Anda di halaman 1dari 5

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Komponen Penyusun Ekosistem Melalui

Metode Inkuiri Bagi Siswa Tunanetra Kelas X SLB Negeri Pandaan Kabupaten Pasuruan
OlehRobiatul Khoiriyah NIM : 081044309Prodi S1/PLB FIP UNESA
ABSTRAK
Temuan fakta di lapangan ketika pada saat diadakan ulangan harian materi komponen penyusun
ekosistemnilai mereka dibawah 50 hal ini disebabkan karena mereka tidak dapat
mengidentifikasi komponen penyusunekosistem dan metode pembelajaran yang kurang
tepat.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi komponen
penyusunekosistem melalui metode inkuiri bagi siswa tunanetra Kelas X SLB Negeri Pandaan
Kabupaten Pasuruan.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
penelitian tindakan dari Kemmis danTaggart. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan
dokumentasi, observasi, dan tes. Sedangkan analisisdata menggunakan analisis data
diskriptif.Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus hal ini dikarenakan siklus I masih di bawah
indicator minimalmaka dilanjutkan ke siklus II. Metode inkuiri dapat diterapkan dalam pelajaran
IPA dengan materi komponenpenyusun ekosistem sehingga siswa tunanetra kelas X SLB Negeri
Pandaan Kabupaten Pasuruan mempunyaikonsep dasar untuk mempelajari komponen penyusun
ekosistem, hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh peneliti adanya
peningkatan setelah diadakan tindakan, peningkatan tersebut sebesar 12,15 poinyang berasal dari
siklus I sebesar 61,42 menjadi 73,57 pada siklus II. Sehingga dapat didiskripsikan bahwa
metodeinkuiri dapat diterapkan untuk materi komponen penyusun ekosistem bagi siswa
tunanetra kelas X SLB NegeriPandaan Kabupaten Pasuruan.Kata kunci : Ekosistem, Inkuiri,
Tunanetra
PENDAHULUAN
Temuan fakta di lapangan ketika diadakan ulangan harian pada tanggal 3 September 2011
dengan materi komponenpenyusun ekosistem untuk kelas X SLB Negeri Pandaan Kabupaten
Pasuruan SLB Negeri Pandaan, ada 3 siswamengalami kesulitan dan nilai mereka dibawah 50
hal ini disebabkan karena mereka tidak dapat mengidentifikasikomponen penyusun ekosistem
sedangkan 1 siswa mendapat nilai di atas 70. Dengan hasil evaluasi yang demikianmaka dapat
dikatakan mayoritas siswa kurang dapat menguasai materi komponen penyusun ekosistem, maka
dari ituperlu dicarikan solusi yang tepat terutama penggunaan metode yang dipakai.Dengan
melihat permasalah tersebut maka perlu dicarikan solusi yang tepat dan efektif. Dari pengalaman
penelitipada saat pembelajaran IPA siswa tunanetra senang dan merasa mudah jika materi
diberikan secara nyata, dan siswadapat menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengalaman
belajar dan siswa tertarik untuk jika pembelajaransering diadakan interaktif dalam bentuk Tanya
jawab karena siswa dapat mengekplorasi kemampuannya. Hal inisesuai dengan karakteristik
siswa tunanetra yang sulit untuk berfikir abstrak sehingga perlu adanya pemecahkanmasalah dan
pemahaman konsep berfikir. Dengan metode yang inovatif dan tidak membosankan siswa,
diharapkanpeserta didik termotivasi untuk belajar dan merasa senang untuk mempelajarinya.
Salah satu alternatif metode yangkemungkinan dapat membantu meningkatkan kemampuan
belajar peserta didik adalah Metode inkuiri.
METODE
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini
menggunakan modelpenelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6),
yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satuke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi
planning
(rencana),
action
(tindakan),
observation
(pengamatan),dan
reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi,
tindakan,pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasipermasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.Berikut gambar model PTK Kemmis dan
Taggart.
Gambar 3.1 Desain PTK(Model PTK Kemmis dan Taggart)
Penjelasan alur di atas adalah:1.

Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah,


tujuan danmembuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.2.

Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
membangunpemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya
metode pembelajaran inkuiri.3.

Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
yang dilakukanberdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.4.

Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan
yang direvisiuntuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.Observasi dibagi dalam tiga putaran,
yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama(alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
masingputaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran
yang telah dilaksanakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan permasalahan peneliti, temuan-temuan dan pembahasan temuan penelitian, dapat
ditarik kesimpulansebagai berikut :1. Metode inkuiri dapat diterapkan dalam pelajaran IPA
dengan materi komponen penyusun ekosistem sehinggasiswa tunanetra kelas X SLB Negeri
Pandaan Kabupaten Pasuruan mempunyai konsep dasar untuk mempelajarikomponen penyusun
ekosistem, hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitiadanya
peningkatan setelah diadakan tindakan, peningkatan tersebut sebesar 12,15 poin yang berasal
dari siklus Isebesar 61,42 menjadi 73,57 pada siklus II. Sehingga dapat didiskripsikan bahwa
metode inkuiri dapat diterapkanuntuk materi komponen penyusun ekosistem bagi siswa
tunanetra kelas X SLB Negeri Pandaan KabupatenPasuruan.
RefleksiTindakan/ ObservasiRefleksiTindakan/ ObservasiRefleksiTindakan/ ObservasiRencanaawal/rancanganR
encana yangdirevisiRencana yangdirevisiPutaran 1Putaran 2Putaran 3

2.Melalui metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi komponen


ekosistem bagi siswatunanetra di kelas X SLB Negeri Pandaan Metode inkuiri merupakan salah
satu metode yang tepat untuk materi ajarkomponen penyusun ekosistem hal ini dikarenakan
:1.Siswa merasa lebih mudah untuk mendiskripsikan materi ajar2.Siswa merasa tidak bosan
karena adanya variasi pembelajaran3.Siswa merasa mempunyai pengalaman baru untuk
mempelajari pelajaran IPA.4.Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena anak dapat
belajar sambil bereksperimen.5.Dengan seringnya anak meraba media maka anak semakin peka
terhadap suatu benda.6.Dengan adanya eksperimen dapat memupuk siswa berfikir logis dan
ilmiahDAFTAR PUSTAKAArikunto Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka
CiptaSugiarti, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Y Ramawija.BNSP, 2006, SKKD,
Jakarta, DepdiknasDepdikbud. 1998.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka, Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaEndang Retno Wulan,
2010, IPA IPA SMP, Surakarta, Media KarimaHadi Purwoko, 2005, Kemandirian Tunanetra,
Jakarta, DepdiknasSri Anitah, 2001, Metode Pembelajaran Inkuiri, Bandung, Rosda
KaryaSumantri S, 1996, Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta, DepdikbudTim Proaktif, 2011,
Pembelajaran Efektif IPA, SurabayaWardani, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Universitas TerbukaWidjajantin, Anastasia, 1996, Ortopaedagogik Tunanetra, Jakarta,
DepdikbudWahyudi,Ari .2005 . pengantar Metodologi penelitian.Surabaya : Unesa University
prees.http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=37864diakses tgl 10 Mei 2012,
Meningkatkan PrestasiBelajar IPA siswa Kelas V SDN Karanganyar I Kecamatan Kraton
Kabupaten Pasuruan Dengan MenggunakanMetode Pembelajaran
Inkuirihttp://kamusbahasaindonesia.org/ekosistem#ixzz0aR8n1dBf http://ndoeqsuci.blogspot.co
m/2012/02/model-pembelajaran-inkuiri

More From This User

Anda mungkin juga menyukai