,MPH
Enumerative induction: suatu proses yang
bertujuan untuk mengetahui apakah karakter yang
terdapat pada populasi ditemukan pada sampel.
Membuat dugaan tentang karakter atau hubungan
antar variabel pada populasi setelah melakukan
pengamatan pada sampel.
Konsep generalisasi harus ada, yaitu sejauh mana
temuan penelitian pada sampel bisa digeneralisasi
pada populasi.
Yang menjadi fokus pembahasan adalah insiden
dan frekuensi, bukan konsep dan kategori seperti
pada paradigma kualitatif
Entitas yang diidentifikasi sebagai yang akan
diteliti, bisa berupa kelompok orang,
peristiwa, atau obyek benda. Seluruh anggota
entitas itulah yang disebut populasi.
Sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi yang diambil secara metodologis
dengan teknik tertentu.
Populasi
Sampel
Target Population
Accessible Population
Sample
Findings
Keseluruhan entitas yang diidentifikasi
sebagai representasi sesuatu yang akan
diselidiki dalam penelitian.
Contoh: jika Anda ingin meneliti tentang
sikap anak remaja Indonesia terhadap tren
pakaian, maka “target population” adalah
semua laki-laki atau perempuan Indonesia
yang didefinisikan sebagai berusia remaja –
yaitu usia antara 12 -21 tahun.
Bagian populasi yang dapat di jangkau oleh
peneliti untuk diambil sampelnya.
Penentuan accessible population ini
dipengaruhi oleh waktu (time) dan sumber
(resource) yang dimiliki peneliti.
Contoh: karena tidak mungkin dari segi
waktu untuk melibatkan seluruh anak
remaja di Indonesia, maka populasi yang
akan diambil sampelnya hanya beberapa
kota besar di Indonesia yang mewakili
karakteristik remaja Indonesia.
Simple Random Sampling
Disproportionate Stratified
Probability Random Sampling
Sampling
Proportionate Stratified
Random Sampling
Cluster Sampling
Teknik
Sistematic Random Sampling
Sampling
Sampling Purposif
Sampling Kuota
Non
Probability Sampling Aksidental
Sampling
Sampling Jenuh
Snowball Sampling
Seleksi sampel dimana anggota populasi
diambil dengan prosedur bahwa setiap
elemen mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi anggota sampel
(random - acak)
Metode seleksi sampel dimana anggota
populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk diambil menjadi anggota sampel
(non-random – bukan acak).
Syarat sampel yang baik adalah:
tingkat ketepatan (precision)
seberapa dekat estimasi peneliti berdasarkan
sampel yang terpilih terhadap karakteristik yang
sebenarmya dari populasi
tingkat kepercayaan (confidence)
derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan
sebuah sampel
Confidence level 95%-99%.
Semakin tinggi Condidence level semakin dapat
dipercaya data tersebut.
Semua anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel
Cara menyeleksi dengan menggunakan tabel
Random Number
Tentukan populasi Anda
Daftar semua anggota populasi
Tentukan jumlah sampel berapa prosen dari
populasi yang Anda inginkan berdasarkan
pertimbangan metodologis
Pilih sejumlah sampel yang sudah Anda
tentukan dengan prosedur random (bisa
dengan menggunakan tabel random atau
teknik lotre nomor.
Karakteristik populasi dikategorikan homogen
berdasarkan masalah yang akan diteliti.
Contoh: Anda akan meneliti kemampuan siswa,
maka seluruh siswa pada satuan pendidikan
tertentu (SMA, misalnya) tidak bisa dikatakan
sebagai homogen karena terdapat pembagian
kelas.
Akan tetapi jika Anda ingin meneliti sikap siswa
terhadap tren rambut, maka seluruh siswa SMA
bisa dikategorikan homogen karena mereka
secara sosial sama yaitu usia remaja.
Maka Anda lebih tepat menggunakan teknik
Stratified Random Sampling.
Ketika populasi terdapat strata dari
anggotanya, maka pada setiap strata harus
terwakili dalam sampel.
Cara menyeleksi: buat persentase dari strata
yang ada di populasi kemudian tarik sampel
dengan komposisi menurut persentase di
populasi.
