Anda di halaman 1dari 118

2021

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


FARMAKOLOGI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
BUKU PANDUAN PRATIKUM LABORATORIUM
MATA KULIAH FARMAKOLOGI

MAHASISWA SEMESTER II

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON

TAHUN AJARAN 2020/2021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON

2021
Farmakolog
i1
TIM PENYUSUN

Zaitun, APP, MPH

Fitri Alfiani, S.Farm, M.KM, Apt

Farmakolog
i2
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON

A. VISI
Menjadi Prorgam Studi Vokasi Diploma III Keperawatan yang berkarakter dan
IPTEKS keperawatan. Unggul, berdaya saing dibidang keperawatan kegawat
daruratan pada tahun 2024.

B. MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan tenaga keperawatan dalam menghasilkan
lulusan tenaga perawat vokasi yang berkarakter, profesional dan berdaya
saing dalam bidang keperawatan kegawat daruratan.
2. Menyelenggarakan kegiatan peneliian berbasis praktik keperawatan
dalam upaya pengembangan ilmu keperawatan.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepeda masyarakat dalam upaya
promotif, preventif dan rehabilitatif yang berbasis hasil penelitian.
4. Meningkatkan jejaring kerjasama dengan berbagai institusi untuk kegiatan
tri darma perguruan tinggi ditingkat nasional dan internasional.

Farmakolog
i3
SURAT PENETAPAN
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Edi Ruhmadi.S.Kep, M.Kes

NIP : 197012071993031001

Jabatan : Ketua Program Studi Keperawatan Cirebon

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Dengan ini menetapkan Buku Panduan Pratikum Laboratorium mata kuliah


Farmakologi Tahun Akademik 2020/2021 sebagai acuan pelaksanaan pratikum di
Laboratorium Terpadu Kampus Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Ditetapkan di Cirebon
Tanggal, 17 Maret 2021

Program Studi Keperawatan Cirebon


Ketua,

Edi Ruhmadi. S.Kep, M.Kes


NIP. 197012071993031001

Farmakolog
i4
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat karunia-Nya
Modul Pratikum Mata Kuliah Farmakologi dapat kami susun. Modul pratikum ini
disusun sebagai panduan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
melaksanakan praktik Farmakologi dengan menitikberatkan pada berbagai
keterampilan yang berhubungan dengan farmakologi, khususnya dalam pemberian
pengobatan. Modul ini diharapkan menjadi buku acuan belajar bagi mahasiswa.

Modul ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab itu saran dan
masukan yang postif sangat kami harapkan demi perbaikan modul ini. Semoga
modul ini memberikan mamfaat bagi yang membacanya.

Cirebon, 17 Maret 2021

Penyusun.

Farmakolog
i5
DAFTAR ISI

Cover Buku Panduan Praktikum 1


Laboratorium ..............................................
Tim Penyusun ................................................................................................ 2
Visi Misi Prodi Keperawatan Cirebon 3
…………………………………………… 4
Penetapan Buku Panduan Pratikum
Laboratorium .........................................
Kata 5
Pengantar ...............................................................................................
Daftar 6
isi ..........................................................................................................
Bab I 7
Pendahuluan...........................................................................................
Bab II Pelaksanaan 11
Praktikum ........................................................................
Bab III 19
Evaluasi ...............................................................................................
Daftar 22
Pustaka ................................................................................................
Lampiran ........................................................................................................ 23
.

Farmakolog
i6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Kuliah


Pada mata kuliah ini mahasiswa belajar tentang konsep farmakologi, peran
perawat dalam pemberian obat serta mampu melaksanakan pemberian obat
melalui rute sistemik maupun lokal.

B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Pada akhir pratikum, peserta didik dapat :
1. Mampu menguasai prinsip penatalaksanaan farmakologi (CP.P.03)
2. Mampu melaksanakan pemberian obat oral, topikal, parentral, inhalasi
dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang
didelegasikan. (CP.KK.04)

C. Bahan Kajian :
1. Standar Operasional Prosedur obat oral, bukal dan sublingual
2. Standar Operasional Prosedur obat tetes mata
3. Standar Operasional Prosedur obat kulit
4. Standar Operasional Prosedur obat tetes hidung dan telinga
5. Standar Operasional Prosedur inhaler dosis terhitung dan nebulizer
6. Standar Operasional Prosedur obat pervaginam dan rectal

Farmakolog
i7
7. Skenario kasus :
1) Menghitung dosis obat
2) Menyiapkan obat dari vial dan ampul
Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa :
1. Memberikan obat oral, buka dan sublingual
2. Memberikan obat parentral (IV, IM, SC, IC)
3. Memberikan obat kulit
4. Memberikan obat tetes hidung dan telinga
5. Memberikan obat inhaler dosis terukur
6. Membrikan obat pervaginam dan rektal.
D. Metode dan bentuk pembelajaran
Adapun metode pembelajaran pratikum laboratorium ini berupa :
1. Demonstrasi
Adalah metode pembelajaran untuk mendemonstrasikan penggunaan alat
atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya
yang dilakukan oleh Dosen atau instruktur, selanjutnya mahasiswa
diberikan kesempatan untuk melakukan latihan keterampilan dengan
dibawah bimbingan dosen atau instruktrur.
2. Simulasi (role play)
Metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan
situasi atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam
berinteraksi dengan situasi dilingkungannya.
3. Studi kasus
Berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian atau situasi tertentu,
kemuadian mahasiswa mencari alternatif pemecahannya.
4. Responsi
Suatu metode yang memeriksa laporan pratikum mahasiswa yang
dilakukan oleh dosen atau instruktur.
5. Portofolio
Merupakan kumpulan dokumen yang terorganisir berisi referensi atau
sebagai bahan dasar praktik. Portofolio disusun untuk laporan kegiatan
pratikum laboratorium yang memuat tentang tehnik yang dipraktekkan,
target pembelajaran yang terpenuhi.

Farmakolog
i8
E. Alokasi Waktu
1 SKS = 1 SKS X 170 menit X 14 minggu = 2.380 menit / semester (jadwal
terlampir).

F. Tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa


Tugas yang harus diselesaikan adalah :
1. Setiap mahasiswa diwajibkan mempelajari Standar Operasional Prosedur
Tindakan baik yang diberikan oleh dosen berupa pedoman pratikum atau
buku sumber yang direkomendasikan sebelum mengikuti pratikum.
2. Setiap kelas dibagi menjadi 14 Kelompok, tiap kelompok ditugaskan
menyusun laporan pratikum berupa portofolio. (daftar kelompok
terlampir).

G. Penilaian Akhir (Aspek dan Bobot)


1. Prasarat mengikuti ujian :
Kehadiran :
1) Kehadiran ≥ 80 % tanpa persyaratan
2) Kehadiran 60 % - 79 % dengan persyaratan / penugasan
3) Kehadiran ≤ 59 % tidak diperkenankan mengikuti ujian.
2. Jenis Penilaian
Praktik Laboratorium dan laporan pratikum.
3. Cara Penilaian :
Ujian Pratikum dengan menggunakan metode OSCA
4. Bobot Penilaian :
Penilaian Laboratorium (1/3 x 100%), meliputi komponen :
1) Laporan Pratikum : 30 %
2) Ujian Pratikum : 70 %
5. Nilai Batas Lulus :
1) Praktikum Laboratorium : 70
2) Sasaran mutu : 3,25

Farmakolog
i9
BAB II
PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Tata Tertib Pratikum


Selama mengikuti kegiatan belajar di laboratorium mahasiswa wajib
melaksanakan tata tertib sebagai berikut :
1. Mahasiswa menggunakan jas lab dan sandal sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Mahasiswa menyimpan tas pada loker yang telah disediakan.
3. Saat pratikum, mahasiswa tidak diperkenankan mengaktifkan telepon
genggam/leptop/kamera/termasuk model gadget yang lainnya.
4. Tidak diperkenankan keluar masuk ruang pratikum, kecuali untuk ke toilet
atau sholat atas seizin dosen.
5. Setiap mahasiswa diharapkan menjaga ketertiban dan ketenangan
diruang pratikum.
6. Mahasiswa tidak diperkenankan makan dan minum di ruang pratikum
7. Sebelum melaksanakan pratikum, mahasiswa sudah mempelajari
prosedur pratikum dan teori yang berkaitan dengan topic pratikum.
8. Setelah selesai pratikum, alat-alat dibersihkan/dicuci lalu dikembalikan
ketempat semula.
9. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir kegiatan pratikum.
B. Materi Pratikum
Adapun keterampilan yang dipraktekkan di laboratorium, adalah :
Farmakolog
i 10
1. Menghitung dosis obat
2. Menyiapkan sediaan injeksi
3. Menyiapkan obat topikal kulit
4. Menyiapkan obat pada mata
5. Menyiapkan obat tetes dan semprot hidung
6. Menyiapkan obat inhaler dosis terukur
7. Menyiapkan obat oral, bukal dan sub lingual
8. Menyiapkan obat rectal dan pervaginam
9. Pengolohan tanaman herbal sederhana

C. Laporan Pratikum
Mahasiswa setiap selesai mengikuti pratikum di laboratorium wajib membuat
laporan pratikum, adapun laporan dibuat oleh kelompok yang telah
ditentukan.
Laporan dibuat dalam bentuk fortopolio mencakup :

Contoh laporan pratikum farmakologi :

Cover :

LAPORAN PRATIKUM FARMAKOLOGI


PROSEDUR PEMBERIAN OBAT ORAL

Farmakolog
DISUSUN OLEH
i 11
KELOMPOK 3
Lembar Pengesahan :

Disusun untuk memenuhi tugas Pratikum Farmakologi


Program Studi Keperawatan Cirebon

Dikoreksi oleh Pembimbing Pratikum

Nama :..........................
Farmakolog NIP : .....................
i 12
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Judul Pratikum :
Tanggal pratikum :
Tujuan pratikum :
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus

BAB II TINJAUAN TEORI


1. Pengertian
2. Tujuan
3. Indikasi dan kontra indikasi
4. Persiapan alat
5. Cara pemberian
6. Hal-hal yang harus diperhatikan

BAB III PELAKSANAAN PRATIKUM


1. Metode :
2. Persiapan alat
3. Cara kerja
4. Kendala yang dihadapi
5. Pemecahan masalah dalam menghadapi kendala

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Farmakolog
i 13
BAB III
EVALUASI

A. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran diukur dari evaluasi kemampuan mahasiswa yang
diperoleh selama proses pembelajaran.
Komponen evaluasi meliputi tingkat kognitif, keterampilan dan sikap.

B. Kriteria Boleh Mengikuti Ujian Pratikum


1. Kehadiran pratikum 100 % kecuali jika sakit dengan surat keterangan
dokter dan wajib mengganti dengan mengikuti pratikum di kelas lain atau
melaksanakan praktikum mandiri dengan didampingi oleh dosen.
2. Telah mengumpulkan semua tugas yang telah ditentukan dalam bentuk
laporan tertulis.

C. Jenis Penilaian
Praktik Laboratorium dan laporan pratikum.
Untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa menggunakan daftar tilik dengan
Lima Butir Skala Penilaian Bondy, sebagai berikut :
TINGKAT
SKALA STANDAR KUALITAS BANTUAN
SKOR
INDIKATOR PROSEDUR PENAMPILAN YANG
DIPERLUKAN

Farmakolog
i 14
MANDIRI 5 Aman Terampil Tidak
Akurat Percaya diri membutuhkan
Dapat mencapai tepat arahan
hasil yang
diharapkan
Prilaku sesuai
dengan konteks
DISUPERVI 4 Aman Terampil Sewaktu
SI Akurat Percaya diri waktu
Dapat mencapai Cukup tepat membutuhkan
hasil yang arahan
diharapkan
Prilaku sesuai
dengan konteks
DIBANTU 3 Aman Terampil Sering
Akurat melakukan membutuhkan
Dapat mencapai sebagian besar petunjuk
sebagian besar langkah apabila secara lisan
hasil yang dibantu dan fisik
diharapkan. selaian
Prilaku secara arahan yang
umum sesuai mendukung.
dengan konteks
MARJINAL 2 Aman hanya jika Belum terampil Terus
diarahkan. Belum efisien. menerus
Tidak membutuhkan
sepenuhnya arahan secara
akurat. lisan dan fisik.
Tidak
sepenuhnya
mencapai hasil
yang
diharapkan.
TERGANTU 1 Tidak aman. Belum terampil Terus
NG Belum mampu Belum mampu menerus
menunjukkan menunjukkan membutuhkan
prilaku yang prosedur/prilaku petunjuk nyata
diharapkan. yang secara lisan
Prilaku belum diharapkan. dan fisik.
sesuai dengan
konteks.

D. Cara Penilaian
Ujian keterampilan menggunakan metode OSCA
E. Bobot Penilaian
Penilaian Laboratorium (1/3 x 100%)

Farmakolog
i 15
1) Laporan Pratikum : 30 %
2) Ujian Praktikum : 70 %
F. Nilai Batas Lulus
1) Praktikum Laboratorium : 71
2) Sasaran mutu : 3,25

DAFTAR PUSTAKA

1. Joyce, L. K.and Hayer, E. R., 1996, Farmakologi, Pendekatan Proses


Keperawatan, Alih Bahasa Peter A, Jakarta : EGC.
2. Katgzung,1988, Farmakologi Dasar dan Klinik, Alih bahasa staf dosen
Farmakologi FK. Unsri, Editor Azwar A., Edisi VI, Jakarta : EGC
3. Potter and Perry, 2005, Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan
Praktik, Edisi 4, Jakarta : EGC
4. Judith H. D. and April H. V., 2005, Pedoman Obat Perawat, Alih Bahasa Y.
Kuncara & Palupi W, Jakarta,EGC
5. DOI (Daftar Obat Indonesia)
6. Priyanto, 2010, Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan
Keperawatan, Editor Lilian Batubara, Depok, Jabar, Leskonfi
7. Nur Falah Setyawati, 2015, Dasar-Dasar Farmakologi Keperawatan, Nafsi
Publisher
8. Kementerian Kesehatan RI, Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan :
Farmakologi dalam Keperawatan
9. Keperawatan Dasar : Manual Keterampilan Klinik, Elsevier 2013.

Farmakolog
i 16
LAMPIRAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGHITUNG DOSIS OBAT


1. Pengertian :
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang pasien, baik untuk obat dalam maupun obat luar.
2. Tujuan :
Tujuan menghitung dosis adalh untuk mencegah kesalahan dalam pemberian
obat dan memenuhi prinsip benar dosis.
3. Ketentuan umum tentang dosis :
1) Dosis maksimum (DM)
Dosis ini berlaku untuk pemakaian satu kali dan satu hari.
2) Dosis lazim
Dosis ini merupakan petunjuk yang tidak mengingat, tetapi digunakan
sebagai pedoman umum.
3) Regimen dosis
Jadwal pemberian dosis suatu obat
4) Loading dose
Dosis muatan sebagai dosis awal sehingga tercapai kadar dalam darah
yang cukup untuk menghasilkan efek terapetik.
5) Maintenance dose
Dosis pemeliharaan untuk mempertahankan kadar obat dalam darah agar
tetap menghasilkan efek terapetik.
4. Pertimbangan pengaturan dosis :
1) Khusus untuk pasien geriatrik dan pediatrik
2) Geriatrik berhubungan dengan penurunan tingkat fisiologis terkait usia.

Farmakolog
i 17
3) Pediatrik memiliki boot lebih kecil dari pada pasien dewasa dan sistem
tubuh tertentu belum berfungsi dengan sempurna.
Rumus Menghitung Dosis Obat :
1. Rumus Dosis
Rumus dasar mudah untuk diingat dan lebih sering dipakai dalam penghitungan
dosis obat adalah : x V=A
Dimana :
D: adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
H: adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial)
V: adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
A: adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien
Contoh 1 :
Perintah : Ampicillin 0,5 g peroral 2 kali sehari. Obat yang tersedia ampicilln 250
mg/capsul.
Jawab :
Langkah 1 : Konversi g menjadi mg 5 g = 500 mg
Langkah 2 : x V=A 500/ 250 X 1 capsul = 500/250 = 2
Jadi pasien mendapat 2 caps

2. Rasio dan Proporsi


Metode rasio dan proporsi :
D: adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
H: adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial)
V: adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
X: adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien
Contoh 2:
Soal : Perintah ampicillin 4 x 100 mg, tersedia ampicillin 250 mg/5 mL
Jawaban : Konversi tidak diperlukan karena keduanya dinyatakan dalam unit
pengkuran yang sama.
H:V=D:x
250 mg : 5mL = 100 mg : x mL
250 x = 500
X = 2 Ml

Latihan 1
1) Perintah Cimetidin 0,4 g, peroral, 4 x 1. Tersedia 400 mg.
2) Perintah : Dexametazone 1 mg peroral. Tersedia dexamatazone 0,5 mg
tablet.
Farmakolog
i 18
3) Perintah: Fenobarbital gr ., peroral 3 kali 1. Tersedia Fenobarbital 15 mg
tablet.

3. Berat Badan
Metode berat Badan dalam penghitungan memberikan hasil yang individual
dalam dosis obat dan tediri dari 3 langkah :
1) Konversi jika perlu ( 1 kg : 2,2 lb)
2) Tentukan dosis obat per BB dengan mengalikan Dosis obat X BB = dosis
klien perhari
3) Ikuti rumus dasar atau metode rasio dan proporsi untuk menghitung dosis
obat
Contoh 3
1) Perintah Flourroasil 12 mg/kg/hari intra vena, tidak melebihi 800 mg/hari.
Berat pasien 132 lb
Konversi pound menjadi kg ( 1 kg=2,2 pound)132 : 2,2 = 60 kg
mg X kg = dosis klien 12 X 60 + 720
Jawab : Flourroasil 12 mg/kg /hari = 720 mg

2) Perintah cefaclor 20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiga. BB anak 31 lb. Label
obat Cefaclor 125 mg/5 mL.
Jawab :
a. Konversi pound menjadi kg ( 1 kg=2,2 pound) 31 : 2,2 = 14 kg
b. 20 mg X 14 kg = 280 mg/hari .
280 : 3 dosis = 93 mg/dosis
x V= 93/125 X 5 = 465 / 125 = 3,7 ml
Atau
H:V=D:X
125 MG : 5 mL = 93 mg : x mL
125 x = 465
X = 465/125 = 3,7 ml

Latihan 2
1) Feniton atau Dilantin 5 mg/kg/hr, dalam dosis terbagi 2. Berat badan pasien 55 lb.
2) Sulfizoksasol 50 mg/kg/hr dalam dosis terbagi 4. Berat badan anak 44 lb.
3) Albuterol 0,1 mg/kg/hr dalam dosis terbagi empat, Brat badan pasien 86 lb.

4. Luas permukaan Tubuh


Metode Luas Pemukaan Tubuh dianggap yang paling tepat dalam menghitung
dosis obat untuk bayi, anak-anak, orang lanjut usia dan klien yang
menggunakan agen antineoplasma atau mereka yang berat badannya rendah.
Luas permukaan tubuh dalam m2, ditentukan oleh titik temu (perpotongan ) pada
skala nomogram antara tinggi badan dan berat badan seseorang. Untuk
menghitung dosis obat dengan metode ini.

Farmakolog
i 19
Contoh 4
Soal : Perintah pemberian mefenitoin 200 mg/m 2. Peroral dalam dosis terbagi tiga.
Tinggi anak 100 cm dan beratnya 20 kg.
Jawab :
a. 100 cm dan 20 kg perpotongan skala normogram pada 0,5 m 2.
b. 200 mg X 0,5 = 100 mg/hr atau 33mg , 3 kali sehari.

5. Menghitung dosis obat oral


Penghitungan tablet, Kapsul dan Cair
Ketika menghitung dosis oral, pilihlah salah satu metode penghitungan.
Dengan rumus dasar x V=A
Contoh 5
Perintah pasien mendapat terapi ampisilin 0.5 g. Tersedia 250 mg per 5 mL
Jawab :
a. Konversi gram menjadi miligram 0,5 g = 500 mg
b. x V=A 500/250 X 5 = 2500 / 250 = 10 mL
Atau
H:V=D:X
250 mg : 5 mL = 500 mg : x mL
250 x = 2500
X = 10 mL
c. Persentasi larutan
Jika pasien tidak dapat makan makanan atau minum melalui mulut, maka
mereka mungkin menerima makanan melalui Naso gastrc Tube ( NGT).
Makanan yang diberikan melalui NGT biasanya berbentuk cairan dan
biasanya diencerkan dengan cairan untuk mencegah diare. Jika diminta

Farmakolog
i 20
untuk memberikan larutan dengan prosentase tertentu, maka perawat
menghitung jumlah larutan dan air yang diberikan.

Contoh 6
Seorang pasien mendapat Ensure, 250 mL dari larutan 30% 4 kali sehari.
Hitung berapa banyak Ensure dan air diperlukan untuk membuat 250 mL dari
larutan 30% ?
Catatan : Larutan 30% berarti 30 dalam 100 bagian.
Jawab :
x V=A 30/100 X 250 = 7500 / 100 = 75 mL Ensure
Atau
H:V=D:X
100 : 250 = 30 : x
100 x = 7500
Diketahui Diinginkan
H:V=D:x
X = 75 mL Ensure
Berapa banyak air yang ditambahkan ?
Jumlah Total - Jumlah makanan melalui NGT = Jumlah Air 250 mL – 75 mL =
175 ml
Jawab = 75 mL Ensure dan 175 mL Air

6. Menghitung dosis obat injeksi


Tujuan mempelajari bagaimana menghitung dosis anak adalah untuk
memastikan bahwa anak-anak mendapat dosis yang tepat dalam batas terapetik
yang disetujui. Dua metode yang dianggap aman dalam pemberian obat untuk
anak-anak adalah metode berdasarkan berat badan dan luas permukaan tubuh.

