Anda di halaman 1dari 108

PANDUAN

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN


LABORATORIUM KLINIK

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2022
PANDUAN
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN
LABORATORIUM KLINIK

PENULIS:
NAMA UNIT KERJA
Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.,MM Kepala Laboratorium
Erni Setyorini, S.KM., M.M Staff Laboratorium
Rizka Firdausi Nuzula, S.Tr.Keb., M.Keb Staff Laboratorium
Rivionita Citra Dewayani, S.Kep.Ns Staff Laboratorium
David .A, S.Kep.,Ns Staff Laboratorium
Puji Lestari, SST Staff Laboratorium
Siti Nur Cholisoh, Amd.AK Staff Laboratorium
Ringga, Amd.AK Staff Laboratorium
Sofa Marwa, Amd.AK Staff Laboratorium
Wildan Nur, Amd.AK Staff Laboratorium

PENELAAH:
NAMA UNIT KERJA
Dr. Lusiana Meinawati, SST.,M.Kes Wakil Rektor I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
izin dan kemampuan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan Pengelolaan
dan Pemanfaatan Laboratorium Klinik ITSKes ICME Jombang.

Panduan ini terdiri atas sebelas bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Pengelolaan Laboratorium,
Bab III layanan laboratorium. Bab IV Fungsi, Operasi dan Pemanfaatan Laboratorium, Bab
IV Perawatan dan Perbaikan Alat Laboratorium, Bab V Perawatan dan Perbaikan Alat Klinik,
Bab VI Sistem Manajemen Informasi, Bab VII Evaluasi Pemanfaatan Laboratorium, Bab VIII
Tugas dan Fungsi Birokrasi dalam Penggunaan Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan
Laboratorium, Bab IX Standart Minimum Laboratorium Keperawatan, Bab X Standart
Minimum Laboratorium Kebidanan dan XI Penutup.

Kami menyadari bahwa panduan ini masih memiliki kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan panduan ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga panduan ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penyelenggara Laboratorium Klinik ITSKes
ICME Jombang .

Jombang, Maret 2022


Direktur Laboratorium
ITSKes ICME Jombang

Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.,MM


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................................
C. Sasaran................................................................................................................
D. Dasar Hukum......................................................................................................
E. Keterkaitan antara Kegiatan Laboratorium dengan Kurikulum KKNI...............
F. Penguatan Pendidikan Karakter Dan Literasi Melalui Kegiatan
Laboratorium.......................................................................................................
BAB II PENGELOLAAN LABORATORIUM...................................................................
A. Dasar-dasar Pengelolaan Laboratorium..............................................................
B. Desain Laboratorium.........................................................................................
C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja....................................................................
D. Sanitasi Lingkungan dan Penanganan Limbah.................................................
BAB III LAYANAN LABORATORIUM
A. Jenis – Jenis Layanan
B. Prosedur Pemberian Layanan
BAB IV FUNGSI, OPERASI DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM.....................
Manfaat dan Fungsi Laboratorium.........................................................................
BAB V PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT KLINIK...........................................
Pengertian Jenis dan Objek Perawatan dan Perbaikan Alat klinik........................
BAB VI SISTEM MANAJEMEN INFORMASI
A. Tujuan Sistem Manajemen Informasi..............................................................
B. Fungsi Sistem Informasi Laboratorium............................................................
C. Manfaat Fungsi Sistem Informasi.....................................................................
D. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Sistem Manajemen Informasi
BAB VII EVALUASI PEMANFAATAN LABORATORIUM
A. Monitoring Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium................................
B. Evaluasi Hasil Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium............................
C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi serta Pelaporan.........................................
BAB VIII TUGAS DAN FUNGSI DALAM PENGGUNAAN PEDOMAN
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM..................... ..
BAB IX STANDAR MINIMUM LABORATORIUM KEPERAWATAN.......................
BAB X STANDAR MINIMUM LABORATORIUM KEBIDANAN.............................
BAB XI PENUTUP..............................................................................................................
REFERENSI.............................................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

1. Tata Urutan Sistem Inventarisasi Laboratorium Klinik


2. Siklus K3 Berkaitan Dengan Pengguna (Laboran/Praktikan), Alat, Dan Bahan
3. Lambang Karakteristik Bahan Terkait Keselamatan Kerja
4. Pemadaman Kebakaran
DAFTAR TABEL

1. Laboratorium Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar


2. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
3. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Maternitas
4. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak
5. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa
6. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas
7. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen
Bencana
8. Laboratorium Keterampilan Dasar Kebidanan
9. Laboratorium Ante Natal Care (ANC)
10. Laboratorium Intra Natal Care (INC)
11. Laboratorium Post Natal Care (PNC)
12. Laboratorium Neonatus, Bayi dan Anak Balita
13. LAboratorium Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
14. Laboratorium Kimia/Toksikologi Klinik
15. Laboratorium Kimia Klinik
16. Laboratorium Hematologi
17. Laboratorium Bakteriologi/Virologi
18. Laboratorium Parasitologi/Mikologi
19. Laboratorium
20. Laboratorium Imunologi/Biologi Molekuler
21. Laboratorium Sitohistoteknologi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium KLINIK


2. Lampiran 2: Daftar Peralatan Laboratorium Klinik
3. Lampiran 3: Daftar Induk Dokumen Laboratorium
4. Lampiran-4: Contoh Format Tabel Penunjang Administrasi Laboratorium
5. Lampiran-5: Contoh Tata tertib di Laboratorium
6. Lampiran 6: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Laboratorium
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan yang telah diperbaharui dengan PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua PP Nomor 19 Tahun 2005 mensyaratkan setiap sekolah memiliki
ruang laboratorium. Selanjutnya dipersyaratkan bahwa tenaga kependidikan di setiap
sekolah sekurang-kurangnya terdiri atas kepala, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan.
Laboratorium adalah merupakan suatu tempat melakukan percobaan dan
penyelidikan. Tempat yang dimaksudkan dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar
atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Secara terbatas, laboratorium dapat dKlinikndang
sebagai suatu ruangan yang tertutup dimana suatu percobaan dan penyelidikan dilakukan
(Depdikbud, 1997). Umumnya ruangan dalam hal ini adalah tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus yang tidak
mudah dihadirkan di ruang kelas.
Laboratorium merupakan salah satu fasilitas sekolah tempat dosen dan mahasiswa
melakukan kegiatan pembelajaran melalui praktikum. Kegiatan ini sangat penting untuk
mengembangkan pendekatan sesuai dengan Kurikulum KKNI. Laboratorium juga
memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu yang berkembang sangat pesat saat
ini sebagai modal untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam menghadapi
tantangan kehidupan di masa depan. Dengan demikian, laboratorium memiliki peran
yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar
(PBM) dengan melalui pelaksanaan kegiatan praktikum untuk mewujudkan tujuan
pendidikan yakni pribadi yang utuh yang memahami dan terampil.
Jika ditinjau dari segi fungsi utamanya, maka laboratorium memiliki fungsi antara lain:
1. Untuk mendukung pencapaian tujuan PBM di sekolah / kampus sehingga kualitas
hasilnya semakin meningkat.
2. Memberikan penguatan dalam rangka memperkaya dan memperdalam pemahaman
mahasiswa mengenai konsep-konsep dasar.
Dengan demikian, keberadaan laboratorium menjadi kebutuhan pokok dan sangat
penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi pengelola laboratorium dan mendukung
keberhasilan penerapan pendekatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum
KKNI, maka perlu disusun Panduan Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium.
Panduan ini juga menjadi pedoman bagi dosen karena mengaitkan antara kurikulum yang
ada di masing – masing program studi dengan aktivitas kegiatan di Laboratorium.
Dengan adanya panduan ini, diharapkan para dosen dan pengelola laboratorium di
sekolah / kampus dapat berkolaborasi lebih optimal dalam memanfaatkan laboratorium
untuk mendukung tercapainya keberhasilan penerapan Kurikulum KKNI.

B. Tujuan
Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium ini bertujuan untuk:
1. Menjadi acuan operasional bagi Pengelola Laboratorium dalam mengelola dan
memanfaatkan Laboratorium secara optimal.
2. Menjadi acuan operasional bagi dosen dalam memanfaatkan laboratorium sebagai
sarana dan prasarana pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan yang sesuai
dengan Kurikulum KKNI.

C. Sasaran
Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium ini digunakan dalam rangka
mengembangkan keterampilan yang sesuai kurikulum KKNI oleh:
1. Pengelola Laboratorium (Kepala Laboratorium, Laboran, dan Teknisi);
2. Dosen; dan
3. Kepala Program Studi
4. Mahasiswa
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia
2. Undang-Undang RI no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang RI no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
4. Undang-undang RI no. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah RI no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah RI no. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
8. Peraturan Persiden No.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 73 tahun 2013 tentang
Juklak Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
10. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional no. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa.
12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi.
13. Keputusan Dirjen Dikti RI no.43/dikti/kep/2006 tentang rambu rambu
pelaksanaan kelompok mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
E. Keterkaitan antara Kegiatan Laboratorium dengan Kurikulum KKNI
Dalam Kurikulum KKNI, laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan
belajar mengajar khususnya pada pembelajaran dari masing – masing program studi. Hal
ini dikarenakan mahasiswa tidak hanya sekedar mendengarkan keterangan dosen dari
pembelajaran yang telah diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan sendiri untuk
mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya melalui pendekatan.
Dengan adanya laboratorium, maka diharapkan proses pembelajaran yang menggunakan
tahapan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan menyajikan dapat
dilaksanakan seoptimal mungkin.
Dari sisi ini tampak betapa penting peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai
tujuan pendidikan dalam Kurikulum KKNI. Setidaknya ada 4 alasan yang menguatkan
peran laboratorium dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum KKNI, antara lain:
1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Dalam praktikum,
mahasiswa dapat belajar dengan melibatkan hampir seluruh indra dalam
pengamatan dan percobaan yang dilakukan sehingga mempengaruhi motivasinya.
Mahasiswa yang termotivasi untuk belajar akan bersungguh-sungguh dalam
mempelajari teori, konsep dan sikap ilmiah sesuai dengan karakteristik mata kuliah
sesuai dengan pendekatan. Melalui kegiatan laboratorium, mahasiswa diberi
kesempatan untuk memenuhi dorongan sikap disiplin, kecermatan, tanggung jawab,
rasa ingin tahu dan ingin bisa.
2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar dalam melakukan eksperimen.
Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang banyak dilakukan oleh ilmuwan
dalam penemuannya. Untuk melakukan eksperimen diperlukan beberapa
keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, membandingkan,
memanipulasi peralatan laboratorium, dan keterampilan ilmiah lainnya. Dengan
adanya kegiatan praktikum di laboratorium akan melatih mahasiswa untuk
mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka
dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur
yang sederhana atau lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman,
merancang, melakukan dan menginterpretasikan eksperimen dan sekaligus
mengkomunikasikannya.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan pendekatan sesuai dengan
Kurikulum KKNI. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan melalui pendekatan untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
(Rustaman, 2003).
4. Praktikum menunjang penjelasan yang lebih realistik dari materi pembelajaran.
Praktikum memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menemukan teori,
konsep dan membuktikan teori atau konsep ilmiah tersebut. Selain itu praktikum
dalam pembelajaran dapat membentuk ilustrasi bagi konsep dan prinsip ilmiah yang
tadinya abstrak menjadi lebih kongkrit. Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan
bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman mahasiswa terhadap materi
pembelajaran.
Selanjutnya secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa, laboratorium berperan
penting dalam kegiatan pembelajaran yakni dengan menumbuhkan dan mengembangkan
aspek-aspek antara lain: (1) keterampilan dalam pengamatan, pengukuran, dan
pengumpulan data, (2) kemampuan menyusun data dan menganalisis serta menafsirkan
hasil pengamatan, (3) kemampuan menarik kesimpulan secara logis berdasarkan hasil
eksperimen, mengembangkan model dan menyusun teori, (4) kemampuan
mengomunikasikan secara jelas dan lengkap hasil-hasil percobaan, (5) keterampilan
merancang percobaan, urutan kerja, dan pelaksanaannya, (6) keterampilan dalam
memilih dan mempersiapkan peralatan dan bahan untuk percobaan, (7) keterampilan
dalam menggunakan peralatan dan bahan, (8) kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan
tata tertib demi keselamatan kerja.
F. Penguatan Pendidikan Karakter Dan Literasi Melalui Kegiatan Laboratorium
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,
mengamanahkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi mahasiswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Di samping penguatan pendidikan karakter, kegiatan laboratorium juga sangat
relevan digunakan untuk menguatkan literasi mahasiswa karena banyak aktivitas yang
membutuhkan kemampuan berbasis penguasaan dan pemahaman referensi seperti
membaca atau membuat grafik, menyusun dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel
dan narasi, membandingkan hasil paraktikum dengan referensi, menyimpulkan hasil
percobaan dan kegiatan lainnnya. Literasi menjadi sarana mahasiswa dalam mengenal,
memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya melalui praktikum. Literasi juga
terkait dengan kehidupan mahasiswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya
BAB II
PENGELOLAAN LABORATORIUM KLINIK

