Anda di halaman 1dari 5

Metode Sampel

Dalam tahap metodologi penelitian selanjutnya adalah tahap populasi dan


penarikan sampel. Tahap populasi dan penarikan sampel ini dilakukan setelah
melakukan hipotesis. Telah dijelaskan bahwa hipotesis harus diuji dahulu dalam
kenyataan empiris dengan mengumpulkan data yang relavan dengan variabel-
variabel yang disebut dalam hipotesis. Untuk mendapatkan hipotesis itu baik atau
tidak atau juga benar atau tidak maka kita harus mengetahui dimana data tersebut
diperoleh dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.
Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang pengertian dari populasi,
diantaranya:
1. Sugiono berpendapat bahwa : “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang akan menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” (Prof. Dr. H. buchari Alma, 2009 : 54 )
2. Nawawi mengemukakan pendapat bahwa : “populasi adalah totalitas semua
nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif
maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap.”
3. Ridwan mengatakan bahwa : “populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa: “populasi
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
Populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung
jumlahnya dan besarannya sehingga tidak mungkin diteliti. Oleh karena itu, perlu
dipilih sebagian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasinya.
Proses menarik sebagian subjek, gejala atau objek yang ada pada populasi disebut
sampel.
Menurut Arikunto (2009:11) bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”. Sedangkan Sugiyono mengartikan
bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi”. Dari kedua ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: “Sampel
adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang
akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses, dan tidak
semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan
sampel yang akan mewakilinya”. Dalam hal ini sampel harus representatif. Kata
lain dari sampel adalah “contoh”. Sedangkan pengambilan sampel dari suatu
populasi disebut penarikan sampel atau sampling. Populasi yang ditarik
sampelnya pada waktu merencanakan suatu penelitian disebut target population,
sedangkan populasi yang akan diteliti pada waktu melakukan penelitian disebut
sampling population.
Sampel dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan,
hipotesis, metode dan instrument penelitian di samping pertimbangan waktu,
tenaga dan pembiayaan. Agar diperoleh sampel yang refresentatif, harus
diupayakan agar setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama
menjadi unsur sampel. Semakin tinggi atau besar variasi dari populasi, maka
makin besar sampel yang dibutuhkan.
Mengenai besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang
pasti, karena sahnya sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati
populasi atau tidak, bukan pada besar atau banyaknya. Minimal sampel sebanyak
30 subjek. Hal ini didasarkan atas perhitungan atau syarat pengujian yang lazim
digunakan dalam statistic. Telah dikatakan sebelumnya bahwa dalam penarikan
sampel, pada umumnya menggunakan dua cara, yaitu probability sampling dan
nonprobability sampling. Penarikan sampel ini, terdapat dua macam teknik yang
sering atau umumnya dilakukan, yaitu: probability sampling dan nonprobability
sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang
yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Yang tergolong dalam teknik probability sampling ini ada 4 golongan,
diantaranya:
A. Simple Random Sampling (Sampel Acak)
Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)
dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi
dianggap sejenis, atau disebut homogen. Contohnya: “Jumlah siswa yang
mendapatkan beasiswa di Kota Sukabumi. Simple random sampling ini bisa
dilakukan melalui undian, table bilangan random atau dengan acak sistematis.
B. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan
sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). Proportionate
stratified random sampling ini dilakukan dengan cara membuat lapisan-lapisan
(strata), kemudian dari setiap lapisan diambil sejumlah subjek secara acak. Jumlah
subjek dari setiap lapisan (strata) adalah sampel penelitian.
C. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel
dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap, sebagian ada yang kurang
proporsional pembagiannya, dilakukan sampli ini apabila anggota populasi
heterogen (tidak sejenis).
D. Area Sampling (Kluster Sampling)
Area sampling atau kluster sampling adalah teknik sampling yang dilakukan
dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada. Cluster
Samples disebut juga sampel kelompok dan bukan individu.
2. Non-Probability Sampling
Nonprobability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan
kesempatan (peluan) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota
sampel. Yang termasuk dalam nonprobability sampling terbagi dalam 6 golongan,
antara lain:
A. Sampling Sistematis
Sampling sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari
populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi
pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam. Contohnya: “Para
pelanggan listrik nama-namanya sudah terdaftar dalam Bagian Pembayaran
Listrik berdasarkan lokasinya. Untuk pengambilan sampel tentang para pelanggan
listrik, secara sistematis dapat diambil melalui rayon pembayaran listrik.
B. Sampling Kuota
Sampling kuota ialah teknik penentuan sampel dari populasi yang
mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau sampel
yan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Caranya
dengan menetapkan jumlah besar sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan
jumlah (jatah yang diinginkan), maka jatah itulah yang akan dijadikan dasar untuk
mengambil unit sampel yang diperlukan.
C. Sampling Aksidental
Sampling Aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor
spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti
dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat
digunakan sebagai sampel (responden).
D. Purposive Sampling
Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Purposive
sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbanngan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau
penentuan sampel untuk tujuan tertentu. oleh karena itu, sampling ini cocok untuk
studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan
dianalisis.
E. Sampling Jenuh
Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi
digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh
ini akan dilakukan apabila populasinya kurang dari 30 orang.
F. Snowball Sampling
Snowball sampling yaitu teknik sampling yang semula berjumlah kecil
kemudian anggota sampel (responden) mengajak para temannya untuk dijadikan
sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membenngkak
jumlahnya. Seperti bola salju yang sedang menggelinding semakin jauh semakin
membesar. Penelitian yang cocok menggunakan sampling ini biasanya
menggunakan metode penelitian kualitatif.

Ada beberapa keuntungan dalam menggunakan sampel diantaranya:


1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan
dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar
ditakutkan akan terlewati.
2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu dan biaya).
3. Lebih teliti dan cermat dalam mengumpulkan data, artinya jika subjeknya
banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan
data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data yang mengalami
kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.
4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang
menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua
bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlanya
banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor.

Anda mungkin juga menyukai