Contoh 7:
Perintah Cefaklor 50 mg 4 kali sehari. Berat anak 6,8 kg. Dosis obat anak-anak
20-40 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi tiga. Tersedia Cefaklor 125 mg/5 mL.
Apakah dosis yang diresepkan aman ?
Jawab :
Parameter obat: 20 mg X 6,8 = 136 mg/hr
40 mg X 6,8 = 272 mg/hr
Perintah dosis 50 mg X 4 = 200 mg /hr ( Dosis dalam parameter aman)
x V=A 50/125 X 5 = 250 / 125 = 2 mL
Atau
H:V=D:X
125 mL : 5 mL = 50 mg : x mL
125 x = 250
X = 2 mL

Farmakolog
i 21
Dosis Anak-anak per Luas Permukaan Tubuh
Untuk menghitung dosis anak-anak dengan luas permukaan tubuh diperlukan
tinggi dan berat badan anak.
Contoh 8
Perintah : Metrotreksat 50 mg setiap minggu. TB anak 54 inchi, BB 41 kg. Dosis
obat 25-75 mg/m2/minggu. Tinggi dan berat anak berpotongan di 1.3 m 2 (LPT).
Apakah dosis yang diberikan aman ?
Jawab :
Kalikan dosis minimum dan maximum dengan LPT
25 mg X 1,3 m2 = 32,5 mg
75 m X 1,3 m2 = 97,5 mg
Dosis didalam parameter berdasar LPT anak.

Dosis anak-anak dari dosis Dewasa dihitung dengan rumus


LPT/ 1,73 m2 X dosis dewasa = Dosis anak-anak
Contoh 9
Perintah : Eritromicin 125 mg peroral 4 kali sehari
Tinggi badan anak 42 inchi dan berat badan 60 lb berpotongan pada 0,9 m 2
Dosis dewasa 1000 mg/hari
Jawab :
0,9 m2 / 1,73 m2 X 1000 = 900/1,73 = 520 mg/hari
520 mg : 4 kali sehar = 130 mg/dosis
Dosis berada dalam batas keamanan.

7. Menghitung dosis injeksi untuk anak.


Jika obat – obatan tidak bisa diminum melalui mulut karena ketidakmampuan
untuk menelan atau menurunnya kesadaran, pengurangan aktivitas obat akibat
pengaruh asam lambung dan lain lain, maka pemberian obat parenteral dapat
dipilih. Obat yang digunakan dapat berasal dari bentuk cair yang telah tersedia,
dan bubuk yang direkonstituasi dalam vial dan ampul serta cartride yang telah
terisi.

PREPARAT INJEKSI
Vial biasanya berupa tempat obat kecil terbuat dari kaca dengan tutup karet
yang terekat erat. Beberapa vial terisi obat dalam dosis multiple dan jika
disimpan dengan baik dapat dipakai berkali-kali.
Ampul adalah tempat obat yang terbuat dari gelas dengan leher yang melekuk
ke dalam dan merupakan tempat membuka ampul dengan jalan

Farmakolog
i 22
memecahkannya. Ampul biasanya digunakan untuk sekali pakai. Label obat
pada vial atau ampul biasanya memberikan keterangan sebagai berikut : nama
generik dan nama dagang obat, dosis obat dalam berat (miligram, gram dan
miliequivalen) dan jumlahnya (mililiter),tanggal kadaluwarso dan petunjuk
pemberian. Bila obat dalam bentuk bubuk , instruksi pencampuran dan
equivalen dosisnya biasanya juga diberikan.

contoh : vial dan ampul

Spuit . Spuit terdiri silinder, pengisap dan ujung (tip) dimana jarum bertemu
dengan spuit. Spuit tersedia dalam berbagai type dan ukuran.
Spuit 3 mL dikalibrasi dalam sepersepuluh (0,1 mL). Jumlah cairan dalam spuit
ditentukan oleh pangkal karet hitam dari pengisap (bagian dalam dari pengisap)
yang paling dekat dengan ujung. Ingat bahwa mL dan cc dapat dipakai
bergantian. Spuit 5 cc dikalibrasi dengan pertanda 0,2 mL. Sering untuk
merekonstitusi obat yang berbentuk kering dengan aqua.
Spuit Tuberculin adalah tabung 1mL yang ramping dengan pertanda dalam
sepersepuluh dan seperseratus. Tabung ini dipakai jika jumlah cairan yang akan
diberikan kurang dari 1 mL dan untuk anak-anak serta dosis heparin.
Spuit Insulin mempunyai kapasitas 1 mL tetapi insulin diukur dalam unit dan
dosis insulin tidak boleh dihitung dalam mililiter. Spuit insulin dikalibrasi dengan
petanda 2- U, dan 100 U setara dengan 1 mL. Spuit insulin harus dipakai untuk
pemberian insulin. Catridge dan spuit yang tlah diisi Obat. Banyak obat-obat
suntik yang telah diisi dan yang sekali pakai. Biasanya catridege yang telah diisi
memiliki kelebihan 0,1-0,2 mL larutan obat.

Farmakolog
i 23
Berdasarkan obat yang akan diberikan, kelebihan larutan harus dibuang
sebelum pemberian.
Jarum. Ukuran jarum terdiri dari 2 komponen, ukuran lubang dan panjang.
Nomor ukuran lubang yang sering dipakai adalah antara 18 sampai 26.
Type injeksi Ukuran lubang jarum Panjang jarum (inci)
Intra Cutan 25,26 3/8; .; 5/8
SubCutan 23,25,26 3/8; .; 5/8
Intra Musculer 19,20,21,22 1; 1 . ; 2

Perhitungan injeksi sub cutan


Setelah memahami tentang perangkat yang digunakan untuk memberikan obat,
kini akan kita lanjutkan dengan menghitung dosisnya. Kita mulai dengan
menghitung dosis injeksi subcutan.
Pada pembahasan dosis sub cutan, kita akan juga membahas tentang dosis
pemberian insulin, karena meskipun pemberiannya sama secara sub cutan,
akan tetapi insulin memiliki kharakteristik tersendiri, baik satuan obatnya
maupun spuit yang digunakan untuk memasukkan obat.
Penghitungan dosis injeksi sub cutan
Disini akan kita berikan contoh , beberapa kasus terkait kebutuhan terapi secara
sub cutan
Contoh :
Perintah Heparin 250 U SC, Tersedia Heparin 1.000 U/mL dalam vial.
Rumus dasar :
x V= 250 X 1 mL = 25 = 0,25 mL
1.000 100
Metode Rasio dan Proporsi
H;V=D;X
10.000 : 1 mL = 25000 : x ml
X = 25 = 0,25 mL
100

Injeksi insulin
Farmakolog
i 24
Insulin diresepkan dan diukur dalam unit. Kini, kebanyakan insulin diproduksi
dalam konsentrasi 100 U/mL. Insulin diberikan dengan spuit insulin yang
dikalibrasi sesuai dengan 100-U insulin.

Perhitungan dosis injeksi intra muskuler (IM)


Otot mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan lemak,
sehingga obat-obatan yang diberikan secara intra muskuler lebih cepat
diabsorbsi dari pada injeksi subkutan. Volume larutan obat untuk injeksi IM
adalah 0,5 sampai 3,0 mL. Volume larutan yang lebih banyak dari 3 mL,
menyebabkan perpindahan jaringan otot yang lebih banyak dan kemungkinan
terjadinya kerusakan jaringan.
Contoh 10.
Kasus 1 : Seorang pasien mendapat terapi oksasillin. Instruksi pada label obat
terbaca: “tambahkan 5,7 mL air steril.” Bubuk obat setara dengan 0,3 mL. Setiap
1,5 mL = 250 mg (larutan obat setara dengan 6 mL).

Farmakolog
i 25
Selesaikan soal dengan menggunakan 250 mg =1,5 mL atau 1000 mg (1 g) = 6
mL.
a) =
b) H : V :: D : x
1000 mg : 6 mL :: 500 mg : x mL
Jawab: oksasilin (Prostaphlin) 500 mg = 3 mL
Kasus 2
Meperidin 35 mg = 0,7 mL, hidroksizin 25 mg= 0,5 mL meperidin
a)
b) H : V :: D : x
50 mg : 1 mL :: 35 mg : x mL
Hidroksizin
a)
b) H : V :: D : x
100 : 2mL :: 25 mg : x mL
Prosedur :
1) Periksa dosis dan volume meperidin dalam cartridge yang telah terisi
2) Buang larutan yang telah berlebih dari cartridge yang telah diisi , 0,7 larutan
harus ditinggalkan.
3) Ambil 0,5 mL udara ke dalam cartridge dan suntikkan ke dalam vial
4) Ambil 0,5 Hidroxcsizin dari vial, masukkan ke dalam cartridege
5) Volume total untuk injeksi mepeidin dan hidroxzisin adalah 1,2 mL
Perhitungan injeksi untuk anak
Kita akan lanjukan dengan perhitungan dosis untuk anak-anak.
Ketuga metode yang digunakan dalam perhitungan dosis oral untuk anak juga
dipakai dalam penghitungan dosis obat injeksi. Metode-metodenya adalah
penghitungan berdasarkan 1) Berat badan ( kg), 2). Luas permukaan tubuh (LPT,
m2), dan 3) dosis dewasa
Contoh 11
a. Parameter tobramisin: 3 mg/kg/hari x 10 kg = 30 mg/hari dalam dosis terbagi
tiga. Perintah obat: 10 mg x 3 (q 8h)= 30 mg/hari. Dosis berada di dalam
parameter keamanan. 10 mg=1 mL/ dosis
b. Parameter sefamandol: 50 mg/kg/hari x 15 kg= 75 mg/hari. 100 mg/kg/hari x
15 kg= 1500 mg/hari. Perintah obat: Sefamandol 250 mg x 4 dosis= 1000
mg/hari
Dosis berada di dalam parameter keamanan
Label obat menyatakan tambahan 3,0 mL pelarut, setara 3,5 mL
Konversi 1 g menjadi 1000 mg

Farmakolog
i 26
Latihan
Setelah mempelajari uraian materi di atas, untuk memperjelas pemahaman,
Anda diharapkan melakukan latihan –latihan berikut
Perintah obat: metroteksat 59 mg/minggu, IM
Tinggi dan berat badan berpotongan pada 1,38 m2
Parameter metotreksat: 25 mg/m2/minggu x 1,38 m2=34,5 mg/ minggu
75 mg/m2/minggu x 1,38 m2=103,5 mg/minggu, IM

Rumus dasar
x V=A
Dimana :
D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial)
V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
A adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien

Metode rasio dan proporsi


Dimana :
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial)
V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
X adalah jumlah yang harus dihitung, yang akan diberikan kepada pasien
Sedangkan pada anak-anak ada 3 metode dalam penghitungan dosis injeksi.
Metode metodenya adalah penghitungan berdasarkan 1) Berat badan ( kg),
2). Luas permukaan tubuh (LPT, m2), dan 3) dosis dewasa .

Kerjakan soal berikut ini


Perintah: Karbidopa-levodopa (Sinemet) 12,5-125 mg, 2 kali sehari
Tersedia Sinemet 25-100, 25-250, 10-100 tablet
Tablet mana yang akan anda ilih dan berapa banyak akan anda berikan ?.
Perintah: Sefadroksil 500 mg 2 kali sehari
Tersedia:

Farmakolog
i 27
Berapa banyak akan anda berikan

1) Perintah: siklofosfamid (cytoxan) 4 mg/kg/hari. Berat klien 176 lb. Berapa


banyak cytoxan yang harus diterima klien per hari?
2) Perintah: 300 ml larutan Ensure empat kali sehari. Berapa banyak ensure dan
air harus dicampur untuk mendapatkan 300 ml?
3) Perintah: Digoksin (lanoxin) 35μg/kg/dosis pembebanan (μg=mcg)
Berat anak 10 kg
Tersedia: lanoxin 50 μg/ml atau 0,05 mg/ml
Berapa mikrogram atau miligram yang harus diterima oleh anak?
Berapa mililiter (ml) harus diberikan untuk dosis pembebanan?
4) Perintah : penisilin V (V-cilin K)
Tinggi anak adalah 36 inci; beratnya adalah 40 lb. LPT anak adalah 0,7 m2
Dosis dewasa adalah 1000 mg/hari dalam dosis terbagi empat.

Pemberian Obat Secara Oral, Bukal Dan Sub Lingual


Farmakolog
i 28
A. PENGERTIAN
Cara pemberian obat yang paling lazim adalah melalui mulut. Obat-obatan oral
tersedia dalam berbagai jenis yaitu pil, tablet, bubuk, syrup dan kapsul. Selama
pasien mampu menelan dan mempertahankan obat dalam perut, pemberian obat
peroral menjadi pilihan. Kontra indikasi pemberian obat peroral adalah bila asien
muntah , perlunya tindakan suction , kesadaran menurun atau kesulitan menelan.

B. TUJUAN
Memberikan pengobatan kepada pasien dengan efek sistemis, lokal atau
keduanya

C. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL

1) Persiapan
a) Alat :
 Kartu obat
 Baki / traly obat
 Cangkir obat sekali pakai / gelas pengukur / sendok
 Segelas air
 Sedotan untuk minum
b) Pasien :
 Kaji apakah pasien alergi terhadap obat
 Kaji terhadap setiap kontraindikasi untuk pemberian obat oral
 Apakah pasien mengalami kesulitan dalam menelan, mual atau
muntah, inflamasi usus atau penurunan peristaltik, operasi
gastrointestinal terakhir, penurunan atau tidak terdengar bising
usus, dan suksion lambung.
 )Kaji pengetahuan dan kenutuhan pembelajaran tentang
pengobatan
 Kaji tanda-tanda vital pasien
2) Langkah langkah prosedur
a) Cek order pengobatan dan periksa keakuratan serta kelengkapan kartu
obat, bentuk,atau pint-out dengan pesanan tertulis dari dokter,
perhatikan nama pasien, nama dan dosis obat, cara dan waktu
pemberian serta expire date. Laporkan setiap ketidakjelasan pesanan
b) Verifikasi kembali kemampuan pasien dalam pemberian obat secara
oral.
c) Siapakan peralatan atau kumpulkan peralatan yang disebutkan diatas.
d) Cuci tangan
e) Ambil obat yang diperlukan, perhatikan dengan seksama.
f) Hitung dosis secara akurat
g) Recek kembali obat dengan order

Obat Tablet/Kapsul
Farmakolog
i 29
a. Untuk memberikan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang
dibutuhkan kedalam tutup botol dan dipindahkan ke cangkir obat. Jangan
sentuh obat dengan tangan anda. Tablet atau kapsul yang tersisa dapat
dituang kembali ke dalam botol.
b. Untuk menyiapkan dosis unit tablet atau kapsul, letakkan kapsul atau tablet
yang telah dikemas ke dalam cangkir obat. Jangan lepaskan pembukusnya.
c. Semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada pasien pada saat yang
bersamaan diletakkan dalam satu cangkir kecuali yang pemberiannya
membutuhkan pengkajian sebelumnya seperti tekanan darah dan frekuensi
nadi
d. Jika Pasien mempunyai kesulitan menelan, haluskan tablet sampai didapat
bentuk bubuk. Campur dalam makanan ringan

Obat Cair/Liquid
a. Kocok obat secara perlahan sebelum dituangkan.
b. Tuangkan obat dengan cara buka penutupnya dan letakkan pada posisi
terbalik.
c. Pegang botol dengan label di telapak tangan ketika menuangkan.
d. Pegang cangkir obat setinggi mata dan isi sampai batas yang dinginkan.
Skala harus sama dengan cairan pada dasar miniskus.
e. Usap bibir botol sebelum menutup botol sehingga obat tidak lengket atau
merusak label.
f. Kembalikan obat kedalam almari atau lemari es.

Oral Narkotika
a. Periksa catatan narkotik untuk mengetahui jumlah obat sebelumnya,
keluarkan jumlah obat yang dibutuhkan, catat informasi yang diperlukan pada
formulir dan tanda tangani formulir.
b. Bandingkan kartu atau formulir obat dengan obat yang sedang disiapkan dan
wadah.
c. Kembalikan wadah stok atau unit dosis obat yang tidak digunakan ke laci dan
baca label untuk ketiga kalinya.
d. Letakkan obat, kartu, formulir atau instruksi pemberian bersamaan di atas
troy
e. Jangan tinggalkan obat.

Untuk semua Pengobatan


a. Bawa obat ke pasien sesuai dengan waktu yang tepat.
b. Jaga privasi pasien
c. Indentifikasi pasien dengan cara membandingkan nama pada kartu, formulir,
atau instruksi tertulis dengan nama pada pita identifikasi/ gelang pasien.
d. Minta pasien untuk menyebutkan namanya.
e. Jelaskan tujuan obat dan aksinya pada pasien.
f. Bantu pasien untuk duduk atau posisi miring.
g. Berikan obat dengan tepat :
 Bila Tablet
Tawarkan pasien pilihan air atau sari buah dengan obat yang akan diminum.
Pasien mungkin berkeinginan untuk memegang obat padat ditangan atau

Farmakolog
i 30
cangkir obat sebelum meminumnya Beberapa klien ingin memegang obat
padat terlebih dahulu.
 Sub lingual
Minta klien untuk menempatkan obat dibawah lidah ( lihat gambar dibawah ini
) dan biarkan larut sempurna. Ingatkan klien untuk tidak menelan tablet.
 Bukal
Minta klien menempatkan obat di membrane mukosa pipi sampai larut
sempurna.Hindari pemberian cairan sampai obat larut sempurna
 Bubuk
Campur dengan cairan disisi tempat tidur dan berikan kepada klien untuk
diminum.
h. Jika pasien tidak mampu memegang obat, letakkan dengan perlahan obat di
bibirnya dan dengan perlahan masukkan kedalam mulutnya.
i. Jika tablet atau kapsul jatuh kelantai, buang dan ulangi persiapan dari awal.
j. Tetap bersama pasien sampai ia telah selesai menelan setiap obat yang
didapatnya.
k. Jika merasa tidak pasti apakah obat telah ditelan, minta pasien untuk
membuka mulutnya.
l. Cuci tangan .
m. Catat setiap obat yang telah diberikan pada catatan obat.
n. Kembalikan kartu formulir atau intruksi tertulis pemberian berikutnya.
o. Buang peralatan yang telah digunakan, isi ulang stok (mis., cangkir dan
sedotan), dan bersihkan tempat kerja.
p. Kembali dalam 30 menit untuk mengevaluasi respons pasien terhadap obat.

Pemberian obat oral pada bayi/anak


a. Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat pada bayi dan
anak anak. (mangkok plastik, pipit tetes, sendok, spuit tanpa jarum atau spuit
tuberkulin)
b. Cairkan obat oral dengan sedikit air, agar mudah ditelan.
c. Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengan zat lain yang
dapat mengubah rasa pahit (madu atau pemanis buatan)
d. Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan pelan untuk
mencegah aspirasi.
e. Jika mengenakan spuit letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi. (mencegah
reflek muntah)
f. Dapatkan informasi dari orangtua atau pengasuh tentang kebiasaan anak
dalam memberikan obat.
g. Jika anak kooperatif dalam pemberian obat, lakukan...
a) Letakkan anak diatas pangkuan, dengan tangan kanan anak
dibelakang tubuh perawat.
b) Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri perawat
c) Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh perawat.
d) Setelah obat diminum, segera beri air minum
e) Lakukan higiene oral setelah anak minum obat disertai pemanis

Farmakolog
i 31
Gambar anak minum obat

Gambar : bayi minum obat dengan menggunakan spuit.

Pertimbangan Umum
a. Jika pasien mulai batuk saat pemberian obat, hentikan dengan segera.
Aspirasi obat atau cairan dapat terjadi dengan mudah.
b. Pasien mungkin membutuhkan intruksi yang lengkap tentang bagaimana
minum obat yang diresepkannya dengan tepat, meliputi tujuan, dosis dan
kapan obat itu harus diminum ( sebelum atau sesudah makan)
c. Pada pasien lansia, libatkan keluarga saat memberikan penyuluhan.
d. Libatkan anggota keluarga dalam penyuluhan untuk berjaga-jaga jika pasien
menjadi terlalu sakit untuk memberikan obat sendiri.
e. Anak –anak tidak mampu menelan atau mengunyah obat harus diberikan
hanya preparat cair. Umumnya aman-aman saja untuk memberikan bentuk
obat padat pada anak berusia 5 tahun atau lebih
f. Obat oral paling mudah diberikan pada bayi dengan sendok, cangkir plastik
atau penetes, atau spuit plastik kecil.