A. Dasar-dasar Pengelolaan Laboratorium Klinik


1. Prinsip Dasar Pengelolaan Laboratorium Klinik
Mengelola adalah mengendalikan, menjalankan, atau mengurus manajemen .
Mengelola adalah suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai suatu sasaran. Manajemen laboratorium mencakup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian. Hal-hal yang terkait dengan kegiatan tersebut
diantaranya mengatur dan memelihara alat dan bahan, menjaga disiplin di
laboratorium, dan keselamatan laboratorium, serta mendayagunakan laboratorium
secara optimal. Pengelolaan laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam
pengadministrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengembangan
laboratorium secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam
melaksanakannya selalu berorientasi kepada faktor-faktor keselamatan yang terlibat
dalam laboratorium dan lingkungannya.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna fasilitas
laboratorium (sarana prasarana), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang
menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium
merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena
itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk
mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan
memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya, sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha
untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di
laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.
Pembelajaran seperti diamanatkan dalam kurikulum KKNI, mahasiswa
melakukan kegiatan pembelajaran melalui proses ilmiah yang meliputi kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Mahasiswa
mengembangkan keterampilan melalui kegiatan mengamati, mendeskripsikan,
mengklasifikasikan, mengukur, melakukan percobaan, menganalisis data, dan
menyimpulkan.
2. Pengelolaan Laboratorium Klinik
a. Laboratorium Klinik dan Komponennya
Dalam pengelolaan laboratorium, terdapat lima macam komponen
laboratorium yang secara umum dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu
kelompok pengelola (sumber daya manusia) dan kelompok yang dikelola
(bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium dan bahan-
bahan laboratorium).
1) Kelompok Pengelola
Kelompok pengelola adalah salah satu komponen yang penting dalam
pengelolaan laboratorium. Kelompok pengelola adalah sumber daya manusia
yang bertanggung jawab melaksanakan tugas pengelolaan laboratorium.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008, standar tenaga
laboratorium .
Jumlah kelompok pengelola disesuaikan dengan beban kerja dari
laboratorium yang bersangkutan, jumlah mahasiswa yang melaksanakan
praktikum dan kegiatan lain yang dilaksanakan di laboratorium, seperti
penelitian baik oleh dosen maupun mahasiswa.
Kelompok pengelola laboratorium yang ideal, terdiri dari personal-
personal yang terlibat langsung dalam seluruh kegiatan di laboratorium sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Setiap personal harus
memahami dan mengerti bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya,
sesuai dengan peraturan yang berlaku pada lembaganya dan selalu berorientasi
pada tujuan dan fungsi laboratorium yang dibinanya. Karena itu, harus terbina
hubungan yang harmonis antar personal yang terlibat dalam pengelolaan
laboratorium berdasarkan kesadaran bahwa mereka merupakan komponen-
komponen yang penting dari sistem dan pendidikan.
Pembinaan pengelola laboratorium sesuai dengan bidang dan tanggung
jawabnya perlu terus menerus dilakukan agar semakin meningkat
keterampilan dan pemahamannya tentang peranan laboratorium dalam
menunjang proses belajar mengajar, serta bagaimana memanfaatkan dan
merawat fasilitas, alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang pengelola laboratorium
hendaknya melakukan usaha-usaha pengelolaan sebagai berikut:
a) Suasana laboratorium dalam keadaan disiplin yang baik.
b) Kebersihan, keamanan dan keselamatan selalu dipelihara.
c) Pemakaian laboratorium secara merata dan terpadu sehingga tidak terdapat
perebutan antara ruang / departemen yang satu dengan yang lain.
d) Menyusun peraturan pemakaian laboratorium.
e) Menyusun cara-cara mengevaluasi kegiatan laboratorium yang dilakukan
mahasiswa.
f) Melakukan kerjasama yang baik dengan para pemakai laboratorium yaitu
dosen dan mahasiswa.
Guna menjaga keamanan dan keselamatan di dalam laboratorium,
diperlukan sikap displin dan taat pada tata tertib. Tata tertib ini meliputi
larangan, perintah, dan petunjuk bagi mahasiswa maupun dosen yang
melaksanakan kegiatan di laboratorium dan diberikan sebelum mereka masuk
atau memulai aktivitas di laboratorium. Tata tertib dapat dibedakan menjadi
tata tertib untuk mahasiswa dan tata tertib untuk dosen. Tata tertib untuk
mahasiswa disusun oleh pengelola laboratorium, sedangkan tata tertib untuk
dosen disusun oleh kordinator penanggung jawab mata kuliah. Dengan
demikian mahasiswa tidak selalu merasa ketakutan akan bahaya bila bekerja di
laboratorium, karena hal ini akan mengganggu pula pada konsentrasi
mahasiswa atau kelancaran aktivitas mahasiswa. Setelah menyusun tata tertib
laboratorium maka tugas yang penting dari pengelola laboratorium adalah
menciptakan disiplin yang ketat. Untuk menciptakan disiplin yang ketat ini
maka di dalam menerapkan tata tertib laboratorium harus ada sanksi-sanksi
bagi mahasiswa yang melanggar tata tertib tersebut.
Sanksi-sanksi ini baik berupa sanksi-sanksi akademis, maupun sanksi
menyuruh mahasiswa mengganti alat yang baru, apabila mahasiswa tersebut
memecahkan atau merusak atau menghilangkan alat-alat yang dKlinikkainya.
2) Kelompok yang Dikelola
Kelompok yang dikelola di laboratorium biasanya terdiri dari bangunan
laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium, dan bahan-bahan
laboratorium. Untuk melakukan pengelolaan yang baik dari masing-masing
komponen tersebut, dapat dilakukan berbagai upaya sesuai dengan landasan,
fungsi dan tujuan laboratorium.
Contoh pengelolaan laboratorium klinik diantaranya adalah:
a) Pengelolaan laboratorium dan fasilitasnya yang terdiri dari:
 Perabot laboratorium
 Instalasi listrik
 Instalasi air
 Lingkungan kampus
b) Pengelolaan alat-alat laboratorium yang menyangkut:
 Perencanaan (jumlah dan jenis alat yang ada)
 Desain ruang sesuai dengan alat yang ada
 Penetapan alat yang telah diidentifikasi
 Mengadministrasikan alat-alat yang ada
 Penggunaan alat secara rutin/periodik
c) Pengelolaan bahan pratikum yang menyangkut:
 Mengidentifikasi jumlah bahan yang dibutuhkan
 Mempersiapkan tempat penggunaan dan penyimpanan bahan
praktikum
 Pengadministrasian bahan yang habis/sisa praktikum
b. Optimalisasi Laboratorium Klinik
Optimalisasi laboratorium adalah suatu usaha untuk mengoptimasikan
pemakaian laboratorium sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya
untuk menunjang pencapaian tujuan proses belajar mengajar yang menggunakan
laboratorium. Laboratorium yang optimum penggunaannya akan memberikan
dampak langsung pada mahasiswa berupa peningkatan kompetensi mahasiswa
tersebut secara maksimal, baik aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan,
termasuk keterampilan proses sains. Optimalisasi pemanfaatan laboratorium
dilakukan dengan:
- Penyusunan jadwal pemakaian laboratorium
- Penyusunan daftar pembagian tugas
- Tata letak peralatan yang efisien
- Pemeliharaan yang efektif
Laboratorium yang dikelola dengan baik memiliki karakteristik:
a) Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran
atau praktikum.
b) Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya.
c) Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih, keselamatan
kerja dan lingkungan semua memenuhi persyaratan.
d) Peralatan/fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan/fasiltias
terhindar dari kerusakan, kemacetan, dan terlindung dari kehilangan.
e) Seluruh aktivitas laboratorium mudah dikontrol yaitu dengan adanya
administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang
jelas.
f) Memenuhi kebutuhan psikologis yaitu secara visual menarik dan
menyenangkan, iklim kerja yang baik dan kesejahteraan lahir batin yang
memadai.
3. Administrasi Laboratorium
Pengadministrasian merupakan suatu proses pendokumentasian melalui kegiatan
pencatatan (recording) seluruh sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, dan
keuangan serta aktivitas laboratorium. Administrasi merupakan suatu proses
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, supaya semua
fasilitas dan aktivitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Adapun
tujuan utama program pengadministrasian sumberdaya laboratorium antara lain untuk:
a) Menyediakan informasi tentang keadaan dan kondisi sumberdaya laboratorium
b) Memudahkan penelusuran dan memudahkan pengecekan sumberdaya
laboratorium
c) Mengoperasionalisasikan laboratorium agar menjadi lebih fungsional dan siap
melayani kegiatan praktikum

Beberapa manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan administrasi laboratorium


antara lain:
- Memudahkan program pemeliharaan
- Mencegah/mengatasi penyalahgunaan
- Menekan biaya operasi laboratorium sekecil mungkin
- Peningkatan kualitas kerja SDM
- Peningkatan kerjasama dengan lembaga lain
- Jumlah dan keterampilan teknisi yang memadai
- Meningkatkan kepuasan pelanggan/pengguna (mahasiswa)
- Sebagai upaya monitoring
- Penerapan konsep perbaikan dan pencegahan
- Penyempurnaan yang berkesinambungan
- Dukungan staf pengajar sebagai penanggungjawab laboratorium klinik yang
memadai baik dalam hal kuantitas maupun kualitasnya.
- Menggunakan dan merawat alat-alat yang sebaik mungkin.
- Mempersiapkan penyusunan proposal pengembangan laboratorium seawal
mungkin.
- Merencanakan pengadaan dan perawatan alat dengan skala prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan PBM dan pengembangannya.
- Mengoptimalkan penggunaan laboratorium melalui mata kuliah terkait.
- Adanya upaya melakukan penghematan dengan melaksanakan pemanfaatan
bersama dalam hal penggunaan peralatan dan pemakaian bahan.
a. Pengadministrasian Fasilitas Fisik Prasarana
Prasarana laboratorium klinik antara lain: gedung, ruang praktikum, ruang
preparasi, ruang pengurus laboratorium, ruang penyimpanan bahan kimia, ruang
penyimpanan peralatan, kebun, dan kolam ikan.
b. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan
ruangan yang ada (ukuran ruang),jaringan listrik, dan jaringan air. Ruangan-
ruangan tersebut harus tercatat namanya dan ukuran.
c. Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium
Fasilitas umum laboratorium yang dimaksud adalah barang-barang yang
merupakan perlengkapan umum laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke
dalam kategori ini seperti: alat pemadam kebakaran, perlengkapan PPPK, blower,
instalasi air, instalasi listrik, dan lain-lain.
d. Administrasi Keuangan (Pendanaan)
Laboratorium klinik sebagai penyelenggara kegiatan praktikum tentunya
memerlukan biaya operasional untuk mendukung tugas tersebut. Berapa alokasi
dana sekolah yang diperuntukkan untuk operasional laboratorium Klinik,
pengembangan, dsb. Sumber keuangan untuk kegiatan operasional dan
pengembangan laboratorium Klinik dapat berasal dari alokasi dana dari berbagai
sumber penerimaan dari pemerintah, mahasiswa, hibah, sumbangan, hasil
kerjasama, dan lain-lain.
e. Administrasi Sumber Daya Manusia
Laboratorium klinik sebagai tempat kegiatan praktikum tentunya memerlukan
dukungan sebagai sumberdaya utama dalam pengelolaan kegiatan laboratorium.
Administrasi sumber daya manusia dilakukan untuk penyediaan data informasi
tentang kualifikasi kepala laboratorium, teknisi, dan laboran.
Data administrasi sumber daya manusia dapat dimanfaatkan untuk
merencanakan program pendidikan dan latihan lanjutan pengembangan
laboratorium ke berbagai program pelatihan/workshop yang ditawarkan oleh
berbagai instansi terpercaya dengan memberikan kesempatan kepada dosen,
teknisi, atau laboran untuk mengikuti pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi.
4. Inventarisasi Laboratorium Klinik
Inventarisasi merupakan bagian dari sistem administrasi, khususnya tentang
administrasi laboratorium yang berkaitan dengan tertib administrasi. Inventarisasi
adalah suatu kegiatan mencatat, menyusun daftar inventaris barang secara teratur
menurut ketentuan yang berlaku. Inventarisasi merupakan kegiatan yang mutlak harus
dilakukan karena laboratorium merupakan aset pendidikan yang sangat berharga.
Inventarisasi dimaksudkan untuk membuat sumber informasi peralatan dan bahan
yang dimiliki laboratorium, karenanya hasil inventarisasi harus diamankan dari
kerusakan, penyalahgunaan, pencurian, dan kebakaran.
Tujuan inventarisasi antara lain:
- membantu dosen/laboran yang percobaan/penelitian mengetahui jumlah dan jenis
peralatan
- menentukan keadaaan peralatan yang baik/tidak baik/tak berfungsi/rusak, dan
lain-lain
- merencanakan kebutuhan pemesanan bahan/alat/zat kimia
- menyediakan informasi bagi pengguna laboratorium tentang jenis dan letak
peralatan itu berada
Manfaat dari kegiatan inventarisasi adalah memudahkan penyusunan dan pengawasan
secara efektif terhadap barang/kekayaan laboratorium, dan juga memudahkan
menyusun perencanaan kebutuhan dalam pengembangannya.
a. Pelaksanaan Inventarisasi
1) Mengidentifikasi setiap sumber daya milik laboratorium.
2) Mengelompokkan Sumber daya laboratorium berdasarkan sifat dan jenisnya.
3) Mencatat (recording) semua barang inventaris ke dalam: buku induk barang
inventaris.
4) Membuat laporan secara periodik
5) Membuat daftar rekapitulasi barang inventaris dengan mengisi daftar isian
inventaris.
6) Mencatat semua barang inventaris dan mengisi daftar isian inventaris ke
dalam: buku induk barang inventaris.
7) Membuat daftar rekapitulasi barang inventaris.
b. Komitmen untuk administrasi dan inventarisasi: “Laboratorium Klinik
Harus Tertib Administrasi dan Kemudahan Ketelusuran”
Komitmen untuk tertib administrasi sesuai sebagai berikut: prinsip
pengendalian dokumen dan rekaman sehingga siap melayani, mudah ditelusuri.
Sebuah laboratorium sekolah memiliki seharusnya memenuhi syarat dasar sebuah
organisasi yakni menjalankan sistem administrasi dan inventarisasi sesuai standar
baku.
c. Dokumen dalam bentuk (arsip)
Hal-hal yang perlu didokumentasikan adalah:
1)Berkas lembaran kegiatan mahasiswa.
2)Data hasil praktikum/percobaan mahasiswa.
3)Berkas tata tertib laboratorium.
4)Buku/kepustakaan/SOP dan sebagainya.
d. Hirarki (tata urutan) sistem inventaris laboratorium Klinik
Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa jenis dengan karakteristik yang
berbeda, namun dari sudut pandang pengadministrasian memiliki pola dan aspek
yang serupa. Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa format baku yang
hirarkinya seperti berikut ini.

Buku Induk Daftar Prasarana

Daftar Sarana Alat Gelas

Daftar Peralatan
Alat Kayu

Daftar Bahan Kimia


Alat Logam

Gambar 2.1. Tata Urutan Sistem Inventarisasi Laboratorium Klinik


e. Manfaat Hasil Inventarisasi untuk Analisis Kebutuhan
Hasil inventarisasi memiliki peran penting sebagai data untuk pertimbangan
menyusun program kerja dan pengembangan laboratorium ke depan. Manfaat
hasil inventarisasi untuk analisis kebutuhan mulai dari proses perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, penghapusan, sampai
pengendalian.
f. Teknis Inventarisasi
Teknik inventarisasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual, namun
akan lebih mudah apabila menggunakan bantuan komputer. Data hasil
inventarisasi peralatan dapat disahkan oleh Kepala Laboratorium, dan Ketua
STIKES. Inventarisasi memerlukan beberapa buku, daftar dan catatan untuk
mencatat, mendaftar hasil inventarisasi, seperti:
1) Buku induk inventaris: buku tempat mencatat semua barang inventaris yang
berada di laboratorium.
2) Daftar rekapitulasi barang inventaris: daftar yang menunjukkan jumlah barang
inventaris menurut keadaan satu tahun yang lalu, keadaan barang inventaris
pada saat sekarang.
4) Buku arsip meliputi:
- Format rekaman pemeliharaan dan perbaikan alat
- Buku penerimaan barang
- Buku pengeluaran barang
- Formulir/berita acara peminjaman
- Formulir/berita acara pengembalian
5) Format-format inventaris meliputi:
a) Format A
Format A digunakan untuk mengadministrasikan data ruangan
laboratorium. Contoh format A ada pada lampiran.
b) Format B
Untuk mengadministrasikan barang digunakan format Daftar Barang,
Daftar Penerimaan/Pengeluaran Barang dan Daftar Usulan/Permintaan
Barang.
B. Desain Laboratorium
Laboratorium pendidikan merupakan unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu,
dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
1. Persyaratan Laboratorium
Suatu laboratorium dapat berfungsi dengan efektif dan efisien dengan
memperhatikan persyaratan minimal sebagai berikut:
A Jenis dan jumlah peralatan serta bahan habis pakai berdasarkan pada kompetensi
yang akan dicapai yang dinyatakan dalam rasio antara alat dan peserta didik.
B Bentuk/ desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan atau
keamanan
C Laboratorium agar aman dan nyaman bagi peserta didik dan dosen/ instruktur
harus:
1) Keadaan ruang harus memungkinkan dosen/ instruktur dapat melihat semua
peserta didik yang bekerja didalam laboratorium itu tanpa terhalang oleh
perabot atau benda-benda lain yang ada didalam laboratorium tersebut.
2) Peserta didik harus dapat mengamati demonstrasi/ simulasi dari jarak
maksimal 2 meter dari meja demonstrasi
3) Lantai laboratorium tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan dan tahan
terhadap tumpahan bahan-bahan kimia.
4) Alat-alat atau benda-benda yang dipasang didinding tidak boleh menonjol
sampai kebagian ruang tempat peserta didik berjalan dan sirkulasi alat.
5) Tersedianya buku referensi penunjang praktik
6) Tersedianya air mengalir (kran)
7) Meja praktikum harus tidak tembus air, tahan asam dan basa (terbuat dari
porselin)
8) Tersedia ruang dosen/ instruktur
9) Tersedianya kebutuhan listrik seperti stop kontak (mains socket)
D Ada Prosedur Operasional Baku (POB/ SOP) dan instruksi kerja
2. Tata Ruang Laboratorium
a.Jenis ruang laboratorium
Setiap jenis laboratorium memiliki ruangan sebagai berikut:
 Ruang pengelola laboratorium
 Ruang praktik peserta didik
 Ruang kerja dan persiapan dosen
 Ruang/ tempat penyimpanan alat
 Ruang/ tempat penyimpanan bahan
b. Bentuk ruang
Bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur
sangkar atau bisa berbentuk persegi panjang. Bentuk bujur sangkar
memungkinkan jarak antara dosen dan peserta didik dapat lebih dekat sehingga
memudahkan kontak antara dosen/ instruktur dan peserta didik.
c. Luas ruang
 Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1 (satu) orang peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m2.
Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar 1,7 meter
untuk memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat dan peserta didik di
laboratorium. Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak
kurang dari 1,5 meter sehingga peserta didik dapat bergerak leluasa pada
waktu bekerja dan pada waktu pindah atau memindahkan alat (bahan) dari
satu tempat ke tempat lain.
 Luas ruangan penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan jenis alat/
bahan yang ada disetiap jenis pendidikan
d. Fasilitas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan teknis masing-masing.

