Anda di halaman 1dari 9

“ Metode Sampel”

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian)

Oleh:

NOVIDA ISMIAZIZAH

120210102090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016
A. Pengertian Sampel
Menurut Suharsimi Arkunto, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian
atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut
Sugiyono, sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Keuntungan dalam menggunakan sampel yaitu: memudahkan peneliti, penelitian
lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta penelitian
lebih efektif.

B. Syarat sampel yang baik


a) Akurasi atau ketepatan
yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata
lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat
sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi.
b) Presisi
Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi.
Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi
dikurangi nilai rata-rata sampel
Teknik (metode) penentuan sampel yang ideal memiliki ciri-ciri dapat
memberikan gambaran yang akurat tentang populasi, dapat menentukan presisi,
sederhana sehingga mudah dilaksanakan, dan dapat memberikan keterangan
sebanyak mungkin dengan biaya murah.
Jumlah/Besar sampel perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:
a) Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi  completely
heterogeneous
b) Presisi yang dikehendaki dari penelitian
c) Rencana analisis
d) Tenaga, biaya dan waktu
e) Besar populasi
Semakin besar sampel semakin tinggi tingkat presisi yang didapatkan.
C. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Untuk menentukan sampel
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara
skematis, macam teknik sampling dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability
Sampling.

Teknik
Sampling

Probability Sampling Non Probability Sampling

1. Simple random sampling 1. Sampling sistematis


2. Proportionate stratified 2. Sampling kuota
random sampling 3. Sampling Insidental
3. Disporpotionate stratified 4. Purposive Sampling
random sampling 5. Sampling jenuh
4. Area (cluster) sampling 6. Snowball sampling
(sampling menurut
daerah)

Gambar 1. Macam-macam Teknik Sampling


1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Jenis-jenis Probability sampling:
a) Simple Random Sampling
Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota
populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada
dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota
populasi dianggap homogen (sejenis).
Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian,
memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb.
Misalnya :
Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang.
Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan tingkat
kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar
205.
Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa
memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.

b) Proportionate Stratified Random Sampling


Proportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Dilakukan
ini apabila ada anggota populasi yang tidak sejenis (heterogen).
Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan
rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh
besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian
(marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing : 15
Produksi : 75
Penjualan : 35
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian
tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml
populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan
Marketing : 15 / 125 x 95 = 11,4 dibulatkan 11
Produksi : 75 / 125 x 95 = 57
Penjualan : 35 / 125 x 95 = 26.6 dibulatkan 27
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95
sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah
keterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja
sehingga besaran sampel pada masing-masing strata atau kelompok
diambil secara proporsional untuk memperoleh

c) Disproportionate stratified random sampling


Proportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi ada sebagian data yang
kurang proporsional pembagiannya. Dilakukan ini apabila anggota
populasi heterogen.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang
berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2.
Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :
SMP : 100 orang
SMA : 700 orang
DIII : 180 orang
S1 : 10 orang
S2 : 10 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang
(terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua
kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel
d) Area Sampling
Area sampling ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari setiap wilayah atau daerah geografis yang ada.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di
tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia.
Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi,
maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan
secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak
yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari
Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang
akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan
seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel.
Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini
diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara
keseluruhan.

2. Non Propability Sampling


Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis-jenis Non Probability Sampling
a) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Contohnya :
Akan diambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125.
Karyawan ini diurutkan dari 1 – 125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa
menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, dst)
atau nomor ganjil (1, 2, 3, dst), atau bisa juga mengambil nomor kelipatan
(2, 4, 8, 16, dst)
b) Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Misalnya: akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap
kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel
kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah.
c) Sampling insidental
Sampling incidental dalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Misalnya: penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A.
Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru
pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di
depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan
dijadikan sampel.
d) Sampling Purposive
Sampling purposive dalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya: akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan,
maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini
lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya
dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri
lebih senang menyebutnya total sampling.
Misalnya: akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX
Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan
sampel penelitian.
f) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula
kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti Multi Level
Marketing….). Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran
narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian
terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden
teruuus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh
atas permasalahan yang diteliti.
Teknik ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.

D. Keuntungan Menggunakan Sampel


Ada beberapa keuntungan dalam menggunakan sampel diantaranya:
1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan
dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar
ditakutkan akan terlewati.
2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu dan biaya).
3. Lebih teliti dan cermat dalam mengumpulkan data, artinya jika subjeknya
banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang
mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul
data yang mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.
4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang
menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak
semua bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi
yang jumlanya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, (2011) Statistika untuk Penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta.


Sudjana, (2005) Metoda Statistika, Bandung: Penerbit Tarsito.
http://nthaumi.blogspot.com/2010/05/pengertian-populasisampel-dan-teknik.html
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/

Anda mungkin juga menyukai