Farmakolog
i 32
gambar : Minum Obat Oral

Gambar : pemberian sub lingual

Gambar : pemberian obat secara sub lingual dan bukal

Farmakolog
i 33
PEMBERIAN MEDIKASI ORAL

A. Persiapan Alat :
1) Troli medikasi (jika ada)
2) Tutup takar obat sekali pakai
3) Air putih, jus, atau minuman lain sesuai pilihan
4) Sedotan
5) Penggerus pil (jika diperlukan)
6) Tisu (untuk obat cair)
7) Kartu obat

B. Prosedur Pelaksanaan

No. Langkah - Langkah Rasional


1. Kaji setiap kontraindikasi klien Gangguan pada fungsi gastrointestinal
mendapat obat oral : mempengaruhi distribusi medikasi,
Apakah klien mampu menelan? absorpsi, dan ekskresi. Klien dengan
Apakah klien menderita klien / pemasangan selang / suction
muntah? Apakah klien didiagnosa gastrointestinal mungkin tidak
menderita radang usus atau mendapatkan manfaat dari medikasi
mengurangi peristaltik? Apakah karena medikasi tersebut terhisap dari
klien menjalani pembedahan saluran gastrointestinal sebelum
gastrointestinal baru-baru ini (GI)? diabsorpsi.
Apakah klien memiliki tabung
nasogastrik in situ pada lambung
drainase/hisap ?
a. Periksa kemampuan menelan,
batuk dan reflex muntah jika
ragu-ragu dengan kemampuan
klien untuk mengelola obat oral.
Menahan medikasi jika
menelan, batuk atau muntah
terganggu dan beritahukan pada
pemberi resep.
2. Kaji riwayat medik klien riwayat Faktor-faktor tersebut dapat
alergi, dan riwayat diit. mempengaruhi bagaimana medikasi
tertentu bereaksi. Informasi juga dapat
merefleksikan kebutuhan klien untuk
medikasi.
3. Kumpulkan data pemeriksaan fisik Hasil dari pemeriksaan fisik atau data
dan laboratorium yang mungkin laboratorium mungkin menjadi
mempengaruhi pemberian kontraindikasi pemberian medikasi.
medikasi (Contoh, memeriksa
tekanan darah sebelum
memberikan obat anti hipertensi).
4. Kaji pengetahuan klien tentang Menentukan kebutuhan klien tentang
Farmakolog
i 34
kesehatan dan penggunaan obat- pendidikan kesehatan.
obatan Juga dapat membantu
mengidentifikasi kebutuhan terapi
medikasi di rumah. Pengkajian dapat
memngungkapkan masalah medik
seperti toleransi medikasi (dimana
medikasi gagal untuk mencapai efek
yang diharapkan), ketidaksesuaian,
penyalahgunaan, ketergantungan.
5. Kaji pilihan klien tentang minuman. Minuman mempermudah klien untuk
menelan dan memfasilitasi absorpsi
saluran gastrointestinal. Restriksi
cairan harus tetap dijaga.
6. Cek ketepatan dan kelengkapan Kartu obat adalah sumber yang paling
setiap kartu obat atau hasil cetak reliable dan merupakan satu-satunya
computer dengan order medikasi catatan medikasi klien yang diterima
tertulis dari pemberi resep. Cek secara legal.
nama klien, nama obat, dosis, rute
pemberian dan waktu pemberian.
7. Siapkan medikasi :
a. Lakukan hygiene tangan Mengurangi transfer mikroorganisme
b. Atur baki medikasi dan tutup Pengaturan alat menghemat waktu
takar obat pada area persiapan dan mengurangi kesalahan.
medikasi (ruang medikasi atau
pada samping tempat tidur klien
jika medikasi disimpan dalam
lemari terkunci) atau pindahkan
troli medikasi ke luar ke ruangan
klien. Medikasi aman terjaga jika dikunci di
c. Buka lemari medikasi atau troli. dalam kabinet atau troli.
Mencegah kesalahan ketika
d. Siapkan medikasi satu klien
melakukan persiapan.
satu waktu. Pertahankan semua
laman kartu obat untuk satu
klien. Membaca label dan
e. Pilih medikasi yang benar. membandingkannya dengan order
Bandingkan label medikasi mengurangi kesalahan.
dengan kartu obat. Pengecekan kembali dapat membantu
f. Hitung dosis medikasi jika mengurangi risiko kesalahan.
diperlukan, cek kembali
perhitungan. Medikasi sangat mahal; cegah obat
g. Untuk menyiapkan tablet atau yang terbuang.Beberapa obat dapat
kapsul, tuangkan jumlah yang melarut jika tersentuh atau dapat
diperlukan ke dalam botol takar membahayakan untuk perawat
dan pindahkan medikasi ke (contoh: obat-obatan sitotoksik)
tutup takar obat. Jangan
menyentuh medikasi dengan
jari. Tablet atau kapsul berlebih
dapat dikembalikan ke botol.

Farmakolog
i 35
Untuk medikasi yang perlu
dipatahkan, gunakan sarung
tangan, atau potong dengan alat
pemotong pil. Tablet yang perlu
dipatahkan menjadi dua bagian
harus dibagi secara tepat
(dengan cara melihat garis yang Memisahkan medikasi yang
dibuat di tengah tablet). membutuhkan pengkajian sebelum
h. Untuk menyiapkan satu unit pemberian dari medikasi lain
disus tablet dan kapsul, mempermudah perawat untuk
tepatkan wadah tablet atau menunda medikasi jika diperlukan.
kapsul langsung pada tutup
takar obat dan tekan
pembungkus untuk Tablet besar akan sulit ditelan. Tablet
mengeluarkan medikasi. serbuk yang dicampur dengan
i. Semua tablet atau kapsul makanan lunak biasanya lebih mudah
diberikan pada klien pada satu ditelan. Perlu dicatat bahwa tidak
waktu dapat ditempatkan pada semua tablet aman untuk dibuka atau
satu tutup takar obat kecuali dihancurkan, sehingga hal ini perlu di
obat-obatan yang memerlukan cek terlebih dahulu.
pengkajian sebelum dilakukan
pemberian (contoh; nadi atau Alat penghancur pil harus dibersihkan
tekanan darah. untuk mencegah paparan yang tidak
j. Jika klien memiliki kesulitan disengaja pada medikasi lain yang
menelan, tanyakan pada mungkin tertdapat di dalam alat
pemberi resep untuk mengganti penghancur pil sebelumnya.
dengan obat cair atau bentuk
larut. Jika medikasi cair tidak
bisa dijadikan pilihan, gunakan
alat penghancur pil yang bersih
seperti lesung dan alu untuk
menghaluskan tablet. Campur
tablet serbuk ke dalam sedikit
makanan lunak.
Mencegah kontaminasi pada tutup
k. Siapkan cairan :
Cairan yang tumpah tidak akan
1) Buka tutup botol dari wadah
mengotori dan memudarkan label.
dan posisikan tutup terbalik.
2) Pegang botol dari label Memastikan ketepatan pengukuran.
berlawanan dengan telapak
tangan ketika menuang.
3) Pegang tutup takar obat
pada garis mata dan isi
sesuai skala yang
diinginkan. Skala harus
dilihat tingkat cairan pada Mencegah kontaminasi isi botol dan
permukaan atau dasar mencegah tutup botol supaya tidak
meniscus, bukan tepi. menempel.
4) Membuang kelebihan cairan

Farmakolog
i 36
ke dalam wastafel.
Membersihkan bibir dan
leher botol dengan handuk
kertas.
5) Beberapa medikasi cair
berada dalam wadah dosis- Hukum obat-obatan yang dikendalikan
unit. Ambil volume kurang mempersyaratkan monitoring yang
dari 10ml dalam spuit tanpa hati-hati apabila akan membuang obat
jarum. tersebut.
l. Ketika menyiapkan obat-obatan
yang dikendalikan, cek catatan
obat terkontrol untuk jumlah
sebelumnya dan bandingkan
dengan ketersediaan obat. Perlu
dicatat bahwa beberapa institusi
pelayanan klinis
mempersyaratkan dua staf
untuk mengecek obat-obatan
terkontrol di samping tempat Medikasi yang digunakan melampaui
tidur, tetapi ini adalah kebijaka tanggal kadaluarsa mungkin tidak aktif
institusi pelayanan dan tidak atau berbahaya bagi klien.
diatur oleh hukum (kecuali Membaca label kedua kali mengurangi
produk darah) kesalahan.
m. Cek tanggal kadaluarsa obat.
Membaca label ketiga kalinya
mengurangi kesalahan pemberian
n. Bandingkan kartu obat dengan obat.
medikasi yang sedang disiapkan
dan wadah. Perawat bertanggungjawab untuk
o. Kembalikan wadah stok dan menjaga keamanan obat.
dosis-unit medikasi yang tidak
digunakan ke rak atau lemari
dan baca kembali label.
p. Jangan tinggalkan medikasi
tanpa pengawasan.
8. Pemberian medikasi :
a. Berikan medikasi kepada klien Medikasi diberikan 30 menit sebelum
pada waktunya. atau setelah diberikan resep untuk
memastikan efek terapeutik obat
tercapai.
b. Identifikasi klien dengan Medikasi satu-order harus diberikan
membandingkan nama pada saat order dilakukan.
kartu obat dengan nama pada Gelang identifikasi dibuat saat klien
gelang identifikasi (ID) klien. masuk dan merupakan sumber
Minta klien untuk menyebutkan identifikasi paling dapat dipercaya.
nama dan alergi yang diketahui. Ganti gelang identifikasi (ID) yang
hilang atau pudar.
c. Jelaskan tujuan diberikannya Klien memiliki hak untuk
setiap medikasi dan cara terinformasikan, dan pemahaman klien
kerjanya pada klien. Persilakan tentang tujuan medikasi meningkatkan
Farmakolog
i 37
klien untuk bertanya tentang kepatuhan terhadap medikasi.
obat.
d. Bantu klien untuk duduk atau Posisi duduk mencegah aspirasi pada
terlentang di samping tempat saat menelan.
tidur jika ada kontraindikasi
duduk.
e. Berikan medikasi dengan benar: Klien mengenal medikasi dengan
1) Klien mungkin meminta melihat setiap obat.
untuk memegang medikasi
padat di tangan atau tutup
takar obat sebelum
memasukkan ke dalam
mulut. Pilihan cairan meningkatkan
2) Tawarkan air atau jus untuk kenyamanan klien dan dapat
membantu klien menelan meningkatkan asupan cairan. Air
medikasi. Berikan air karbonasi membantu obat tablet
karbonasi dingin jika ada masuk melewati esophagus.
dan jika tidak ada
kontradiksi. Obat diabsorpsi melaui pembuluh
3) Untuk pemberian medikasi darah dibawah lidah.
sublingual, minta klien Jika tertelan, obat akan hancur oleh
meletakkan medikasi asam lambung atau terdetoksifikasi
dibawah lidah dan biarkan oleh hati secara cepat dimana
medikasi melarut sempurna. pembuluh darah terapeutik tidak
Hati-hati klien berisiko tercapai.
menelan obat. Medikasi bukal bekerja secara lokal
4) Untuk administrasi obat pada mukosa atau secara sistemik
bukal, minta bersamaan dengan tertelannya air liur.
klien menempatkan obat di
dalam mulut pada membran
mukosa pipi sampai obat
melarut. Hindari pemberian
cairan sampai medikasi
bukal melarut. Saat disiapkan sebelumnya, medikasi
5) Campur medikasi bubuk bubuk mungkin menebal dan
dengan cairan disamping mengeras, menyebabkan obat sulit
tempat tidur dan berikan untuk ditelan.
kepada klien untuk
diminum. Medikasi bekerja dengan
6) Hati-hati klien berisiko mengabsorpsi lambat melalui mukosa
mengunyah atau menelan. oral, bukan melalui mukosa lambung.
Karbonasi memperbaiki rasa tidak
7) Berikan bubuk dan tablet enak obat dan sering mengurangi
berkarbon segera setelah masalah gastrointestinal.
obat melarut. Memberikan tablet atau kapsul satu-
f. Jika klien tidak dapat persatu mempermudah menelan dan
memegang medikasi, tempatkan mengurangi risiko aspirasi.
tutup medikasi pada bibir dan
masukkan secara hati-hati

Farmakolog
i 38
setiap obat kedalam mulut, satu Medikasi terkontaminasi ketika
persatu. Jangan terburu-buru. menyentuh lantai.
g. Jika tablet atau kapsul jatuh ke Perawat bertanggungjawab untuk
lantai, buang dan ulangi memastikan bahwa klien mendapatkan
persiapan. dosis sesuai order. Jika tidak ditunggu,
h. Tunggu sampai klien menelan klien mungkin tidak meminum obat
semua obat. atau menyimpan medikasi,
menyebabkan risiko pada kesehatan
klien.
Mengurangi iritasi lambung.
i. Untuk obat dengan keasaman
tinggi (contoh: aspirin), tawarkan
klien cemilan tidak berlemak
(contoh: biscuit) jika tidak ada
kontraindikasi pada kondisi Menjaga kenyamanan klien.
klien.
j. Bantu klien kembali ke posisi Mengurangi transmisi mikroorganisme.
yang nyaman
k. Buang alat-alat yang sudah
digunakan dan lakukan hygiene
tangan.
9. Kembali 30 menit untuk Mengevaluasi manfaat terapeutik
mengevaluasi respon klien medikasi dan dapat mendeteksi lama
terhadap medikasi. efek samping dan reaksi alergi.
10. Minta klien atau keluarga klien Menentukan tingkat pengetahuan yang
untuk mengidentifikasi nama obat, dipahami klien dan keluarga.
menjelaskan tujuan, cara kerja,
jadwal pengobatan, dan potensi
efek samping obat.
11. Selalu beritahu pemberi resep jika Memberitahu pemberi resep untuk
klien menunjukkan gejala efek memodifikasi atau memutus obat.
berlawanan atau reaksi alergi, atau
efek samping. Tunda dosis
selanjutnya.
PENCATATAN DAN PELAPORAN PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
RUMAH
 Catat pemberian medikasi oral  Semua klien harus mempelajari
pada kartu obat, dan tambahkan pedoman dasar keamanan medikasi:
tandatangan serta inisial nama  Jaga setiap medikasi dalam
perawat. wadah berlabel dan aslinya.
 Catat alasan penundaan  Pastikan label terbaca.
pemberian obat dan ikuti  Buang medikasi yang kadaluarsa.
kebijakan instansi untuk  Selalu habiskan medikasi yang
pendokumentasian yang tepat. diresepkan kecuali diinstruksikan
sebaliknya. Jangan pernah
menyimpan obat-obatan untuk
sakit di masa depan.
 Buang medikasi dengan

Farmakolog
i 39
membawa medikasi tersebut ke
farmasi. Jangan tempatkan obat
kedalam tempat sampah yang
berada pada jangkauan anak-
anak.

 Jangan memberikan anggota


keluarga resep medikasi anggota
keluarga yang lain.
 Masukkan ke dalam kulkas
medikasi yang perlu pendingin.
 Baca label dengan hati-hati dan
ikuti semua instruksi.

Contoh Kartu Obat

Nama pasien :
Usia :
Diagnosa Penyakit :
Alamat :
Nama Obat Cara Waktu Tanggal Paraf
pemberian Pemberian Petugas
Obat
Pagi

Siang

Sore

Malam

Farmakolog
i 40
DAFTAR TILIK PEMBERIAN OBAT ORAL
N KOMPONEN YA TIDAK
O
1 Persiapan alat
2 Persiapan lingkungan yang nyaman dan aman bagi
pasien
3 Persiapan komunikasi: menyapa klien,
memperkenalkan diri kepada klien, menjelaskan
seluruh prosedur
4 Pasang sampiran atau penutup tirai
5 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkannya dengan handuk bersih
6 Atur posisi pasien senyaman mungkin
7 Ambil obat yang diperlukan, perhatikan dengan
seksama
8 Hitung dosis secara akurat *
9 Menuangkan jumlah yang dibutuhkan kedalam tutup
botol dan dipindahkan ke cangkir obat
10 Meletakkan kapsul atau tablet yang telah dikemas
ke dalam cangkir obat
11 Menawarkan pasien pilihan air atau sari buah
dengan obat yang akan diminum *
12 Tetap bersama pasien sampai ia telah selesai
menelan setiap obat yang didapatnya
13 Rapihkan klien dan informasikan bahwa prosedur
telah selesai
14 Membereskan alat
15 Cuci tangan di air mengalir menggunakan sabun
dan keringkan dengan handuk bersih
16 Lakukan pencatatan tindakan yang telah dilakukan
serta hasilnya(dokumentasi) *

Kriteria Penilaian
Lulus/ Kompeten : jika semua langkah langkah prosedur dikerjakan semua
Lulus dengan perbaikan/
Kurang kompeten :
Jika ada langkah-langkah selain yang diberi bintang tidak dikerjakan
Tidak Lulus/tidak kompeten : Jika ada salah satu langkah-langkah yang
dibertanda bintang tidak dikerjakan

Farmakolog
i 41
DAFTAR TILIK PEMBERIAN OBAT SECARA SUB LINGUAL
N KOMPONEN YA TIDAK
O
1 Persiapan alat
2 Persiapan lingkungan yang nyaman dan aman bagi
pasien
3 Persiapan komunikasi: menyapa klien,
memperkenalkan diri kepada klien, menjelaskan
seluruh prosedur
4 Pasang sampiran atau penutup tirai
5 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkannya dengan handuk bersih
6 Atur posisi pasien senyaman mungkin
7 Ambil obat yang diperlukan, perhatikan dengan
seksama
8 Hitung dosis secara akurat *
9 Menuangkan jumlah yang dibutuhkan kedalam tutup
botol dan dipindahkan ke cangkir obat
10 Meletakkan kapsul atau tablet yang telah dikemas
ke dalam cangkir obat
11 Minta klien untuk menempatkan obat dibawah lidah
dan biarkan larut sempurna*
12 Tetap bersama pasien sampai ia telah selesai
menelan setiap obat yang didapatnya
13 Rapihkan klien dan informasikan bahwa prosedur
telah selesai
14 Membereskan alat
15 Cuci tangan di air mengalir menggunakan sabun
dan keringkan dengan handuk bersih
16 Lakukan pencatatan tindakan yang telah dilakukan
serta hasilnya(dokumentasi) *

Kriteria Penilaian
Lulus/ Kompeten : jika semua langkah langkah prosedur dikerjakan semua
Lulus dengan perbaikan/Kurang kompeten : Jika ada langkah-langkah selain
yang diberi bintang tidak dikerjakan
Tidak Lulus/tidak kompeten : Jika ada salah satu langkah-langkah yang diber
tanda bintang tidak dikerjakan

Farmakolog
i 42
DAFTAR TILIK PEMBERIAN OBAT SECARA SUB BUKAL
N KOMPONEN YA TIDAK
O
1 Persiapan alat
2 Persiapan lingkungan yang nyaman dan aman bagi
pasien
3 Persiapan komunikasi: menyapa klien,
memperkenalkan diri kepada klien, menjelaskan
seluruh prosedur
4 Pasang sampiran atau penutup tirai
5 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkannya dengan handuk bersih
6 Atur posisi pasien senyaman mungkin
7 Ambil obat yang diperlukan, perhatikan dengan
seksama
8 Hitung dosis secara akurat *
9 Menuangkan jumlah yang dibutuhkan kedalam tutup
botol dan dipindahkan ke cangkir obat
10 Meletakkan kapsul atau tablet yang telah dikemas
ke dalam cangkir obat
11 Minta klien menempatkan obat di membrane
mukosa pipi sampai larut sempurna. Menghindari
pemberian cairan sampai obat larut sempurna *
12 Tetap bersama pasien sampai ia telah selesai
menelan setiap obat yang didapatnya
13 Rapihkan klien dan informasikan bahwa prosedur
telah selesai
14 Membereskan alat
15 Cuci tangan di air mengalir menggunakan sabun
dan keringkan dengan handuk bersih
16 Lakukan pencatatan tindakan yang telah dilakukan
serta hasilnya(dokumentasi) *

Kriteria Penilaian
Lulus/ Kompeten : jika semua langkah langkah prosedur dikerjakan semua
Lulus dengan perbaikan/Kurang kompeten : Jika ada langkah-langkah selain
yang diberi bintang tidak dikerjakan
Tidak Lulus/tidak kompeten : Jika ada salah satu langkah-langkah yang diber
tanda bintang tidak dikerjakan

Farmakolog
i 43
MENYIAPKAN INJEKSI

A. Pengertian :
Suatu kegiatan pelayanan keperawatan dalam menyiapkan injeksi untuk
pengobatan bagi pasien.
B. Tujuan
Memindahkan obat dari ampul atau vial ke dalam spuit.
C. Persiapan Alat:
1) Medikasi dalam ampul:
 Spuit dan dua jarum
 Kasa kecil atau kapas alcohol
2) Medikasi dalam vial
 Spuit dan dua jarum
 Alas kasa kecil atau kapas alcohol
 Pelarut (contoh: normal saline (cairan fisiologis atau air steril)
3) Keduanya
 Kartu obat
D. Prosedur Pelaksanaan:

No. Langkah - Langkah Rasional


1. Telaah order, termasuk nama dan Memastikan pemberian obat dengan
nama obat, dosis, cara pemberian benar.
dan waktu pemberian.
2. Telaah informasi terkait medikasi Memfasilitasi perawat untuk
termasuk cara kerja, tujuan efek memberikan medikasi dengan benar
samping, dan implikasi dan untuk memonitor respons klien.
keperawatan.
3. Cek tanggal kadaluarsa medikasi Potensi medikasi dapat meningkat
vial atau ampul. atau menurun jika outdate.
4. Kaji masa tubuh, ukuran otot dan Menentukan tipe dan ukuran spuit dan
berat klien. jarum untuk injeksi .
5. Lakukan hygiene tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
6. Siapkan medikasi.
A.Persiapan ampul
1) Tepuk bagian atas ampul Mengeluarkan cairan yang terkumpul
perlahan dan cepat dengan diatas leher ampul. Semua cairan
jari sampai cairan turun dari berpindah ke ruang bawah ampul.
leher ampul.
2) Tempatkan kasa kecil di Menempatkan kasa di sekeliling leher
sekeliling leher ampul. ampul memproteksi jari perawat dari
trauma saat kaca penuh.