C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Laboratorium Klinik


1. Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Laboratorium adalah suatu tempat mahasiswa atau praktikan melakukan
percobaan. Bekerja di laboratorium Klinik tak akan lepas dari berbagai kemungkinan
terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan dan peralatan baik yang bersifat bahaya
maupun tidak berbahaya, yang tak jarang beresiko tinggi bagi mahasiswa yang sedang
melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang
digunakan. Oleh karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap
keselamatan dan bahaya kerja di laboratorium.
Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik bersifat luka
permanen, luka ringan maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan
penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas dan peralatan
penunjang praktikum yang mahal harganya. Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja
di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan diantisipasi jika mahasiswa
mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Kecelakaan dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan praktikan, yang
dapat mencederai dirinya sendiri dan juga orang lain yang berada disekitarnya.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang
sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja.
23
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan kerja.
Walaupun petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja sudah tertulis dalam setiap
penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap
individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Oleh
karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam bekerja hendaknya
dilaksanakan oleh semua institusi yang turut andil dalam semua kegiatan di
laboratorium.
Terjadinya kecelakaan dapat dicegah dengan menentukan usaha-usaha
pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja yang tepat secara efektif dan efisien
sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah. Faktor utama penyebab terjadinya
kecelakaan adalah bersumber pada lingkungan kerja dan praktikan. Namun sebagian
besar (85%) kecelakaan tersebut disebabkan oleh faktor manusia. Perilaku praktikan
yang tidak aman dapat membahayakan, kondisi yang berbahaya, kondisi hampir celaka
dan penyakit akibat kerja adalah gejala dari kurang berfungsinya manajemen seperti
pencegahan berupa aturan atau tata tertib yang harus diindahkan. Dalam melakukan
kegiatan di dalam laboratorium, praktikan harus menyadari bahwa dalam setiap
kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kebakaran. Oleh
karena itu setiap pengguna laboratorium harus mempunyai rasa taggung jawab penuh
untuk mengindahkan tata tertib akan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam
laboratorium baik keselamatan alat maupun pengguna, untuk itu perlu dibuat
peraturan-peraturan dan prosedur yang ditetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap
kegiatan di dalam laboratorium.
2. Mengenali Potensi Bahaya
Dalam pekerjaan sehari-hari pengelola dan pengguna laboratorium Klinik selalu
dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksi, reagensia yang
toksik, peralatan listrik maupun gelas yang digunakan secara rutin. Secara garis besar
bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan dalam:
a. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak.
b. Bahan beracun, korosif dan kaustik.
c. Bahaya radiasi.
d. Luka bakar.
e. Syok akibat aliran listrik.
f. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam.
g. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha
pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja.
Beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium yang menimbulkan cacat
bahkan meninggal dunia dapat merupakan cermin bagi setiap orang untuk
meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium. Peristiwa-peristiwa
tersebut kadang-kadang terlalu pahit untuk dikenang, namun meninggalkan kesan
pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali pada peristiwa yang
sama.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium Klinik
memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan
yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
laboratorium Klinik dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya
kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan
bahan di laboratorium Klinik secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan.
Berikut siklus K3 berkaitan dengan pengguna (laboran/praktikan), alat, dan
bahan.

3. Menjaga Keselamatan Alat


a. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium
1) Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan. Alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stopwatch perlu disimpan pada lemari
terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan
sehingga fungsinya berkurang.
2) Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat
(lemari, rak atau laci).
3) Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti
lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang
tersedia.

b. Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat dan bahan
pembuat alat
1) Pengelompokan alat–alat Keperawatan dan Kebidanan seperti: pantom peraga,
tensimeter, dll
2) Pengelompokan alat-alat Kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti: logam, kaca, porselen, plastik, dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke
dalam kelompok bahan yang banyak digunakan.

c. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal–hal di atas, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan lampu
yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah
tumbuhnya jamur.
2) Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak
terpasang.
3) Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan, dan
beaker glass.
4) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya
tidak melebihi tinggi bahu.
5) Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat
kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan
ventilasi yang baik.
6) AC harus terus menyala untuk menjaga kondisi alat peraga pantom agar tetap
baik
4. Menjaga Keselamatan Bahan

Gambar 2.7. Lambang Karakteristik Bahan Terkait Keselamatan Kerja

a. Cara menyimpan bahan laboratorium Klinik


Cara menyimpan bahan laboratorium Klinik dengan memperhatikan kaidah
penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-
masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
1) Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol
plastik.
2) Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol
kaca.
3) Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya
disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan
bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam
disimpan dalam botol berwarna bening.
4) Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan
lainnya.
5) Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan
dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol
sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa
bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol
induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena
bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
6) Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing
bahan.

b. Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya


Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak
diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan yang disimpan akan
mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu
beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut. Penyimpanan bahan
kimia berbahaya sebagai berikut:
1) Bahan kimia beracun (Toxic)
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun
dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan
sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk,
tempat yang ada peredaran udara, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang
inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka
tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena
sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas
2) Bahan kimia korosif (Corrosive)
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat
bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak
bahan struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan
ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang
cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari
bahan ini harus ditangani dengan hati-hati dan dalam keadaan tertutup.
Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan
lantai yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran
pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat
penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi yang
terkena bahan tersebut.
3) Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam
bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari
bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar
secara cepat dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus
diperhatikan sebagai berikut:
a) Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan
tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara.
b) Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga
bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api.
c) Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya
kebakarannya.
d) Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan
yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi
dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas.
e) Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
f) Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan.
g) Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok.
h) Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta
dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara
periodik.
4) Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada
suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan
oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis
lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu
kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap
dingin, ada peredaran udara, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus
dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang
memiliki titik api rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam
memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan,
hal ini dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.

5. Menjaga Keselamatan Pengguna


Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan
suatu kejadian di luar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat
menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan yang membahayakan
sering terjadi di laboratorium, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk
melakukan kegiatan di laboratorium.
a. Sumber Terjadinya Kecelakaan
Terjadinya kecelakaan dapat disebakan oleh banyak hal, tetapi dari analisis
terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab
terjadinya kecelakaan di laboratrorium:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan
proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan di laboratorium.
2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan
laboratorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
pelindung kegiatan laboratorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya
harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau
menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
Terjadinya kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat
paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium
mengetahui tanggung jawabnya.

b. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium


1) Luka bakar
2) Luka karena benda tajam dan benda tumpul
3) Cedera pada mata, seperti:
- kelilipan (benda kecil masuk mata)
- luka di mata
- luka kelopak mata
- tersiram bahan kimia
4) Keracunan
c. Perlengkapan Keselamatan Kerja
Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat
laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
2. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk
mengantisKliniksi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.
Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi
sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Beberapa
perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
1. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
2. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia,
dan bahaya lain.
3. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
4. Respirator dan lemari uap.
5. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya
kaki oleh benda-benda berat.
6. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan
kimia dan alat-alat hampa udara.

6. Tindakan Penanganan Kebakaran di Laboratorium

Gambar 2.8. Pemadaman Kebakaran


Di laboratorium sangat mungkin terjadi kebakaran. Kebakaran dilaboratorium
dapat disebabkan oleh arus pendek, pemanasan zat yang mudah terbakar atau kertas
yang berserakan di atas meja pada saat ada api. Untuk menghindari hal tersebut
lakukan hal berikut.
a. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak
b. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah terbakar
c. Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api) jauhkan alat/bahan
yang mudah terbakar (misal kertas, alkohol) dan bagi mahasiswa perempuan yang
berambut panjang, rambut harus diikat.
d. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran.
Ditinjau dari aspek kimia, api merupakan proses oksidasi gas yang
berlangsung “hebat” sambil melepaskan energi yang cukup besar sehingga gas yang
bereaksi tersebut memancarkan cahaya. Api atau kebakaran dapat terjadi jika tiga
faktor berada secara bersamaan pada suatu saat. Ketiga faktor tersebut adalah:
a. Bahan bakar, yaitu bahan yang dapat bereaksi hebat dengan oksigen, yang
menimbulkan gejala berupa api. Bahan bakar dapat berupa zat padat, zat cair, atau
gas.
b. Oksigen, biasanya dari udara ( 1/5 bagian udara adalah oksigen) tetapi dapat juga
berasal dari bahan kimia yang bereaksi sambil menghasilkan oksigen. Oksigen
inilah yang nantinya bersenyawa (bereaksi) dengan bahan bakar, jika suhu
mencapai tinggi tertentu. Tanpa oksigen, kebakaran tidak dapat terjadi.
c. Kalor yang cukup mengakibatkan suhu naik mencapai suhu tertentu yang disebut
suhu penyulutan (ignition temperature). Di bawah suhu ini reaksi oksidasi disertai
cahaya tidak dapat terjadi. Sekali reaksi terjadi, energi kalor yang ditimbulkan oleh
reaksi, biasanya sudah mencukupi untuk mempertahankan reaksi, yang berarti
mempertahankan kebakaran, sampai bahan bakar atau oksigen habis.
Ketiga faktor tersebut di atas disebut sebagai “Segitiga api”. Berdasarkan konsep
segitiga api, maka untuk memadamkan api adalah menghilangkan salah satu (atau
lebih dari satu) dari ketiga faktor yang memungkinkan api itu ada, yaitu:
a. Menghentikan pasokan bahan bakar
b. Menurunkan suhu sampai di bawah suhu penyulutan
c. Menghentikan pasokan oksigen. Bila di laboratorium terjadi kebakaran, harus
segera diatasi dengan caraseksama dan jangan panik. Gunakan alat pemadam
kebakaran yang telah disediakan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Jika baju/pakaian yang terbakar, korban harus merebahkan dirinya sambil berguling-
guling. Jika ada selimut tutuplah pada apinya agar cepat padam. Jangan sekali-kali
membiarkan korban berlari-lari karena akan memungkinkan terjadinya kebakaran
yang lebih besar.
b. Jika terjadi kebakaran kecil, misalnya terbakarnya larutan dalam gelas kimia atau
dalam penangas, tutuplah bagian yang terkena api dengan karung atau kain basah.
c. Jika terjadi kebakaran yang besar, gunakan alat pemadam kebakaran (diperlukan
pelatihan cara memadamkan kebakaran dengan menggunakan tabung pemadam
kebakaran untuk sumber kebakaran berasal dari kayu, kertas, minyak maupun
hubungan pendek). Kemudian sumber-sumber yang dapat menimbulkan api,
misalnya listrik, gas, kompor, agar segera dimatikan dan jauhkan bahan-bahan yang
mudah terbakar.
d. Jika terjadi kebakaran karena zat yang mudah terbakar (pelarut organik) untuk
mematikan jangan menggunakan air, karena hal itu akan menyebabkan apinya lebih
besar dan menyebar mengikuti air. Untuk mematikannya gunakanlah pasir atau
tabung pemadam kebakaran bisa serbuk atau busa.
9. Contoh Perangkat Pencegahan Kecelakaan
a. Contoh keamanan kerja di laboratorium
1) Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2) Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata,
jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk
melindungi kaki.
3) Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4) Wanita/pria yang berambut panjang, rambut harus diikat.
5) Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6) Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera
keringkan dengan lap basah.
7) Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8) Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9) Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10) Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11) Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan
sesudah praktikum selesai.
b. Contoh aturan kerja di laboratorium
1) Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada yang mengawasi.
2) Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.
3) Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja,
jenis percobaan, jenis bahan, jenis peralatan, dan cara membuang limbah sisa
percobaan.
4) Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
5) Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera
keringkan dengan lap basah.
6) Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7) Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah
pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menila kesiapan anda dalam
memahami percobaan.
8) Berdiskusi adalah hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut
percobaan yang dilakukan.
9) Mengembalikan alat percobaan ketempat semula dalam keadaan bersih.
D. Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Limbah diartikan sebagai buangan sisa-sisa atau hasil sampingan yang berasal dari
kegiatan laboratorium dari semua aktivitas yang dilakukan di laboratorium. Bentuk zat
buangan dapat digolongkan menjadi gas, padat dan cair. Untuk bahan buangan yang
berupa zat cair dapat dibedakan jenis zat buangan yang bersifat khemis dan non khemis.
1. Klasifikasi Limbah
Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:
a. Limbah umum
Berdasarkan fasa limbah yang dihasilkan, limbah umum dibedakan atas:
4) Limbah padat
Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau
kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan
menjadi: limbah padat infeksius (pembawa infeksi) dan non infeksius (tidak
menyebabkan infeksi)
5) Limbah gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif
masih aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang
dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau
dari thermometer yang pecah (uap air raksa).
3) Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cair (Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001). Umumnya laboratorium
berlokasi di sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang
meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar.
Limbah cair terbagi atas:
 Limbah cair infeksius
 Limbah cair domestik (aktivitas rumah tangga)
 Limbah cair kimia (aktivitas sintesa atau reaksi kimia)
2. Langkah Praktis untuk Mengelola dan Mengurangi Limbah di Laboratorium
a. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah
digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai (hal ini paling sesuai
untuk pelarut yang telah digunakan). Pelarut organik seperti etanol, aseton,
kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah dan
dilakukan destilasi.
b. Sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-reaktan
yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisa bahan
kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga akan mengurangi limbah
yang dihasilkan.
c. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat
diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan
kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak pembuangan
limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa
harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia
sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan
sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya
dinetralkan dan dibuang.
d. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat diterapkan untuk
bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya.
Bahan-bahan organik tersebut dibakar di tempat yang aman dan jauh dari
pemukiman penduduk.
e. Pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat
diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar di tempat terbuka akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
f. Dikubur di dalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke
badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan
beracun.
3. Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah Laboratorium
Limbah kimia pertama-tama dikumpulkan dan disimpan sementara dalam atau
dekat dengan laboratorium. Limbah seringkali kemudian dipindahkan ke area pusat
pengumpulan limbah di sekolah, sebelum akhirnya dibuang ke tempat lain.
Pertimbangan keselamatan harus diprioritaskan saat membuat sistem pengumpulan
limbah sementara di laboratorium. Khusus untuk limbah organik, panduannya adalah
sebagai berikut:
a. Pemberian label pada wadah limbah. Beri label pada setiap wadah limbah
berbahaya, sesuai dengan jenis bahayanya (misal: mudah terbakar, korosif).
b. Simpan limbah dalam wadah yang berlabel jelas, di lokasi yang ditetapkan yang
tidak mengganggu beroperasinya laboratorium secara normal. Dalam beberapa
kasus, penyimpanan limbah memerlukan ventilasi yang baik.
c. Untuk beberapa jenis limbah kimia yang berbeda, limbah bisa dikumpulkan dalam
satu wadah yang sama. Limbah yang dicampur harus kompatibel secara kimiawi,
untuk memastikan tidak terjadi pembentukan panas atau reaksi.
d. Sebelum dikumpulkan, dilakukan pengecekan sifat limbah (asam atau basa)
e. Dilakukan penetralan terhadap larutan asam atau basa, menggunakan zat penetral
yang sesuai
f. Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai dengan karakteristik limbah B3
yang hendak dikemas
g. Pemilihan wadah yang tepat untuk mengeliminasi kebocoran.
1) Wadah untuk limbah cair. Gunakan wadah pengaman dari plastik (misal;
polietilen), atau bahan dari logam (misal: baja anti karat, baja galvanis) untuk
cairan yang mudah terbakar. Jangan menyimpan bahan yang korosif dalam
wadah yang terbuat dari logam.
2) Wadah untuk limbah air. Kumpulkan limbah air secara terpisah dari limbah
pelarut organik. Sebagian laboratorium ada yang dilengkapi dengan fasilitas
penanganan limbah air, yang memungkinkan adanya pembuangan limbah air
ke pKlinik drainase. Kumpulkan limbah air yang tidak boleh dibuang ke
pKlinik drainase dalam wadah yang tahan terhadap korosi.
3) Wadah untuk limbah padat. Tempatkan limbah kimia padat (hasil reaksi kimia)
di dalam wadah yang berlabel tepat, untuk menunggu proses pembuangan.
Khusus untuk limbah pelarut organik yang secara umum bersifat mudah terbakar,
perlakuan wadah/penampungnya adalah sebagai berikut:
1) Hindari sumber nyala (api terbuka, loncatan listrik, elektris statis, permukaan panas)
2) Grounding (“bumikan”) wadah penampungan
Persyaratan wadah limbah pelarut organik:
1) Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan kebocoran.
2) Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang
hendak dikemas.
3) Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC), atau bahan logam (teflon, baja,
karbon, SS304, SS316 atau SS440) dan tidak bereaksi bereaksi dengan limbah B3
yang disimpannya.
Penanganan khusus untuk pengemasan limbah B3:
1) Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.
2) Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya
pengembangan volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama
penyimpanan.
3) Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan
kemasan lain.
4) Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai
bagian pengelolaan limbah.
BAB III
LAYANAN LABORATORIUM

