yang membedakan antara individu anggota populasi yang
satu dengan yang lain).

 Populasi heterogen, pengambilan sampel tidak dapat


dilakukan sebagaimana dalam populasi homogen dan
membutuhkan teknik-teknik khusus yang sejalan dengan
sifat populasi heterogen tersebut. Misalkan kita ingin
mengetahui perilaku belajar mahasiswa unmuh ponorogo.
Maka mahasiswa yg dimaksud harus jelas, mahasiswa
fakultas apa atau seluruh mhs UNMUH, mhs semester
berapa, yg masih aktif, DO, dll.
 Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
 Sampling merupakan proses pemilihan sebagian dari unsur
populasi yang jumlahnya mencukupi secara statistik atau
dapat mewakili sehingga dengan hanya mempelajari sampel
serta memahami karakteristiknya akan diketahui informasi
tentang keadaan populasi.
 Teknik sampling merupakan suatu cara untuk menentukan
jumlah sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga
setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili
populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun
dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi.
FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
DALAM MENENTUKAN SAMPEL PENELITIAN

1. Derajat keseragaman (degree of homogeneity) populasi.


Populasi yang homogen cenderung memudahkan penarikan
sampel dan semakin homogen populasi maka
memungkinkan penggunaan sampel penelitian yang kecil.
Sebaliknya jika populasi heterogen, maka terdapat
kecenderungan menggunakan sampel penelitian yang
besar. Atau dengan kata lain, semakin komplek derajat
keberagaman maka semakin besar pula sampel
penelitiannya.

2. Derajat kemampuan peneliti mengenal sifat-sifat


populasi.
LANJUTAN,…
3. Presisi (kesaksamaan) yang dikehendaki peneliti. Dalam
populasi penelitian yang amat besar, biasanya derajat
kemampuan peneliti untuk mengenali sifat-sifat populasi
semakin kecil. Oleh karena itu, untuk menghindari kebiasan
sampel maka dilakukan jalan pintas, yaitu memperbesar
jumlah sampel penelitian. Artinya, apabila suatu penelitian
menghendaki derajat presisi yang tinggi maka merupakan
keharusan untuk menggunakan sampel penelitian yang besar.
Yang perlu mendapat pertimbangan di sini adalah presisi juga
tergantung pada tenaga, waktu, dan biaya yang cukup besar.
LANJUTAN,…
4. Penggunaan teknik sampling yang tepat. Untuk
mendapatkan sampel yang representatif, penggunaan
teknik sampling haruslah tepat. Apabila salah dalam
menggunakan teknik sampling maka akan salah pula dalam
memperoleh sampel dan akhirnya sampel tidak dapat
representatif.
TEKNIK SAMPLING

Probability: teknik Non probability: teknik


pengambilan sampel yg pengambilan sampel yg
memberikan peluang yg tidak memberikan peluang
sama bagi setiap yg sama bagi setiap
unsur/anggota populasi untuk unsur/anggota populasi
dipilih menjadi anggota untuk dipilih menjadi
sampel. anggota sampel.
 Sampling sistematis
 Simpel random sampling
 Sampling kuota
 Proportionate statified
random sampling  Sampling insidental

 Disproportionate stratified  Purposive sampling

random sampling  Sampling jenuh


 Area (cluster) sampling  Snowball sampling
PROBABILITY
 Simpel random sampling: pengambilan anggota sampel
secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi.
 Cara Undian, yaitu memberi nomor seluruh populasi dan
dilakukan pengundian secara acak.
 Cara Tabel Bilangan Random, yaitu suatu tabel yang terdiri
dari bilangan-bilangan yang disajikan dengan sangat
berurutan. Populasi diberi nomor urut dahulu dan dilakukan
pengacakaan antara nomor populasi dengan tabel acak.
 Cara Sistematik atau Ordinal, yaitu pemilihan sampel
dimana yang pertama secara acak dan selanjutnya pemilihan
sampel berdasarkan interval tertentu.
Proportionate stratified random sampling
 Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yg
tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Misalkan
strata pendidikan pegawai yg lulus S1=45, S2=30,
STM=800dll
 Perhitungan:

 S1 : 45 =45/875 x 251 =13

 S2: 30 = 30/875 x 251 =9


 STM : 800 = 800/875 x 251 = 229 +

 = 251
Disproportionate stratified random sampling
 Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yg
tidak homogen dan berstrata tetapi kurang proporsional.
Misalkan strata pendidikan pegawai S3=3, S2=4, S1=90,
SMU=800, SMP=700. Maka lulusan S3, S2 jumlahnya kecil
digunakan semua sbg sampel.
 Perhitungan:

 Jumlah sampel 286

 S3: 3 =3
 S2: 4 =4
 S1: 90 = 90/ 1597 x 286 = 16

 SMU: 800 = 800/1597 x 286 = 140

 SMP:700 = 700/1597 x 286 = 123 +

 = 286
 Cara Kluster (Cluster Sampling). Pengambilan sampel cara kluster hampir sama
dengan cara stratifikasi, tetapi yang membedakan pembagian sub populasi masih
homogen, misalnya berdasarkan wilayah atau letak geografis, dan kemudian dari sub
populasi tersebut diambil sampel secara acak.
 Misal penelitian di UMKM sektor dagang se kab Ponorogo yang terdaftar di Perdakum
sebanyak 1570 UMKM dan berdasarkan tabel issac jumlah sampel sebanyak 150
UMKM.
 21 kecamatan.

 Ponorogo : 130/1570 x 150 = ?

 Kauman : 45 /1570 x 150 = ?


 Siman

 Sampung

 Sawoo

 Pulung

 Jenangan

 Babadan

 Sukorejo

 Mlarak

 Jetis

 Ngrayun dll = 150 UMKM


NONPROBABILITY SAMPLING
Sampling sistematis
 Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yg telah diberi nomor urut.
 Misalkan anggota populasi sejumlah 100 orang. Kemudian
diberi nomor urut 1-100. sampling bisa dilakukan dg
mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan.

Sampling kuota
 Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yg mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yg ditentukan. Misalkan
kita ingin mengetahui pendapat mahasiswa terkait kuliah
daring sebanyak 300 mhs, maka data yg terkumpul harus 300,
jika belum mencapai 300 penelitian dianggap belum selesai.
Sampling insidental
 Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa
saja yg secara kebetulan bertemu dg peneliti dapat digunakan
sbg sampel bila orang yg ditemui dipandang cocok sebagai
sumber. Misalkan kita akan meneliti tentang kepatuhan wajib
pajak UMKM di KKP Pratama Po.

Sampling purposive
 Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut
dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Misalkan ingin meneliti kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya orang yg ahli makanan.
Sampling jenuh
 Teknik pengambilan sampel yg memperhatikan nilai
kejenuhan sampel, atau sampel yg sudah maksimum karena
ditambah berapapun jumlahnya tidak akan merubah
keterwakilan populasi. Sampel yg semua populasi dijadikan
sampel. Biasanya bila jumlah populasi relatif kecil dibawah
30. Misalkan membuat secangkir kopi yg sudah manis, jika
ditambah gula maka tetap saja manis.

Sampling snowball
 Teknik pengambilan sampel yg mula-mula jumlahnya kecil
kemudian membesar. Misalkan akan meneliti siapa
provokator kerusuhan yg terjadi disuatu daerah.
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dg ukuran sampel.
Jumlah sampel diharap 100% mewakili populasi.
The level of precision
 Tingkat kepresisian suatu sampel atau sering disebut sampling
error. Dapat dilihat dari rata-rata populasi dan rata-rata
sampel.

The confidence level


 Tingkat kepercayaan suatu sampel. Suatu sampel yg diambil
dari polulasi mempunyai kepercayaan 95% atau kesalahan
5%. Maka jika ada 100 sampel , pasti ada 5 sampel yg salah
atau tidak representatif.
 Degree of variability
 Derajat variabilitas suatu populasi. Bila populasi semakin
heterogen maka ukuran sampel semakin besar, dan sebaliknya jika
populasi homogen maka ukuran sampel akan semakin kecil.
 Populasi tdak diketahui jumlahnya

 Rumus cochran

 ket: n: jumlah sampel yg diperlukan


 Z: harga kurve normal untuk simpangan 5% dg nilai 1,96

 P: peluang benar 50%= 0,5

 Q: peluang salah 50%= 0,5

 E: tingkat kesalahn, biasanya 5%.

 Misalkan kita ingin meneliti kepuasan konsumen yg


mengkonsumsi sabun detol.
 = = 385 orang
 Populasi yg diketahui jumlahnya
 Rumus slovin

Atau menggunakan tabel Isaac dan Michael.

Anda mungkin juga menyukai