3) Patahkan leher ampul


dengan cepat dan menjauhi Memproteksi jari dan wajah perawat
tangan. dari pecahan kaca.
Farmakolog
i 44
4) Tarik medikasi dengan cepat.
Sistem terpapar kontaminasi dari
udara.
5) Pegang ampul atas
kebawah, atau taruh pada
permukaan datar. Masukkan
spuit atau jarum filter (lihat Permukaan ampul yang patah
kebijakan instansi) ke tengah dianggap terkontaminasi. Ketika ampul
lubang ampul yang terbuka. dibalik, cairan bisa keluar jika ujung
Jangan sampai ujung jarum jarum menyentuh dinding ampul.
menyentuh dinding ampul. Menarik plunger memberikan tekanan
6) Tarik medikasi kedalam spuit negatif di dalam spuit, yang akan
dengan cara menarik plunger menarik cairan kedalam spuit.
ke belakang secara
perlahan. Mencegah aspirasi gelembung udara.
7) Jaga ujung jarum tetap
dibawah permukaan cairan.
Sentuh ampul agar seluruh
cairan terjangkau oleh
ampul.
8) Jika gelembung udara Tekanan udara memaksa cairan
teraspirasi, jangan keluar dari ampul dan medikasi akan
mengeluarkan udara hilang.
kedalam ampul.
9) Untuk mengeluarkan Menarik plunger terlalu jauh akan akan
kelebihan gelembung udara, melepas plunger dari barel.
keluarkan jarum dari ampul. Memegang spuit vertikal
Pegang spuit dengan jarum menyebabkan cairan berada dibawah
menghadap keatas. Tepuk barel. Menarik kembali plunger
sisi spuit agar gelembung menyebabkan cairan didalam jarum
naik keatas. Tarik sedikit masuk kembali kedalam barel
plunger, dan dorong plunger sehingga cairan tidak terbuang. Udara
keatas untuk mengeluarkan diatas barel dan didalamjarum yang
udara. Jangan mengeluarkan akan terbuang.
medikasi.
10) Jika spuit menyimpan obat Medikasi secara aman masuk ke
berlebih, gunakan wastafel dalam wastafel. Posisi jarum
untuk membuang. Pegang menyebabkan medikasi terbuang
spuit secara vertical dengan tanpa mengeluarkan keseluruhan
ujung jarum mengarah jarum. Mengecek kembali level cairan
keatas dan miringkan sedikit untuk memastikan dosis telah benar.
kearah wastafel. Perlahan
keluarkan kelebihan
medikasi kedalam wastafel.
Cek kembali level medikasi
pada spuit dengan
memegang spuit secara
vertical.
Jarum baru mencegah terhambatnya
11) Ganti jarum spuit.
Farmakolog
i 45
medikasi menembus kulit dan jaringan
subkutan. Jarum yang baru tajam dan
memiliki ukuran dengan panjang dan
besar yang benar.
B.Vial yang mengandung larutan Vial tersedia satu paket dengan tutup
1) Lepas penutup pada atas vial untuk mencegah kontaminasi penutup
untuk membuka penutup karet. Penutup tidak bisa diganti
karet, jaga penutup karet setelah dilepas. Membiarkan alcohol
tetap steril. Jika mengering dapat mencegah jarum
menggunakan vial terkena alcohol dan tercampur dengan
multidosis, sapu permukaan medikasi.
tutup karet dengan kapas
alcohol dan biarkan
mengering. Udara harus diinjeksikan terlebih
2) Ambil spuit dan lepaskan dahulu kedalam vial untuk mencegah
tutup jarum. Tarik plunger terjadinya tekanan negatif dalam vial
untuk mengambil udara ketika mengaspirasi medikasi.
kedalam spuit sesuai dengan
volume medikasi yang akan
ditarik dari vial. Tengah tutup lebih tipis dan lebih
3) Dengan vial berada pada mudah untuk ditembus. Memasukkan
permukaan datar, masukkan ujung bevel terlebih dahulu dan
jarum dengan ujung bevel menggunakan tekanan ringan
masuk ke tengah tutup karet. mencegah tutup karet robek, yang
Berikan tekanan pada ujung memungkinkan robekan tersebut
jarum selama insersi. masuk kedalam vial atau jarum.

Udara harus disuntikkan sebelum


4) Masukkan udara kedalam mengaspirasi cairan. Menyuntikkan ke
vial, tahan plunger. Tahan ruang udara vial mencegah terjadinya
plunger dengan tekanan gelembung udara dan ketidaktepatan
konsisten; plunger mungkin dosis.
terdorong ke belakang oleh
tekanan udara didalam vial.
Membalikkan vial menyebabkan cairan
5) Balikkan vial sambil tetap berada di setengah bawah wadah.
memegang spuit dan Posisi tangan mencegah terdorongnya
plunger. Pegang vial antara plunger dan mempermudah
ibu jari dan jari tengah menggerakkan spuit.
tangan non dominan.
Pegang ujung barel spuit dan
plunger dengan ibu jari dan
jari telunjuk tangan dominan
untuk menahan tekanan vial. Mencegah tertariknya udara.
6) Jaga ujung jarum dibawah
permukaan cairan. Tekanan positif didalam vial akan
7) Biarkan tekanan udara dari mendorong cairan kedalam spuit
vial mengisi spuit dengan (kecuali vial sudah digunakan
obat secara bertahap. Jika beberapa kali).

Farmakolog
i 46
perlu tarik sedikit plunger
untuk mendapatkan jumlah
larutan yang benar.
Memaksa menekan barel saat jarum di
8) Jika volume yang diinginkan masukkan ke vial mungkin dapat
sudah sesuai, posisikan membengkokkan jarum. Akumulasi
jarum pada ruang udara vial; udara mengakibatkan kesalahan dosis
tepuk sisi barel dengan hati- medikasi.
hati untuk mengeluarkan
gelembung udara. Keluarkan
gelembung udara diujung
spuit ke dalam vial. Menarik plunger dan bukan barel
9) Keluarkan jarum dari vial menyebabkan plunger terpisah dari
dengan menarik barel spuit. barel, dan menyebabkan keluarnya
cairan.

Memegang spuit vertical membuat


10) Pegang spuit sejajar mata, cairan berada dibawah barel. Menarik
pada sudut 90 derajat, untuk plunger menyebabkan cairan didalam
memastikan volume yang jarum masuk ke barel sehingga cairan
benar dan tidak adanya tidak terbuang. Udara diatas barel dan
gelembung udara. Hilangkan didalam jarum yang akan terbuang.
udara sisa dengan menepuk
barel untuk memindahkan
gelembung udara. Tik sedikit
plunger, kemudian dorong
plunger keatas untuk
mengeluarkan udara. Jangan Memasukkan jarum melalui karet
mengeluarkan cairan. mungkin menumpulkan ujung bevel.
11) Ganti jarum dengan ukuran Jarum yang baru lebih tajam. Karena
panjang dan besar yang tidak ada cairan di sepanjang jarum,
sesuai dengan cara maka jarum tidak akan merangkap
pemberian. medikasi pada jaringan.
Memastikan dosis selanjutnya
dipersiapkan dengan benar. Beberapa
12) Untuk vial multi dosis, buat medikasi harus dibuang setelah
label yang berisikan tanggal beberapa hari pasca pencampuran
pencampuran, konsentrasi dalam vial.
medikasi, per mL dan inisial
perawat. Tutup mencegah kontaminasi penutup
C.Vial berisi bubuk karet.
1) Lepaskan tutup yang
menutupi vial medikasi Mempersiapkan pelarut untuk injeksi
bubuk. ke dalam vial yang berisi medikasi
2) Ambil pelarut kedalam spuit bubuk.
dan ikuti langkah 5B (2) Pelarut mulai melarut dan mencampur
sampai 5B (10). obat.
3) Masukkan ujung jarum
melalui tengah penutup karet
Farmakolog
i 47
vial obat bubuk. Masukkan
pelarut kedalam vial. Memastikan pencampuran obat
Keluarkan jarum. dengan sempurna. Mengocok
4) Campur obat dengan memproduksi gelembung udara.
sempurna. Gulung di telapak Ketika pelarut sudah ditambahkan,
tangan. Jangan dikocok. konsentrasi obat (mg/ml) menentukan
5) Ambil jumlah volume obat dosis yang harus diberikan.
yang diresepkan ke dalam
spuit.
7. Buang peralatan kotor. Tempatkan Pembuangan kaca dan jarum yang
ampul patah dan/atau vial dan benar mencegah kecelakaan kerja
jarum yang telah digunakan pada staf. Mengontrol transmisi
kedalam tempat sampah tajam infeksi.
yang anti bocor dan anti tusuk.
Bersihkan area dan lakukan
kebersihan tangan.

Pemberian Obat Sub Cutan (SC)


Farmakolog
i 48
A. PENGERTIAN
Injeksi subcutan adalah menyuntikkan obat ke jaringan ikat longgar dibawah
kulit. Karena jaringan subkutan tidak memiliki banyak pembuluh darah seperti
otot maka penyerapan obat lebih lama dari pada penyuntikan intra muskuler
(IM). Jaringan subkutan mengandung reseptor nyeri, jadi hanya obat dalam
dosis kecil yang larut dalam air, yang tidak mengiritasi yang dapat diberikan
melalui rute ini. Daerah yang paling baik untuk penyuntikan adalah lengan
atas belakang, abdomen dari bawah iga sampai batas Krista iliaka dan bagian
paha atas depan(lihat gambar dibawah

Lokasi penyuntikan Sub Cutan

B. TUJUAN
Agar obat yang diberikan dapat diserap cepat oleh tubuh
C. PROSEDUR
1. Persiapan Alat/bahan
a. Spuit (ukuran beragam sesuai dengan volume obat yang diberikan)
b. Jarum (ukuran beragam sesuai dengan tipe jaringan dan ukuran
pasien;
c. Kasa dan kapas alcohol/alkohol swab
d. Sarung tangan bersih
e. Ampul atau via obat
f. Formulir atau kartu obat

Farmakolog
i 49
2. Persiapan Pasien :
a. Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis dan
rute pemberian.
b. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
c. Jelaskan prosedur pada pasien.
d. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ruangan atau
menarik koden
3. Langkah langkah
a. Siapkan medikasi dari ampul atau vial , Periksa label obat
dengan order 2 kali saat mempersiapkan
b. Periksa pita identitas pasien dan tanyakan nama pasien. Kaji
terhadap alergi.
c. Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien , kemudian lanjutkan
dengan cara yang tenang.
d. Kenakan sarung tangan.
e. Buka pakaian hanya pada bagian yang membutuhkan pajanan.
f. Pilih tempat penyuntikan yang tepat, palpasi tempat tersebut
terhadap edema,massa, atau nyeri tekan. Hindari area yang
terdapat jaringan parut, memar, lecet, atau infeksi.
g. Bantu pasien untuk mengambil posisi yang nyaman bergantung
pada tempat suntikan yang dpilih.
h. Minta pasien untuk merelaksasikan lengan , abdomen atau
tungkainya, tergantung tempat yang dipilih / tempat dimana
suntikan akan diberikan.
i. Relokasi tempat dengan penanda anatomis
j. Bersihkan tempat suntikan yang dipilih dengan antiseptic di
tengah tempat suntikan dan putar ke arah luar dengan arah
melingkar sekitar 5 cm
k. Pegang kapas diantara jari ketiga dan keempat dari tangan
Anda yang tidak dominan.
l. Lepaskan tutup spuit dengan menariknya secara cap lurus.
m. Pegang spuit diantara ibujari dan telunjuk dari tangan Anda
yang dominan bayangkan seperti memegang pulpen..
n. Gunakan tangan yang tidak memegang spuit untuk mengangkat
/ meregangkan kulit
o. Secara hati - hati dan mantap tusuk / suntikan jarum dengan
45'-90 derajat.

Farmakolog
i 50
 Untuk pasien ukuran sedang, dengan tangan
nondominan Anda regangkan kedua belah sisi kulit
tempat suntikan dengan kuat atau cubit kulit yang akan
menjadikan tempat suntikan
 Untuk pasien obesitas, cubit kulit pada tempat suntikan
dan suntikan jarum di bawah lipatan kulit
p. Lepaskan kulit ( bila dicubit)
q. Raih ujung bawah barrel spuit dengan tangan non dominan dan
pindahkan tangan dominan ke plunger
r. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, jika terdapat
darah dalam spuit maka segera cabut spuit untuk dibuang dan
diganti dengan spuit dan obat yang baru. bila tidak terdapat
darah, suntikkan obat secara perlahan dengan kecepatan1
ml/10 detik.
s. Tunggu 10 detik, kemudian tarik spuit / jarum dengan mantap
sambil meletakkan kapas alkohol pada tempat penyuntikan lalu
tekan perlahan, jangan memijat lokasi penyuntikan.
t. Bantu klien pada posisi yang nyaman.
u. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya (guna
mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan
secara benar
v. Melepas sarung tangan dan merapihkan pasien, Membereskan
alat – alat
w. Mencuci tangan
x. Catat pemberian obat pada lembar obat atau catatan perawat.
y. Kembali untuk mengevaluasi respons pasien terhadap obat
dalam 15 sampai 30 menit
z. Tetap bersama pasien dan amati reaksi alergi.

Farmakolog
i 51
Tempat pembuangan jarum suntik yang telah dipakai.

Farmakolog
i 52
Pemberian Obat Secara Intra Muskuler (IM)
A. Pengertian
Rute intramuskuler memberikan absorbsi obat lebih cepat karena daerah ini
memilki pembuluh darah yang banyak. Namun, penyuntikan IM dikaitkan
dengan berbagai resiko. Oleh karena itu, sebelum penyuntikan IM harus
dipastikan bahwa injeksi yang dilakukan sangat penting. Gunakan jarum yang
panjang dan gauge yang besar untuk melewati jaringan subkutan dan
penetrasi jaringan otot yang dalam.

B. Tujuan
a. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat
lebih cepat disbanding dengan pemberian secara subcutan karena
lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh .
b. Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar dibanding obat
yang diberikan melalui subcutan.
c. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi
iritasi obat
Area penyuntikan IM :
a. Muskulus Vastus lateralis

b. Muskulus Ventrogluteal

c. Muskulus Dorsogluteal
Farmakolog
i 53
d. Muskulus Deltoid

C. Prosedur pemberian injeksi intra msukuler


1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan 1 pasang
b. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
c. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-
27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
d. Bak spuit 1
e. Kapas alkohol dalam kom / alcohol swap (secukupnya)
f. Perlak dan pengalas
g. Obat sesuai program terapi
h. Bengkok 1
i. Buku injeksi/daftar obat

2. Persiapan pasien :
a. Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis dan
rute pemberian.
b. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
c. Jelaskan prosedur pada pasien.
d. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ruangan atau
menarik korden

D. Langkah langkah :

Farmakolog
i 54
a. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan steril.
b. Kumpulkan peralatan dan periksa urutan medikasi terhadap rute,
dosis, dan waktu pemberian.
c. Siapkan medikasi dari ampul atau vial seperti yang diuraikan pada
keterampilan sebelumnya.
d. Periksa pita identifikasi pasien dan tanyakan nama pasien. Kaji
terhadap alergi.
e. Jelaskan prosedur pada pasien dan lanjutkan dengan cara yang
tenang.
f. Pilih tempat penyuntikan yang tepat, palpasi tempat tersebut terhadap
edema, massa, atau nyeri. tekan. Hindari area yang terdapat jaringan
parut, memar, lecet, atau infeksi.
g. Bantu pasien untuk mengambil posisi yang nyaman tergantung pada
tempat penyuntikan yang dipilih.
a) Muskulus Deltoideus : klien duduk / berbaring mendatar dengan
lengan fleksi / rileks diatas abdomen. lokasi penyuntikan 3 jari
dibawah akromion
b) Muskulus Vastus lateralis : klien berbaring terlentang dengan
lutut sedikit fleksi. lokasi penyuntikan 1/3 bagian tengah antara
trokanter mayor sampai dengan kondila femur lateral
c) Muskulus Ventrogluteal : klien berbaring miring, tengkurap atau
terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan disuntik
dalam keadaan fleksi. Letakkan telapak tangan pada trokanter
mayor ke arah kepala, jari tengah diletakkan pada SIAS lalu
rentangkan menjauh membentuk huruf V dan injeksi ditengah
area ini (bila klien miring ke kanan)
d) Muskulus Dorsogluteal : klien tengkurap dengan lutut di putar ke
arah dalam, atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul
fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah. Lokasi
penyuntikan ditentukan dengan cara :
 membagi area gluteal menjadi 4 kuadran, injeksi dilakukan pada
kuadran luar atas.
 menarik garis bayangan dari SIPS ke trokanter mayor, injeksi
pada area lateral superior
 menarik garis dari SIAS ke coccygis, tempat penyuntikkan pada
1/3 bagian dari SIAS
h. Membebaskan area yang akan di suntik dari pakaian / kain penutup
i. Bersihkan tempat suntikan yang dipilih dengan swab di tengah tempat
suntikan dan putar ke arah luar dengan arah melingkar sekitar 5 cm (2
inci).
j. Pegang kapas diantara jari ketiga dan keempat dari tangan non-
dominan.
k. Lepaskan tutup spuit dengan menariknya secara lurus.

Farmakolog
i 55
l. Pegang spuit diantara ibu jari dan jari telunjuk dari tangan Anda yang
dominan
m. Bayangkan seperti memegang pulpen, telapak tangan kebawah
n. Lakukan injeksi, posisikan tangan nondominan pada tanda anatomik
yang tepat dan regangkan kulit.
o. Secara hati - hati dan mantap tusuk / suntikkan jarum secara tegak
lurus dengan sudut 90'.
p. Raih ujung bawah barrel spuit dengan tangan non dominan dan
pindahkan tangan dominan ke plunger
q. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, jika terdapat darah
dalam spuit maka segera cabut spuit untuk dibuang dan diganti
dengan spuit dan obat yang baru. Bila tidak terdapat darah, suntikkan
obat secara perlahan ke dalam jaringan
r. Cabut spuit / jarum dengan cepat sambil meletakkan kapas alkohol
pada tempat
s. penyuntikkan lalu usap pada area injeksi dan lakukan massage. bila
tempat penusukan mengeluarkan darah, tekan tempat penusukan
dengan kassa steril kering sampai perdarahan berhenti.
t. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kap nya (guna
mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara
benar
u. Melepas sarung tangan dan cuci tangan
v. Catat pemberian obat pada lembar obat atau catatan perawat.
w. Kembali untuk mengevaluasi respon pasien terhadap obat 15 sampai
30 menit

Farmakolog
i 56
Pemberian Obat Secara Intra Cutan (IC)
A. Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit,yang di lakukan pada
lengan bawah bagian dalam atau di tempat lain yang di anggap perlu.

B. Tujuan
a. Melaksanakan uji coba obat tertentu,yang di lakukan dengan cara
memasukan obat ke dalam jaringan kulit yang di lakukan untuk tes alergi dan
skin test terhadap obat yang akan di berikan.
b. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat di lakukan
dengan cara di suntik intrakutan,pada umumnya di berikan pada pasien yang
akan diberikan obat antibiotic.
c. Membantu menentukan diagnose penyakit tertentu

C. Prosedur
1. Persiapan alat/bahan
a. Spuit dan jarum steril (spuit 1 cc, jarum nomor 25,26,27)
b. Obat yang diperlukan (vial atau ampul)
c. Bak spuit steril
d. Kapas alkohol (kapas air hangat untuk vaksinasi)
e. Kassa steril untuk membuka ampul (bila perlu)
f. Gergaji ampul (bila perlu)
g. 2 bengkok (satu berisi cairan desinfektan)
h. Pengalas (bila perlu)
i. Sarung tangan steril
j. Daftar / formulir pengobatan

2. Persiapan pasien
a. Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis dan
rute pemberian.
b. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
c. Jelaskan prosedur pada pasien.
d. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ruangan atau
menarik korden

D. Langkah langkah
a. Siapkan obat, masukan obat dari vial atau ampul dengan cara yang
benar Identifikasi klien (mengecek nama)
b. Beritahu klien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan serta
tujuannya
c. Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks (lengan bawah bagian
dalam, dada bagian atas, punggung dibawah scapula)
d. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian
e. Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa, nyeri
tekan, jaringan parut, kemerahan / inflamasi, gatal)
f. Memakai sarung tangan

Farmakolog
i 57
g. Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas alkohol
atau kapas lembab dari tengah keluar secara melingkar sekitar 5 cm,
menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi
h. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
i. Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari
dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap kebawah
j. Pegang erat lengan klien dengan tangan kiri, tegangkan area
penyuntikan
k. Secara hati - hati tusuk / suntikan jarum dengan lubang menhadap
keatas, sudut 5 sampai 15' sampai terasa ada tahanan
l. Tusukkan spuit melalui epidermis sampai sekitar 3 mm dibawah
permukaan kulit. Andaakan melihat ujung spuit melalui kulit
m. Raih pangkal jarum dengan ibu jari tangan kiri sebagai fiksasi, lalu
dorong cairan obat. akan timbul tonjolan dibawah permukaan kulit (lihat
gambar dibawah.

Farmakolog
i 58
n. Tarik spuit / jarum, sambil memberikan kapas alcohol diatas lokasi
injeksi
o. Tekan secara perlahan tanpa melakukan massage
p. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kap nya (guna
mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara
benar
q. Melepas sarung tangan dan merapihkan pasien
r. Membereskan alat – alat, mencuci tangan
s. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara)
pada lembar obat atau catatan perawat
t. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)

Farmakolog
i 59
Pemberian Obat secara Intra Vena
A. Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke
dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
Adapun tempat injeksi adalah :
 Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika).
 Pada tungkai (vena saphenous).
 Pada leher (vena jugularis).
 Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis).