Semakin pesat laju pembangunan, pendidikan dan teknologi serta tuntutan


masyarakat terhadap mutu layanan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap kompetensi
yang harus dimiliki oleh para lulusan termasuk kompetensi keterampilan yang harus
didukung dengan laboratorium pendidikan. Berikut dijelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan layanan laboratorium yang meliputi jenis-jenis layanan dan prosedur pemberian
layanan.
A. Jenis-Jenis Layanan
Laboratorium memberikan layanan kepada mahasiswa, dosen, instruktur, dan
pengguna eksternal (masyarakat) dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Jenis layanan di laboratorium terdiri dari:
1. Pelayanan Pendidikan
Pelayanan laboratorium untuk pendidikan yaitu pelayanan yang melaksanakan
pelayanan terhadap praktik reguler di institusi pendidikan terkait yang dilaksanakan
sesuai dengan mata kuliah yang sudah ditetapkan.
2. Pelayanan Penelitian
Pelayanan laboratorium untuk penelitian yaitu pelayanan yang melaksanakan
pelayanan dibidang penelitian baik penelitian yang dilakukan oleh pendidik di
institusi pendidikan terkait, maupun penelitian di luar institusi terkait (pendidik
maupun mahasiswa) yang disesuaikan dengan kemampuan laboratorium pada
institusi yang akan digunakan untuk penelitian.
3. Pelayanan Pengabdian kepada Masyarakat
Pelayanan laboratorium untuk pengabdian masyarakat yaitu pelayanan yang
melaksanakan pelayanan mengabdian masyarakat yang akan dilakukan oleh
pendidik yang menggunakan alat dan bahan dari laboratorium di institusi
pendidikan terkait.
B. Prosedur Pemberian Layanan
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan laboratorium, maka perlu
dilakukan tertib administrasi laboratorium, dan meningkatkan operasional
laboratorium yang memenuhi standar. Oleh karena itu perlu disusun Standar
Operasional Prosedur guna meningkatkan mutu dan kinerja layanan laboratorium
institusi pendidikan kesehatan.
Layanan laboratorium secara umum ditujukan untuk mahasiswa, dosen,
instruktur dan pengguna eksternal, yang dapat dilayani sewaktu-waktu sesuai jam
dinas dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan. Oleh karena
itu penjadwalan penggunaan laboratorium menjadi penting agar mempermudah
pengelola dalam memberikan layanan laboratorium terkait tempat, tutor
(dosen/instruktur), materi tutorial, alat-alat, dan bahan habis pakai. Jadwal
penggunaan laboratorium ini juga berfungsi sebagai media koordinasi dan
komunikasi antar staf, tutor dan mahasiswa. Sedangkan untuk dosen, instruktur dan
pengguna eksternal, dapat dilayani sewaktu-waktu sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Untuk mempermudah dalam memberikan layanan di laboratorium
diperlukan tata tertib penggunaan laboratorium, serta berbagai Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dapat dikembangkan oleh Program Studi berdasarkan bidang
ilmu, sumber daya, dan sarana prasarana penunjang. Sedangkan untuk menjaga
mutu pelayanan laboratorium perlu dilakukan evaluasi penerapan SOP dengan
menggunakan instrumen.
BAB IV
FUNGSI DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM

Manfaat dan Fungsi Laboratorium


1. Manfaat dan Fungsi Laboratorium untuk Mendukung Pembelajaran dalam
Kurikulum KKNI
Berdasarkan Kurikulum KKNI, seorang dosen dituntut memiliki kreativitas
untuk mengembangkan topik-topik praktikum yang belum tercakup di dalam petunjuk
praktikum yang ada, tetapi harus dipraktikkan sesuai kompetensi dasar yang ada
dalam RPS. Dengan demikian, pendekatan dapat diterapkan dengan mengoptimalkan
penggunaan alat dan bahan yang tersedia di laboratorium. Karena itu, manfaat
laboratorium Klinik dalam implementasi Kurikulum KKNI menjadi sangat penting.
Laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan
percobaan, penyelidikan, atau penelitian. Adapun manfaat laboratorium Klinik di
kampus diantaranya adalah:
a. Laboratorium kampus sebagai tempat untuk merangsang mahasiswa agar mampu
memunculkan berbagai permasalahan terkait gejala, fakta, fenomena alamiah dan
sekaligus sebagai tempat untuk melakukan pengamatan, percobaan, bernalar, dan
mengambil kesimpulan untuk memecahkan permasalahan tersebut.
b. Laboratorium kampus sebagai tempat untuk melatih keterampilan dan sikap
ilmiah serta kebiasaan menemukan pemecahan masalah untuk mengembangkan
daya inovasi dan kreativitas mahasiswa.
c. Laboratorium kampus sebagai tempat yang dapat meningkatkan motivasi
mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan dari suatu fakta yang diselidiki atau
diamatinya.
d. Laboratorium kampus berfungsi sebagai tempat untuk melatih mahasiswa
bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, berpikir kritis dan cekatan.
e. Laboratorium sebagai tempat bagi para mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa.
Laboratorium mempunyai fungsi yang sangat banyak, baik di bidang
penelitian, pendidikan, dan lain-lain. Secara umum laboratorium berfungsi sebagai
tempat untuk menguatkan/memberi kepastian keterangan (informasi), menentukan
hubungan sebab akibat (causalitas), membuktikan benar tidaknya faktor-faktor atau
fenomena-fenomena tertentu, membuat hukum atau dalil dari suatu fenomena
apabila sudah dibuktikan kebenarannya, mempraktikkan sesuatu yang diketahui,
mengembangkan keterampilan, memberikan latihan, menggunakan metode ilmiah
dalam memecahkan problem dan untuk melaksanakan penelitian perorangan
(individual research).

2. Manfaat dan Fungsi Laboratorium untuk Kegiatan Pengembangan Potensi


Mahasiswa
Setiap mahasiswa akan mengalami perkembangan mulai sejak bayi sampai
menjadi manusia dewasa. Pada masa kanak-kanak, mahasiswa senantiasa melakukan
usaha penyesuaian terhadap lingkungannya, terutama lingkungan kampus dan
masyarakat. Aspek perkembangan dalam diri mahasiswa tidak lepas pada
pertumbuhannya. Perbedaannya pertumbuhan berkaitan dengan penyempurnaan
struktur dan aspek-aspek jasmaniah atau fisik. Sedangkan perkembangan berkaitan
dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah dan makna kematangan. Perkembangan ini
dilihat dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Proses pengetahuan meliputi aspek-aspek; persepsi, ingatan, pikiran, penalaran
dan pemecahan masalah. Jadi sebaiknya pada mahasiswa dapat diberikan stimulasi
yang sesuai dengan karakteristik dan umurnya sehingga pengetahuannya dapat
berkembang dengan maksimal. Kegiatan laboratorium adalah upaya untuk
menghasilkan stimulasi melalui proses pengamatan, percobaan, analisis data dan
penyimpulan tentang gejala, fakta atau fenomena alamiah. Dengan stimulasi tersebut
maka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan daya
ciptanya secara bebas baik dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan
mahasiswa maupun dengan berbagai cerita yang mereka ungkapkan.
Pengembangan pengetahuan memiliki peranan yang sangat penting dalam
membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan karakter mahasiswa di
kehidupan kelak, oleh sebab itu sebaiknya pengetahuan mahasiswa harus sering dan
selalu diasah oleh bermacam-macam kegiatan yang dapat mengembangkan
pengetahuannya secara optimal, seperti kegiatan yang dilaksanakan dengan
menggunakan sarana dan prasarana laboratorium.
Pemberdayaan potensi yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan
melalui kegiatan di laboratorium Klinik akan menjadi cikal bakal pembentukan
karakter dan sebagai titik awal dari pembentukan SDM yang berkualitas yang
memiliki wawasan, intelekual, kepribadian, bertanggung jawab, serta semangat
mandiri. Kemampuan hidup tersebut tidak lain adalah agar mahasiswa mempunyai
keterampilan hidup (life skill) dan siap menerima pendidikan selanjutnya.
BAB V
PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT KLINIK

A. Pengertian, Jenis, dan Objek Perawatan dan Perbaikan Alat Klinik


Kegiatan laboratorium merupakan bagian integral pembelajaran Klinik.
Kerja Laboratorium menempatkan mahasiswa dalam posisi ingin tahu, membuat
prediksi, mengamati, mengorganisasi data, analisis data, mengevaluasi, dan
mengungkapkan atau mempresentasikan hasil kerja laboratoriumnya. Demikian
penting dan sentralnya fungsi laboratorium dalam pembelajaran Klinik, maka
merawat sarana prasarana laboratorium Klinik termasuk alat-alat Klinik,
merupakan suatu kegiatan yang harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi
secara baik dan benar agar alat-alat yang ada selalu dapat dipergunakan secara
optimal dalam kerja laboratorium.
1. Pengertian Perawatan dan Perbaikan Alat Laboratorium
Perawatan dan perbaikan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan, meningkatkan, dan mengembalikan peralatan dalam
kondisi yang baik agar siap digunakan. Perawatan alat laboratorium
dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak
rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik dan siap digunakan. Perbaikan
alat laboratorium dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur/menyetel atau
memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah rusak atau kurang
berfungsi atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktik.
Perawatan dan perbaikan alat laboratorium merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium yang dilakukan untuk menjaga agar alat-alat
laboratorium dapat dipergunakan sesuai dengan batas usia pemakaiannya.
Kegiatannya meliputi: membersihkan alat, memeriksa hasil kerja dan unjuk
kerja alat, memperbaiki bagian yang rusak, mengganti bagian yang hilang,
menyimpan alat sesuai dengan daftar inventaris, dan memeriksa ketersediaan
alat. Kegiatan perawatan sebaiknya dijadwalkan dan tercatat sehingga dapat
memberikan informasi tentang riwayat alat sejak pembelian, pemakaian, dan
pemeliharaan sampai habis masa pakainya.
2. Jenis perawatan
Jenis perawatan alat laboratorium dapat ditinjau berdasarkan
perencanaannya dan berdasarkan jenis pekerjaaan perawatannya. Berdasarkan
perencanaannya, perawatan alat laboratorium Klinik dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.
a. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah perawatan yang terprogram, terorganisir, dan
terjadwal, ada anggaran, dilaksanakan sesuai rencana, ada monev
(monitoring dan evaluasi). Perawatan terencana mmencakup perawatan
preventif dan perawatan korektif. Perawatan ini bersifat pencegahan.
Dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, serta monitoring. Tujuan dari perawatan terencana adalah
untuk mencegah terjadinya gangguan, kemacetan atau kerusakan alat lab.
b. Perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah perawatan yang bersifat perbaikan
terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Jadi perawatan
tidak terencana dimaksudkan untuk mengembalikan alat laboratorium
pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal. Sedangkan
berdasarkan jenis pekerjaannya, perawatan alat laboratorium dibagi
menjadi:
a. Perawatan yang sesuai dengan bahan dasar pembuatan alat
1) Mengetahui bahan dasar gelas beker, tahan terhadap pemanasan atau
tidak.
2) Alat yang terbuat dari logam/besi segera dibersihkan atau dilakukan
perawatan sesudah dipakai agar tidak timbul karat, misalnya
memberikan minyak ringan.
b. Perawatan yang sesuai dengan berat.
Alat-alat yang berat harus disimpan pada bagian paling bawah, sedang
peralatan yang lebih ringan dapat diletakkan pada bagian di atasnya.
c. Perawatan yang sesuai dengan kepekaan alat terhadap pengaruh
lingkungan
Contoh: alat-alat optik, lensa, cermin, teropong dan sebagainya memiliki
perbedaan kepekaan terhadap lingkungan (misal: kelembapan agar tidak
tumbuh jamur) dibanding alat-alat elektronik (misal: sumber tegangan,
voltmeter, amperemeter, multimeter, dan lain-lain)
d. Perawatan alat terhadap pengaruh bahan kimia
Sebaiknya laboratorium Klinik dilengkapi juga dengan almari asam
walaupun tidak mengharuskan.
e. Perawatan sesuai pengaruh alat terhadap yang lainnya
Peralatan logam terpisah dengan peralatan dari kaca, seperti peralatan
optik dan stopwatch. Alat-alat elektronik tertentu harus terpisah dengan
sumber-sumber magnetik yang kuat. Menyimpan magnet jangan sampai
kutub-kutub magnetiknya terbuka.
f. Perawatan sesuai dengan harga alat
Peralatan berharga mahal sebaiknya disimpan terpisah. Seperti RJP,
mikroskop, teropong bintang, kamera, dan lain sebagainya.
g. Perawatan alat dalam bentuk set (kit)
Alat dalam kit disusun kembali ke tempat semula, sesuai dengan ruang
dalam kit (menurut petunjuk gambar susunan kit). Jangan menempatkan
salah satu peralatan kit di luar kotak kit.
3. Tujuan perawatan peralatan laboratorium
Tujuan perawatan peralatan laboratorium adalah:
a. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal.
b. Memperpanjang umur pemakaian peralatan.
c. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran.
d. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai.
e. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan.
f. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak.
g. Menghindari terjadinya kerusakan yang lebih parah/fatal.
4. Objek perawatan laboratorium
Objek laboratorium yang perlu dirawat antara lain:
a. Ruang laboratorium, termasuk kebersihan lantai, kelembaban, ventilasi,
penerangan.
b. Perabot atau meubeler laboratorium, seperti almari, meja percobaan,
meja kerja, rak, kursi.
c. Perlengkapan administrasi dan dokumentasi laboratorium, seperti
komputer baik hardware maupun software dan buku-buku manual.
d. Sumber jaringan listrik, stop kontak, sekering, dan lampu.
e. Peralatan dan mesin-mesin pelatihan.
f. Aparatus dan perlengkapan percobaan.
g. Instrumen dan alat-alat ukur.
h. Spesimen dan bahan-bahan untuk praktikum.
BAB VI
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI

Sistem Manajemen Informasi (SIM) merupakan sistem yang mengolah serta


mengorganisasikan data dan informasi yang berguna untuk mendukung pelaksanaan tugas
dalam suatu organisasi. Sistem tersebut kemudian dibentuk dalam sistem informasi
berbasis komputer (Computer Based Information System). Pada sebuah Instansi,
manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial, yang pada intinya berkisar
pada penentuan: tujuan dan sasaran, perumusan strategi, perencanaan, penentuan program
kerja, pengorganisasian, penggerakan sumber daya manusia, pemantauan kegiatan
operasional, pengawasan, penilaian, serta penciptaan dan penggunaan sistem umpan balik.
Masing-masing tahap dalam proses tersebut pasti memerlukan berbagai jenis informasi
dalam pelaksanaannya.
a. Tujuan Sistem Manajemen Informasi
1.Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
2.Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
b. Fungsi Sistem Informasi Laboratorium
Fungsi Sistem Informasi Laboratorium antara lain :
1) Membantu kelancaran proses belajar mengajar praktikum
2) Membantu Mahasiswa / dosen belajar mandiri meningkatkan ketrampilan praktik
3) Menyelenggarakan Kegiatan Praktikum baik Reguler / Non- Reguler, kurikuler
maupun non-kurikuler.
4) Menyelenggarakan konsultasi praktik
5) Menyelenggarakan Pelatihan praktik
6) Menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat
c. Manfaat Fungsi Sistem Informasi
Manfaat fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi
para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2) Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis
3) Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem
informasi.
Dengan memanfaatkan SIM laboratorium berbasis komputer maka
pengelolaan laboratorium akan lebih efektif dan efesien. Hal ini dapat terlihat
dari beberapa aspek yaitu :
1) Identifikasi seketika semua jenis dan jumlah item-item yang dimiliki
laboratorium
2) Identifikasi dengan seketika status dari item-item laboratorium (rusak, terpinjam
oleh siapa, kapan harus kembali, atau kapan kembali, jumlah denda, hilang, dll)
3) Posisi, peletakan pada tempat penyimpanan.
4) Pengenalan item cukup dengan coding atau pelabelan alat lab
5) Pengelolaan jadwal pemakaian peralatan dan ruangan.

D. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Sistem Manajemen Informasi :


1. Mengacu pada standar Laboratorium yang sudah ada
2. Mekanisme pengelolaan laboratorium
3. Data inventaris alat dan bahan lababoratorium yang lengkap
4. Sumber Daya Manusia yang kompeten
5. Sumber dana operasional dan pemeliharaan lababoratorium
6. Perangkat penunjang program seperti :komputer, hardware, software, data
7. Jaringan yang memadai
8. SOP (Standar Operasional Prosedur)/Instruksi Kerja
9. Dokumentasi alat laboratorium
10. Monitoring evaluasi sistem informasi manajemen laboratorium secara berkala
11. Perencanaan perbaikan sistem informasi manajemen
BAB VII
EVALUASI PEMANFAATAN LABORATORIUM

Sebagaimana lazimnya suatu program yang berkaitan dengan pembelajaran,


dalam pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium ini juga perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi secara terus-menerus dan berkesinambungan. Hal ini perlu
dilakukan mengingat fungsi laboratorium yang sangat penting dalam
mengembangkan pendekatan dan keterampilan untuk mendukung keberhasilan
implementasi Kurikulum KKNI. Evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pengelolaan laboratorium secara keseluruhan dan memerlukan perhatian
yang lebih oleh semua pihak yang terkait.
A. Monitoring Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium
Monitoring adalah suatu kegiatan, bertujuan untuk mengetahui
perkembangan pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium, apakah sesuai
dengan yang direncanakan atau tidak, sejauh mana kendala dan hambatan
ditemui, dan bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus ditempuh untuk
mengatasi kendala dan hambatan yang muncul selama pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan laboratorium. Monitoring berpusat kepada
pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui
monitoring ini dapat diperoleh umpan balik bagi kampus atau pihak lain yang
terkait untuk mensukseskan ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, penting untuk
dilakukan bersama-sama melakukan monitoring ini sesuai dengan kapasitas dan
tugas tanggungjawabnya masing-masing.
Beberapa aspek yang merupakan fokus monitoring adalah: (a) program-
program kerja laboratorium, (b) proses manajerial di laboratorium kampus dan
(c) aspek-aspek lain yang terkait dengan proses pemanfaatan laboratorium
sekolah.
B. Evaluasi Hasil Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium
Kegiatan evaluasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh pengelola laboratorium. Kegiatan evaluasi ini
dilakukan pada waktu akhir tahun kegiatan/akhir tahun ajaran. Pelaksanaan
monitoring dan evaluasi pada umumnya setelah program berjalan (sekitar bulan
ke 10 atau 11) dari mulai laboratorium melaksanakan program-programnya dan
target pencapaian paling tidak 80 – 90% dari program sudah terlaksana.
Tujuan utama kegiatan evaluasi ini antara lain: (a) untuk mengetahui
tingkat keterlaksanaan program, (b) untuk mengetahui keberhasilan program, (c)
untuk memperoleh bahan masukan dalam perencanaan pengelolaan dan
pemanfaatan laboratorium tahun berikutnya, (d) untuk mengetahui kendala-
kendala dalam pelaksanaan program, dan (e) secara umum untuk melakukan
pembinaan bagi pengelola laboratorium agar pada tahun berikutnya diperoleh
hasil yang lebih baik/meningkat secara signifikan.
C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi serta Pelaporan
Sekolah / kampus melakukan monitoring dan evaluasi pada semua program
pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium. Kegiatan ini dilaksanakan pada
akhir program kegiatan untuk mengetahui keberhasilan program dilihat dari
berbagai aspek. Indikator-indikator penilaian disesuaikan dengan rencana
program yang direncanakan, sehingga yang lebih diprioritaskan adalah
implementasi program yang mencerminkan pelaksanaan pendekatan dan
keterampilan yang sesuai dengan Kurikulum KKNI.
BAB VIII
TUGAS DAN FUNGSI DALAM PENGGUNAAN PEDOMAN
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM

Program pembinaan bagi pengelola laboratorium sekolah / kampus agar dapat


memanfaatkan laboratorium sebagai tempat yang penting dalam mengembangkan
pendekatan dan keterampilan yang sesuai dengan Kurikulum KKNI. Program ini
merupakan program yang berperan serta sesuai dalam peran dan fungsinya. Dalam
melaksanakan peran dan fungsinya, pengelola laboratorium bekerja sama dengan
pihak yang ada di kampus, sehingga semua ikut serta dalam mewujudkan
keberhasilan pengelolaan laboratorium dengan baik.
BAB IX
STANDAR MINIMUM LABORATORIUM KEPERAWATAN

A. Laboratorium Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar


No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis
Alat Pakai
Pengetahuan Keterampilan dan Jenis Jml
Khusus Peserta
Didik
1 Menguasai Mampu Berbagai
konsep memberikan prosedural
teoritis asuhan keperawatan
Kebutuhan keperawatan dalam
dasar kepada memenuhi
manusia. individu, kebutuhan
keluarga, dan pasien
kelompok baik berhubungan
sehat, sakit, dengan
dan kegawat- gangguan
daruratan kebutuhan
dengan oksigen:
memperhatikan 1) Menghitung 1 Jam 1:5 Alat tulis
aspek bio, pernapasan tangan dan buku
psiko, sosial atau catatan
kultural, dan stopwatch
spiritual yang 2 Stetoskop 1:5
menjamin 2) 1 Bantal 1:5
keselamatan Memposisikan 2 Selimut 1:5
klien (patient pasien fowler mandi
safety), sesuai dan semifowler
standar asuhan 2)
keperawatan Mengumpulkan
dan sputum untuk
berdasarkan pemerik saaan
perencanaan 3) 1 Tabung 1:5 Oksigen 1:5
keperawatan Memberikan oksigen
yang telah oksigen nasal lengkap
tersedia. kanul/masker 2 Nasal 1:5 Handscon 90 ps
oksigen Canule
3 Kom 1:5 Tissue 180
sedang buah
4 Masker 1:5
oksigen
4) Melatih 1 Kom 1:5 Lysol 180 ml
napas dalam sedang
2 Bengkok 1:5 Tissue 450
buah
3 Sputum 1:5
pot
4 Perlak 1:5 Sarung
dan tangan
Pengalas bersih
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis Pakai
Pengetah Keterampila Kajian Alat dan Jenis Jml
uan n Khusus Peserta
Didik
5) 1 Kom sedang 1:5 Lysol 180 ml
Melatih 2 Bengkok 1:5 Tissue 450
batuk buah
efektif
3 Sputum pot 1:5 Sarung
4 Perlak 1:5 tangan
pengalas bersih
5 Bantal 1:5
6 Stetoskop 1:5
Berbagai
prosedura
l
keperawa
tan
dalam
memenuh
i
kebutuha
n pasien
berhubun
gan
dengan
gangguan
kebutuha
n cairan :
1) 1 Stetoskop 1:5 Alat tulis
Mengukur dan buku
tekanan catatan
darah 2 Tensimeter 1:5
2) 1 Jam tangan 1:5
Menghitu atau
ng nadi stopwatch
3) 1 Tensimeter 1:5 Spidol
Pemeriks 2 Stetoskop 1:5
aan
3 Timer 1:5
Rumple
leed test 4 Baki dan alas
4) 1 Baki dan alas 1:5 Sedotan
Memberi 2 Alat minum 1:5 Tissue
minum
3 Alas 1:5
per oral
5) 1 Waslap 1:5 Sarung
Mengump tangan
ulkan urin bersih
untuk 2 Handuk kecil 1:5 Label
pemeriks yang
aan tepat
untuk
spesimen
Wadah
spesimen
steril
Tas
Biohazar
d
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis Pakai
Pengetah Keterampila Kajian Alat dan Jenis Jml
uan n Khusus Peserta
Didik
Sabun
6) 1 Male 1:5 Kondom 90
Memasan Catheteriza kateter buah
g kondom tion
kateter Simulator
2 Perlak 1:5 Handscon 90 ps
beserta
alas
3 Baskom 1:5 Tissue 450
Sedang* buah
4 Handuk 1:5 Sabun 90
buah
5 Selimut 1:5
Mandi
6 Gunting 1:5
Verband/pl
ester
7 Sampiran 1:5
7)
Merawat
luka infus
8) 1 IV Hand 1:5 Cairan
Menggant infus
i cairan Label
infus Sarung
tangan
bersih
9) 1 Selimut Sabun 90
Memasan mandi buah
g kateter
2 Sampiran / 1:5 Handscon 90 b
urin
pembatas
ruangan
3 Perlak 1:5 Tissue 90
beserta ps
alas
4 Bengkok 1:5 Plester 90
buah
5 Kom 1:5 Aquadest 900 ml
sedang
6 Gunting 1:5 Sarung 1:5
plester tangan
steril*
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis Pakai
Peng Keterampilan Kajian Alat dan Jenis Jml
etahu Khusus Peserta
an Didik
7 Female 1 Foley
Catheteriza : 20 Catheter
tion
Simulator
8 Male 1 Sublimat 450 ml
Catheteriza : 20
tion Folly 90 buah
Simulator kateter
Kapas 450 buah
Urine bag 90 buah
Spuit 10 ml 90 buah
Berbagai
prosedura
l
keperawa
tan
dalam
memenuh
i
kebutuha
n pasien
berhubun
gan
dengan
gangguan
kebutuha
n nutrisi :
1) 1 Kom 1 Sarung 90 ps
Memonito sedang :5 tangan
r status 2 Baki 1
gizi :5
3 Midline 1 Kassa 180 buah
:5
4 Penlight 1 Spidol 90 buah
:5
5 Stetoskop 1 Batu 180 buah
:5 baterai
6 Tounge 1 kecil
spatel :5
7 Penggaris 1
kecil :5
8 Pita 1
Pengukur :5
9 Spidol 1
:5
10 Timbangan 1
:5
11 Kaliper 1
Standar :5
12 Meteran 1
:5
13 Kertas 1
:5
2) 1 Baki 1 Tissue 180 buah
Memberik :5 makan
an makan 2 Piring 1
per oral :5

No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis


Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampilan Peserta Jenis Jml
Khusus Didik
3 Gelas 1:5
beserta
tutup dan
alasnya
4 Sendok 1:5
dan garpu
5 Kom 1:5
sedang
3) Memberi 1 Phantom 1:5 NGT 90
Makan melalui utuh buah
NGT terpasang
NGT
2 Stetoskop 1:5 Spuit 50 ml 90 buah
3 Gelas 1:5 Tissue 180 buah
ukur
4 Arteri 1:5 Susu/bubur 90 sachet
klem susu
5 Feeding 1:5 Handscon 90 ps
Bag
6 Kom 1:5 Plester 90 buah
sedang
7 Bengkok 1:5
Berbagai
prosedural
keperawatan
dalam
memenuhi
kebutuhan
pasien
berhubungan
dengan
gangguan
kebutuhan
eliminasi:
1) Membantu 1 Sampiran 1:5 Handscon 90 ps
pasien /
eliminasi bak Screen
di atas tempat 2 Perlak 1:5 Lysol 180 ml
tidur beserta
alas
3 Urinal 1:5 Tissue 450 buah
4 Botol 1:5 Sabun 90 buah
cebok
5 Selimut 1:5
mandi
2) Membantu 1 Sampiran 1:5 Handscon 90 ps
pasien /
eliminasi bab Screen
di atas tempat Standar
tidur

No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis


Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampila Peserta Jenis Jml
n Khusus Didik
2 Perlak 1 Lysol 180 ml
beserta :5
alas
3 Bed pan 1 Tissue 450 buah
:5
4 Urinal 1 Sabun 90 buah
:5
5 Botol 1
cebok :5
6 Selimut 1
Mandi :5
3)
Memasang
diapers/
popok
Berbagai
prosedural
keperawatan
dalam
memenuhi
kebutuhan
pasien
berhubungan
dengan
gangguan
kebutuhan
aktivitas :
1) Menerima
pasien baru