1000 populasi siswa Sampel ditentukan
SMA,terdiri dari: sejumlah 100 siswa
250 kelas orang kelas untuk diteliti, maka
1(25 % dari seluruh dari 100 orang
populasi) tersebut harus
500 orang kelas 2 (50% mewakili prosentase
dari seluruh populasi) kelas, yaitu:
250 orang kelas 3 (25 25 orang dari kelas 1
% dari seluruh 50 orang dari kelas 2
populasi) 25 orang dari kelas 3
Contoh Stratified Random Sampling:
Dibagi tiga
1 2 3 4 = (3 x 50)
SD 150 37,5 19
SMU 75 18,75 9
Sarjana 50 12,5 6
C D C D
E F E F
➢Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu
jarak interval (tiap ke n elemen) dan dimulai
secara random dan selanjutnya dipilih
sampelnya pada setiap jarak interval tertentu.
Jarak interval misalnya ditentukan angka
pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat menggunakan
dasar urutan abjad
➢Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti
adalah adanya daftar semua anggota populasi
➢Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan
menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias
• Teknik sampling berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor
urut, anggota sampel dapat diambil dari
populasi homogen pada jenis interval waktu,
ruang dengan urutan yang seragam
• Jika ada 100 guru, semuanya diberi nomor
urut no. 1 s.d. 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan berdasarkan urutan nomor
genap saja atau urutan nomor ganjil saja
Merupakan cara pengambilan sampel dimana
sampel pertama ditentukan secara acak
sedangkan sampel berikutnya diambil
berdasarkan satu interval tertentu
Setiap elemen dalam populasi
belum tentu mempunyai
kesempatan sama untuk
diseleksi sebagai subyek dalam
sampel. Dalam hal ini waktu
adalah yang utama
Accidental (Kebetulan)
Purposive sampling (Bertujuan)
Quota sampling (Jatah)
Total sampling (sampel jenuh)
Getok Tular/Snowball Sampling
• Teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-
ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
dinginkan tercapai berdasarkan pertimbangan
tertentu.
• Pengambilan sampel dari 1000 guru PNS. Jika
kuota sampel yang dibutuhkan adalah 100 guru,
maka pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan memilih sampel secara bebas dengan
karakteristik yang telah ditentukan peneliti
Merupakan metode penetapan sampel
dengan menentukan quota terlebih dahulu
pada masing-masing kelompok, sebelum
quata masing-masing kelompok terpenuhi
maka peneltian belum dianggap selesai.
• Teknik sampling berdasarkan faktor
spontanitas. Artinya siapa saja yang secara
tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka
orang tersebut dapat dijadikan sampel
• Peneliti ingin mengetahui minat mahasiswa
untuk mengunjungi perpustakaan. Untuk
pengambilan sampel, peneliti memberikan
angket kepada para pengunjung
perpustakaan dan dijadikan sebagai sampel
• Teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Biasanya teknik ini digunakan untuk studi
kasus yang dimana aspek dari kasus tunggal
yang representatif diamati dan dianalisis
• Peneliti ingin mengetahui model
pembelajaran aktif, maka sampel yang dipilih
yaitu responden yang ahli dalam bidang
pembelajaran aktif, misalnya : guru, wakil
kepala sekolah urusan kurikulum dan lain-
lain
Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggap mempunyai hubungan
dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.
Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah
atau sekelompok individu melalui pertimbangan
tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis
yang ada
Penelitian untuk meneliti sikap mahasiswa terhadap
peraturan pemerintah mengenai UU Hak Cipta
Maka dipilih beberapa Perguruan Tinggi dan
Universitas yang dianggap dapat mewakili
bedasarkan penyelidikan atau kenyataan
sebelumnya.
• Teknik sampling jika semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan
jika jumlah populasi kurang dari 30
• Jika terdapat 28 orang yang terseleksi
sebagai peserta pertukaran pelajar ke Swiss,
maka dalam hal ini, jumlah responden kurang
dari 30 orang sehingga semua populasi dapat
dijadikan sampel
Teknik sampling yang semula berjumlah sedikit
kemudian anggota sampel (responden)
menunjuk temannnya untuk menjadi sampel
sehingga jumlahnya akan semakin banyak
A
B C
D E F G H I
J K L M N N
Syarat
◦ Ukuran populasi (N) diketahui
◦ Pilih taraf signifikansi α yang diinginkan