B. Tujuan
a. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain.
b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

C. Prosedur
1. Persiapan alat/bahan
a. Spuit dan jarum steril
b. Obat yang diperlukan ( vial atau ampul )
c. Bak spuit steril
d. Kapas alkohol
e. Kassa steril untuk membuka ampul ( bila perlu )
f. Karet pembendung atau tourniquet
g. Gergaji ampul ( bila perlu )
h. Bengkok
i. Pengalas ( bila perlu )
j. Sarung tangan steril
k. Daftar / formulir pengobatan
2. Persiapan pasien
a. Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis dan
rute pemberian.
b. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
c. Jelaskan prosedur pada pasien.
d. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ruangan atau
menarik koden

D. Langkah langkah
a. Siapkan obat, masukkan obat dari vial atau ampul dengan cara yang
benar
b. Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks / berbaring dengan
tangan dalam keadaan lurus
c. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian
d. Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa, nyeri
tekan, jaringan parut, kemerahan / inflamasi, gatal)
e. Tentukan dan cari vena yang akan di tusuk (vena basilika dan sefalika

Farmakolog
i 60
f. Memakai sarung tangan
g. Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas alkohol
dari arah atas ke bawah menggunakan tangan yang tidak untuk
menginjeksi
h. Lakukan pembendungan di bagian atas area penyuntikan dan anjurkan
klien mengepalkan tangan
i. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
j. Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari
dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap ke bawah
k. Regangkan kulit dengan tangan non dominan untuk menahan vena,
kemudian secara pelan tusukkan jarum dengan lubang menghadap ke
atas kedalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan vena
l. Pegang pangkal jarum dengan tangan non dominan sebagai fiksasi
m. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, bila terhisap darah
lepaskan tourniquet kepalan tangan klien kemudian dorong obat pelan
- pelan kedalam vena
n. Setelah obat masuk semua, segera cabut spuit, bekas tusukan ditekan
dengan kapas alkohol
o. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya (guna
mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara
benar
p. Melepaskan sarung tangan dan merapihkan pasien
q. Membereskan alat – alat
r. Mencuci tangan

Farmakolog
i 61
s. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara)
pada lembar obat atau catatan perawat.
t. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)

Farmakolog
i 62
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN INJEKSI

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
diperlukan
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medik pada
kartu obat dan klien
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Mengkaji area penusukan
Melakukan Melakukan cuci tangan
higiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan Medikasi dan pelarut
Subkutan:
Spuit 1-3 mL atau ukuran yang sesuai
Jarum penarik ukuran 18 g
Jarum ukuran 25 -27 untuk administrasi
Intramuscular:
Spuit 2-3 mL atau ukuran yang sesuai
Jarum penarik ukuran 18 g
Jarum 21-24 g untuk administrasi
Intradermal:
1 mL spuit tuberculin dengan jarum ukuran
26-27 g
Kapas alcohol
Baki suntik
Tempat sampah benda tajam
Sarung tangan sekali pakai

Farmakolog
i 63
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan medikasi satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Mengumpulkan alat yang di butuhkan
menggunakan teknik aseptic
Menyiapkan lingkungan untuk klien
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Kembali ke klien 30 menit setelah pemberian
injeksi untuk mengevaluasi efek medikasi
(diharapkan dan efek samping)
Melaksanakan Menjaga privasi
prosedur klinis Melakukan 7 benar dan 3 cek pemberian obat
Menjelaskan prosedur dan langkah-langkah
pada perawat terintegrasi dan klien
Memilih dan menyiapkan area injeksi yang
sesuai
Menginjeksi medikasi kedalam jaringan
subkutan pada sudut 45-90 derajat dengan
mengambil 2,5-5 cm lipatan kulit
Menginjeksi medikasi kedalam otot pada
sudut 90 derajat
Menginjeksi medikasi kedalam lapisan dermal
pada sudut 5-15 derajat dengan menarik kulit
pada area injeksi
Mengaspirasi plunger spuit untuk memberikan
obat
Mengeluarkan jarum dengan cepat
Mengobservasi area injeksi untuk melihat efek
samping lokal dengan cepat
Membersihkan Membuang peralatan yang sudah digunakan
dan merapikan pada wadah yang sesuai
peralatan Membuang benda tajam pada tempat sampah
dengan benar tajam
Melakukan kebersihan tangan
Memperlengkapi kembali peralatan sesuai

Farmakolog
i 64
kebutuhan
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Mencatat dosis, rute, area, waktu dan tanggal
Mendokumentasikan sesuai dengan
peraturan hukum Negara
Melaporkan efek samping
Mencatat alasan menunda pengobatan

Farmakolog
i 65
Pemberian Obat Inhaler Dosis Terukur
A. Pengertian
Inhaler dosis terukur sudah semakin populer. Obat yang diberikan melalui
inhaler yang disemprotkan melalui sprai aerosol, uap atau bubuk halus
diberikan untuk menembus jalan nafas. Meskipun obat ini dirancang untuk
menghasilkan efek lokal misalnya bronkodilator atau sekret cair, obat
diabsorpsi dengan cepat melalui sirkulasi pulmonar dan dapat menciptakan
efek sistemik. Sebagai contoh, isoproterenol (Isuprel) adalah bronkodilator,
tetapi ini dapat juga menyebabkan artimia jantung.
Pasien dengan penyakit paru kronik sering tergantung pada obat inhaler
untuk mengontrol gejala jalan nafas mereka. Obat inhaler menguntungkan
bagi pasien karena: 1) obat dapat diberikan pada jalan nafas dengan
konsentrasi tinggi dan 2) efek samping sistematik biasanya dapat dihindari.

B. Tujuan
untuk mengatasi bronkospasme, meng-encerkan sputum, menurunkan
hipereaktiviti bronkus, serta mengatasi infeksi

C. Prosedur
1. Persiapan alat/bahan
a. Inhaler dosis terukur (Metered Dose Inhaler/MDI) atau Inhaler
Bubuk Kering (Dry
b. Powder Inhaler/DPI)/
c. Spacer (khusus untuk MDI)
d. Tisu sesuai kebutuhan
e. Baskom cuci dengan air hangat
f. Catatan pengobatan
2. Persiapan pasien
a. Periksa kelengkapan order pengobatan
b. Periksa pola nafas pasien (sebagai data dasar)
c. Periksa kemampuan klien untuk memegang, memanipulasi dan
menekan tabung
d. Kaji kemampuan pasien untuk belajar.

D. Langkah langkah
a. Berikan pasien kesempatan untuk memanipulasi inhaler dan
tempatnya. Jelaskan dan peragakan cara memasang tempat inhaler
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dosis terukur dan ingatkan
pasien tentang kelebihan penggunaan inhaler termasuk efek samping
obat tersebut
c. Jelaskan langkah-langkah penggunaan dosis obat inhaler (peragakan
tahap tahapannya bila mungkin) seperti :
d. Jelaskan langkah yang digunakan untuk memberikan dosis obnat yang
dihirup. (Demonstrasikan langkah tindakan, jika memungkinkan).
a) Lepas tutup dan pegang inhaler dalam posisi tegak dengan ibu
jari dan dua jari pertama.
b) Kocok inhaler
c) Tekuk kepala sedikit ke belakang dan hembuskan napas
Farmakolog
i 66
d) Atur posisi inhaler dengan salah satu cara berikut:
 Buka mulut dengan inhaler berjarak 0,5 sampai 1 cm dari
mulut
 PILIHAN: sambungkan pengatur jarak (spacer) ke bagian
mulut inhaler
 Tempatkan bagian mulut inhaler atau spacer di dalam
mulut.
e) Tekan inhaler ke bawah mulut untuk melepaskan obat (satu
tekanan) sambil menghirupnya dengan perlahan.
f) Bernapas perlahan selama dua sampai tiga detik
g) Tahan nafas selama sekitar 10 detik
h) Ulangi tekanan sesuai program, tunggu satu menit diantara
tekanan..
i) Bila diresepkan dua obat inhaler, tunggu 5 – 10 detik antara
inhalasi
j) Jelaskan bahwa mungkin pasien merasa ada sensasi tersedak
pada tenggorokan yang disebabkan oleh droplet obat pada
faring lidah
k) Perintahkan pasien untuk membuang tempat obat inhaler dan
membersihkan inhaler dengan air hangat
l) Tanyakan apakah pasien ingin mengajukan pertanyaan
m) Instruksikan pasien untuk mengulangi inhalasi sebelum jadual
dosis berikutnya
n) Catat pada catatan perawat isi atau ketrampilan yang diajarkan
dan kemampuan pasien menggunakan inhaler.

Farmakolog
i 67
MENGGUNAKAN METERED-DOSE INHALERS (MDIs)

A. Pengertian
Terapi inhalasi yaitu pemberian obat yang langsusng menuju paru paru
B. Tujuan
Memberikan efek langsung ke target yaitu paru paru.
C. Persiapan Alat:
1) MDI dengan canister
2) Spacer (contoh: volumatik) (pilihan)
3) Tisu wajah (pilihan)
4) Baskom atau wastafel dengan air hangat
5) Handuk kertas
6) Kartu obat
D. Prosedur Pelaksanaan:

No. Langkah - Langkah Rasional


1. Telaah order pemberi resep, Memastikan administrasi medikasi
termasuk nama klien, nama obat, yang benar dan aman.
dan jumlah inhalasi.
2. Identifikasi klien, bandingkan nama Memastikan benar klien, yang
pada kartu obat dengan gelang ID mendapatkan medikasi.
klien dan Tanya nama klien.
3. Kaji kemampuan klien untuk Adanya gangguan memegang atau
memegang, memanipulasi dan tremor pada tangan mempengaruhi
menekan canister dan inhaler. Kaji kemampuan klien untuk menekan
pernafasan dan tingkat sesak, dan canister yang di dalamnya terdapat
auskultasi dada. inhaler.
4. Kaji kesiapan dan kemampuan Mempengaruhi kemampuan klien
klien untuk belajar; klien bertanya untuk memahami penjelasan dan
tentang medikasi, penyakit atau partisipasi aktif dalam proses
komplikasi; meminta diajarkan cara pembelajaran.
penggunaan inhaler; sadar mental; Keterbatasan fisik dan mental
berpartisipasi pada perawatan diri. mempengaruhi kemampuan klien
Klien harus tidak dalam keadaan untuk belajar dan metode yang
lelah, nyeri atau distress digunakan perawat untuk
pernafasan. Kaji tingkat pembelajaran. Pengetahuan penyakit
pemahaman istilah kata teknis dan sangat penting untuk klien untuk
tujuan dan cara kerja medikasi secara realistik memahami
yang di resepkan. penggunaan inhaler.
5. Kaji jadwal medikasi dan jumlah Mempengaruhi penjelasan perawat
inhalasi yang diresepkan untuk dalam penggunaan inhaler.
setiap dosis.
6. Jika sebelumnya diinstruksikan Instruksi perawat mungkin hanya
untuk inhalasi mandiri obat, kaji membutuhkan kalimat sederhana,
teknik klien dalam menggunakan tergantung tingkat ketangkasan klien.
inhaler.
Farmakolog
i 68
7. Instruksikan klien dalam lingkungan Klien akan lebih dapat menerima
yang nyaman dengan duduk di penjelasan perawat.
kursi rumah sakit atau duduk pada
meja dapur di rumah.
8. Berikan waktu yang cukup untuk Mencegah interupsi. Instruksi harus
sesi pengajaran. dilakukan saat klien mampu menerima
pengajaran.
9. Lakukan hygiene tangan dan atur Mengurangi transfer mikroorganisme;
peralatan yang dibutuhkan. menghemat waktu.
10. Berikan kesempatan pada klien Klien harus mengenal bagaimana
untuk mengenal inhaler, canister menggunakan alat.
dan alat spacer. Jelaskan dan
demonstrasikan bagaimana
canister cocok dengan inhaler.
11. Jelaskan apa itu dosis terukur, dan Klien tidak boleh melakukan
peringatkan klien tentang administrasi inhalasi berlebih karena
penggunaan berlebih inhaler, risiko efek samping yang serius. Jika
termasuk efek samping medikasi. medikasi diberikan pada dosis yang di
rekomendasikan, efek samping tidak
akan terjadi.
12. Jelaskan langkah-langkah Menggunakan penjelasan satu persatu
administrasi dosis inhalasi medikasi dengan sederhana memberikan
(demonstrasikan langkah-langkah kesempatan pada klien untuk bertanya
jika memungkinkan) : pada poin manapun selama prosedur
berlangsung.
a. Buka penutup mulut dari inhaler. Memastikan partikel halus tererosol.
b. Kocok sempurna inhaler. Menyiapkan jalan nafas klien untuk
menerima medikasi.
c. Minta klien nafas dalam dan Mengarahkan semprotan aerosol ke
ekspirasi. jalan nafas.
d. Instruksikan klien untuk Memposisikan mouthpiece 2,5-5 cm
memposisikan inhaler pada salah dari mulut dipertimbangkan sebagai
satu diantara 2 cara. cara terbaik untuk melepas medikasi.
1) Buka bibir dan tempatkan
inhaler pada mulut dengan
membuka hingga ke belakang
tenggorokan.
2) Posisikan alat 2,5 - 5 cm dari
mulut.
e. Setelah inhaler diposisikan MDIs bekerja dengan baik ketika klien
dengan benar, minta klien menggunakan posisi tangan tiga-poin
memegang inhaler dengan atau lateral untuk mengaktifkan
jempol pada mouthpiece dan jari canister.
telunjuk dan tengah diatas. Ini
disebut posisi tangan tiga-poin
atau lateral. Medikasi terdistribusi ke jalan nafas
f. Instruksikan klien untuk sedikit selama inhalasi. Inhalasi melalui mulut
menengadahkan kepala ke dibandingkan melaui hidung membuat
belakang, tarik nafas perlahan medikasi lebih efektif dijalan nafas.
Farmakolog
i 69
dan dalam melalui mulut dan
tekan canister medikasi secara
sempurna.
Memfasilitasi tetesan kecil semprotan
g. Tahan nafas sekitar 10 detik. aerosol mencapai cabang terjauh jalan
nafas.
Menjaga sedikit jalan nafas terbuka
h. Hembuskan nafas melalaui bibir. selama menghembuskan nafas.
13. Jelaskan langkah-langkah
administrasi medikasi dosis inhalasi
menggunakan spacer seperti
volumatik (demonstrasikan jika
memungkinkan):
a. Buka penutup mulut dari MDI Inhaler cocok masuk ke ujung spacer.
dan mouthpiece spacer.
Spacer menjaga medikasi terlepas dari
b. Masukkan MDI ke dalam ujung
MDI; klien kemudian menginspirasi
spacer.
obat dari alat. Alat ini menyimpan 80%
lebih medikasi pada paru
dibandingkan pada orofaring.
c. Kocok inhaler dengan sempurna. Memastikan partikel halus tererosol.
d. Tempatkan mouthpiece spacer Obat seharusnya tidak keluar melalui
kedalam mulut dan tutup bibir. mulut.
Jangan masukkan lebih dari
kemampuan bibir menutup
mouthpiece. Hindari menutup
hembusan nafas yang keluar dari
sela bibir. Berikan kesempatan klien untuk rileks
e. Nafas secara normal melalui sebelum memberikan medikasi.
mouthpiece spacer. Lakukan semprotan yang
f. Tekan canister medikasi, menghasilkan partikel halus untuk
menyemprotkan satu hembusan diinhalasi. Partikel besar akan tertahan
ke spacer. di spacer.
g. Nafas perlahan dan secara Memastikan partikel obat terdistribusi
sempurna (selama 5 detik). jauh ke jalan nafas.
h. Tahan satu nafas penuh selama Memastikan distribusi medikasi secara
5-10 detik. sempurna.
14. Instruksikan klien untuk menunggu Medikasi harus diinhalasi secara
2 -5 menit antara inhalasi atau bertahap. Inhalasi pertama membuka
seperti yang di pesankan pembuat jalan nafas dan mengurangi inflamasi.
resep. Inhalasi kedua atau ketiga
mempenetrasi ke jalan nafas lebih
jauh.
15. Instruksikan klien untuk tidak Medikasi diresepkan berjarak dalam
mengulang inhalasi sebelum dosis sehari untuk memberikan tingkat obat
terjadwal berikutnya. konstan dan meminimalkan efek
samping. Beta-adrenergik MDIs
digunakan jika diperlukan atau setiap
4-6 jam.

Farmakolog
i 70
16. Jelaskan bahwa klien mungkin Hasil yang dirasakan ketika inhalasi di
merasakan sensasi gagging pada semprotkan namun tidak diinhalasi
tenggorokan yang disebabkan oleh secara benar.
partikel medikasi menempel faring
atau lidah.
17. Instruksikan klien untuk mencuci Mengurangi absorpsi bukal medikasi.
mulut dengan air.
18. Instruksikan klien untuk melepas Akumulasi semprotan di sekitar
canister medikasi dan mouthpiece dapat mengganggu
memebersihkan inhaler dengan air distribusi yang seharusnya selama
hangat. penggunaan. Beberapa obat dapat
meningkatkan resiko candida oral jika
tidak dicuci dari mulut.
19. Tanyakan apakah klien memiliki Klarifikasi adanya salah konsep atau
pertanyaan. salah pemahaman.
20. Minta klien menjelaskan dan Re-demonstrasi memberikan umpan
mendemonstrasikan langkah- balik untuk mengukur pemelajaran
langkah penggunaan inhaler. klien.
Ajarkan klien cara memeriksa
volume inhaler.
21. Minta klien untuk menjelaskan Meningkatkan kemungkinan
jadwal medikasi. kepatuhan terapi.
22. Minta klien untuk mendeskripsikan Akan membuat klien mengenal tanda
efek samping medikasi dan kriteria kelebihan penggunaan dan perlunya
untuk memanggil pemberi resep. mencari bantuan medis ketika
medikasi tidak efektif.
23. Setelah memberikan medikasi, kaji Menentukan status pola nafas dan
pernafasan dan auskultasi paru keadekuatan ventilasi.
klien.
PENCATATAN DAN PELAPORAN PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
RUMAH
 Dokumentasikan pada catatan  Ajarkan klien cara menentukan
keperawatan keterampilan apa canister yang penuh, menggunakan
yang diajarkan dan kemampuan perpindahan dalam air.
klien untuk melakukan
keterampilan tersebut.
 Catat waktu saat klien
menggunakan MDI (jumlah
hisapan).
 Laporkan munculnya efek yang
tidak diinginkan dari medikasi.

Farmakolog
i 71
Farmakolog
i 72
Perbedaan : MDI, DPI dan Nebulizer

MDI DPI Nebulizer


a. Dapat menggunakan a. DPI tidak mengandung a.Alat berupa mesin yang
spacer propelan sehingga mengubah obat asma
b. Energi yang tertinggalnya obat di bentuk cair menjadi uap
dibutuhkan orofaringeal lebih kecil b.Penghirupan obat
berdasarkan propilen b. Energi yang menggunakan masker
c. Memerlukan koordinasi dibutuhkan berasal c. Mengeluarkan suara
yang pas antara dari kekuatan pasien yang berisik
menghirup dan dalam menarik nafas d.Memerlukan sumber
menekan obat c. Tidak memerlukan daya listrik
d. Terjadi penurunan bantuan spacer untuk e.Harga relatif lebih
dosis pada keadaan mempermudah mahal
dingin. penggunaan
e. Memerlukan persiapan d. Membutuhkan aliran
khusus seperti inspirasi yang lebih
penyemprotan dan tinggi
pengocokan aerosol e. Tidak dapat digunakan
sebelum digunakan untuk pasien usia
muda

Farmakolog
i 73
DAFTAR TILIK

MENGGUNAKAN METERED-DOSE INHALERS (MDIs)

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
diperlukan
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medik pada
kartu obat dan klien
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Melakukan Melakukan cuci tangan
higiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan MDI dengan canister
Spacer
Baskom berisi air sabun hangat
Handuk kertas
Tisu wajah
Sikat gigi
Pasta gigi
Gelas dan mangkuk bilas
Sarung tangan sekali pakai
Tisu toilet
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan medikasi satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
Farmakolog
i 74
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Mengumpulkan alat yang di butuhkan
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Jika klien ditempat tidur: bantu klien untuk
duduk atau posisi miring (jika terdapat
kontraindikasi duduk); kembali ke klien 5
menit setelah medikasi untuk mengevaluasi
efek obat (diharapkan dan efek samping)
Jika klien berdiri: bantu klien untuk duduk di
kursi atau posisi semi fowler diatas tempat
tidur; kembali ke klien 5 menit setelah
medikasi untuk mengevaluasi efek obat
(diharapkan dan efek samping)
Melaksanakan Melakukan 7 benar dan 3 cek pemberian obat
prosedur klinis Mengocok obat dan masukkan canister ke
posisi MDI spacer
Meminta klien untuk menutup mulut yang
mengelilingi spacer mouthpiece
Menekan obat 1 kali ke spacer
Menganjurkan klien untuk bernafas melalui
mulut selama 5 detik dan menahan nafas
selama 5-10 detik
Menunggu antara 2-5 menit antar inhalasi
Menganjurkan klien untuk berkumur atau
menyikat gigi setelah prosedur dilakukan
Membersihkan Lepaskan canister dari spacer dan cuci
dan merapikan dengan sabun hangat
peralatan Melakukan hygiene tangan
dengan benar
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Mencatat kemampuan yang diajarkan pada
klien dan kemampuan untuk menggunakan
obat secara mandiri
Melaporkan efek samping
Mencatat alasan menunda medikasi.

Farmakolog
i 75
Pemberian Obat Supositoria Rektal

A. Pengertian
Banyak obat tersedia dalam bentuk supositoria dan dapat menimbulkan efek
lokal dan sistemik. Amiinofilin supositoria bekerja secara sistemik untuk
mendilatasi bronkiale respiratori. Dulkolak supositoria bekerja secara lokal
untuk meningkatkan defekasi. Supositoria aman diberikan pada pasien.
Perawat harus memperhatikan terutama pada penempatan supositoria
dengan benar pada dinding mukosa rektal melewati spingter ani interna
sehingga supositoria tidak akan dikeluarkan. Pasien yang mengalami
pembedahan rekatal atau mengalami perdarahan rektal jangan pernah
diberikan supositoria.
B. Tujuan
1. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
2. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan
C. Prosedur
1. Persiapan alat / bahan
a. Kartu atau formulir obat, buku catatan pengobatan
b. Supositoria rektal
c. Sarung tangan bersih sekali pakai
d. Jeli/pelumas
e. Tisu

1. Persiapan pasien
a. Kaji program pengobatan dokter untuk mengetahui nama obat,
dosis dan rute
b. obat.
c. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
d. Jelaskan prosedur pada pasien
e. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau menarik korden
f. Pastikan pencahayaan cukup
D. Langkah langkah
a. Kenali pasien / identitas pasien atau tanyakan namanya langsung.
b. Bandingkan label obat dengan buku catatan pengobatan sekali lagi
c. Bantu pasien dalam posisi miring (Sims) dengan tungkai bagian atas
fleksi ke depan.