2) 1 Kursi 1
Memindahkan roda : 10
pasien dari berkunci
Tempat Tidur 2 Selimut 1
ke kursi roda :5
3)
Memindahkan
pasien dari
Tempat Tidur
ke Tempat
Tidur lain
4) Mengatur 1 Tempat 1
posisi pasien: tidur 2/3 : 10
angkle
2 Bantal 1
:5
3 Footboar 1
d :5
5) Melatih 1 Mitela 1 Sarung
berjalan :5 tangan
dengan alat bersih (bila
bantu dibutuhkan)
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis
Kajian Alat dan Pakai
Pengetahu Keterampil Peserta Jenis Jml
an an Khusus Didik
2 Goniomet 1:5
ri
3 Kruk 1:5
(Crutches
)
dengan
ujung
berlapis
karet
4 Walker 1:5
5 Tripod 1:5
6 Kaki 1:5
empat
7 Sabuk
(Gait
belt)
6) 1 Baskom 1:5 Sabun 90
Memandikan besar* mandi buah
pasien di 2 Handuk 1:5 Handscoon
atas Tempat besar* 90 pasang
tidur 3 Keranjan 1:5
g pakaian
kotor
Standar
4 Pakaian / 1:5
piama
5 Sampiran 1:5
/pembat
as
ruangan*
6 Selimut 1:5
mandi
7 Tempat 1:5
sabun
mandi
8 Waslap 1:5
9 Bengkok 1:5
10 Cermin 1:5
11 Standar 1:5
Baskom
Double
12 Phantom 1:5
Multiguna
Model
manusia
multiguna
(mandi,
kateter,
colostom
y
care,
injeksi)
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Alat Bahan Habis Pakai
Pengetahuan Keterampilan dan Jenis Jml
Khusus Peserta
Didik
3) Backrub
4) Mencuci
tangan aseptic
dan antiseptic
5)
Menggunakan
alat pelindung
diri : barak
scort, sarung
tangan,
penutup
kepala,dll
B. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis
Alat Pakai
Pengetahuan Keterampilan dan Jenis Jml
Khusus Peserta
Didik
1 Menguasai Mampu Gangguan
teknik, memberikan kebutuhan
prinsip, dan asuhan oksigen akibat
prosedur keperawatan patologis
pelaksanaan kepada sistem
asuhan/ individu, pernafasan dan
praktek keluarga, dan cardiovaskuler:
keperawatan kelompok baik a. Pengkajian 1 Tensimeter 1 Alkohol 450 ml
yang sehat, sakit, fisik gangguan :5
dilakukan dan kegawat- oksigenasi 2 Stetoskop 1 Tisu 180 buah
secara daruratan :5
mandiri atau dengan 3 Termometer 1 Kasa 450 buah
berkelompok. memperhatikan (digital, :5 kecil
aspek bio, aksial, rectal,
psiko, sosial oral)
kultural, dan
spiritual yang 4 Tongue spatel 1 Kapas 360 buah
menjamin dewasa :5 bulat
keselamatan
klien (patient 5 Penlight 1 Lidi kapas 450 buah
safety), sesuai (senter :5
standar asuhan kecil)
keperawatan 6 Bak 1
dan instrument :5
berdasarkan (sedang)
perencanaan 7 Spekulum 1
keperawatan hidung :5
yang telah 8 Penggaris 3 1
tersedia buah :5
9 Baki dan 1
pengalasnya :5
10 Auscultation 1
Trainer and : 10
Smartscope
11 Model Paru- 1
paru :5
12 Kom sedang 1
:5
13 Kom kecil 1
tertutup :5
b. Perekaman 1 Mesin EKG 1 Jelly 90 buah
EKG : 10
2 Kom sedang 1 Kasa 360 buah
:5
Tissue 1 : 10
Kertas 90 buah
EKG
No Capaian Baha Nama Rasi Bahan Habis
Pembelajaran n Kajian Alat o Alat Pakai
Pen Keterampila dan Jenis Jml
getahuan n Khusus Peserta
Didik
c. 1 Tourniquet 1 Sarung
Pengambilan :5 tangan
specimen bersih
darah : vena 2 Tabung darah 1 Plester
dan arteri :5
label
Spuit 3 ml
Alcohol
swab
Biohazard
bag
d. Tabung 1 Simple
Memberikan oksigen : 10 mask
oksigen simple lengkap
mask
e. Melakukan
Postural
drainage
f. Melakukan 1 Nebulizer 1 Inhaler
inhalasi : 10 dosis
(nebulizer) sesuai
program
2 Tabung 1 NaCl 90 lb
oksigen : 10
lengkap
3 Stetoskop 1 Bisolvon 225 ml
:5
4 Alat Apacer 1:5 Selang 1:5
(aerochamber) oksigen
Tissu 90 buah
Simple 1:5
masker
oksigen
Ventolin 90 buah
Aquadest 450 ml
Jarum 1:5
suntik 5
ml
Tissue 1:5
g. Melakukan 1 Mesin suction 1 Selang 90 buah
penghisapan : 25 suction
lender 2 Selang 1 Sarung 90 ps
(Suctioning) penghubung :5 tangan
orofaringeal dan konektor
dan Y
nasofaringeal 3 Kom atau 1 Savlon 225 ml
mangkuk :5
4 Handuk kecil 1 Masker 1:5
:5
5 Bengkok 1
:5
No Capaian Baha Nama Rasi Bahan Habis
Pembelajaran n Kajian Alat o Alat Pakai
Pen Keterampila dan Jenis Jml
getahuan n Khusus Peserta
Didik
6 Sampiran 1
:5
h. Memasang 1 Perlak dan 1 Sarung 1:5
dan memonitor pengalas :5 tangan
transfusi darah 2 Alat 1 Blood 1:5
penghangat :5 Bag
darah (Blood (Kantong
Warmer) darah)
3 Penunjuk
waktu
i. 1 Perlak dan 1 Infus set 90 buah
Pemasangan pengalasnya :5
infus 2 Tourniquet 1 Cairan 90 lb
:5 infus
3 Bengkok 1 Abocath 90 buah
:5
4 Gunting 1 Kapas 90 buah
verban/plester :5
5 Bak steril 1 Sarung 90 ps
:5 tangan
6 Jam detik 1 Kassa 180 buah
:5 steril
7 Standar infus 1 Alkohol 225 ml
:5
8 Model lengan 1 Plester 90 buah
(Injection : 20
Arm/Injection
Hand)
Gangguan
kebutuhan
cairan akibat
patologis
sistem
perkemihan
dan
metabolik
endokrin
Tindakan
keperawatan:
a. Pengkajian 1 Tensi meter 1 Tissue 180 buah
fisik gangguan :5
keseimbangan 2 Stetoskop 1 Buku 1:5
cairan dan :5 Catatan
elektrolit 3 Termometer 1
:5
4 Bengkok 1
:5
5 Penggaris 2 1
buah :5
6 Meteran 1
:5
7 Pen light 1
:5
8 Timbangan 1
:5
9 Model jantung 1
:5
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis Pakai
Pengetahuan Keterampilan Kajian Alat dan Jenis Jml
Khusus Peserta
Didik
10 Model 1:5
Pembuluh
darah
11 Chart 1:5
Jantung
dan
Pembuluh
darah
12 Model 1:5
elektrik
pompa
jantung
13 Kom 1:5
sedang
b. Merawat
infus
c. Merawat 1 Perlak 1:5 Kapas
kateter pengalas
2 Washlap 1:5 Lidi kapas
3 Handuk 1:5 Kassa
4 Bengkok 1:5 Cairan
desinfektan
Sarung
tangan
bersih
Gangguan
kebutuhan
nutrisi akibat
patologis
pencernaan
dan
metabolik
endokrin
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis
Alat Pakai
Pengetahuan Keterampilan dan Jenis Jml
Khusus Pesert
a Didik
Tindakan
keperawatan:
a. Merawat
NGT
b. Memberi 1 Perlak/pengalas 1:5 Makanan
makan melalui cair/susu/
NGT formula
2 Bengkok 1:5 Sarung
tangan
bersih
3 Corong 1:5 Tissu/
kassa
Gangguan
kebutuhan
eliminasi akibat
patologis sistem
pencernaan dan
persarafan
Tindakan
keperawatan
pada gangguan
kebutuhan
eliminas

a. Melakukan 1 Phantom 1:5 Kontainer 1:5


manual fekal pemeriksaan spesimen
rektal
2 Handuk 1:5 Sarung 1:5
tangan
bersih
3 Perlak pengalas 1:5
4 Selimut mandi 1:5
b. Merawat 1 Waskom sedang
kolostomi 2 Bengkok 1:5 Kapas 180 bh
3 Pispot 1:5 Kantong 90 bh
kolostomi
4 Gunting verban 1:5 Sarung 90 ps
tangan
steril
5 Waslap 1:5 Skin 1:5
barrier
6 Stoma Guide 1:5 Kantong 90 bh
plastik
No Capaian Bahan Nama Alat Rasi Bahan
Pembelajaran Kajian o Alat Habis Pakai
Penge Keterampil dan Jenis Jml
tahuan an Khusus Pesert
a Didik
7 Model Panthoom 1 Savlon 225 cc
: 20
Plester 90 bh
Kantung 1:5
plastik
Vaselin 180 cc
Kassa 180 bh
Gangguan
kebutuhan
aktifitas akibat
patologis sistem
muskuloskletal
dan persarafan
danindera

Pemeriksaan Goniometer 1
fisik gangguan :5
sistem Metline 1
muskuloskeletal :5
Model rangka 1
:5
Model otot 1
:5
Chart 1
muskuloskeletal :5
Pemeriksaan Tensi meter dan
fisik gangguan stetoskop Standar
sistem saraf Mengukur
tekanan darah 1 :
5 Kassa 90 bh
Refleks hammer
Standar Alat
untuk mengecek
refleks Gula 90
sdk
Metline Standar
Alat untuk
mengukur
diameter 1 : 5
Kopi 90 sdk
Mistar Standar 1 :

No Capaian Bahan Nama Alat Rasi Bahan


Pembelajaran Kajian o Alat Habis Pakai
Penge Keterampil dan Jenis Jml
tahuan an Khusus Pesert
a Didik
5 Garam 90 sdk
Penlight 1:5 Minyak 90 bh
kayu
putih
Spatel lidah 1:5 Balsem 90 sdk
Bahan bacaan 1:5 Sabun 8 bh
(koran, majalah)
Pulpen, gelas, 1:5 Kapas 90 bh
garpu, sendok,
sisir, dll
Model Otak 1:5
Pemeriksaan Baki dengan
mata pengalas Standar
Menyimpan
peralatan 1 : 5
Penlight Standar
Inspeksi mata 1 :
5 Kapas
panjang450 bh
Opthalmoskop
Standar 1 : 25
Snellen chart
Standar Tes
Penglihatan 1 : 5
Buku Ishihara
Standar
Mengetes buta
warna 1 : 5
Tonometer
Standar
Mengukur
tekanan bola
mata 1 : 5Model
Mata Standar
Latihanpengkajian
1:5
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis
Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampilan Peserta Jenis Jml
Khusus Didik
uji refraksi
Standar 1 :
5 Chart
anatomi
mata
Standar alat
peraga 1 : 5
Tindakan
keperawatan:
a. Melatih
pasien
menggunakan
alat
bantu jalan:
kursi roda,
kruck, tripot
b. Melatih 1 Tensimeter 1:5 Sarung 90 ps
ROM tangan
2 Stetoskop 1:5
3 Termometer 1:5
4 Bantal 1:5
5 Selimut 1:5
mandi
6 Footboard 1:5
7 Bola-bola 1:5
Gangguan
kebutuhan
keseimbangan
suhu tubuh
akibat
patologis
berbagai
sistem tubuh
Tindakan
keperawatan:
a. Memasang 1 Cooler 1:5
cooler blanket blanket
b. Memasang 2 Warmer 1:5
warmer blanket
blanket
Gangguan
kebutuhan
rasa aman dan
nyaman akibat
patologis
sistem
integumen dan
sistem
imunitas
Tindakan
keperawatan:
a. Merawat 1 Perlak 1:5 Sarung
luka bersih pengalas tangan
bersih
No Capaian Baha Nama Rasio Bahan Habis
Pembelajaran n Kajian Alat Alat dan Pakai
Pen Keterampil Peserta Jenis Jml
getahuan an Khusus Didik
2 Bengkok 1:5 Lidi
kapas
3 Bak 1:5 Deppers
instrument
4 Kom kecil 1:5
5 Kom besar 1:5 Plester
6 Pinset 1:5 Bensin
anatomis
7 Gunting 1:5 NaCl
Verban
Kassa
b. Merawat 1 Perlak 1:5 Sarung
luka kotor pengalas tangan
bersih
2 Bengkok 1:5 Lidi
kapas
3 Bak 1:5 Deppers
instrument
4 Kom kecil 1:5
5 Kom besar 1:5 Plester
6 Pinset 1:5 Bensin
anatomis
7 Gunting 1:5 NaCl
Verban
c. Memberi
kompres pada
luka
d. Memasang
restrain
e. Melakukan
test alergi hasil
kolaborasi
f. Prosedur
isolasi pasien
g. Prosedur 1 Gaun 1:5 Sabun
proteksi diri cuci
perawat tangan
Masker
Sarung
tangan
bersih
Kantong
plastik
Keperawatan
Periopratif
Tindakan 1 Perlak alas 1:5 Lotion
keperawatan
pre operatif:
2 Handuk 1:5 Sarung 90 ps
tangan
bersih
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis
Kajian Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampilan Peserta Jenis Jml
Khusus Didik
3 Alat cukur 1:5 Sabun
cukur
4 Waskom 1:5 Tissue
5 Brosur/leaflet 1:5
pre, intra dan
post operasi
6 CD Pre, intra 1:5
dan post
operasi
Tindakan
keperawatan 1 Bak Sarung 90 ps
post operatif instrumen tangan
bersih
2 Gunting 1:5 Kasa 450 bh
hecting steril
3 Pinset 1:5 Betadin 450 cc
anatomis
4 Pinset 1:5
cirurgis
5 Bengkok 1:5
6 Tempat 1:5
sampah
7 Gunting 1:5
verban
8 Perlak 1:5
9 Tensimeter 1:5
10 Stetoskop 1:5
C. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Maternitas
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis Pakai
Pengetahuan Keterampilan Alat dan Jenis Jml
Khusus Peserta
Didik
1 Menguasai Mampu Tindakan
teknik, prinsip, memberikan keperawatan
dan prosedur asuhan pada Ibu hamil :
pelaksanaan keperawatan a.Pemeriksaan 1 Tempat tidur 1:5 Tissue 30 gulung
asuhan/ kepada individu, fisik ibu hamil lengkap
praktek keluarga, dan
keperawatan kelompok baik 2 Phantom ibu 1:5 Alkohol 450 ml
yang dilakukan sehat, sakit, dan hamil
secara mandiri kegawat- 3 Timbangan 1:5 Kapas 900 buah
atau daruratan BB
berkelompok. dengan 4 Pengukur 1:5
memperhatikan TB
aspek bio, 5 Tensimeter 1:5
psiko, sosial 6 Laenek 1:5
kultural, dan (Pinard
spiritual yang Fetoscope)
menjamin 7 Doppler 1:5
keselamatan Fetus
klien (patient Detector
safety), sesuai 8 Reflek 1:5
standar asuhan hammer
keperawatan 9 Metline (Pita 1:5
dan pengukur)
berdasarkan
perencanaan 1 Bengkok 1:5
keperawatan 0
yang telah 1 Termometer 1:5
tersedia 1
1 Kom steril 1:5
2
1 Jangka 1:5
3 Panggul
(Pelvimeter)
1 Haemometer 1:5
4 SAHLI
N Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Alat Bahan Habis Pakai
o Pengetahuan Keterampilan Kajian dan Jenis Jml
Khusus Peserta
Didik
b.Pendidikan 1 Lembar 1:5
kesehatan balik
pada ibu untuk
hamil penyuluhan
ibu hamil
c. Senam 1 Matras 1:5
hamil Senam
Tindakan
keperawatan
pada ibu
post partum:
a.Perawatan 1 Bak 1:5 Lidi 360 buah
vulva instrumen kapas
/Perawatan 2 Pinset 2:5 Betadin 450 ml
luka anatomis
episiotomi 3 Kom 1:5 Sarung 1:5
betadin tangan
4 Kom steril 1:5 Kapas 360 buah
b.Pendidikan 1 Lembar 1:5 Betadin 450 ml
kesehatan balik untuk
pada ibu penyuluhan
post partum KB
(teknik 2 Alat-alat 1:5 Kasa 450 buah
menyusui, kontrasepsi
ASI seperti : pil,
eksklusif, suntikan,
penkes KB, implant,
perawatan IUD,
bayi) kondom,
busa,
tissue,
vagina
3 Lembar 1:5 Kapas 360 buah
balik
untuk
penyuluhan
Teknik
Menyusui
4 Lembar 1:5 Lidi 360 buah
balik untuk kapas
penyuluhan
tentang
ASI
Ekslusif
5 Lembar 1:5 Alkohol 450 ml
balik untuk
penyuluhan
tentang
Perawatan
Bayi
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis
Alat dan Pakai
Pengetahua Keterampilan Peserta Jenis Jml
n Khusus Didik
6 Phantom 1 Alat- 90 buah
lengan untuk : 20 alat KB
pemasangan
implant