Farmakolog
i 76
d. Jaga agar pasien tetap terselimuti dan hanya area anal saja yang
terlihat.
e. Ambil supositoria dari bungkusnya dan beri pelumas pada ujung
bulatnya dengan jeli. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk
dari tangan dominan Anda.
f. Minta pasien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut dan untuk
melemaskan spingter ani.
g. Tarik bokong pasien dengan tangan non dominan Anda. Dengan jari
telunjuk yang tersarungi, masukkan perlahan supositoria melalui anus,
spingter anal internal dan mengenai dinding rektal atau sekitar 10 cm
pada orang dewasa dan 5 cm pada anak-anak dan bayi.
h. Keluarkan jari Anda dan usap area anal pasien dengan tisu.
i. Minta pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5
menit.
j. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses letakkan
lempu pemanggil dalam jangkauan pasien sehingga pasien dapat
mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi.
k. Lepas sarung tangan dengan membalik bagian dalam ke luar dan
buang dalam wadah yang telah disediakan.
l. Cuci tangan Anda.
m. Catat obat yang telah diberikan dalam catatan pemberian obat.

Farmakolog
i 77
PEMBERIAN SUPOSITORIA REKTAL

A. Pengertian
Adalah pemberian obat yang berupa sediaan padat dalam berbagai bentuk,
yang diberikan melalui rektal.
B. Tujuan
Untuk melunakkan faeces
C. Persiapan Alat:
1) Supositoria raktal
2) Jeli pelumas (larut air)
3) Sarung tangan sekali pakai
4) Tisu
5) Penutup
6) Kartu obat
D. Prosedur Pelaksanaan:

No. Langkah – Langkah Rasional


1. Telaah order pemberi resep Memastikan pemberian medikasi
termasuk nama klien, nama obat, yang benar dan aman.
bentuk, cara dan waktu pemberian.
2. Telaah catatan tenaga kesehatan Kondisi kontraindikasi penggunaan
terkait adanya kontraindikasi relevan supositoria.
seperti operasi rectal atau
perdarahan.
3. Lakukan hygiene tangan. Mengurangi transfer mikroorganisme.
4. Pakai sarung tangan sekali pakai. Mencegah kontak dengan materi
fekal yang terinfeksi.
5. Identifikasi klien; cek nama pada Memastikan benar klien, yang
kartu obat dengan gelang ID klien mendapatkan medikasi.
dan tanyakan nama klien.
6. Jelaskan prosedur. Jelaskan secara Meningkatkan pemahaman dan
spesifik jika klien ingin melakukan kerjasama. Akan memungkinkan
administrasi medikasi mandiri. klien untuk melakukan administrasi
medikasi mandiri jika memungkinkan
secara fisik.
7. Atur peralatan di samping tempat Memastikan prosedur berjalan lancer.
tidur.
8. Tutup tirai ruangan atau pintu. Menjaga privasi dan meminimalkan
rasa malu.
9. Bantu klien berbaring dengan posisi Membuka anus dan membantu klien
sim. Jaga klien tetap tertutup dengan merelaksasi spinkter anal eksternal.
hanya area anal yang terbuka. Menjaga privasi dan memfasilitasi
relaksasi.
10. Kaji kondosis eksternal anus dan Menentukan adanya perdarahan
palpasi dinding rectal jika diperlukan. rectal aktif. Palpasi menentukan
Farmakolog
i 78
Jika sarung tangan kotor, buang apakah rectum penuh dengan feses,
dengan membalik sarung tangan yang mungkin mempengaruhi
dalam ke luar dan taruh di wadah penempatan obat supositoria.
yang benar. Mengurangi transmisi infeksi.

11. Pakai sarung tangan sekali pakai Meminimalkan kontak dengan materi
(jika sarung tangan sebelumnya di fekal dan megurangi transmisi
buang). mikroorganisme.
12. Keluarkan supositoria dari bungkus Pelumas mengurangi gesekan ketika
dan berikan pelumas pada ujung supositoria masuk ke saluran kanal
bulat. Berikan pelumas pada jari anus.
telunjuk tangan dominan.
13. Minta klien untuk nafas dalam Memaksa supositoria melewati
perlahan melalui mulut dan spinkter yang kontriksi dapat
merelaksasi spinkter anal. menyebabkan nyeri.
14. Tarik pantat dengan tangan non- Supositoria harus ditempatkan pada
dominan. Masukkan supositoria mukosa rectal agar absorbsi dan efek
perlahan melalui anus, melalui terapeutik.
spinkter eksternal dan dinding rectal,
10 cm pada dewasa, 5 cm pada
anak-anak dan bayi. Mungkin butuh
diberikan tekanan perlahan untuk
mehan pantat bersama sementara.
15. Tarik jari dan bersihkan area anus Memberikan kenyamanan.
dengan tisu.
16. Buang sarung tangan dengan Mengurangi transfer mikroorganisme.
membalik sarung tangan dalam ke
luar, dan buang di tempat sampah
yang benar.
17. Minta klien untuk teteap terlentang Mencegah keluarnya supositoria.
atau berbaring miring selama 5
menit.
18. Jika supositoria mengandung laksatif Memberikan klien sensasi control
atau pelembut feses, tempatkan terhadap eliminasi. Memfasilitasi
lampu pemanggil dalam jangkauan. klien untuk mendapatkan bantuan
pispot atau ke toilet.
19. Lakukan hygiene tangan. Mengurangi risiko transfer infeksi.
20. Kembali dalam 5 menit untuk Re-insersi mugkin dibutuhkan.
menentukan apakah supositoria
terdorong keluar.
21. Observasi efek supositoria (contoh: Mengevaluasi keefektifan medikasi
gerakan usus, mual) 30 menit dan mengurangi gejala pada klien.
setelah pemberian.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
 Lapor terjadinya perdarahan rectal
ke tenaga medis.

Farmakolog
i 79
PEMBERIAN OBAT VAGINAL

A. PENGERTIAN
Obat vaginal tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang digunakan
untuk mengobati infeksi lokal atau inflamasi. Penting untuk menghindari rasa
malu pasien bila memberikan sediaan ini. Seringkali pasien lebih memilih
untuk belajar cara memberikan obat ini sendiri. Karena luka yang merupakan
gejala infeksi vagina berbau sangat tak sedap, ada baiknya untuk
menawarkan pasien higiene perineal yang baik

B. TUJUAN
1. Untuk mengobati infeksi pada vagina
2. Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada
vagina
3. Untuk mengurangi peradangan

C. PROSEDUR
1. Persiapan alat/ bahan
a. Kartu atau formulir obat
b. Supositoria Vagina
c. Sarung tangan bersih, sekali pakai
d. Jeli untuk pelumas, Tisu bersih
e. Alat untuk memasukkan supositoria (bila ada)
f. Balutan perineal (bila ada)
g. Krim Vagina
h. Handuk kertas
2. Persiapan pasien
a. Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis dan
rute pemberian.
b. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
c. Jelaskan prosedur pada pasien.
d. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ruangan atau
menarik koden
e. Pastikan pencahayaan yang cukup

D. LANGKAH LANGKAH
a. Periksa identitas pasien atau tanyakan nama pasien.
b. Minta pasien berbaring dalam posisi dorsal rekumben.
c. Pertahankan selimut abdomen dan turunkan selimut ekstremitas.
d. Kenakan sarung tangn sekali pakai.

SUPOSITORIA

Farmakolog
i 80
1. Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan jelly pelicin
yang larut dalam ar pada ujung supositoria yang bulat dan halus.
Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dari tangan
dominan.
2. Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan,
lihat lubang vagina dengan cara membuka dengan lembut laba
mayora.
3. Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal vagina
posterior sepanjang dinding posterior lubang vagina sampai sepanjang
jari telunjuk (7.5 – 10 cm), untuk memastikan distribusi obat sepanjang
dinding vagina.
4. Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa di sekitar orifisium dan
labia.

KRIM VAGINA
1. Isi aplikator krim, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan.
2. Dengan tangan non dominan Anda yang memakai sarung tangan, perlahan
regangkan lipatan labia.
3. Dengan tangan dominan Anda yang bersarung tangan, masukkan aplikator
sekitar 7.5 cm. Dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat.
4. Tarik plunger dan letakkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa krim pada
labia atau orifisium vagina
5. Instruksikan pasien untuk tetap pada posisi terlentang selama sedikitnya 10
menit.
6. Tawarkan pembalut perineal sebelum pasien melakukan ambulasi.
7. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalamnya ke arah
luar/terbalik dan buang pada wadah yang tersedia.
8. Cuci tangan.
9. Catat obat yang telah diberikan pada catatan obat

Farmakolog
i 81
PEMBERIAN MEDIKASI VAGINA

A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat:
1) Krim vagina, busa, jeli atau supositoria atau cairan irigasi
2) Alat pemakai
3) Sarung tangan sekali pakai
4) Tisu
5) Handuk kertas
6) Perlak perineal
7) Penutup
8) Pelumas larut air
9) Kartu obat
D. Prosedur Pelaksanaan:

No. Langkah - Langkah Rasional


1. Menelaah order pemberi resep, Memastikan pemberian medikasi
termasuk nama klien, nama obat, yang benar dan aman.
bentuk (krim atau supositoria), rute,
dosis, dan waktu pemberian.
2. Melakukan hygiene tangan. Mengurangi transfer mikroorganisme.
3. Identifikasi klien; bandingkan nama Pastikan benar klien yang menerima
pada kartu obat dengan gelang ID medikasi.
dan tanyakan nama.
4. Inspeksi kondisi eksternal vagina Memberikan batasn bawah untuk
dan saluran vagina. memonitor efek medikasi.
5. Kaji kemampuan klien untuk Restriksi mobilisasi mengindikasikan
memanipulasi alat pemakai atau tingkat ketergantungan klien terhadap
supositori dan memposisikan diri perawat.
untuk memasukkan obat.
6. Jelaskan prosedur kepada klien. Meningkatkan pemahaman. Akan
Jelaskan secara spesifik jika klien memfasilitasi klien untuk memberikan
berencana untuk memasukkan obat secara mandiri jika mampu

Farmakolog
i 82
medikasi secara mandiri (contoh: secara fisik.
buka penutup foil sebelum
memasukkan obat).
7. Atur peralatan disamping tempat Memastikan prosedur dilakukan
tidur. dengan lancar.
8. Tutup tirai atau pintu. Menjaga privasi.
9. Bantu klien untuk berbaring pada Mempermudah akses dan membuka
posisi dorsal recumbent. saluran vagina dengan baik.
Memfasilitasi supositori untuk melarut
tanpa keluar dari orifisium.
10. Jaga abdomen dan ekstremitas Meminimalkan rasa malu.
bawah tertutup.
11. Pakai sarung tangan sekali pakai. Mencegah transmisi mikroorganisme
antara perawat dan klien.
12. Pastikan orifisium vagina disinari Insersi yang benar mengharuskan
oleh lampu ruangan atau lampu genitalia eksterna terlihat.
lengkung.
13. Masukkan supositori dengan alat
pemakai:
a) Buka supositori dari bungkus foil Pelumas mengurangi gesekan
dan tempatkan supositori di ujung terhadap permukaan mukosa selama
alat pemakai; berikan pelumas insersi.
pada ujung alat yang lunak dan
bulat. Berikan pelumas pada alat.
b) Dengan tangan non-dominan yang
terpasang sarung tangan, secara Membuka orifisium vagina.
perlahan tarik lipatan labia.
c) Pegang alat pemakai pada silinder Penempatan yang benar meyakinkan
dan arahkan alat pertama kali ke akan distribusi obat yang merata
bawah (ke arah spine) kemudian sepanjang dinding rongga vagina.
ke belakang dan keatas (melalui
servik). Tujuannya adalah untuk
memasukkan alat pemakai
sepanjang dinding posterior
saluran vagina 5 cm ke dalam
saluran vagina. Menjaga kenyamanan.
d) Ketika alat pada posisi yang benar
maka akan menekan plunger,
buka alat dengan menekan
plunger dan basuh sisa pelumas
di sekitar orifisium dan labia.
14. Berikan krim atau busa:
a) Isi alat pemakai krim atau busa Dosis diresepkan sesuai volume alat
dengan mengikuti petunjuk yang pemakai.
ada di bungkus.
b) Dengan tangan non-dominan yang Membuka orifisium vagina.
terpasang sarung tangan, secara
perlahan tarik lipatan labia.
c) Dengan tangan dominan yang Memfasilitasi distribusi merata

Farmakolog
i 83
terpasang sarung tangan, dorong medikasi di sepanjang dinding
plunger alat pemakai untuk vagina.
memasukkan obat kedalam
vagina.
d) Keluarkan alat pemakai dan Krim sisa pada alat pemakai mungkin
tempatkan pada handuk kertas. mengandung mikroorganisme.
Bersihkan sisa krim dari labia atau
orifisium vagina.
15. Lepaskan sarung tangan dengan Mengurangi transfer mikroorganisme.
menarik kearah luar dan membuang
pada wadah yang tepat. Lakukan
hygiene tangan.
16. Instruksikan klien untuk tetap Medikasi akan terdistribusi dan
bersandar minimal 10 menit. terserap secara merata di sepanjang
saluran vagina dan tidak akan hilang
keluar dari orifisium.
17. Jika alat pemakai akan digunakan Kavum vagina tidak steril. Sabun dan
lagi, cuci dengan sabun dan air air membantu menghilangkan bakteri
hangat, bilas dan simpan untuk dan krim sisa.
digunakan kembali.
18. Tawarkan pada klien perlak perineal Mencegah cairan vagina jatuh ke
jika klien ingin bergerak. pakaian.
19. Inspeksi cairan dari saluran vagina Mengevaluasi apakah medikasi
dan kondisi eksternal genitalia di vagina secara efektif mengurangi
sela pemberian. iritasi atau inflamasi jaringan.
PENCATATAN DAN PELAPORAN PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
RUMAH
 Catat nama obat, dosis, rute, waktu Supositoria harus disimpan di dalam
pemberian dan kartu obat. kulkas tetapi di dalam wadah yang
 Catat karakteristik cairan pada jauh dari jangkauan anak-anak.
catatan keperawatan.

Farmakolog
i 84
Kriteria Penilaian
Lulus/ Kompeten : jika semua langkah langkah prosedur dikerjakan semua
Lulus dengan perbaikan/Kurang kompeten : Jika ada langkah-langkah selain yang
diberi bintang tidak dikerjakan
Tidak Lulus/tidak kompeten : Jika ada salah satu langkah-langkah yang diber tanda
bintang tidak dikerjakan

Daftar Tilik Pemberian Obat Vaginal

NO KOMPONEN YA TIDAK
1 Mencuci tangan
2 Menyaiapkan alat dan obat
3 Periksa identifikasi klien dengan membaca gelang
identifikasi dan
menanyakan nama klien
4 Meminta pasien berbaring dalam posisi dorsal rekumben.
5 Mempertahankan selimut abdomen dan turunkan selimut
ekstremitas
6 Jelaskan prosedur
7 Kenakan sarung tangn sekali pakai
Supositoria
a Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan
jelly pelicin
b lihat lubang vagina dengan cara membuka dengan lembut
laba mayora.
c Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal
vagina posterior sepanjang dinding posterior lubang vagina
sampai sepanjang jari telunjuk (7.5 – 10 cm), untuk
memastikan distribusi obat sepanjang dinding vagina
d Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa di sekitar
orifisium dan labia
Krim vagina
a Isi aplikator krim
b Meregangkan lipatan labia dengan tangan non dominan
c Memasukkan aplikator sekitar 7.5 cm, orong penarik aplikator
untuk mengeluarkan obat. *
d Tarik plunger dan letakkan pada handuk kertas

Farmakolog
i 85
e Bersihkan sisa krim pada labia atau orifisium vagina
f Instruksikan pasien untuk tetap pada posisi terlentang selama
sedikitnya 10 menit *
g Tawarkan pembalut perineal sebelum pasien melakukan
ambulasi
h Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
i Mendokumentasikan pemberian obat, termasuk nama obat, dan
waktu pemberian

Kriteria Penilaian
Lulus/ Kompeten : jika semua langkah langkah prosedur dikerjakan semua
Lulus dengan perbaikan/
Kurang kompeten : Jika ada langkah-langkah selain yang diberi bintang tidak
dikerjakan
Tidak Lulus/tidak kompeten : Jika ada salah satu langkah-langkah yang diber tanda
bintang tidak dikerjakan

Daftar Tilik Pemberian Obat Supositoria


NO KOMPONEN YA TIDAK
1 Mencuci tangan
2 Menyaiapkan alat dan obat
3 Periksa identifikasi klien dengan membaca gelang
identifikasi dan
menanyakan nama klien
4 Meminta pasien berbaring dalam posisi sim *.
5 Mempertahankan agar pasien tetap terselimuti dan hanya
area anal saja yang terlihat
6 Jelaskan prosedur
7 Kenakan sarung tangn sekali pakai
8 Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan
jelly pelicin
9 8 Minta pasien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut
dan untuk melemaskan spingter ani
10 Tarik bokong pasien dengan tangan non dominan Anda.
Dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukkan perlahan
supositoria melalui anus,
spingter anal internal dan mengenai dinding rektal atau
sekitar 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada anak-
anak dan bayi.
11 Keluarkan jari Anda dan usap area anal pasien dengan tisu
12 Minta pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring
selama 5 menit
13 Memberikan bel pemanggil bila supositoria mengandung
laksatif
14 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

Farmakolog
i 86
15 Mendokumentasikan pemberian obat, termasuk nama obat, dan
waktu pemberian

Memberikan obat mata

Mata adalah organ yang sangat sensitif. Kornea, bagian anterior bola mata, kaya
sangat banyak mengandung serabut nyeri yang sensitif. Perawat harus menghindari
memberikan tetes mata langsung pada permukaan kornea sehingga
ketidaknyamanan klien minimal. Juga penting bahwa perawat menggunakan
kewaspadaan dalam memberikan obat mata sehingga aplikator tidak membuat
sentuhan yang mencederai permukaan mata. Cedera dapat terjadi dengan mudah.

Obat mata diberikan untuk medilatasikan pupil untuk pemeriksaan struktur internal
mata, untuk melemahkan otot lensa mata, untuk pengukuran refraksi lensa, untuk
menghilangkan iritasi lokal, untuk mengobati gangguan mata, dan untuk meminyaki
kornea dan konjungtiva.

Diagnosa keperawatan potensial

Data klien yang didapatkan selama pengkajian menunjukkan batasan karakteristik


untuk mendukung diagnosa keperawatan berikut untuk klien yang memerlukan
keterampilan ini:

Perubahan sensori / perseptual

Kurang pengetahuan tentang pemberian obat

Peralatan

Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube.

Kartu atau formulir obat.

Bola kapas atau tisu.

Baskom cuci dengan air hangat.

Penutup mata / Eye patch (tidak menjadi keharusan)

Farmakolog
i 87
NO LANGKAH LANGKAH RASIONAL

Farmakolog
i 88
1 Telaah pesan dokter untuk memastikan Memastikan keamanan dan
nama obat, dosis, waktu pemberian, keakuratan pemberian obat.
dan rute.
2 Cuci tangan dan gunakan sarung Mengurangi transfer
tangan. mikroorganisme
3 Periksa gelang identifikasi klien dan Pastikan klien yang benar
tanyakan nama klien. memperoleh obat yang benar.
4 Jelaskan prosedur pemberian pada Mengurangi ansietas klien
klien
5 Minta klien untuk berbaring terlentang Mempermudah akses ke mata
dengan leher agak hiperekstensi untuk pemberian obat tetes mata.
(mendongak) Juga meminimalkan drainase obat
melalui duktus air mata.
6 Bila terdapat belek/drainase di Belek atau drainase merupakan
sepanjang kelopak mata atau kantung tempat berkumpulnya
dalam, basuh dengan perlahan. Basahi mikroorganisme. Pembasahan
semua belek yang telah mengering dan memungkinkan pembuangan dan
sulit dibuang dengan memakai lap mencegah tekanan langsung
basah atau bola kapas mata selama terhadap mata. Pembersihan dari
beberapa menit. Selalu membersihkan bagian dalam ke luar kantus
dari bagian dalam keluar kantus. menghindari masuknya
mikroorganisme ke dalma kantus
lakrimalis.
7 Pegang bola kapas atau tisu yang Kapas atau tisu mengabsorpsi
bersih pada tangan non dominan di atas obat yang keluar dari mata
tulang pipi klien tepat di bawah kelopak
mata bawah.
8 Dengan tisu atau kapas di bawah Teknik memajankan sakus
kelopak mata bawah, perlahan tekan konjungtiva bawah. Retraksi
bagian bawah dengan ibu jari atau jari terhadap tulang orbita mencegah
telunjuk di atas tulang orbita. tekanan dan trauma bola mata
dan mencegah jari dari menyentuh
mata.
9 Minta klien untuk melihat pada langit- Tindakan ini meretraksi bagian
langit. kornea yang sensitif ke atas dan
menjauhi konjungtiva serta
mengurangi rangsangan refleks
berkedip.
10 Teteskan obat tetes mata :
a. Dengan tangan dominan anda di Membantu mencegah kontak
dahi klien, pegang penetes mata penetes mata dengan struktur
yang telah terisi obat kurang lebih 1 mata, sehingga mengurangi risiko
sampai 2 cm (0,5 sampai 0,75 inci) di cedera mata dan pemindahan
atas sakus konjungtiva infeksi ke penetes obat. Obat
optalmik disterilkan.
b. Teteskan sejumlah obat yang Sakus konjungtiva normalnya
diresepkan ke dalam sakus menahan 1 sampai 2 tetes.
konjungtiva Meneteskan obat tetes ke dalam
sakus memberikan penyebaran

Farmakolog
i 89
obat yang merata di seluruh mata.
c. Bila klien berkedip atau menutup Efek terapeutik obat didapat
mata atau bila tetesan jatuh ke hanya bila tetesan masuk ke
pinggiran luar kelopak mata, ulangi sakus konjungtiva
prosedur. Mencegah aliran obat berlebihan
d. Bila memberikan obat yang ke dalam nasal dan jalur faringeal.
menyebabkan efek sistemik, lindungi Mencegah absorpsi ek dalam
jari anda dengan sarung tangan atau sirkulasi sistemik.
tisu bersih dan berikan tekanan
lembut pada duktus nasolakrimal
kien selama 30 sampai 60 detik. Membantu mendistribusikan obat.
e. Setelah meneteskan obat tetes, Berkedip atau menggosok kelopak
minta klien untuk menutup mata mata mendorong obat dari sakus
dengan perlahan. konjungtiva.
11 Memasukan salep mata :
a. Pegang aplikator salep di atas Mendistribusikan obat merata ke
pinggir kelopak mata, pencet tube mata dan pinggir kelopak mata.
sehingga memberikan aliran tipis
sepanjang tepi dalam kelopak mata
bawah pada konjungtiva.
b. Minta klien untuk melihat ke bawah. Mengurangi refleks selama
pemberian salep.
c. Berikan aliran tipis sepanjang Mendistribusikan obat secara
kelopak mata atas pada konjungtiva merata pada mata dan garis
dalam. kelopak mata.
Lebih menyebarkan obat lanjut
d. Biarkan klien memejamkan mata dan tanpa membuat trauma pada mata
menggosok kelopak mata secara
perlahan dengan gerakan sirkular
menggunakan bola kapas.
12 Bila terdapat kelebihan obat pada Meningkatkan kenyamanan dan
kelopak mata, dengan perlahan usap mencegah trauma mata.
dari bagian dalam ke luar kantus.
13 Bila klien mempunyai penutup mata, Penutup mata bersih mengurangi
pasang penutup mata yang bersih di kesempatan infeksi.
atas pada mata yang sakit sehingga
seluruh mata terlindungi. Plester
dengan aman tanpa memberikan
tekanan pada mata.
14 Lepaskan sarung tangan, cuci tangan, Mengurangi transmisi
dan buang peralatan yang sudah mikroorganisme
terpakai.
15 Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, Dokumentasi tepat waktu
waktu pemberian, dan mata (kiri, kanan, mencegah kesalahan pemberian
atau keduanya) yang menerima obat. obat (mis pengulangan atau
kelalaian dosis).

Kewaspadaan perawat

Farmakolog
i 90
Untuk menghindari efek samping sistemik obat tertentu, pastikan untuk menghambat
duktus nasolakrimalis (pada bagian dalam kantus) setelah memberikan obat.

Penyuluhan klien

Ada baiknya untuk menginstruksikan klien yang menerima obat mata teknik tentang
cara pemberian sendiri. Klien dengan glaukoma biasanya menerima obat seumur
hidup untuk mengontrol penyakit ini. Anggota keluarga harus juga mengetahui teknik
pemberian yang tepat, khususnya setelah dilakukan bedah mata dan penglihatan
klien kabur, menyebabkan klien sulit menyusun peralatan dan menggunakan
aplikator.

Ingatkan klien agar tidak menyentuh struktur mata dengan aplikator. Klien juga harus
mengetahui bahwa persiapan di lakukan dengan teknik steril dan jangan pernah
menggunakan obat yang diresepkan untuk anggota keluarga yang lain. Tampaknya
umum pada obat-obatan tertentu menyebabkan kekaburan sementara pada
penglihatan; ingatkan klien tentang fenomena ini.

Pertimbangan pediatri

Anak mudah merasa takut bila menerima obat mata. Bicaralah dengan perlahan
pada bayi atau anak kecil dan pastikan untuk menahan kepala anak untuk
mencegah gerakan selama penetesan. Perputaran posisi kepala yang mendadak
dapat menyebabkan aplikator menusuk mata secara tak sengaja. Akan juga sangat
membantu bila tangan yang memegang penetes berada di atas dahi anak sehingga
tangan bergerak secara sinkron dengan gerakan kepala.

Pertimbangan geriatri

Klien lansia dengan perubahan penglihatan berat tidak mampu untuk membaca label
obat yang telah disediakan. Klien tertentu dapat belajar untuk mengenal wadah
melalui ukuran dan bentuk. Namun, anggota keluarga harus mengenal jadwal dosis
dan teknik penetesan. Klien dengan tremor motorik tidak mampu untuk memberikan
obat dengan aman.

Farmakolog
i 91
PEMBERIAN MEDIKASI MATA

A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat:
1) Botol medikasi dengan alat tetes mata steril dan tube salep
2) Piringan intraocular berisi obat
3) Bola kapas atau tisu
4) Baskom berisi air hangat dan handuk bilas
5) Penutup mata dan plester (pilihan)
6) Sarung tangan sekali pakai
7) Kartu obat
D. Prosedur Pelaksanaan :

No. Langkah - Langkah Rasional


1. Menelaah order medikasi pemberi Memastikan benar obat saat
resep terkait jumlah tetesan (jika administrasi.
cairan)dan mata yang akan
mendapatkan medikasi.
2. Identifikasi klien. Bandingkan nama Memastikan benar klien yang
pada kartu obat dengan gelang ID menerima medikasi.
klien. Minta klien untuk
menyebutkan nama.
3. Kaji kondisi struktur mata eksternal. Memberikan batas bawah untuk
(Dapat juga dilakukan sebelum membandingkan respons medikasi.
dilakukan penetesan). Mengindikasikan kebutuhan untuk
membersihkan mata sebelum
medikasi.
4. Menentukan alergi obat yang Melindungi klien dari risiko respons
dimiliki atau lateks. alergi terhadap medikasi. Mungkin
membutuhkan penggunaan sarung
tangan non lateks.
5. Menentukan apakah klien memiliki Obat mata tertentu bekerja
Farmakolog
i 92
gejala gangguan penglihatan. mengurangi atau memperparah gejala-
gejala tersebut.
6. Kaji tingkat kesadaran klien dan Ketidaksadaran selama prosedur
kemampuan klien untuk mengikuti meningkatkan risiko injuri mata yang
printah. tidak disengaja.
7. Kaji pengetahuan klien terkait Tingkat pemahman klien dapat
terapi medikasi dan keinginan mengindikasikan kebutuhan
untuk melakukan pemberian pendidikan kesehatan.
medikasi sendiri.
8. Kaji kemampuan klien untuk Merefleksikan kemampuan klien untuk
memanipulasi dan memegang alat belajar memakai obat mandiri.
tetes.
9. Jelaskan prosedur pada klien. Mengurangi cemas terkait obat yang
akan diteteskan pada mata.
10. Lakukan hygiene tangan dan atur Mengurangi transmisi mikroorganisme;
peralatan disamping tempat tidur; memastikan prosedur dilakukan
pakai sarung tangan sekali pakai. dengan sistematis dan terencana.
11. Minta klien untuk berbaring supine Posisi mempermudah akses ke mata
atau duduk di kursi dengan posisi untuk pemberian medikasi dan
kepala sedikit hiperekstensi. mengurangi cairan medikasi melewati
kelenjar air mata.
12. Jika terdapat kotoran atau cairan Kotoran atau cairan merupakan
terdapat di sepanjang garis kelopak tempat mikroorganisme.
mata pada kantus dalam dan luar, Pencucian dapat menghilangkan
cuci dengan lembut. Basahi kotoran dan mencegah penekanan
kotoran yang kering dan sulit untuk langsung pada mata.
dibersihkan dengan handuk bilas Membersihkan dari dalam kantus
atau bola kapas pada mata selama mencegah masuknya mikroorganisme
beberapa menit. Selalu hapus dari ke dalam larutan lakrimal.
dalam keluar kantus.
13. Pegang bola kapas atau tisu bersih Kapas atau tisu menyerap medikasi
dengan tangan non-dominan pada yang keluar dari mata
tulang pipi klien dibawah kelopak
mata.
14. Dengan tisu atau kapas dibawah Teknik membuka konjungtiva.
kelopak, dengan lembut tarik Penarikan berlawanan arah dengan
kebawah dengan jempol atau jari tulang mencegah penekanan dan
berlawanan arah. trauma pada bola mata dan mencegah
jari menyentuh mata.
15. Minta klien untuk melihat keatas Teknik ini menarik kornea yang
dan jelaskan langkah-langkah ke sensitive ke atas menjauhi kantung
klien. konjungtiva dan mengurangi stimulasi
A. Memberikan obat tetes mata: reflex mengedip.
1) Dengan tangan dominan Membantu mencegah kontak yang
diletakkan diatas dahi klien, tidak disengaja antara alat tetes mata
pegang alat tetes yang berisi dengan struktur mata sehingga
medikasi atau larutan mata mengurangi risiko injuri pada mata dan
kira-kira 1-2 cm diatas kantung perpindahan infeksi ke alat penetes
konjungtuva. mata. Medikasi mata steril.
Farmakolog
i 93
2) Teteskan jumlah obat yang Kantung konjungtiva secara normal
diresepkan ke kantung menampung 1 sampai 2 tetes. Berikan
konjungtiva. distribusi obat yang merata pada
kedua mata.
3) Jika klien mengedip atau Efek terapeutik obat didapatkan hanya
menutup mata atau jika jka tetesan masuk ke dalam kantung
tetesan jatuh diluar kelopak, konjungtiva.
ulangi prosedur.
4) Setelah pemberian tetesan, Membantu mendistribusikan obat.
minta klien untuk menutup Menutup mata meremas kelopak mata
mata perlahan. memaksa medikasi masuk ke dalam
kantung konjungtiva.
5) Ketika pemberian medikasi Mencegah aliran medikasi ke dalam
yang memberikan efek hidung dan saluran faring.
sistemik, berikan tekanan Mencegah absorpsi sirkulasi sistemik.
secara lembut dengan jari dan
bersihkan jaringan pada
saluran nasolakrimal klien
selama 30-60 detik.
B.Mamberikan salep mata:
1) Pegang salep di atas batas Mendistribusikan medikasi secara
kelopak mata, oleskan tipis merata pada mata dan batas kelopak.
salep secara merata di
sepanjang tepi dalam kelopak
mata pada konjungtiva dari
kantus dalam ke kantus luar. Mendistribusikan medikasi lebih jauh
2) Minta klien untuk menutup tanpa melukai mata.
mata dan menggosok kelopak
secara sirkular perlahan
dengan kapas bulat jika tidak
ada kontraindikasi.
C.Piringan intraocular
1) Aplikasi: Memfasilitasi perawat untuk
a. Buka bungkus yang berisi menginspeksi piringan terkait
piringan. Secara perlahan, kerusakan atau perubahan bentuk.
tekan piringan dengan jari
hingga menempel pada jari.
Posisikan sisi cembung
piringan pada jari. Menyiapkan kantung konjungtiva untuk
b. Dengan tangan yang lain, mendapatkan piringan yang berisi
tarik kelopak mata bawah obat.
klien secara perlahan
menjauhi mata. Minta klien
Memastikan sampainya obat.
untuk melihat keatas.
c. Tempatkan piringan pada
kantung konjungtiva,
sehingga mengapung pada
sclera antara iris dan Memastikan sampainya medikasi
kelopak mata. dengan akurat.

Farmakolog
i 94
d. Tarik kelopak mata bawah
klien keluar dan keatas
piringan.
2) Pemindahan:
a. Cuci tangan dan pakai
sarung tangan.
b. Jelaskan prosedur pada
klien.
c. Tarik kelopak mata bawah
klien secara perlahan untuk
membuka piringan.
d. Gunakan jari telunjuk atau
jempol tangan yang lain,
jepit piringan secara
perlahan dan angkat keluar
dari mata klien.
16. Jika kelebihan medikasi tertinggal Meningkatkan kenyamanan dan
pada kelopak mata, basuh secara trauma pada mata.
perlahan dari dalam keluar kantus.
17. Jika klien memiliki penutup mata, Penutup mata yang bersih mengurangi
pakaikan yang bersih dengan risiko infeksi.
menempatkan penutup pada mata
yang sakit sehingga seluruh mata
tertutup. Plester dengan aman
tanpa menekan mata.
18. Buka sarung tangan, buang Menjaga kerapihan lingkungan
peralatan kotor pada tempat disamping tempat tidur dan
sampah yang benar dan cuci mengurangi transmisi mikroorganisme.
tangan.
19. Catat respons klien terhadap Menentukan apakah prosedur
pemberian obat tetes mata, dilakukan dengan benar dan aman.
tanyakan jika ada perasaan tidak
nyaman.
20. Observasi respons medikasi Mengevaluasi efek medikasi.
dengan mengkaji perubahan visual
dan catat adanya efek samping.
21. Minta klien untuk mendiskusikan Menentukan tingkat pemahaman klien.
tujuan, cara kerja, efek samping
dan teknik pemberian.
22. Minta klien mendemonstrasikan Memberikan umpan balik terkait
pemberian obat secara mandiri. kompetensi melakukan prosedur.
PENCATATAN DAN PELAPORAN PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
RUMAH
 Catat obat, konsentrasi, jumlah  Jika obat tetes mata disimpan di
tetesan, waktu pemberian dan dalam kulkas, hangatkan pada suhu
mata (kanan, kiri, atau keduanya) ruangan sebelum pemberian.
yang mendapatkan medikasi  Banyak klien tidak percaya diri pada
pada kartu obat kemampuan mereka untuk
 Catat tampilan mata pada catatan meneteskan obat tanpa supervisi.
Farmakolog
i 95
keperawatan. Perawat mengajarkan orang lain,
seperti anggota keluarga, untuk
meneteskan obat kepada mata klien.

PEMBERIAN MEDIKASI TETES HIDUNG

A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat:
1) Medikasi dengan alat tetes atau alat semprot bersih
2) Tisu wajah
3) Sarung tangan sekali pakai (opsi, hanya jika klien memiliki sekresi hidung
yang banyak)
4) Kartu obat
5) Senter (penlight) (untuk menginspeksi lubang hidung, jika salep akan
dioleskan pada lesi spesifik di dalam lubang hidung)
D. Prosedur Pelaksanaan:

No. Langkah - Langkah Rasional


1. Untuk obat tetes hidung, tentukan Mempengaruhi posisi klien saat
sinus mana yang terinfeksi dengan penetesan obat
merujuk pada catatan kesehatan.
2. Kaji riwayat klien terkait hipertensi, Kondisi tersebut dapat menjadi
penyakit jantung, diabetes mellitus kontraindikasi untuk menggunakan
dan hipertiroid. dekongestan yang dapat menstimulasi
system syaraf pusat (SSP). Efek samping
dari hipertensi, takikardi, palpitasi dan
sakit kepala mungkin terjadi.
3. Identifikasi klien; bandingkan nama Memastikan benar klien, yang mendapat
pada kartu obat dengan gelang ID medikasi.
klien. Minta klien untuk
menyebutkan namanya.
4. Gunakan penlight, inspeksi kondisi Memberikan batas bawah untuk
hidung dan sinus. Palpasi kekauan memonitor efek medikasi. Adanya
sinus. discharge mengganggu absorpsi
medikasi.
5. Kaji pengetahuan klien terkait Mungkin mengharuskan memberikan
penggunaan obat tetes hidung dan pendidikan kesehatan terkait penggunaan

Farmakolog
i 96
teknik penetesan dan adanya medikasi. Motivasi mempengaruhi
keinginan untuk belajar pendekatan pembelajaran.
memberikan obat mandiri.
6. Jelaskan prosedur kepada klien Membantu klien mengantisipasi
terkait posisi dan sensasi yang pengalaman prosedur untuk mengurangi
akan dirasakan, seperti terbakar cemas.
atau tersengat pada mukosa atau
sensasi tersedak bersamaan
dengan masuknya medikasi ke
dalam tenggorokan.
7. Lakukan hygiene tangan. Atur Mengurangi transmisi mikroorganisme;
peralatan dan medikasi di tempat memastikan prosedur dilakukan secara
tidur. sistematis, dan terencana.

8. Instruksikan klien untuk Mengeluarkan sekret dan lendir yang


membersihkan atau meniup hidung dapat menghalangi distribusi medikasi.
pelan-pelan kecuali ada
kontraindikasi (contoh: risiko
peningkatan tekanan intracranial
atau perdarahan hidung).
9. Berikan tetes hidung :
a. Bantu klien pada posisi supine. Posisi memberikan akses ke saluran
hidung.
b. Posisikan kepala dengan benar:
1. Untuk akses ke faring Posisi memfasilitasi medikasi untuk
posterior, tengadahkan kepala bermuara pada sinus yang terinfeksi.
klien ke belakang.
2. Untuk akses ke sinus ethmoid
atau sphenoid, tengadahkan
kepala klien ke belakang
sampai tepi tempat tidur atau
letakkan bantal kecil di bawah
bahu klien dan tengadahkan
kepala ke belakang.
3. Untuk akses ke sinus frontal
dan maksila, tengadahkan
kepala klien ke belakang
sampai tepi tempat tidur atau
bantal dengan kepala
menghadap kea rah yang
akan diobati. Mencegah kekakuan otot leher.
c. Tahan kepala klien dengan
tangan non-dominan. Bernapas dengan mulut mengurangi
d. Instruksikan klien untuk bernapas terjadinya aspirasi obat tetes hidung
dengan mulut. ke dalam trakea dan paru-paru.
Menghindari kontaminasi alat tetes
e. Pegang penetes telinga 1 cm hidung. Meneteskan obat melalui
diatas lubang hidung dan tulang ethmoid memfasilitasi distribusi
teteskan jumlah yang diresepkan medikasi sepanjang mukosa hidung.

Farmakolog
i 97
melalui tulang tengah ethmoid. Mencegah kehilangan dini medikasi
f. Minta klien tetap pada posisi melalui lubang hidung.
supine selama 5 menit. Memfasilitasi jumlah maksimal
g. Tawarkan tisu wajah untuk medikasi yang diserap.
meniup hidung, tetapi hati-hati
setelah klien meniup hidung
selama beberapa menit.
10. Bantu klien kembali pada posisi Mengembalikan kenyamanan.
nyaman setelah medikasi diserap.
11. Buang peralatan yang kotor pada Menjaga kebersihan dan keteraturan
tempat sampah yang benar dan lingkungan. Mengurangi penyebaran
cuci tangan. mikroorganisme.
12. Observasi klien terkait periode efek Obat yang terserap oleh mukosa dapat
samping 15-30 menit setelah menyebabkan reaksi sistemik.
pemberian.
13. Tanya klien apakah klien dapat Menentukan efektifitas medikasi
bernapas melalui hidung setelah dekongestan.
pemberian dekongestan. Mungkin
perlu meminta klien untuk menutup
satu-persatu lubang hidung dan
napas dalam.
14. Inspeksi kondisi saluran hidung Kondisi mukosa memberikan
antara pemberian tetesan. gambaran respons terhadap medikasi.
15. Minta klien untuk mengulang Umpan balik untuk memastikan bahwa
kembali risiko penggunaan klien dapat melakukan pemberian
dekongestan berlebih dan metode medikasi dengan benar.
administrasi.
16. Minta klien untuk Umpan balik mendemontrasikan
mendemontrasikan medikasi proses pembelajaran.
mandiri.
PENCATATAN DAN PELAPORAN PERTIMBANGAN PERAWATAN DI
RUMAH
 Catat nama obat, konsentrasi,  Instruksikan klien untuk mengetahui
jumlah tetesan, lubang hidung waktu yang tepat untuk mencari
yang diberikan obat dan waktu solusi jika terjadi masalah.
pemberian pada kartu obat. Instruksikan klien untuk mengamati
 Catat respons klien pada catatan masalah yang terjadi terus-menerus
keperawatan. atau memburuk. Cairan hidung yang
 Laporkan efek sistemik yang tidak bersih mengindikasikan masalah
umum kepada perawat utama sinus. Cairan kuning atau kehijauan
atau petugas medis. mengindikasikan infeksi.
 Gunakan semprot hidung tanpa
resep (OTC) atau tetes hidung
hanya untuk satu klien; botol dapat
terkontaminasi dengan mudah oleh
bakteri.

Farmakolog
i 98
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL UNTUK KULIT

Persedian alat :

1. Obat topikal sesuai order (mis. Krim, losion, aerosal, sprai, bubuk)
2. Kartu atau formulir obat
3. Kasa kecil steril
4. Sarung tangan
5. Aplikator berujung kapas atau tang spatel
6. Baskom dengan air hangat, waslap, handuk kecil dan sabun.
7. Kassa balutan, plester

Langkah langkah :

NO LANGKAH LANGKAH RASIONAL


1 Telaah order dokter, untuk memastikan Memastikan bahwa obat tersebut
nama obat, waktu dan tempat akan diberikan dengan aman dan
pemberian akurat
2 Cuci tangan Mengurangi transmisi infeksi
3 Atur peralatan disamping tempat tidur Obat topikal biasanya tidak
klien disispkan di ruang obat
4 Tutup pintu/gorden Memberikan privasi kepada klien
5 Periksa identitas klien dengan Memastikan bahwa klien yang
membaca gelang ID dan menanyakan benar menerima obat yang benar
nama klien
6 Posisikan klien dengan nyaman, Memudahkan pada area yang
lepaskan pakaian didaerah yang akan akan diobati.
diobati
7 Inspeksi kondisi kulit klien secara Memberikan dasar untuk
menyeluruh. menentukan perubahan kondisi
Cuci area yang sakit, lepaskan semua kulit.
debris dan kulit yang mengeras Kulit harus dibersihkan untuk
(gubakan sabun basah) pengkajian yang tepat.
Pelepasan debris meningkatkan
penetrasi obat topikal melalui kulit.