7 Kom kecil 1 Spuit 2 90 buah


tertutup :5 ml
8 Kom sedang 1
:5
Tindakan
keperawatan
pada ibu dengan
gangguan
reproduksi :
a.Pemeriksaan 1 Phantom 1 Kapas 360
fisik gangguan reproduksi : 20 buah
sistem reproduksi wanita
2 Bengkok 1 Kasa 450
:5 buah
3 Tromol steril 1 Lidi 360
:5 kapas buah
4 Trolley 1 Sarung 1:5
:5 tangan
5 Timbangan 1 Sarung 1:5
BB :5 tangan
6 Tensimeter 1
:5
7 Stetoskop 1
:5
8 Bak 1
instrumen :5
9 Spekulum 1
cocor bebek :5
10 Duk steril 1
:5
11 Tampon 1
tang :5
12 Ginekologi 1
bed : 10
b.Pendidikan 1 Phantom 1
kesehatan reproduksi : 20
tentang: wanita
kesehatan 2 Lembar balik 1
reproduksi, haid untuk :5
dan penyuluhan
permasalahannya, tentang
penyakit organ kesehatan
reproduksi. reproduksi
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis
Alat Pakai
Pengetahuan Keterampilan dan Jenis Jml
Khusus Peserta
Didik
3 Lembar balik 1
untuk penyuluhan :5
tentang haid dan
permasalahannya
4 Lembar balik 1
untuk penyuluhan :5
penyakit organ
reproduksi
c.Persiapan 1 Spekulum cocor 1 Obyek 1:5
pasien yang bebek :5 glass
akan dilakukan 2 Tenakulum / 1 Sarun 1:5
tindakan Pap kagel tang :5 g
Smear tangan
3 Tampon tang 1 Formul 1:5
:5 ir
pengiri
man
Data
bahan
pemeri
ksaan
4 Phantom 1 Spatel 1:5
pemeriksaan Pap :5
Smear
d.Pemasangan 1 Spekulum cocor 1 Betadi 450 ml
IUD/AKDR bebek (kecil, :5 n
sedang, besar)
2 Tampon tang 1 Kasa 450 buah
:5
3 Sonde uterus 1 AKDR
:5 :
Coppe
r
T,
spiral
4 Panggul phantom 1
pemasangan : 20
IUD
5 Alat peraga 1
pemasangan IUD :5
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis
Kajian Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampilan Peserta Jenis Jml
Khusus Didik
6 Tenakulum / 1:5
kagel tang
7 Tromol 1:5
8 Kom kecil
d.IVA 1 Spekulum 1:5 Asam
(inspeksi cocor bebek Asetat
visual (kecil, 3-
dengan sedang, 5%
asam besar)
asetat) 2 Alat peraga 1:5 Lidi
pemeriksaan kapas
IVA
3 Lampu 1:5 Sarung
kepala Tangan
(head lamp) Steril
4 Bak 1:5
Instrumen
5 Bengkok 1:5
D. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Alat Bahan Habis Pakai
Pengetahua Keterampilan Kajian dan Peserta Jenis Jml
n Khusus Didik
1 Menguasai Mampu Pemeriksaan 1 Timbangan 1:5 Kapas 180 buah
teknik, memberikan bayi/anak bayi
prinsip, dan asuhan sehat 2 Papan 1:5 Kasa 180 buah
prosedur keperawatan pengukur
pelaksanaan kepada individu, Panjang
asuhan/ keluarga, dan Badan bayi
praktek kelompok baik 3 Timbangan 1:5 Plastik 90 buah
keperawatan sehat, sakit, dan BB
yang kegawat- 4 Alat Ukur 1:5 Vaksin 1 : 10
dilakukan daruratan Tinggi Badan BCG, DPT,
secara dengan Anak Polio,
mandiri atau memperhatikan Campak,
berkelompok. aspek bio, Hepatitis
psiko, sosial 5 Pita LILA 1:5 Alkohol 225 ml
kultural, dan /Skinfold
spiritual yang Calipers
menjamin 6 Boneka bayi 1:5 Formulir 1:1
keselamatan DDST
klien (patient 7 Kartu Menuju 1:5 Spuit 1:5
safety), sesuai Sehat (KMS) tuberculin
standar asuhan 8 Termos es 1:5 Spuit 1:5
keperawatan (disposable)
dan 9 Bengkok 1:5
berdasarkan
perencanaan 10 Tempat 1:5
keperawatan sampah
yang telah 11 Lembar balik 1:5
tersedia untuk
penyuluhan
12 Model bahan 1:5
makan
bayi /anak
Standar Alat
peraga untuk
penyuluhan
Tindakan
keperawatan
pada anak
sakit:
a.Perawatan 1 Meja untuk 1:5 Bedak bayi 1:5
bayi sehari- untuk
hari merawat bayi
No Capaian Ba Nama Rasio Alat Bahan Habis
Pembelajaran han Kajian Alat dan Peserta Pakai
Pen Keterampilan Didik Jenis Jml
getahuan Khusus
2 Tempat tidur 1:5 Tissue 180 buah
bayi
(lengkap)
3 Timbangan 1:5 Minyak 1:5
Bayi kayu putih
/telon
4 Lemari 1: Kapas 180 buah
pakaian bayi 20
5 Set 1:5 Sabun bayi 1:5
memandikan
bayi
6 Waskom bayi 1:5 Shampoo 1:5
Tempat air bayi
untuk
memandikan
bayi
7 Phantom 1:5 Cotton bad 180 buah
bayi
8 Waslap 1:5 Baby oil 90 buah
9 Alat 1:5
perawatan
tali pusat
10 Bengkok 1:5
11 Ember 1:5
12 Baju bayi 1:5
13 Kom kecil 1:5
tertutup
14 Kom sedang 1:5
15 Handuk 1:5
b.Perawatan 1 Phantom 1:5 Kapas 90 buah
anak sakit anak
(Pediatric
Care
Simulator)
2 Phantom 1: Alkohol 225 cc
bayi untuk 25
resusitasi
(Neonatal
Resuscitation
Baby)
3 Sendok obat, 1:5 Susu/Bubur 90 buah
gelas ukur susu
obat
No Capaian Ba Nama Rasio Alat Bahan Habis
Pembelajaran han Kajian Alat dan Peserta Pakai
Pen Keterampilan Didik Jenis Jml
getahuan Khusus
4 Nebulizer/ 1:5 Betadin 225 cc
Inhalator Plester 90 buah
Lidi kapas 180 buah
c. 1 Alat bermain 1:5
Melakukan
terapi
bermain
d.Perawatan 1 Tempat tidur 1: Cairan infus 1:5
bayi dalam anak 10
Incubator/ (Pediatric
bayi resiko beds)
tinggi 2 Box Bayi 1: Infus set 1:5
10
3 Inkubator 1: Colostomy 1:5
10 bag
4 Radiant 1: Kondom 1:5
Warmer/ 10 kateter
lampu sorot
5 Timbangan 1:5
bayi
6 Timbangan 1:5
BB
7 Termometer 1:5
8 Tensimeter 1:5
anak dan
bayi
9 Stetoskop 1:5
anak, bayi,
neonatus
10 Pita LILA / 1:5
Skinfold
Calipers
11 Bengkok 1:5
12 Set untuk 1:5
membantu
eliminasi
(BAB dan
BAK)
13 Set untuk 1:5
memandikan
14 Tabung 1:5
oksigen
lengkap
15 Set vena 1:
sectie 10

No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Alat Bahan Habis


Kajian dan Peserta Pakai
Pengetahuan Keterampilan Didik Jenis Jml
Khusus
16 Set lumbal 1:
punksi 10
17 Set 1:
endotracheal 10
18 Tongue 1:5
spatel
19 Icterometer 1:
25
20 Mainan anak 1:5
21 Botol susu / 1:5
dot
22 Perlak 1:5
E. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa
No Capaian Pembelajaran Bahan N Rasio Bahan Habis
Kajian ama Alat Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampilan Peserta Jenis Jml
Khusus Didik
1 Menguasai Mampu 1. Aplikasi
teknik, memberikan Asuhan
prinsip, dan asuhan Keperawatan
prosedur keperawatan pasien dengan :
pelaksanaan kepada individu, a. Kecemasan
asuhan/ keluarga, dan b. Kehilangan dan
praktek kelompok baik berduka
keperawatan sehat, sakit, dan c. Gangguan
yang kegawat- konsep diri
dilakukan daruratan dengan d. HDR (Harga
secara memperhatikan diri rendah)
mandiri atau aspek bio, psiko, e. Isolasi sosial
berkelompok. sosial kultural, f. Halusinasi
dan spiritual yang g. Resiko Perilaku
menjamin kekerasan
keselamatan klien h. Defisit
(patient safety), perawatan diri
sesuai standar i. Regimen
asuhan terapetik
keperawatan dan Tindakan Terapi
berdasarkan modalitas (TAK
perencanaan dan Psikofarmaka)
keperawatan
yang telah
tersedia
F. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Bahan Habis
Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampilan Peserta Jenis Jml
Khusus Didik
1 Menguasai Mampu Tindakan
teknik, memberikan pada
prinsip, dan asuhan keperawatan
prosedur keperawatan gerontik :
pelaksanaan kepada individu, a. Terapi
asuhan/ keluarga, dan kognitif
praktek kelompok baik
keperawatan sehat, sakit, dan b. Terapi
yang kegawat- aktifitas
dilakukan daruratan
secara dengan
mandiri atau memperhatikan
berkelompok. aspek bio, c. Bantuan
psiko, sosial aktifitas
kultural, dan sehari-hari
spiritual yang (activity daily
menjamin living – ADL)
keselamatan pada
klien (patient kelompok
safety), sesuai lansia
standar asuhan
keperawatan d. Senam
dan lansia
berdasarkan
perencanaan
keperawatan
yang telah
tersedia
Tindakan
keperawatan
keluarga :
a.
Pendidikan
kesehatan
pada keluarga
b. Merawat 1 Tensi meter 1:5
anggota
keluarga yang
sakit
2 Stetoskop 1:5
3 Termometer 1:5
No Capaian Pembelajaran Bahan Nama Alat Rasio Bahan Habis
Kajian Alat dan Pakai
Pengetahuan Keterampilan Peserta Jenis Jml
Khusus Didik
4 Tangue 1:5
spatel
5 Penlight 1:5
6 Bak 1:5
instrumen
7 Talquist 1:5
Hemometer
Set
9 Haemometer 1:5
SAHLI
10 Glukotes 1:5
G. Laboratorium Kelompok Keilmuan Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen Bencana
No Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Nama Alat Rasio Alat Bahan Habis
dan Peserta Pakai
Pengetahuan Keterampilan Didik Jenis Jml
Khusus
1 Menguasai 2. Mampu Prosedur
konsep dan melaksanakan bantuan hidup
prinsip prosedur dasar:
pelaksanaan bantuan hidup 1. Pemeriksaan
Bantuan dasar (basic life tingkat
Hidup Dasar support/BLS) kesadaran
pada situasi pada situasi kuantitatif dan
gawat darurat gawat kualitatif
dan atau darurat/bencana 2. Pemeriksaan
bencana, dengan memilih nadi
dan menerapkan 3. Pemeriksaan
metode yang kepatenan jalan
tepat, sesuai nafas
standar dan 4. Pemeriksaan
kewenangannya. pernafasan
5. Tindakan
resusitasi jantung
paru
6. Membuka
jalan nafas
;dengan alat
(opa) dan tanpa
alat ;
a. 1 Adolescent 1:5
Tindakan Choking
mengeluarkan Manikin
benda asing 2 Child 1:5
Choking
Manikin
3 Adult 1:5
Choking
Manikin
4 Casuality 1:5
Simulation
Kits
b. 1 Neck 1:5
Pemasangan Collar
neck collar
No Capaian Bahan Nama Rasio Alat Bahan Habis
Pembelajaran Kajian Alat dan Peserta Pakai
Pen Keterampilan Didik Jenis Jml
getahuan Khusus
c. 1 Bidai 1:5
Tindakan
menghentikan
perdarahan
(positioning &
tourniquet)
2 Tourniquet 1:5
7. Prosedur
tindakan
Bencana
a. Proses
inisiasi
awal pada
Bencana
b. 1 Head 1:5
Evakuasi dan Immobilizer
transportasi 2 Scoop 1:5
korban Stretcher
3 CPR Board 1:5
-
Long
Spinal
Board
4 Tabung 1:5
oksigen
lengkap
5 Body Splint 1:5
Immobilizer
BAB X
STANDAR MINIMUM LABORATORIUM KEBIDANAN
A. LABORATORIUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN (KDK)
NO KOMPETENSI SUBSTANSI MATA SMT NAMA ALAT SPESIFI KEGUN RASIO BAHAN
KAJIAN KULIA KASI AAN ALAT HABIS
H ALAT & PAKAI
PRAKTI
KAN
1 Mampu Pemenuha I 1 Tabung besi wadah 1 : 10 O2
n oksigen oksigen
melakukan kebutuhan
oksigen
pemenuhan
kebutuhan fisik 2 Humidifier logam mengat 1 : 10 Selang
dan ur O2
kaca tekanan
meng
ukur
3 Standart besi dan memud 1 : 10 Kanul
tabung beroda ahkan nasal
O2 mobilisa
si O2
melindu
ngi
dari
kecelak
aa n
kerja
4 Tromol steinles menyim 1 : 10 Sungk
kassa s pan
kassa up
DTT/ Oksig
steril
5 Bengkok steinles tempat 1 : 10 Kassa
s samp
ah
6 Baki + steinles tempat Vaseline
alas s memba
wa alat
Sarung
tangan
Plester
Aquadest
NO KOMPETENSI SUBSTAN MATA SMT NAMA ALAT SPESIFI KEGUN RASIO BAHAN
SI KAJIAN KULIA KASI AAN ALAT HABIS
H ALAT & PAKAI
PRAKTI
KAN
Pemenuha 1 Baki + steinles tempat 1:5 Tissue
n alas s alat makan/se
kebutuhan yang r bet
nutrisi dibutuhk
a. Per oral an
2 Piring kaca/ tempat 1:5 makanan
keramik/
steinle
3 Gelas kaca/ empat 1:5 minuman
beserta keramik/ air
tutup dan steinle minum
alasnya ss
4 Sendok steinl meny 1:5
dan garpu ess endok
makana
n
b. Per 1 Phanto silikon Pema 1 : 10 Selang
sonde/NGT m NGT /karet sangan NGT
NGT
2 Baki + steinles tempat 1:5 Senter
alas s alat
yang
dibutuhk
an
3 Stetoskop karet untuk 1:5 Handscon
* dan auskulta
steinles si
s
4 Gelas kaca untuk 1:5 Plester
ukur menguk
ur
manaka
n
5 Arteri steinles untuk 1:5 Spuit 50
klem* s menjepit cc
selang
6 Bengkok steinles tempat 1:5 Tissue
s alat/bah
an kotor
NO KOMPETENSI SUBSTANS MATA SMT NAMA ALAT SPESIFI KEGUNAA RASIO ALAT BAHAN
I KAJIAN KULIAH KASI N & HABIS PAKAI
ALAT PRAKTIKAN