Farmakolog
i 99
Pembersihan menghilanhkan
mikroorganisme yang tinggal
didalam debris.
8 Keringkan atau barkan area kering oleh Terlalu lembab dapat
udara mempengaruhi pemakaian obat
topikal
9 Bila kulit terlalu kering dan mengeras, Mempertahankan kelemban pada
gunakan obat saat kulit masih basah lapisan kulit
10 Kenakan sarung tangan bila ada Untuk mencegah infeksi silang
indikasi
11 Oleskan obat topikal :
KRIM, SALEP, LOTION MENGANDUNG MINYAK
Letakkan 1 -2 sendok teh obat di Pelunakan obat membuat lebih
telapak dan lunakkan dengan mudah untuk dioleskan pada kulit
menggosok lembut diantara kedua
tangan
Bila obat telah lunak dan lembut, Memastikan penyebaran obat
usapkan merata diatas permukaan kulit, yang merata. Mencegah iritasi
lalu gerakkan memanjang searah folikel rambut
pertumbuhan bulu.
Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat Salep sering mengandung minyak
terasa berminyak setelah pemberian
LANGKAH LANGKAH :
Kenakan sarung tangan. Obat dapat diabsorpsi malelui
Oleskan salep pada permukaan kulit ujung jari Anda, menyebabkan
dengan memegang ujung tube dan efek sistemik serius. Obat dibuat
menempatkan salep di atas kulit. untuk diabsorpsi dengan perlahan
Jangan menggosok atau masase salep dalam beberapa jam dan jangan
pada kulit. dimasase.
Tutup salep dan lapisi dengan penutup Mencegah pakaian kotor.
plastik dan plester dengan aman (jika
perlu).
SPREI AEROSOL
Kocok wadah dengan keras. Mencampurkan isi dan bahan
pembakar untuk meyakinkan
distribusi sprei halus.
Baca label untuk jarak yang dianjurkan Jarak yang tepat memastikan
untuk memegang sprei menjauh area bahwa semprotan halus menerpa
(biasanya 15 sampai 30 cm) permukaan kulit. Memegang
wadah terlalu dekat
mengakibatkan distribusi sempit
dan berair.
Bila leher atau bagian atas dada harus Mencegah inhalasi sprai.
disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah sprei.
LANGKAH – LANGKAH
Semprotkan obat dengan merata pada Keseluruhan area yang sakit pada
bagian yang sakit (pada beberapa kulit harus dilapisi dengan sprei
kasus penyemprotan ditetapkan yang tipis.
Farmakolog
i 100
waktunya selama beberapa detik).
LOTION MENGANDUNG SUSPENSI
Kocok wadah dengan kuat Mencampurkan bubuk dalam
cairan untuk membentuk suspensi
yang tercampur baik.
Oleskan sejumlah kecil lotion pada kasa Metoda ini memberikan lapisan
balutan atau bantalan kecil dan oleskan bubuk pelindung pada kulit setelah
pada kulit dengan menekan merata suspensi mengering. Mencegah
searah pertumbuhan bulu. iritasi folikel rambut.
Jelaskan pada klien bahwa area akan Air menguap untuk meninggalkan
terasa dingin dan kering. lapisan tipis bubuk.
BUBUK
Pastikan bahwa permukaan kulit kering Meminimalkan pengembangan
secara menyeluruh. dan pengerasan bubuk.
Regangkan dengan baik bagian lipata Memajankan dengan baki
kulit seperti di antara ibu jari atau permukaan kulit untuk pemberian
bagian bawah lengan. obat.

Bubuhkan sedikit area kulit dengan Lapisan tipis bubuk lebih dapat
dispenser sehingga area tertutup diserap dan mengurangi friksi
dengan bubuk halus, lapisan tipis. dengan meningkatkan area
kelembaban evaporasi.
LANGKAH – LANGKAH :
12. Tutup area kulit dengan balutan bila Dapat membantu mencegah agen
diperintahkan dokter. terlepas dari kulit.
13. Bantu klien untuk posisi nyaman, Memberikan klien rasa nyaman.
kenakan kembali pakaian, dan tutup
klien dengan linen tempat tidur sesuai
keinginan.
14. Buang peralatan yang basah pada Mempertahankan lingkungan klien
wadah yang disediakan dan cuci agar tetap rapi dan mnegurangi
tangan. transmisi infeksi.

Kewaspadaan Perawat

Jika memberikan pasta nitrogliserin, perawat harus menghindari bagian berambut


yang dapat mengganggu absorpsi obat. Krim antiangina diberikan dalam inci dan
dapat diukur dengan selembar kertas kecil yang ditandai dengan tanda ½ inci.

Kaji klien terhadap alergi pada agen topikal. Hindari pengolesan atau penggosokan
kulit saat memberikan krim, salep, atau losion.

Penyuluhan klien

Kaji pengetahuan klien tentang kerja dan tujuan pengobatan. Tentukan apakah klien
secara fisik mampu mengoleskan obat. Ingatkan klien terhadap penggunaan obat
yang terlalu banyak karena penumpukan pada kulit mengganggu absorpsi obat.
Pastikan klien tahu tanda-tanda reaksi lokal dari agen topikal.
Farmakolog
i 101
Pertimbangan pediatri

Bila mengoleskan agen topikal pada kulit anak kecil, sering diperlukan untuk
menutup area yang sakit dengan balutan kering. Karena ia sering mencoba
menggosok obat.

Pertimbangan geriatri

Kulit klien lansia tipis dan rapuh. Oleskan agen topikal dengan hati-hati untuk
menghindari kulit lecet. Untuk mencegah pelekatan luka bakar, gunakan plester jika
benar-benar diperlukan.

Pemberian Obat Tetes dan Semprot Hidung


A. PENDAHULUAN
Pasien yang mengalami perubahan sinus hidung dapat diberikan obat semprot
atau tetes hidung. Bentuk obat nasal yang sering diberikan dokter adalah semprot
atau tetes dekongestan yang dapat meredakan sumbatan. Klien harus
diperingatkan untuk menghindari penggunaan obat yang berlebihan karena hal
tersebut dapat memicu efek berulang yang akan memperburuk hidung yang
tersumbat. Akan lebih mudah ketika pasien menyemprotkan sendiri obatnya.
Dengan posisi tertentu , obat akan lebih efektif dan mencapai sasaran
B. TUJUAN
1. Untuk mengencerkan sekresi dan menfasilitasi drainase dari hidung
2. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
C. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT
1. Persiapan Alat :
a. Obat yang disiapkan dengan alat tetes yang bersih
b. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat
c. Bantal kecil (bila perlu)
d. Tisu wajah
e. Pipet
f. Spekulum hidung
g. Pinset anatomi dalam tempatnya
h. Plester
i. Kain kasa / balutan
j. Kertas tisu
2. Persiapan pasien
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien dengan cara sebagai berikut (lihat gambar dibawah

Farmakolog
i 102
ini) :
 Duduk dikursi dengan kepala mengadah ke belakang
 Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur
 Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah ke
belakang

Langkah Prosedur
a. Periksa program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat,
konsentrasi larutan, jumlah tetesan, dan waktu pemberian obat
b. Merujuk pada catatan medis untuk menentukan sinus mana yang boleh
diobati
c. Cuci tangan
d. Periksa identifikasi klien dengan membaca gelang identifikasi dan
menanyakan nama klien
e. Kenakan sarung tangan. Inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpalasi adanya
nyeri tekan pada sinus.
f. Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang akan timbul,
misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau sensasi tersedak
ketika obat menetes ke dalam tenggorok
g. Atur suplai dan obat di sisi tempat tidur
h. Instruksikan klien untuk menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan
(mis.Risiko peningkatan tekanan intrakranial atau hidung berdarah)
i. Memberi obat tetes hidung:
1) Bantu klien mengambil posisi terlentang
2) Atur posisi kepala yang tepat:
 Faring posterior-tekuk kepala klien ke belakangSinus ethmoid
atau sfenoid-tekuk kepala ke belakang diatas pinggiran tempat
tidur atau tempatkan bantal di bawah bahu dan tekuk kepala ke
belakang

Farmakolog
i 103
 Sinus frontal dan maksilaris-tekuk ke belakang di atas pinggiran
tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang akan diobati
Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
3) Instruksikan klien untuk bernapas melalui mulut
4) Pegang alat tetes 1 cm di atas nares dan masukkan jumlah tetesan yang
diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid.
5) Minta klien berbaring terlentang selama lima menit
6) Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang berair (ingusan), tetapi
7) peringtakan klien untuk tidak menghembuskan napas dari hidung selama
beberapa menit
8) Memberi semprotan hidung.
9) Bantu klien berbaring terlentang
10)Atur posisi kepala yang tepat:
 Tekuk kepala klien ke belakang
 Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
 Untuk anak-anak, jaga kepala dalam posisi tegak
11)Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
12) Instruksikan klien untuk menarik napas ketika semprotan masuk ke dalam
jalan saluran hidung
13) Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah diabsorpsi
14)Lepas sarung tangan dan buang supali yang kotor dalam wadah yang tepat.
Cuci tangan
15)Catat pemberian obat, termasuk nama obat, jumlah tetesan, lubang hidung
yang dimasukkan obat, dan waktu pemberian obat
16)Observasi adanya efek samping pada klien selama 15 sampai 30 menit
setelah obat diberikan

Farmakolog
i 104
MENGGUNAKAN METERED-DOSE INHALERS (MDIs)

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
diperlukan
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medik pada
kartu obat dan klien
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Melakukan Melakukan cuci tangan
higiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Farmakolog
i 105
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan MDI dengan canister
Spacer
Baskom berisi air sabun hangat
Handuk kertas
Tisu wajah
Sikat gigi
Pasta gigi
Gelas dan mangkuk bilas
Sarung tangan sekali pakai
Tisu toilet
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan medikasi satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Mengumpulkan alat yang di butuhkan
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Jika klien ditempat tidur: bantu klien untuk
duduk atau posisi miring (jika terdapat
kontraindikasi duduk); kembali ke klien 5
menit setelah medikasi untuk mengevaluasi
efek obat (diharapkan dan efek samping)
Jika klien berdiri: bantu klien untuk duduk di
kursi atau posisi semi fowler diatas tempat
tidur; kembali ke klien 5 menit setelah
medikasi untuk mengevaluasi efek obat
(diharapkan dan efek samping)
Melaksanakan Melakukan 7 benar dan 3 cek pemberian obat
prosedur klinis Mengocok obat dan masukkan canister ke
posisi MDI spacer
Meminta klien untuk menutup mulut yang
mengelilingi spacer mouthpiece
Menekan obat 1 kali ke spacer
Menganjurkan klien untuk bernafas melalui
mulut selama 5 detik dan menahan nafas

Farmakolog
i 106
selama 5-10 detik
Menunggu antara 2-5 menit antar inhalasi
Menganjurkan klien untuk berkumur atau
menyikat gigi setelah prosedur dilakukan
Membersihkan Lepaskan canister dari spacer dan cuci
dan merapikan dengan sabun hangat
peralatan Melakukan hygiene tangan
dengan benar
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Mencatat kemampuan yang diajarkan pada
klien dan kemampuan untuk menggunakan
obat secara mandiri
Melaporkan efek samping
Mencatat alasan menunda medikasi.

PEMBERIAN SUPOSITORIA REKTAL

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
diperlukan
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medik pada
kartu obat dan klien
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Mengkaji adanya pembatasan gerak
Farmakolog
i 107
Membanrtu klien berbaring pada posisi dorsal
recumbent
Menginspeksi genitalia eksternal
Melakukan Melakukan cuci tangan
higiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan Medikasi
Baskom berisi air sabun hangat
Handuk bilas
Handuk
Sarung tangan sekali pakai
Tisu toilet
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Tempat sampah
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan medikasi satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Memenuhi baskom dengan air sabun hangat
Menyusun obat-obat di samping tempat tidur
Membuka plastic obat dan memberikan
lubrikan larut air pada supositoria / enema
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Memberitahukan pada klien untuk tetap
berbaring pada posisi supine selama 10 menit
setelah pemberian medikasi
Kembali ke klien 5 menit setelah memberikan
medikasi untuk mengevaluasi apakah obat
supositoria keluar dan mengkaji efek obat
(diharapkan dan efek samping)
Melaksanakan Menjaga privasi dan wibawa
prosedur klinis Tarik pantat klien dan masukkan supositoria
atau enema melalui anus, melewati spinkter
internal, berlawanan dengan dinding rectum
(kedalaman supositoria pada orang dewasa

Farmakolog
i 108
10 cm, anak 5 cm).
Tarik jari-jari tangan dan bersihkan sisa jeli
pelumas yang ada.
Dekatkan bel pemanggil perawat di tempat
yang dapat di jangkau klien jika obat
supositoria adalah laksatif atau pelunak feses.
Membersihkan Membuang peralatan yang sudah digunakan
dan merapikan pada tempat sampah yang sesuai
peralatan Melakukan kebersihan tangan
dengan benar
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Melaporkan efek samping (contoh:
perdarahan rectal berulang)
Mencatat alasan menunda medikasi.

PEMBERIAN MEDIKASI VAGINA

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
diperlukan
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medik pada
kartu obat dan klien
Farmakolog
i 109
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Mengkaji adanya restriksi gerak
Menginspeksi genitalia eksternal terkait
tanda-tanda
Melakukan Melakukan cuci tangan
higiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan Medikasi dengan alat bersih
Lubrikan larut air
Baskom berisi air sabun hangat
Handuk bilas
Handuk
Sarung tangan sekali pakai
Senter
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Tempat sampah
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan medikasi satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Menyiapkan jumlah tablet dan volume obat
yang benar
Memenuhi baskom dengan air sabun hangat
Menyusun medikasi di samping tempat tidur
Mengoleskan lubrikan larut air pada alat
pencegah kehamilan
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Memberitahukan pada klien untuk tetap
berbaring pada posisi supine selama 10 menit
setelah pemberian medikasi
Kembali ke klien 30 menit setelah
memberikan medikasi untuk mengevaluasi
efek obat (diharapkan dan efek samping) dan
mengkaji pengeluaran vagina

Farmakolog
i 110
Melaksanakan Menjaga privasi dan wibawa
prosedur klinis Membantu klien untuk berbaring pada posisi
dorsal recumbent
Melakukan 7 benar dan 3 cek pemberian obat
Membersihkan genitalia klien
Masukkan alat tidak lebih lebih dari 5 cm
untuk alat pencegah kehamilan dan 5 - 7,5 cm
untuk krim atau busa kedalam kanal vagina;
tekan plunger atau alat untuk memasukkan
obat
Mengeluarkan alat dan membersihkan
lubrikan sisa dari orifisium uretra dan labia
Membersihkan Membersihkan alat dengan air sabun hangat;
dan merapikan bilas dan simpan di samping tempat tidur klien
peralatan untuk digunakn kembali
dengan benar Membuang peralatan yang sudah digunakan
pada tempat sampah yang sesuai
Melakukan kebersihan tangan
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Mencatat adanya sekresi vagina
Melaporkan efek samping
Mencatat alasan menunda pengobatan

PEMBERIAN MEDIKASI MATA

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
diperlukan
Farmakolog
i 111
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medik pada
kartu obat dan klien
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Mengkaji dan mempalpasi struktur eksternal
telinga
Melakukan Melakukan cuci tangan
higiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan Medikasi dengan alat tetes atau alat semprot
bersih
Baskom berisi air hangat atau saline steril dan
handuk bilas
Tisu
Kapas bulat
Sarung tangan sekali pakai
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Tempat sampah
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan medikasi satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Menyiapkan jumlah tablet dan volume obat
yang benar
Memenuhi baskom dengan air hangat atau
menyiapkan saline steril
Menyusun medikasi di samping tempat tidur
Mencuci mata klien jika terdapat kotoran
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Membantu klien posisi supine atau duduk
bersandar di kursi dengan kepala
hiperekstensi
Kembali ke klien 15-30 menit setelah
memberikan medikasi untuk mengevaluasi
efek obat (diharapkan dan efek samping)

Farmakolog
i 112
Melaksanakan Membantu klien posisi supine
prosedur klinis Menyangga kepala klien dengan tangan non-
dominan pada posisi yang sesuai
Melakukan 7 benar dan 3 cek pemberian obat
Memegang medikasi mata 1-2 cm diatas
konjungtiva; meminta klien untuk berkedip
segera setelah pemberian tetes mata
Memegang kelopak mata bawah dan
memberikan salep mata tipis di sepanjang
tepi dalam konjungtiva mulai dari dalam
kearah kantus luar; meminta klien untuk
menutup mata dan dengan lembut
menggerakkan kelopak mata secara
melingkar dengan bola kapas jika tidak ada
kontraindikasi
Membersihkan kelebihan obat dari mata
Mengganti penutup mata, jika diperlukan
Membersihkan Membuang peralatan yang sudah digunakan
dan merapikan pada wadah yang sesuai
peralatan Melakukan kebersihan tangan
dengan benar Membersihkan baskom jika digunakan
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Mencatat jumlah tetes, mata
kanan/kiri/keduanya yang mendapatkan
medikasi dan karakteristik mata
Melaporkan efek samping
Mencatat alasan menunda pengobatan
PEMBERIAN MEDIKASI TETES HIDUNG

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
Farmakolog
i 113
diperlukan
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medik pada
kartu obat dan klien
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Menetapkan sinus yang terinfeksi
Melakukan Melakukan cuci tangan
higiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan Medikasi dengan alat tetes atau alat semprot
bersih
Sarung tangan sekali pakai
Senter
Tisu wajah
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Tempat sampah
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan obat satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Menyusun obat-obat disamping tempat tidur
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Mengajarkan klien untuk meniup hidung
perlahan kecuali jika ada kontraindikasi
Kembali ke klien 15-30 menit setelah
memberikan medikasi untuk mengevaluasi
efek obat (diharapkan dan efek samping)
Melaksanakan Membantu klien posisi supine
prosedur klinis Menyangga kepala klien dengan tangan non-
dominan pada posisi yang sesuai
Melakukan 7 benar dan 3 cek pemberian obat
Memegang alat tetes 1 cm diatas hidung yang
terinfeksi dan berikan tetesan sesuai dosis
melalui garis tengah tulang ethmoid
Meminta klien untuk tetap pada posisi supine

Farmakolog
i 114
selama 15 menit
Membersihkan Membuang peralatan yang sudah digunakan
dan merapikan pada tempat sampah yang sesuai
peralatan Melakukan higiene tangan
dengan benar
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Mencatat respons klien
Melaporkan efek samping
Mencatat alasan menunda pengobatan

PEMBERIAN MEDIKASI ORAL

SKALA
5 Mandiri
4 Disupervisi
3 Dibantu
2 Marjinal
1 Tergantung

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN / BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikas Mengkonfirmasi identitas klien
i indikasi / Menetapkan kebutuhan untuk pemberian
rasional medikasi
Mengidentifikasi waktu yang tepat untuk
pemberian medikasi
Mengidentifikasi kontra indikasi pemberian
medikasi
Mengkaji klien Melakukan verifikasi medikasi; tunda jika
diperlukan
Farmakolog
i 115
Mengklarifikasi alergi dan riwayat medic pada
kartu obat dan klien
Mengecek kartu obat terkait kemungkinan
adanya interaksi obat
Mengkaji kemampuan klien untuk menelan
Melakukan Melakukan cuci tangan
hygiene tangan Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
mencuci tangan sesuai standar WHO
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
Mengumpulkan Kartu obat
peralatan Medikasi
Pemotong / penggerus obat
Tutup takar obat
Air putih / minuman alternatif lain
Bahan rujukan (contoh: MIMS)
Menyiapkan Memperhatikan privasi klien dan tempat yang
peralatan sesuai
Menyiapkan medikasi satu klien satu waktu
Memilih obat, membaca label,
membandingkan dengan kartu obat dan cek
kembali dengan perawat teregistrasi lain
Menghitung dosis yang benar dan melakukan
verifikasi dengan perawat teregistrasi
Menyiapkan jumlah tablet dan volume obat
yang benar
Membuang obat yang jatuh ke lantai
Komunikasi Memulai komunikasi dengan perkenalan diri
terapeutik perawat dan klarifikasi kebutuhan dan
masalah klien
Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jika
diperlukan
Menjelaskan langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
Meminta persetujuan klien
Kembali ke klien 30 menit setelah
memberikan medikasi untuk mengevaluasi
efek obat (diharapkan dan efek samping)
Melaksanakan Membantu klien untuk duduk atau miring (jika
prosedur klinis ada kontra indikasi duduk)
Melakukan 7 benar dan 3 cek pemberian obat
Menawarkan minuman yang sesuai untuk
membantu menelan
Mendampingi klien sampai semua medikasi
ditelan
Menuangkan gelas klien dengan minuman
Membersihkan Membuang peralatan yang sudah digunakan
dan merapikan pada tempat sampah yang sesuai
peralatan Mengganti paket obat yang habis dengan

Farmakolog
i 116
dengan benar menginformasikan sebelumnya ke apoteker
Melakukan hygiene tangan
Melengkapi Mendokumentasikan dan menandatangani
dokumentasi pemberian medikasi pada kartu obat
Melaporkan efek samping
Mencatat alasan menunda pengobatan

Farmakolog
i 117

Anda mungkin juga menyukai