7 Kom steinless tempat 1:5 Susu/bubur susu


cairan untuk
Jelly

feeding bag

c. Monitor 1 Baki + steinless tempat alat 1:5 Sarung tangan


status nutrisi alas yang
dibutuhkan

2 Pen light/ plastik/ untuk 1:5 Kassa


senter steinless menerangi
3 Penekan steinless untuk 1:5 Spidol
lidah
4 Stetoskop karet untuk 1:5 Batu baterai kecil
dan auskultasi
steinless

5 Pengukur kayu untuk 1:5 Kertas


PB bayi mengukur
panjang
6 Pita plastik untuk 1:5 Infus set
pengukur/ mengukur
metelin lebar
7 Timbanga steinless mengukur 1:5 Cairan infus
n /besi berat badan

8 Kaliper plastik/ mengukur 1:5 Infus/IV line


(Mikrotoa) steinless tinggi badan berbagai ukuran
NO KOMPETENS SUBSTANSI MATA SMT NAMA ALAT SPESIFIKAS KEGUNAAN RASI BAHAN HABIS
I KAJIAN KULIAH I ALAT O PAKAI
ALAT
&
PRAK
TIKAN
Pemenuhan 1 Bak steinless tempat alat 1:5 Verband
kebutuhan instrumen
cairan dan bertutup
elektrolit 2 Standar steinless menggantung 1:5 Betadin
infus ka n cairan
infus
3 Torniquet Standar pembendu 1:5 Kassa
ngan
pembuluh

4 Bengkok steinless tempat 1:5 hipavix


kotoran

5 Gunting Standar menggunting 1:5 Kapas


plaster dan
kassa
6 Phantom Model lengan Model 1:5 Alkohol 70%
lengan untuk dengan
pasang infus bahan
elastis
7 Tromol steinless menyimpan 1:5 Sarung tangan
kassa kassa

8 Kom kapas steinless menyimpan 1:5 Plester


kapas

9 Tempat Standar membuang 1:5


sampah sampah
10 Pols teller Standar menghitung 1:5
nadi
11 CD media 1 : 40
pemasangan pembelajaran
infus *
BAB X
PENUTUP

Buku panduan adalah buku yang menyajikan informasi dan memandu atau
memberikan tuntunan kepada dosen, pengelola laboratorium, dan pengelola kampus/
sekolah untuk mengembangkan dan memanfaatkan laboratorium lebih maksimal,
khususnya dalam mendukung implementasi Kurikulum KKNI yang menekankan
pada pendekatan dan keterampilan. Sebuah buku panduan dikatakan berhasil apabila
panduan yang disampaikan di dalam buku tersebut dapat dipahami dan diterapkan
dengan baik oleh pembacanya. Buku “Panduan Pengelolaan dan Pemanfaatan
Laboratorium ” ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan laboratorium baik untuk kegiatan intra
kurikuler maupun ekstra kurikuler . Peran dosen dan pengelola laboratorium di sini
adalah sebagai fasilitator penyampaian informasi yang terdapat di dalam buku agar
dapat sampai kepada mahasiswa.
Buku panduan ini juga diharapkan dapat digunakan untuk merencanakan dan
melaksanakan pendekatan dan pengembangan keterampilan, khususnya pada mata
kuliah yang ada di masing – masing program studi , baik yang dilaksanakan secara
indoor (dalam laboratorium) maupun outdoor (menggunakan lingkungan sekitar
sekolah). Selain itu juga memberikan wawasan tambahan kepada dosen dan
mahasiswa bahwa ada varian percobaan yang mungkin belum pernah mereka tahu
yaitu percobaan berbasis lingkungan.

Saran dan Ucapan Terimakasih


Panduan ini tidak akan dapat dilaksanakan secara maksimal oleh pihak pengguna
di kampus / sekolah tanpa dukungan dan bantuan dari pemerintah melalui instansi
yang terkait langsung dengan terselenggaranya kegiatan laboratorium di kampus.
DAFTAR PUSTAKA

Emha, M.S.H., 2006. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Freshney, R.I. (1990). Culture of Animal Cells. A manual of Basic Technique. 2nd-ed.
New York:John Wiley dan Sons, Inc. Publication.
Hendro Kusumo, 2009. Bagaimana Bekerja di Laboratorium?. Klaten: Intan
Pariwara.
Jahya, Ranawidjaja. 1998. Panduan Pengelolaan Laboratorium
KLINIK. Jakarta:Bhratara
Jenny Frost. 1995. Teaching Science. London: The Woburn Press.
Khamidinal, 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Krathwohl, D. R. 2002. A revision of Bloom’s taxonomy: An overview. Theory into
Practice, 41(4), 212-218.
Legiman, 2013. Fungsi Laboratorium dalam Pembelajaran Kimia.
web.lpmpjogja.org. 15 Februari 2013
Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Lembaran Negara Tahun
2005 Nomor 41. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 45. Jakarta: Sekretariat Negara.
Rezba, R.J., Sprague, C.S., Fiel, R,I., Funk, H.J., Okey, J.R., and Jaus. H.H., 1995.
Learning and Assessing Science Process Skills. Iowa: Kendall/Hunt
Publishing Company.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wirjosoemarto,Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium KLINIK

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Perabot
Lampiran 2: Daftar Peralatan Laboratorium Klinik

Alat-alat laboratorium KLINIK ada yang bersifat umum dan ada pula yang
sangat spesifik tergantung kegunaannya. Berikut ini merupakan daftar beberapa alat-
alat laboratorium KLINIK yang dikelompokan berdasarkan kegunaannya:
No Nama Kegunaan

1. Anemometer mengukur kecepatan angin

2. Batang pengaduk mengaduk

3. Botol cuci membilas

4. Botol reagen menyimpan reagen

5. Botol tetes meneteskan

6. Buret titrasi

7. Corong pemisah memisahkan

8. Freezer menyimpan bahan-bahan KLINIK

9. Fume Hood (lemari menyimpan bahan kimia berbahaya


asam)

10. Hemasitometer menghitung jumlah sel darah

11. Higrometer mengukur kelembaban udara

12. Insektarium memelihara insekta

13. Multimeter Mengukur kuat arus, beda potensial dan nilai


hamabatan

14. Jala plankton mengambil plankton dari habitatnya


15. Jala serangga menangkap serangga dari habitatnya

16. Mikroskop cahaya mengamati benda-benda mikroskopis

17. Model organ peragaan organ tubuh manusia

18. Neraca menimbang bahan

19. pHmeter mengukur pH larutan

20. Pipet volumetrik mengambil cairan dalam jumlah tertentu sesuai


kapasitasnya (ukuran 1 ml, 5 ml, dan 10 ml)

21. Pooter menangkap serangga

22. Potometer mengukur kecepatan penyerapan air oleh tumbuhan

23. Psikrometer mengukur banyaknya penguapan air pada satuan


(atmometer) luas

24. Refrigerator menyimpan bahan-bahan KLINIK

25. Respirometer mengukur volume udara pernafasan

26. Sacci disk mengetahui derajat kekeruhan air

27. Sphygmomanometer mengukur tekanan darah

28. Tally counter menghitung satu persatu

29. Terarium mengamati perilaku hewan seperti: katak, reptil,


burung

No Nama Kegunaan
30. Torso peragaan anatomi tubuh manusia

31. Trolley membawa alat-alat dan bahan

32. Vaskulum menyimpan sampel botani yang dikumpulkan pada


saat kerja lapangan

Lampiran 3: Daftar Induk Dokumen Laboratorium


STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
DAFTAR INDUK DOKUMEN

Tanggal, bulan, tahun

No. No. Dokumen Nama Dokumen Tgl. Berlaku Revisi

1. Buku Pedoman Lab KLINIK

2. Daftar Inventaris Sarana Fasilitas

3. Daftar Inventaris Peralatan Lab

5. Daftar Buku Proposal Praktikum

7. Daftar Petunjuk Pengoperasian Alat

8. Buku Surat Masuk

9. Buku Surat Keluar

10. Buku Catatan Peminjaman

Mengetahui, Jombang …………………2022

Ketua STIKES Kepala Laboratorium Klinik

______________________ ________________________
Lampiran-4: Contoh Format Tabel Penunjang Administrasi Laboratorium

FORMAT A
DATA GEDUNG DAN RUANGAN
LABORATORIUM

NO NAMA GEDUNG JENIS RUANGAN KETERANGAN


Lampiran-5: Contoh Tata tertib di Laboratorium

TATA TERTIB LABORATORIUM KLINIK


TATA TERTIB UNTUK MAHASISWA/I
1. Mahasiswa tidak diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium tanpa seijin petugas
laboratorium.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang Laboratorium,
kecuali untuk praktikum. Mahasiswa dilarang makan dan minum di ruang Laboratorium.
3. Mahasiswa tidak diperkenankan membawa alat-alat/bahan praktikum ke luar ruangan
Laboratorium tanpa seijin petugas laboratorium.
4. Mahasiswa dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.
5. Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan atau
sesuai anjuran dosen.
6. Dalam melakukan praktikum, hendaknya digunakan bahan yang seminim mungkin/
secukupnya.
7. Mahasiswa wajib memakai peralatan proteksi diri; seperti jas laboratorium, masker,
kacamata pelindung, dan sarung tangan.
8. Mahasiswa dilarang bermain di dalam laboratorium, dilarang melakukan
percobaan/eksperimen sendiri tanpa sepengetahuan dosen.
9. Jika dalam praktikum Mahasiswa merusakkan/ memecahkan alat, maka yang bersangkutan
wajib menggantinya sesuai dengan ketentuan yang tertulis dalam SOP (Standart Operating
Procedures) Kerusakan Pemakaian Peralatan Laboratorium dan Glassware.
10. Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (kena pecahan kaca, terbakar, tertusuk, tertelan
bahan kimia) harap segera melapor kepada petugas laboratorium.
11. Label bahan kimia yang rusak/hilang harap segera dilaporkan kepada petugas laboratorium.
12. Jagalah kebersihan dan buanglah sampah pada tempatnya. Dilarang membuang sampah
padat ke wastafel.
13. Setelah selesai praktikum, alat-alat/bahan hendaknya dikembalikan ke tempat semula
dalam keadaan lengkap, bersih dan siap pakai. Kebersihan alat/glassware adalah tanggung
jawab Mahasiswa dibawah pengawasan dosen dan petugas laboratorium.
14. Sebelum meninggalkan ruang Laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih
dan kering, kursi diletakkan rapi/ditata di tempat semula, kran air dan gas ditutup rapat,
kontak listrik dicabut.

Direktur Lboratorium
ITSKes ICME Jombang

Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.,MM


TATA TERTIB LABORATORIUM KLINIK

TATA TERTIB UNTUK DOSEN


1. Dosen wajib mengisi Form Pemakaian Ruang Laboratorium, dan Form Peminjaman Alat
dan Bahan yang sudah disiapkan oleh petugas laboratorium.
2. Dosen harus selalu mengawasi Mahasiswa yang sedang melakukan percobaan/praktikum,
dan tidak sekali-kali meninggalkannya.
3. Dosen harus mampu menguasai penggunaan alat/ bahan praktikum dengan benar.
4. Dosen harus dapat menguasai dengan penuh disiplin Mahasiswa di ruang laboratorium.
5. Dosen harus tahu dan paham bahwa Mahasiswanya mengerti tata-tertib dan melaksanakan
tata tertib tersebut dengan baik.
6. Dosen harus selalu menjaga kebersihan ruang alat dan bahan praktikum dan membuang
sampah pada tempatnya.
7. Alat-alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum hendaknya disiapkan sebelumnya
dalam keadaan siap pakai.
8. Dosen selalu memberikan petunjuk penggunaan alat/ bahan kepada Mahasiswanya.
9. Dosen selalu memberikan peringatan/perhatian kepada Mahasiswanya jika mungkin dapat
menimbulkan bahaya dalam melakukan praktikum.
10. Dosen selalu memberikan peringatan/perhatian tentang sesuatu yang perlu mendapat
perlakuan khusus.
11. Dosen harus menguasai prosedur keselamatan kerja dalam laboratorium, termasuk harus
dapat menguasai penggunaan alat pengaman (pemadam kebakaran, kotak PPPK, kontak
listrik, dll).
12. Dosen wajib mengawasi Mahasiswa dalam membersihkan apparatus/glassware,
memastikan semua apparatus/glassware bersih setelah dipakai dan ditata rapi di tempat
semula.
13. Dosen bertanggung jawab atas kelengkapan alat/bahan, jangan sampai hilang/rusak/ pecah,
14. Selesai praktikum, ruangan laboratorium harus dalam keadaan bersih, kran air dan gas
ditutup rapat, kontak listrik dicabut.
Kepala Lab. Klinik
STIKES ICME Jombang

Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.,MM


Lampiran 6: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Laboratorium

1) Kepala Laboratorium
Kualifikasi kepala laboratorium klinik adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan minimal magister (S2);
b) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;
2) Staf Laboratorium
Kualifikasi teknisi laboratorium klinik adalah sebagai berikut:
- Minimal lulusan sarjana (S1) yang relevan
- Berpengalaman minimal 2 tahun
Lampiran 7
TUGAS POKOK

DIREKTUR LABORATORIUM
1. Membuat perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana Laboratorium setiap semester
2. Membuat tata tertib penggunaan laboratorium dan memberlakukannya kepada semua
pengguna laboratorium (mahasiswa, dosen dan pihak lain)
3. Menyediakan petunjuk operasional penggunaan semua alat yang ada di laboratorium
ditempatkan sedemikian rupa sehingga aman dan mudah dibaca oleh pengguna alat
4. Mengatur jadwal praktikum yang diajukan Program Studi melalui proposal praktik
laboratorium
5. Menginventaris dan melakukan pengadaan kebutuhan bahan dan alat laboratorium yang
diperlukan
6. Memfasilitasi penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen /
mahasiswa
7. Membina semua tenaga laboran di laboratorium antara lain membuat deskripsi tugas staf
laboratorium dan mengawasi pelaksanaannya.
8. Membuat laporan kegiatan laboratorium setiap tahun
9. Meningkatkan kerja sama antar laboratorium di lingkungan ITSKes ICME Jombang

WAKIL DIREKTUR LABORATORIUM


1. Membantu Direktur dalam menyusun rencana kerja serta anggaran untuk kebutuhan
laboratorium
2. Membantu Direktur dalam memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan di
Laboratorium
3. Membantu Direktur dalam mengambil keputusan dan kebijakan-kebijakan yang
dianggap perlu untuk kebaikan dan kemajuan Laboratorium
STAFF LABORATORIUM
1. Memeriksa, mencatat, menginventaris dan mengevaluasi peralatan dan bahan di
laboratorium
2. Bersama- sama dengan kepala laboratorium dan program studi membuat Stamdar
Operasional Prosedur dalam penggunaan semua alat dan bahan yang ada di
laboratorium
3. Melakukan uji coba peralatan laboratorium yang baru dan mengatur penmepatan
peralatan sesuai dengan fungsinya
4. Merawat dan memelihara peralatan laboratorium serta melakukan maintenance alat
apabila ada kerusakan
5. Melakukan pelayanan administrasi alat dan bahan laboratorium
6. Membantu melakukan inventaris dan pengadaan kebutuhan alat dan bahan di
laboratorium
7. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk keperluan praktikum serta melayani
peminjaman alat dan bahan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat yang
dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai