Anda di halaman 1dari 78

Modul Pelatihan Perceptor mentor 1

MODUL PENGAJARAN KLINIK ( CLINICAL


TEACHING ) PERCEPTORSHIP MENTORSHIP

Tim Penyusun
Dr. RUNJATI, M.Mid
SRI RAHAYU, STrKeb, MKes
ELISA ULFIANA, SSIT,M.Kes
IDA ARIYANTI, SSIT, MKes
TRIANA SRI HARDJANTI, M.Mid

Penerbit :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Modul Pelatihan Perceptor mentor 2


MODUL PENGAJARAN KLINIK ( CLINICAL TEACHING )
PERCEPTORSHIP MENTORSHIP

Tim Penyusun
Dr. RUNJATI, M.Mid
SRI RAHAYU, STrKeb, MKes
ELISA ULFIANA, SSIT,M.Kes
IDA ARIYANTI, SSIT, MKes
TRIANA SRI HARDJANTI, M.Mid

Edisi I, Cetakan Pertama 2019

Diterbitkan Oleh :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Telp: (024)7477208

362.1068
RUN Runjati
m Modul Pengajaran Klinik ( Clinical Teaching ) Perceptorship
Mentorship / Runjati, dkk.. Cetakan 1,Edisi Pertama. Semarang
: Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, 2019.
61 p. Bibli.; Ilus. 18 cm.
ISBN : 978-602-6536-65-5
1. Klinik
I. Judul

Modul Pelatihan Perceptor mentor 3


KATA PENGANTAR
Kegiatan praktik klinik mempunyai peranan penting dalam penguasaan
kompetensi seorang bidan. Sehingga bimbingan praktik klinik harus mendapatkan
perhatian khusus dalam rangka membantu mahasiswa menguasai kompetensi yang
diharapkan. Dilain hal terkadang pembimbing klinik mempunyai hambatan-hambatan
baik yang bersifat teknik bimbingan maupun penerapan pengetahuan yang mereka
miliki. Buku panduan ini disusun sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan
bimbingan praktik klinik dengan metode perseptorship dan mentorship.

Buku ini dilengkapi dengan uraian secara tentang pengajaran klinik dan metode
pengajaran Klinik dan metode preseptorship dan mentorship serta membahas
bagaimana kegiatan bimbingan klinik beserta issue-isue atau permasalahan yang
biasanya muncul dalam kegiatan bimbingan klinik. Akhir dari buku ini dilengkap dengan
ceklist kegiatan bimbingan klinik serta evalusi kegiatan pengajaran klinik.

Diharapkan buku ini dapat memberikan bekal pengetahuan tentang pengajaran klinik
dan sebagai panduan dalam mengaplikasikan pengajaran klinik sehingga dapat
memberikan kontribusi yang penting dalam memberikan bimbingan mahasiswa. Buku ini
mungkin masih kurang dari sempurna untuk itu mohon saran dan tanggapan dalam
rangka meyempurnakan buku ini. Semoga buku ini memiliki memiliki nilai ibadah bagi
penulisnya dan bermanfaat dalam mengembangkan profesi bidan yang berkualitas dan
maju.

Semarang, Januari 2018


Tim Penyusun

Modul Pelatihan Perceptor mentor 4


DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………............. i


Biodata Praktikan……………………………………………………………… ii
Kata Pengantar…………………………………………………...................... iii
Daftar Isi…………………………………………………………………........ iv
Daftar Lampiran................................................................................................ vi
BAGIAN 1 v
PENGAJARAN KLINIK (CLINICAL TEACHING) 1
1. Konsep pengajaran Klinik.....................................................................
2. Komponen yang ada dalam kegiatan pengajaran Klinik........................... 2
3. Isu Berkaitan dengna pengajaran Klinik................................................. 2
4. Clinical Instructur (Pembimbing Klinik )................................................. 3
BAGIAN 2 4
METODE BIMBINGAN KLINIK
1. Prinsip dalam pembelajaran klinik..........................................................
2. Model Pengajaran praktik Klinik............................................................. 12
a. Pertemuan pra Klinik......................................................................... 12
b. Ronde Kebidanan.............................................................................. 12
c. Bed Side Teaching............................................................................. 13
d. Pertemuan Pasca Klinik.................................................................... 14
e. Mini Clinical Examination................................................................ 15
f. Metode Field Trip............................................................................. 16
18
g. Case presentasi (case presentation).................................................
22
h. Jurnal presentasi ( journal presentation).......................................... 24
i. Modeling........................................................................................ 25
j. Coaching........................................................................................ 26
k. Experensial.................................................................................... 27

BAGIAN 3
31
MODEL PERSEPTORSHIP DAN MENTORSHIP
33
1. Model Pengajaran Klinik Preseptorship................................................
2. Model Pengajaran praktik Klinik Mentorship........................................

LAMPIRAN
1. Ceklist kegiatan bimbingan pre conference...............................................
2. Ceklist kegiatan bimbingan Post conference..........................................
3. Ceklist kegiatan bimbingan Bedside teaching.........................................
4. Ceklist kegiatan bimbingan Ronde Kebidanan.....................................

Modul Pelatihan Perceptor mentor 5


5. Tingkatan Kompetensi..........................................................................39
6. SAP....................................................................................................... 50
7. Kuesioner tentang keefektifan pembimbing Klinik................................ 61

Modul Pelatihan Perceptor mentor 6


BAGIAN 1

PENGAJARAN KLINIK (CLINICAL TEACHING)

Apa yang harus dipahami dan dikuasai

1. Konsep pengajaran Klinik

2. Komponen yang ada dalam kegiatan pengajaran Klinik

3. Isu Berkaitan dengna pengajaran Klinik

4. Clinical Instructur (Pembimbing Klinik )

Modul Pelatihan Perceptor mentor 7


1. Konsep Pengajaran Klinik

Pengajaran klinik adalah pengajaran dan pembelajaran yang berfokus


pada, dan biasanya secara langsung melibatkan pasien dan masalahnya.
Pengajaran klinik merupakan inti dari pengembangan professional bagi
mahasiswa. Pengajaran klinik adalah merupakan bentuk komunikasi
interpersonal antara dua orang yaitu guru /pembimbing dan peserta didik.
Proses pengajaran-pembelajaran adalah transaksi manusia yang melibatkan
guru/pembimbing, peserta didik dan kelompok yang belajar dalam suatu
situasi hubungan yang dinamis. Pengajaran adalah masalah hubungan
manusia. Dari penjelasan tersebut digaris bawahi bahwa pengajaran klinik
hanya ada satu tujuan yaitu memberikan bantuan pembelajaran bagi siswa
dalam seting klinik.

2. Komponen yang ada dalam kegiatan pengajaran Klinik


Ada beberapa area yang akan didapatkan berkaitan dengan kegiatan
pengajaran praktik klinik.
Memberikan kesempatan pada siswa mendapatkan pengalaman nyata
- Mempraktikan skill klinik yang dibutuhkan bagi pelayanan kebidanan
- Belajar hal-hal yang rutin
- Belajar tentang tanggung jawab professional
- Mengembangkan hubungan interpersonal
- Kesadaran terhadap ideologies professional
- Mendapatkan pemahaman awpek social politik dari tempat pelayanan
kesehatan
- Mengkonsolidasikan teori dan praktik.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 8


Pengajaran teori

Evaluasi dan
tindak lanjut laboratorium
SIKLUS
PEMBELAJARAN KLINIK

Pertemuan pasca Pertemuan pra


praktik klinik praktik klinik

Clinical practice
15

Gambar 1.1 Siklus kegiatan praktik klinik

3. Isu Berkaitan dengan pengajaran Klinik

Ada beberapa isu yang perlu difikirkan berkaitan dengan kegiatan


pengajaran klinik antara lain :
- Menghubungkan/link antara teori yang diajarkan dengna praktik
- Melibatkan kegiatan kolaboratif untuk meningkatkan dan memberikan
lingkungan belajar yang optimal bagi mahasiswa
- Membangun hubungan antara semua komponen yang ada dilahan
praktik
- Rasio yang sesuai antara mahasiswa dan pembimbing.

Sebagai masalah hubungan berarti kesuksesan pengajaran dan


pembelajaran membutuhkan adanya pemahaman dari pembimbing/guru
dan membuat suatu bagunan dari empat faktor antara lain :

Modul Pelatihan Perceptor mentor 9


1. adanya peranan dari guru/pembmbing dan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan bahwa pembimbing/guru membawanya pada suatu
hubungan .
2. peran dari pserta didik dan pengalaman dan pengetahuan yang dibawa
oleh peserta didik dalam suatu hubungan.
3. kondisi atau faktor luar yang mempengaruhi peningkatkan proses
pengajaran dan pembelajaran klinik
4. tipe dari interaksi yang biasanya terjadi antara guru/pembimbing dan
peserta didik

4. Clinical Instructur (Pembimbing Klinik )

a. Peran pembimbing

Pembimbing bukanlah sebagai sumber dari pengetahuan dan ketrampilan,


menurut Mc Keachie, menekankan bahwa keahlian saja tidak cukup untuk
menjadi pembimbng yang baik. Dalam suatu kondisi bahwa pengetahuan
dan keahlian sangat penting tetapi tidak cukup, kondisi untuk menjamin
pengajaran yang baik. Pembimbing klinik harus menyadari bahwa mereka
memiliki peran yang banyak dalam berinteraksinya dengan siswa. Peran
pembimbing/guru sebagi pembimbing klinik kedalam 4 peran yaitu sebagi
tenaga kesehatan/bidan/dokter/perawat, guru, supervisor/pengawas, dan
individu orang.

Tenaga kesehatan/bidan/dokter/perawat adalah ahli dan sumber dari


pengetahuan. Namun demikian ada faktor-faktor yang mempengaruhi
antara lain level pendidikan dan pengalaman dan kebijaksanaan begitu
juga dengan siswa. Disamping itu tugas lain yang diemban adalah sebagai
administrasi sekolah, keikutsertaan dalam komite untuk mengevalusi dan

Modul Pelatihan Perceptor mentor 10


memberikan serifikat kompetensi siswa. Biasanya juga sebagai pemegang
standar dan sebagai agen sosialisasi serta anggota dari disiplin profesi.

Guru , bidan pendidik secara sjelas menyadari adanya kebutuhan dan


aspirasi siswa tetapi hal ini tidak berarti bahwa mereka dapat memberikan
segala sesuatu yang mereka butuhkan. Guru/pembimbing dapat
mendengar, bertanya, menyampaikan kembali, mendorong.

Sebagai supervisor, pembimbing.guru mendemostrasikan prosedur,


memberikan praktik, mengobservasi, dan mengkaji penampilam dan
memberikan feedback.

Sebagai individu, pendidik mengembangkan atmosphir atau hubunga


saling percaya sehingga siswa merasa nyaman untuk berbagi ide, perasaan
dan pemikirannya. Sebagai seorang individu juga dalam memberikan
bantuan secara personal dan support diluar setting pengajaran formal.

Peserta didik biasanya membawa kecamasan, kebutuhan, permasalahan


dan gambaran yang mungkin menghambat pembelajaran. Bagaimana
memberikan rasa aman pada peserta didik dalamsituasi dan kelompok?.
Apakah dia berpikir guru/pemmbimbing mampu memahamai dan
membantunya? Seberapa motivasi peserta didik untuk belajar, resiko dari
ide yang lama dan pengetahuan yang perlu diubah dengan ide yang baru?

Mann dkk (1970) menggambarkan 8 tipe umum peserta didik. Secara


umum lima type tersebut adalah :

1. Siswa yang patuh (The Compliant Students ) merupakan jenis siswa


yang baik dalam belajar, yang bekerja keras, berorientasi pada tugas,

Modul Pelatihan Perceptor mentor 11


memperlihatkan emosi yang sedikit, dan terutama perhatian dengna
pemahaman terhadap materi dan mematuhi permintaan gurunya.
2. Siswa yang tergantung dan cemas (the anxious dependent students),
hal ini sering mucul sebagai tipe yang kebanyanyakan pada siswa
kesehatan, tergantung pada pengetahuan guru/pembimbing dan
dukungan serta cemas tentang evaluasi. Perasan kecemasan dan
ketidak mampuan biasanya yang menghambat siswa tersebut dari
secara aktif belajar dan membuat mereka lebih perhatian terhadap
nilai/tingkat. Mereka sulit untuk berada dalam diskusi dan lebih
menyukai pembelajaran ceramah.
3. siswa yang mandiri (The Independent Students) peserta didik
tersebut lebih tua disbanding temannya dan kelihatan percaya diri dan
tidak kahawatir dengna guru/pembimbng. Mereka lebih menyukai
hubunga persahatan dengna guru dan menggunakan pendekatan
material dengan tenaga, objektif dan kadang dengan cara yang kreatif.
Biasanya yang masuk dalam kategori ini adalah siswa yang
tingkatannya lebih tinggi adau mereka yagn sudah mempunyai
pengalaman sebelumnya.
4. Siswa yagn sembunyi (The Sniper Students ) siswa tersebut tidak
terlibat dalam pembelajaran dikarenakan kurangnya percaya diri dan
pesimis apakah mereka mampu untuk berada dalamhubunga yagn
produktif dengna figurenya sendiri. Mereka kadang tidak bersahabat,
tetapi kadang sulit untuk ditentukan ketika berhadapan dengna issue
tertentu.
5. Siswa yang pendiam (The Silent Students ) siswa tersebut
dikarakteristikan oleh mereka tidak melakukan apa-apa. Mereka
merasa putus asa dan lemah tetapi tidak ada kecemasan seperti pada
tipe siswa cemas tergantung.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 12


Peserta didik akan memulai dengan membawa kebutuhan yang
berbeda dan agenda kedalam interaksi mereka dengan
guru/pembimbing, lakukan secara sabar terhadap lingkungan yang
mereka temui. Guru/pembimbing tidak bisa memjadi segala sesuatu
bagi semua peserta didik, namun demikian menyadari adanya type
peserta didik yang berbeda-beda, dan menyesuaikan dengan gaya
guru/pembimbing sejauh mungkin bisa akan membantu pembelajaran
klinik.

b. Kondisi untuk mengefektifkan pembelajaran.

Siswa bidan merupakan peserta didik dewasa, sehingga prinsip


pembelajaran klinik harus mengikuti pembelajaran orang dewasa.
Sayangnya hal ini tidak selalu terjadi. Prinsip-prinsip apa yang dapat
mendukung hubungan peserta didik dan pembimbing/guru ? ada empat hal
:

1. orang dewasa biasanya inigin menerapkan segera apa yang mereka


pelajari begitu mereka mendapatkan pelajaran tersebut.
2. Orang dewasa tertarik dalam mempelajari konsep dan prinsip ; mereka
menyukai pemecahan masalah dibandingkan hanya sekedar belajar
kenyataan.
3. Orang dewsa menyukai berpartisipasi secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan membantu menyusun tujuan pembejlajaran yang
tepat/sesuai.
4. Orang dewasa menyukai untuk mengetahui bagaimana mereka
melakukannya, feedback sebaiknya dapat mengevalusi kemajuan
mereka.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 13


c. Interaksi antara pembimbing Klinik dan peserta didik
Dalam interaksi antara pembimbing dan peserta didik dibutuhkan
kemampuan/skill dari pembimbing dalam berkomunikasi .

Skill berkomunikasi adalah sebagai berikut :


1. Perhatian /diam (Attentive Silence ) dimana berkomunikasi bahwa
guru memberikan perhatian dan memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk berpikir.
2. Observasi (Observation) –Merupakan kegiatan pengamatan
perilaku dan nonverbal data tentang peserta didik
3. Kontak mata yang bertujuan (Purposeful Eye Contact ) untuk
mengetahui peserta didik yang membutuhkan perhatian khusus dari
pembimbing
4. Menelusuri (Tracking): mengindikasikan pemahaman dan
persetujuan secara umum.
5. Terbuka tertutup dukungna dna advokasi ( Open-Ended
Encouragement and Advocacy) memberikan dukungna, meskipun
tidak secara penuh bebas dari kecemasan, lingkunga belajar.
6. mengungkapkan kemlai secara permukaan dan mengggali (Surface
Paraphrasing and Exploration ) membantu pembimbing
mendapatkan informasi tambahandari peserta didik
7. mengungkapkan dirinya (Self-disclosure ) untuk menguatkan
image guru/pembimbng dengan menceritakan pengalamn pribadi
8. Mendengarkan secara aktif (Active Listening ) untuk menggali
pemikiran peserta didik dengan tujuan klarifikasi,
justifikasi/pembenaran, dna penghubungan

Modul Pelatihan Perceptor mentor 14


9. Secara intensif mengungkapkan kembali (Intense Paraphrasing )
memberikan kesempatan pada guru utnuk lebih agresif bertanya
informasi yang spesifik atau respon yang spesifik
10. Pertanyaan terbuka (Open-ended Questioning )-untuk
memunculkan diskusi dan menstimulasi peserta didik untuk
berpikir beberapa pilihan
11. Memberikan feedback/umpan balik positif dan negative (Giving
Positive and Negative Feedback ) memberikan kesempatan pada
pembimbng memberikan informasi umpan balik negative dalam
rangka meningkatkan penampilan peserta didik diwaktu mendatang
12. menyimpulakan dan menginterpretasikan (Summarizing and
Interpreting ) pembimbing memegang control diskusio dan
memberikan penekanan yagn sesuai, klarifikasi.
13. Memberikan informasi dan menggambarkan ( Information Giving
and Prescribing ) dimana pembimbing/guru mentransferkan
pengetahuan secara langsung kepada siswa
14. Kritik, menkoreksi, dan pertanyaan tertutup (Critiquing,
Correcting and Closed Questioning) – memberikan evalusais
sumatif pada siswa dan mengkaji pengetahuan siswa
15. membujuk, menentang dan berkonfrontasi (Persuasion, Challenge
and Confrontation ) memberikan kesempatan pada pembimbing
untuk lebih aktif dan asertif dengna cara yang mungkin, untuk
menantang pengetahuan dan sikap lama dengan tujuan membujuk
siswa untuk mengadop pengetahuan dan sikap yang baru..

d. Pengkajian

Hal – hal yang perlu dikaji oleh pembimbing dalam melaksanakan


kegiatan bimbingan praktik klinik. proses pengajaran klinik perlu

Modul Pelatihan Perceptor mentor 15


mengkaji beberapa hal untuk mengefektifkan kegiatan pengajaran klinik
antara lain :

- Kebutuhanan kolaborasi
- Ketidak cukupan persiapan peran dari pembimbing
- Perbedaan persepsi dari pembimbing klinik
- Kebutuhan adanya perencanaan yagn baik
- Skill interpersonal dan interaksi dengna semua orang yang berkaitan
deng akegiatan pengajaran klinik
- Ambiguitas definisi peran dari masing-masing anggota team
- Lingkungan dimana kegiatan pengajaran klinik dilakukan
- Lebih banyak penelitian dibutuhkan.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 16


BAGIAN 2 METODE BIMBINGAN KLINIK

Apa yang harus dipahami dan dikuasai

1. Prinsip dalam pembelajaran klinik

2. Model Pengajaran praktik Klinik

Modul Pelatihan Perceptor mentor 17


1. Prinsip dalam pembelajaran Klinik
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam Praktik Pembelajaran/Pembelajaran
Klinik :
- Berdasarkan pada tujuan – kebutuhan belajar mahasiswa
- mahasiswa – mempersiapkan diri
- Penugasan – memfasilitasi kemajuan perkembangan mahasiswa
- mahasiswa memilih sendiri pengalaman belajarnya – pembimbing
membantu dan memfasilitasi
- Penugasan diberikan oleh tim preseptor (lahan dan institusi)
- Pembimbing klinik melakukan pertemuan pra dan paska klinik
2. Model dalam pembelajaran klinik
Beberapa model kegiatan pengajaran klinik meliputi kegitan pra klinik
(preconference), kegiatan bedside teaching (pengajaran disamping pasein),
rounde Kebidanan, dan pasca klinik (post conference)
a. Pertemuan Pra-Klinik
• Pertemuan pra klinik merupakan kegiatan pembelajaran sebelum
mahasiswa melakukan kegiatan praktik klinik, dilakukan setiap hari.
• Mahasiswa dan preseptor membahas dan menyepakati kegiatan
pembelajaran harian.
• Preseptor harus memulai setiap sesi klinik dengan pertemuan 15-30
menit.

Pertemuan pra klinik harus dilakukan di tempat yang khusus, jauh dari
area pelayanan klien.Selama pertemuan tersebut preseptor harus
melakukan
• Menyambut mahasiswa
• Membahas tujuan belajar untuk hari itu.
• Memberikan tugas dan menunjuk pasien untuk masing-masing
mahasiswa.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 18


• Menjawab setiap pertanyaan.
Pembahasan dalam pertemuan pra klinik
• Tujuan belajar hari itu
• Perubahan jadwal/kondisi kalau ada
• Peranan mahasiswa dan tanggung jawab hari itu termasuk tugas dan
jadwal
b. Ronde Kebidanan
Suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik
menstransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam praktek
kebidanan dalan memecahkan masalah klien.
Karakteristik :
• Klien dilibatkan langsung
• Klien merupakan focus kegiatan peserta didik
• Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi tentang masalah
khusus yagn belum teratasi
• Pembimbing memfasilitasi kreatifitas peserta didik ; adanya ide-ide
yang baru.
• Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan
peserta didik meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
Tujuan Ronde kebidanan
• Menumbuhkan cara berfikir kritis (PBL atau problem based
learning)
• Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan kebidanan yang berasal
dari masalah klien
• Meningkatkan pola piker sistematis
• Meningkatkan validitas data klien
• Menilai kemampuan menetukan diagnose kebidanan

Modul Pelatihan Perceptor mentor 19


• Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi meningkatkan
kemampuan menilai hasil kerja
• Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

Peran dan tugas peserta didik


• Menjelaskan data demographi
• Menjelaskan masalah kebidanan utama
• Menjelaskan intervensi yang dilakukan
• Menjelaskan hasil yang didapat
• Menentukan tindakan selanjutnya menjelaskan ilmiah tindakan
yagn diambil
Peran pembimbing
• Membantu peserta didik untuk belajar
• Mendukung dalam proses pembelajaran
• Memeberi reinforcement
• Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi kebidanan serta
rasional tindakan
• Mengintegrasikan teori konsep yang telah dipelajari

c. Bed side teaching

Bedside teaching merupakan metode mengajar kepada peserta didik yang


dilakukan disamping tempat tidur klien meliputi kegitan mempelajari
kondisi klien dan asuhan kebidanan yang dibutuhkan klien.

Manfaat:

Agar pembimbing Klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik


untuk menguasai ketrampilan prosedural,menumbuhkan sikap

Modul Pelatihan Perceptor mentor 20


professional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan
komunikasi melalui pengamatan langsung.

Pelaksanaan Bedside teaching/demonstrasi :

1. sebelumnya diskusikan tindakan dan tujuan tindakan kebidanan yang


akan dilakukan oleh peserta didik. Umumnya berkaitan dengan proses
asuhan kebidanan yang telah dikaitkan pada klien
2. pada awalnya pembimbing dapat memberikan contoh langsung pada
situasi nyata lalu diikuti oleh peserta didik
3. selanjutnya pembimbing mengobservasi kegiatan atau tindakan
keperawatan yang dilakukan peserta didik
4. setelah selesai pembimbing mengajak peserta didik mengevalusi
tindakan yang telah dilakukan dan memberikan umpan balik

d. Pertemuan Pasca-Klinik

• Pertemuan pasca klinik merupakan kombinasi dari debriefing, belajar


dan membuat rencana.
• Kesempatan bagi para mahasiswa untuk berbagi pengalaman pada hari
itu dan mendiskusikan scr terbuka setiap kesulitan yang dialami.
• Kesempatan untuk memberikan pujian bagi mahasiswa yang memiliki
kinerja yang baik dan mengidentifikasi aspek pelayanan yang dapat
ditingkatkan.
• mahasiswa harus meninggalkan pertemuan pasca klinik dengan
perasaan senang karena merasa dihormati dan didukung dalam praktik.
• Preseptor/Mentor harus menyediakan waktu 60 menit untuk pertemuan
ini.
• Pertemuan dilakukan di ruangan/lokasi khusus.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 21


Apa yang dilakukan preseptor selama pertemuan ini ?
• Mengkaji tujuan hari itu dan kemajuan yang diperoleh
• Bertanya pada para mahasiswa mengenai kasus saat itu terutama kasus
yang menarik atau sulit.
• Menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai situasi atau klien.
• Melakukan praktek tambahan dengan model atau simulasi, jika
diperlukan.
• Mengkaji ulang dan mendiskusikan tugas-tugas kelompok.
• Merencanakan sesi klinik selanjutnya, memberitahu mahasiswa jika
ada perubahan / jika diperlukan.
Pertemuan Pasca-Klinik
Setiap hari
• Melakukan evaluasi proses pencapaian tujuan hari itu
• Membahas kasus-kasus yang sulit atau menarik
• Membahas masalah umum yang dihadapi dalam praktek pada hari itu
• Melakukan demonstrasi ulang sebisa mungkin, sesuai dengan fasilitas
yang tersedia

e. MetodePembelajaran Praktek Klinik Mini Clinical Examination


Mini Clinical Examination adalah salah satu metode evaluasi pada
penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik
mahasiswa (Norcini et al, 2003). Menurut WHO (2009), Mini Clinical
Examination adalah salah satu format penilaian pada professional
kesehatan yang digunakan untuk menentukan kompetensi mahasiswa.
Mini Clinical Examination merupakan metode penilaian yang didesain
untuk mengukur performance siswa dalam tahap klinik, selain itu meni
Clinical Examination juga dimaksudkan untuk pemberian feedback secara
langsung kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran di klinik. Mini
Clinical Examination dinilai oleh seorang penguji ketika siswa berinteraksi

Modul Pelatihan Perceptor mentor 22


langsung dengan pasien , hasil penilaian tersebut dituliskan dalam lembar
penilaian yang terdiri atas 7 komponen penilaian yaitu :
1. Anamnesis
2. Pemerikasaan Fisik
3. Profesionalisme
4. Clinical Judgement
5. Keterampilan Komunikasi
6. Organisasi Atau Efisiensi
7. Performance Siswa Secara Keseluruhan.
8. Validitas
9. Realibilitas
Metode ini terbukti, selain itu metode ini juga mempunyai beberapa
kelebihan, salah satunya betul- betul mengukur performance siswa level
"show how" (piramida Miler ) sehingga menuntut siswa untuk belajar secara
mendalam. namun metode ini juga mempunyai beberapa kekeurangan
contohnya metode ini kurang bisa menilai attitude siswa.
Tujuan
Metode ini yaitu untuk meningkatkan kinerja peserta didik

Deskripsi
Metode Mini Clinical Examination memilki beberapa prosedur dalam
pelaksanaan, yaitu :
1. Penilai melihat kinerja peserta didik dalam memeriksa pasien yang
sebelumnya telah ditentukan.
2. Peserta didik melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik
3. Diagnosis dan terapi. m
4. Menulis hasil temuan secara tertulis.
5. Durasi: sekitar 2 jam.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 23


6. Sistem penilaian ini bukan untuk mencari dan mencecar kesalahan
peserta didik
Kelebihan
Metode Clinical Examination memeiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1. Menggunakan pasien yang sesungguhnya
2. Ada umpan balik di akhir penilaian
3. Membangun pola pikir kritis
4. Menjadi suatu tantangan yang nyata bagi peserta didik
Kekurangan
Metode Clinical Examination ini selain memiliki beberapa kelebihan tetapi
juga memiliki beebrapa kekeurangan, yaitu :
1. Sulit digeneralisasi
2. Tidak dapat menjadi prediktor yang baik untuk kasus-kasus pasien
lainnya
3. Terlalu lama (dibutuhkan waktu 2-3 jam)
4. Potensi bias karena unsur subyektivitas tinggi
5. Perbedaan persepsi atau pandangan antar penilai
f. Metode Field Trip
Pengertian Metode FieldTrip
Winarno (1980: 115-116) mengatakan bahwa metode karyawisata
atau field trip adalah metode belajar dan mengajar di mana siswa dengan
bimbingan guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu dengan maksud
untuk belajar. Berbeda halnya dengan tamasya di mana seseorang pergi
untuk mencari hiburan semata, field trip sebagai metode belajar mengajar
lebih terikat oleh tujuan dan tugas belajar. Sedangkan menurut Syaiful
Sagala (2006: 214) metode field trip ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan
oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan
merupakan bagian integral dari kurikulumsekolah.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 24


Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
field trip merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara
membawa langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang
berdekatan dengan sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami
secara langsung. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam
pelajaran menulis karangan dibutuhkan metodologi pengajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Metode field trip dianggap
peneliti sebagai salah satu metode yang efektif digunakan sebagai metode
pembelajaran khususnya dalam melatih keterampilan menulis karangan
deskripsi siswa, karena dengan mengamati lingkungan secara nyata siswa
akan lebih bersemangat dalam mengembangkan ide, pendapat, dan
gagasannya ke dalam bentuk tulisan.
Kelebihan Metode FieldTrip
Metode karyawisata atau field trip mempunyai beberapa kelebihan
antara lain (Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 94):
a. Field trip memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relavan dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat.
c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitassiswa.
d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dana aktual.
Menurut syaiful Sagala (2006: 215) bahwa kelebihan metode field
trip adalah :
a. Anak didik dapat mengamati kanyataan-kenyataan yang beraneka
ragam dari dekat.
b. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan
mencoba turut serta di dalam suatukegiatan.
c. Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataan-
pernyataan dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan

Modul Pelatihan Perceptor mentor 25


secara langsung.
d. Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan
wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
e. Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara intensif dan
komprehensif.

Sedangkan menurut Roestiyah (2001: 87) menyatakan kelebihan


metode karyawisata atau field trip yaitu:
a. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang tidak didapatkan di
sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau keterampilan siswa.
b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan di lingkungan luar sehingga
dapat memperdalam dan memperluas pengalaman siswa.
c. Dengan obyek yang ditinjau langsung, siswa dapat memperoleh
bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi dan
tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
field trip mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
a. Siswa dapat mengamati kenyataan yang bermacam-macam dari tempat
bekunjung siswa.
b. Siswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru.
c. Siswa dapat memperoleh informasi langsung yang berasal dari
pengamatan siswa itu sendiri.
d. Siswa dapat mempelajari suatu materi secara integral dan terpadu.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 26


Kekurangan Metode FieldTrip
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 94) mengemukakan bahwa
metode field Trip mempunyai kekurangan, yaitu :
• Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah.
• Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
• Memerlukan koordinasi dengan guru agar tidak terjadi tumpang tindih
waktu selama kegiatan karya wisata.
• Dalam field Trip sering unsur rekreasi lebih prioritas, sedang unsur
studinya menjadi terabaikan.
• Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan sulit
mengarahkan mereka pada kegiatan yang menjadi permasalahan.
Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwa
metode field Trip mempunyai kekurangan, yaitu :
a. Memerlukan persiapan oleh banyak pihak.
b. Jika karyawisata sering dilakukan akan menganggu kelancaran
pelaksanaan pembelajaran, apalagi jika tempat-tempat yang
dikunjungi jauh darisekolah.
c. Kadang-kadang terjadi kesulitan dalam pengangkutan.
d. Jika tempat yang dikunjungi itu sukar untuk diamatai, akibatnya
siswa menjadi bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang
diharapkan.
e. Memerlukan pengawasan yang tepat.
f. Memerlukan biaya yang relative tinggi.

Modul Pelatihan Perceptor mentor 27


Dari kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode field
Trip mempunyai kekurangan-kekurangan, yaitu :
a. Biaya yang dipakai dalam proses karyawisata relative mahal.
b.Kadang terjadi kesulitan dalam mengkondisikan siswa.
c. Sering tujuan pembelajaran tidak tersampaikan karena tujuan untuk rekreasi
lebih diprioritaskan.
d.Memerlukan persiapan yang matang agar tidak terjadi gangguan selama
dalam proses karyawisata berlangsung.

g. Case presentasi (case presentation)


Presentasi kasus merupakan kegiatan pembelajaran di klinik yang sering
dilakukan di ruang diskusi. Pada kegiatan ini, mahasiswa mempresentasikan
kasus pasien yang dijumpai selama melakukan kegiatan di poli rawat jalan,
UGD maupun rawat inap. Mahasiswa membuat catatan status pasien sesuai
dengan format catatan medis pasien untuk RS pendidikan/ rumah bersalin atau
pelayanan yang lainnya. Pada saat melakukan presentasi kasus, Mahasiswa
akan dinilai dengan menggunakan form penilaian Case-based Discussion
(CbD).
Presentasi kasus adalah komunikasi formal antara profesional
perawatan kesehatan ( Bidan, Perawat, Dokter ) mengenai informasi klinis
pasien.
Bagian penting dari presentasi kasus meliputi :
• Identitas Klien
• Alasan untuk konsultasi / masuk
• Keluhan Utama - apa yang membuat pasien mencari perhatian medis
• Riwayat Kesehatan Sekarang - keadaan yang berkaitan dengan
keluhan utama .
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat Operasi Sebelumnya.
• Riwayat keluarga

Modul Pelatihan perseptor mentor 28


• Riwayat sosial
• Pemeriksaan fisik
• Hasil laboratorium
• Pemeriksaan Penunjang Lainnya
• Rencana Pengelolaan
• Tindak lanjut
• Kepatuhan pasien terhadap pengobatan
• keberhasilan atau kegagalan pengobatan .
• penyebab keberhasilan atau kegagalan .
Presentasi Kasus dapat digunakan pada rapat staf, putaran shift ,
pertemuan tim multidisiplin, atau dalam sesi pelatihan. Kasus yang disajikan
harus menjadi kasus dari fasilitas, yang membuatnya kasus realistis dan
relevan dengan staf.
Prinsip-Prinsip Dalam Presentasi Kasus
1. Pastikan bahwa kerahasiaan dipertahankan.
2. Presentasi Kasus memberikan kesempatan bagi petugas kesehatan
untuk berlatih memberikan ringkasan singkat dari pasien,
keterampilan yang diperlukan dalam pendekatan pengajaran
samping tempat tidur.
3. Presentasi kasus juga memungkinkan petugas kesehatan untuk
belajar dari bagaimana rekan-rekan mereka diperlakukan pasien.
4. Mintalah seorang anggota staf/ mahasiswa untuk menyajikan
sebuah kasus sulit atau menantang mereka temui.
Keterbatasan Case Presentasi
Metode Case presentasi dibatasi oleh kurangnya perhatian pada teknik
pengumpulan klinis-data dan kecenderungan untuk berurusan
dengan abstraksi bukan dengan pasien. Pendekatan yang lebih baik
adalah memiliki wawancara pertama siswa sebentar pasien sebelum
kelompok. technic nya dibahas, dan data yang berasal daripadanya
dikumpulkan. Kasus yang disajikan harus menjadi kasus dari fasilitas,
yang membuatnya kasus realistis dan relevan dengan staf.

Modul Pelatihan perseptor mentor 29


h. Jurnal presentasi ( journal presentation)
Merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar yang menggunakan journal/
artikel penelitian sebagai sumber belajar dan bertujuan untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terkini. Mahasiswa
diharapkan dapat memahami, menganalisis, menjelaskan dan
menyimpulkan isi dari journal yang mereka baca serta
mempresentasikannya dalam suatu forum pembelajaran.
Tahapanya adalah :

1. Mahasiswa mencari beberapa judul artikel jurnal penelitian terkini


(terbitan 5 tahun terakhir) baik yang dipublikasi secara on-line maupun
edisi cetak yang relevan dengan kompetensi mahasiswa kemudian
diajukan ke dosen/ pembimbing klinik.

2. Pembimbing klinik akan memilih 1 judul artikel jurnal yang relevan


dengan kompetensi peserta didik dan belum pernah dipresentasikan
sebelumnya dalam 1 kelompok rotasi/ kepantiteraan klinik.

3. Mahasiswa mempresentasikan artikel jurnal yang telah dipilih oleh


dosen pembimbing klinik dalam bentuk slide power point dan dinilai
oleh dosen/pembimbing pembimbing klinik dengan formulir penilaian
jurnal reading.

4. Dosen/ pembimbing klinik menyerahkan formulir penilaian kepada


koordinator pendidikan klinik di RS pendidikan setempat.

Modul Pelatihan perseptor mentor 30


i. Modeling
Pengertian
Suatu metode pembelajaran aktif menggunakan alat peraga berupa phantom
dengan tujuan untuk menghindari bahaya pada klien saat peserta mempelajari
keterampilan barunya.
Ciri-Ciri
• Memperagakan prosedur klinik Simulasi praktik dengan klien
• Menghindari bahaya pada klien Mengembangkan kompetensi
• keterampilan dan awal tingkat kemahiran
Kelebihan Modeling :
Tidak membahayakan atau membuat klien tidak nyaman jika terjadi
kesalahan Peragaan dapat dihentikan untuk berdiskusi Beberapa peserta dapat
berlatih pada waktu yang bersamaan Langkah2 sulit dapat dipraktikkan
berulang Praktik tidak terbatas pada klinik Lebih sedikit diperlukan klien
untuk mencapai tingkat keterampilan mampu Waktu pelatihan diperpendek
Keterbatasan
Pelatih harus memperagakan keterampilan secara benar dan mahir untuk
membantu peserta mencapai tingkat keterampilan mampu dan awal
keterampilan mahir Komunikasi yang terjadi hanya satu arah.
Tehnik
Prosedur Dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
a) Peragaan memberi penjelasan mengenai keterampilan yang akan
dipelajari. Praktek - pelatih memperagakan,
b) peseta mengawasi - peserta memperagakan pada model
c) Evaluasi

Modul Pelatihan perseptor mentor 31


j. Coaching
Pengertian
Bimbingan ( coaching), adalah suatu proses pembelajaran yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta baik perorangan atau kelompok
untuk memecahkan permasalahannya sendiri dan didampingi oleh fasilitator.
Bimbingan melibatkan peserta dan fasilitator dalam dialog satu lawan satu
dan mengikuti suatu proses yang tersusun, diarahkan pada tanggung jawab
memelihara kemajuan dan kinerja yang baik serta hubungan kerja positif
antara fasilitator dan staf. Metode bimbingan (coaching) mempunyai andil
yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan di tentukan oleh kerelevansian
penggunaan suatu metode sesuai dengan tujuan.
Itu berarti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan penggunaan metode
yang tepat, sesuai standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan
(Djamarah dan Zain, 2010).
Komponen utama dalam bimbingan berdasarkan kompetensi adalah
penggunaan bimbingan, dimana para fasilitator klinis memberikan mengenai
keterampilan atau aktivitasnya terlebih dahulu, kemudian memberikan
demonstrasi dengan menggunakan model atau alat ajar seperti slide, video.
Setelah melakukan demonstrasi prosedur dan diskusi kemudian para
fasilitator dapat mengamati dan berkomunikasi untuk membimbing peserta
dalam mempelajari keterampilan dan kegiatan yang memerlukan perhatian
kemajuan belajar serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi peserta.
Setiap coaching klinis hendaknya menyertakan elemen-elemen dibawah ini:
C = CLEAR PERFORMANCE MODEL
(MODEL KINERJA YANG JELAS) Kepada para peserta hendaknya diperlihatkan
secara jelas dan efektif keterampilan yang akan mereka pelajari
O = OPENESS TO LEARNING (KETERBUKAAN UNTUK BELAJAR)
Hendaknya menyertakan peserta dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk
mempersiapkan belajar dan menggunakan
keterampilan –keterampilan baru
A = ASSESSMENT OF PERFORMANCE (PENILAIAN KINERJA)

Modul Pelatihan perseptor mentor 32


Coaching klinik hendaknya mengupayakan pengukuran kompetensi keterampilan
yang diajarkan serta memberikan umpan balik terhadap kemajuan kearah kinerja
standar yang diinginkan
C = COMMUNICATION (KOMUNIKASI) Komunikasi dua arah yang efektif
antara peserta dan fasilitator merupakan faktor penting untuk memperoleh
keterampilan awal dan dicapainya kompetensi keterampilan.
H = HELP AND FOLLOW UP (MENOLONG DAN TINDAK LANJUT)
Bimbingan klinis hendaknya mencakup juga perencanaan untuk aplikasi
keterampilan baru pada lingkungan barupeserta dan membantu mengatasi
hambatan dalam penggunaan keterampilan baru tersebut.
Tehnik
a) Sebelum praktek hendaknya mengadakan pertemuan untuk mereview
kegiatan, termasuk langkah-langkah yang perlu ditekankan dalam
praktek kinerja.
b) Dalam praktek, fasilitator mengamati, membimbing,
c) dan memberikan umpan balik kepada peserta pada saat mereka
melaksanakan langkah-langkah/kegiatan termasuk buku penuntun
belajar.
d) Dengan menggunakan penuntun belajar atau checklist keterampilan,
fasilitator berdiskusi tentang kemampuan belajar peserta sesuai dengan
kinerja mereka dan memberi saran perbaikan.

k. Experensial
Pengertian
Metode yang digunakan dengan memberikan penugasan untuk membuat
catatan dan laporan secara tertulis di lahan praktik.Suatu metode yang
dipergunakan pembimbing akademik dalam membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan terhadap kasus yang
terjadi dengan pasien atau keluarga pasien.
Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian masalah (membantu
peserta didik meningkatkan sikap profesional, mampu menerapkan masalah
konseptual keperawatan dalam kurikulum berdasarkan masalah aktual,
menggambarkan secara tertulis kejadian atau peristiwa klinik) dan situasi

Modul Pelatihan perseptor mentor 33


pengambilan keputusan (pengujian data yang ada, pengidentifikasian
alternatif tindakan, penentuan prioritas tindakan, pembuatan keputusan).
Metode Eksperensial memberikan pengalaman langsung tentang suatu
kejadian, melalui praktek klinik yang melibatkan interaksi klien aktual / fiktif.
Jenis- jenis eksperensial meliputi:
a) Penugasan klinik
Membantu peserta didik menggunakan konsep dan teori dalam praktek.
Membantu mempelajari hal – hal yang terjadi di lahan klinik
Mengembangkan ketrampilan mengatasi pemikiran yang bercabang dan
bersosialisasi dengan profesi.
Mengembangkan ketrampilan psikomotor, terkait dengan pemberian
asuhan keperawatan.
b) Penugasan tertulis
Meningkatkan cara belajar menyelesaikan masalah yang terkait dengan
klien.
Meningkatkan pemahaman terhadap aspek tertentu dari praktek klinik.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi tertulis.
Contoh : studi kasus, pembuatan laporan kunjungan, menulis rencana
keperawatan, pembuatan makalah.
c) Simulasi dan permainan
Mempersiapkan peserta didik memperoleh kesempatan mengembangkan
dan mengkaji ketrampilan kognitif lingkungan.
Dilakukan sebelum peserta didik menghadapi situasi nyata. Menghindari
kesalahan yang fatal jika diterapkan pada klien.
Dengan menggunakan manikin,boneka untuk tindakan tertentu ( pemberian
injeksi, pemasangan kateter, infus dll)
Tehnik
Kegiatan metode eksperensial bertujuan membantu menganalisis situasi
klinik melalui proses identifikasi masalah.

Langkah-langkah :
1. Identifikasi permasalahan

Modul Pelatihan perseptor mentor 34


2. Menentukan tindakan yang akan diambil
3. Mengimplementasikan pengetahuan kedalam masalah klinik
4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan pengalaman
terhadap masa lalu.
5. Memadukan teori/kognitif dengan informsasi dilapangan /klinik dan teori
pengambilan keputusan, m e l i p u t i : situasi penyelesaian masalah.,
membantu peserta didik meningkatkan sikap professional.
6. Menerapkan masalah konseptual dalam kurikulum berdasakan masalah
actual.
7. Mengidentifikasi data relevan yang menunjang masalah dengan
mengajukan hipotesis yang benar, merencanakan tindakan asuhan yang
tepat, menerapkan teori kedalam praktik.
8. Pengambilan keputusan
Situasi pengambilan keputusan merupakan situasi penyelesaian masalah
yang memerlukan pengambilan keputusan, dengan cara peserta didik
melakukan pengujian data, mengidentifikasi alternative tindakan,
penentuan prioritas tindakan, pembuatan keputusan, melengkapi situasi
pengambilan keputusan secara individu atau kelompok, berdiskusi dan
menggali prosesn berfikir dalam menanggapi situasi.

Modul Pelatihan perseptor mentor 35


BAGIAN 3 MODEL PERSEPTORSHIP DAN MENTORSHIP

Apa yang harus Anda Ketahui

3. Model Pengajaran kLinik Preseptorship


4. Model Pengajaran praktik Klinik Mentorship

Modul Pelatihan perseptor mentor 36


1. Preseptorship

Perseptor adalah suatu strategi belajar mengajar scr individual dimana seorang
mahasiswa diserahkan pada seorang preceptor agar dapat menjalani praktek
sehari-hari di klinik bersama seorang nara sumber yang disediakan

Preceptorship dapat diartikan sebagai hubungan satu-satu berdasarkan


pengalaman klinik, dimana seorang mahasiswa dibimbing secara langsung oleh
seorang staf keperawatan / kebidanan

Preceptorship merupakan bentuk hub pendidikan dan bimbingan dengan maksud


memberikan mahasiswa atau tenaga bidan baru dengan 3 hal

Preseptor adalah seorang perawat/bidan yang diberi tanggung jawab sebagai role
model, guru, penasehat,tutor, instruktur dan nara sumber untuk seorang
mahasiswa di tatanan nyata/klinik ( Gardiner&Martin, 1985 ) Seorang preseptor
adalah orang yang memimpin seorang persepti ( mahasiswa/staf baru )
Hubungan Preceptor dan Presepti
• Hubungan didaktik, adanya transfer informasi dari pembimbing ke
mahasiswa
• Hubungan supervisory, terjadinya arahan dari pembimbing untuk
mahasiswa
• Hubungan kolaborasi/kerjasama, adanya kerjasama dan saling tanggung
jawab antara mahasiswa dan pembimbing
• Hubungan konsultasi, karena guru bertanggungjawab thd pertanyaan
mahasiswa

Modul Pelatihan perseptor mentor 37


Tujuan
• Preseptor dapat menyatukan mahasiswa/staf baru ke dalam tatanan klinik
yang nyata ( lingkungan pekerjaan ) secara sukses
• Usaha menjembatani gap/jarak/perbedaan antara Pendidikan ( teori )
dengan praktek, dg jalan membantu mahasiswa/staf baru mencapai
kepercayaan diri secara optimal dalam tatanan yang nyata dan
memfasilitasi perubahan peran yang baru
Fungsi Utama
• Memberikan orientasi dan dukungan, nasehat, inspirasi, mengajar, dan tukar
keahlian kilinik untuk jangka waktu tertentu dan terbatas pd tujuan
mensosialisasikan seorang pemula pada peran yg baru
• Memberikan orientasi dan dukungan, nasehat, inspirasi, mengajar, dan tukar
keahlian kilinik untuk jangka waktu tertentu dan terbatas pd tujuan
mensosialisasikan seorang pemula pada peran yg baru
Seleksi Preseptor
• Yang bertanggung jawab thd pemilihan preseptor adalah perawat/bidan
manager( kepala bangsal ) karena kepala bangsal yang merupakan orang yang
memahami dengan baik kekuatan dan kelemahan staf di unitnya.
Kriteria Preseptor
• Memiliki pengalaman klinik sedikitnya 12 bulan pd area yang sama
• Kompeten di bidangnya
• Hubungan interpersonal yg baik
• Kemampuan berkomunikasi
• Ketertarikan dalam pertumbuhan dan perkembangan interpersonal
• Kemauan dan keinginan untuk membantu mahasiswa/staf baru dan
berperilaku mendukung
Keuntungan
• Meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa/staf baru dan meningkatkan
ketrampilan, sebab diajar oleh seorang staf secara konsisten
• Bagi preseptor terjadinya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karena
mereka ditantang untuk belajar dengan mahasiwa secara berkesinambungan,
juga akan meningkatkan perkembangan pribadi dan profesional

Modul Pelatihan perseptor mentor 38


Kerugian

• Karena mhs dipasangkan dengan seorang preseptor, mungkin pengalamn yg


didapat tidak sesuai dg kebutuhan pembelajaran mahasiswa,kemampuan
merawat pasien yg berbeda akan hilang
• Bagi preseptor model presptorship akan meningkatkan stres krn beban
bertambah dan menurunkan harapan profesional

2. Mentorship

Mentoring/mentorship adalah hubungan yang sangat kuat antara 2 individu yang


sama-sama berniat untuk mencapai tujuan. Hubungan ini kompleks tetapi saling
menyediakan kesempatan bagi mente untuk memenuhi kebutuhan/keinginan
belajarnya.
( Roman, 2001 as stated ing Mc Kenna, 2003 )

Tantangan Mentoring

• Klasikal Mentor diidentifikasi sbg :

1. Karakter hubungan yang memungkinkan dan pemberdayaan


2. Mentor menawarkan jadual / daftar pada fungsi membantu ( fungsi bantuan )
untuk memfasilitasi bimbingan dan menyediakan dukungan
3. Peran mentor terdiri dari saling mempengaruhi perorangan, fungsional dan
aspek hubungan
4. Tujuan- tujuan individu dan fungsi membantu yang bermutu termasuk
individu-individunya
5. Fungsi membantu yang bermutu ditentukan oleh individu – individu
6. Setiap individu memiliki dan mengidentifikasi tahap / langkah dalam
berhubungan

Modul Pelatihan perseptor mentor 39


Karakter Hubungan

• Dalam mentoring klasik berpusat pada hubungan yang saling percaya antara
2 individu dewasa yang menarik yang memungkinkan apa yang telah
digambarkan sebagai tanda seorang mentor

( George & Kummerow, 1981 )

Fungsi Bantuan

• Dengan bekerja, individu-individu boleh mengembangkan hubungan yang


spesifik secara alami seperti role model, pengajaran atau konseling, hubungan
ini didefinisikan dengan jelas dan mempertimbangkan fungsi yang spesifik.
Jika hal ini dikembangkan dengan saling mempertunjukkan dan jarak lebar
dari fungsi bantuan diberikan maka hubungan menjadi dinamis, timbal balik
dan intensitas emosional dan benar, mentoring klasik terjadi ( Palmer, 1987 )

Fungsi Bantuan pada mentoring adalah

Adviser ( Penasehat )

• Dukungan dan nasehat diberikan dalam karir dan kemasyarakatan. Nasehat


diberikan dengan menunjukkan kesadaran pada mentee dan kemampuan
dengan syarat-syarat diterima masuk organisasi. Proses ini membangun
image diri dan kepercayaan diri pada mentee

Coach

• Dalam mentoring fungsi bimbingan sesuai dengan rancangan pedoman


dengan mentor memberikan nasehat dan umpan balik secara konstruktif.
Mentee dapat diuji sebagai umpan balik dalam situasi praktek yang berbeda,
saling tukar di antara individu. Umpan balik dianalisa dan membolehkan
disaring untuk aksi yang akan datang

Conselor

Modul Pelatihan perseptor mentor 40


• Peranan konselor memfasilitasi perkembangan diri dari mentee dalam dirinya
sebagai system dukungan psikologis dibuat sesuai mentor menunjukkan
sebagai pendengar dan memberikan arahan untuk memfasilitasi kesadaran
diri dan ketidaktergantungan

Guide / Networking

• Sebagai pembimbing yang mendukung mentor mengenalkan mentee untuk


membantu berhubungan dan kekuatan kelompok dalam organisai. Jaringan
pekerja adalah pembimbing di luar seperti mentor memfasilitasi pengenalan
terhadap nilai-nilai dan kebiasaan organisasi termasuk sosialisasi mentor
pekerja, professional dan kelompok sosial

Role model

• Seorang role model melakukan pengamatan terhadap suatu image untuk


meniru, mendemonstrasikan ketrampilan dan kualitas – kualitas untuk mente
agar berusaha menyamai

Sponsor

• Sponsor berpengaruh dan memfasilitasi masuknya ke organisasi dan budaya


professional. Mentor berpengaruh terhadap pengembangan karir dengan
mengenalkan pelayanan, mempromosikan mentee dan membuat rekomendasi
kemajuan-kemajuan

Teacher

• Fungsi pengajar termasuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan


penyelidikan kritis, memfasilitasi kesempatan belajar dan berpusat pada
kebutuhan individu dan gaya belajar untuk meningkatkan kemampuan dan
tanggungjawab untuk melanjutkan pendidikan profesi seperti aktivitas dan
refleksi pada pengalaman-pengalaman, membantu pengembangan pribadi,
misalnya intelektual dan potensi praktek
Sumber Fasilitator

Modul Pelatihan perseptor mentor 41


• Mentor menunjukkan pengalaman – pengalaman sebagai praktisi dan kolega
saling berbagi pengalaman dan informasi seperti menyediakan akses untuk
sumber

Framework dukungan (support) dr faktor personal, hubungan dlm mentoring

Pendekatan Mentoring

Tipe :
1. Hubungan mentoring klasik – informal ( primer mentoring )
Secara alami hubungan yang dipilih. Tujuan dan fungsinya ditentukan
oleh individu-individu yg bersangkutan memungkinkan hubungan secara
pribadi, emosional, organisasi dan professional.
Sifat alamiah
• Dipilih sendiri oleh individu, pengaruh yang meyakinkan, ditunjukkan
dengan saling berbagi harapan untuk bekerja bersama.
• Program tidak didefinisikan
• Tujuan kurang spesifik dan berfungsi sebagai kumpulan individu keadaan
dan kontek
• Tidak ada ketegasan penghargaan finansial untuk mentor
• Lamanya kira-kira 2 – 15 tahun
2. Mentoring Kontrak – Formal ( Mentoring sekunder )
• Hubungan yang artificial diciptakan untuk tujuan yang khusus, yang
penting ditentukan oleh organisasi. Bbrp elemen dari mentor dengan
fokus fungsi bantuan yang khusus / spesifik
Program Diidentifikasi :
• Menjelaskan tujuan, fungsi, hasil / keluaran
• Individu – individu diseleksi dengan memberikan mentor yg dipilih dari
kumpulan mentor
• Penghargaan materi tugas, memungkinkan adanya insentif financial untuk
mentor
3. Hubungan Mentoring yg semu ( Quasi Mentoring )

Modul Pelatihan perseptor mentor 42


• Pendekatan mentoring memperlihatkan hanya diberikan oleh akademi yg
bersangkutan dalam mempersiapkan tesis, orientasi, dan memasukkan
program-program
• Fokus spesifik pd tugas-tugas atau issue-isue organisasi yg berlangsung
pendek
• Bimbingan dari beberapa mentor untuk periode yg pendek
• Hubungan tidak ditunjukkan secara keseluruhan elemen yg memungkinkan
pada model klasik yg sebenarnya
• Tempat klinik yg spesifik
• Lamanya kira-kira 6 minggu s/d 1 tahun
Tanggung jawab dari mentee
• Menurut Smith, McAllister, dan Crawford (2001), dalam hubungan mentor-
mentee, mentee dapat menyatakan keinginannya untuk;
• Mengijinkan mentor dalam konteks pribadi dan sosial
• Mengapresiasikan orang-orang dan sumber-sumber.
• Mengapresiasikan apa yang telah diberikan kepada mereka
• Menanyakan apakah bantuan yang diterima sesuai dengan yang dibutuhkan
• Ketertarikan pada mata ajar
• Secara kritis mengevaluasi diri sendiri kelebihan dan kekurangannya
• Menunjukkan frustasi dan perhatian
• Mengevaluasi proses yang terjadi dan struktur cost benefitnya.
• Membentuk ikatan profesi dengan mentor dan organisasi kesehatan
masyarakat.
• Saling membantu.
• Mendengar dan belajar.
• Mengenal masalah dan secara aktif mencari solusi dan informasi
• Meluangkan waktu dengan mentor
• Menuju “kesempurnaan”
• Percaya dan menerima nasihat mentor
• Menggunakan semua kesempatan untuk konsultasi pada mentor dan semua
sumber-sumber manusia.

Keuntungan dari mentoring


Modul Pelatihan perseptor mentor 43
• Dampak dari keuntungan dapat berkaitan dengan tingkat kepuasan dari:
• Mentor: kepuasan pribadi dan pengembangan profesi dari bantuan dan
dukungan pengembangan yang lain.
• Mentee: identitas profesi dan peningkatan kepuasan kerja dengan
kemungkinan peningkatan dan keberhasilan dalam berorganisasi
• Oganisasi: suatu kepuasan dan motifasi anggota dengan outcome untuk
konsumen dan klien.

Kelemahan mentoring

• Kelemahan mentoring secara umum digambarkan sebagai “toxic/


racun/penyalahgunaan mentoring” (Morton-Cooper and Palmer, 2000, dari
Darling, 1986). Penyalahgunaan timbul karena tidak berfungsinya
relationship, yaitu tidak dikembangkan saling percaya, sharing nilai atau
instrospeksi.

Bentuk dari penyalahgunaan mentoring adalah:

• Mentor memanfaatkan mentee dan tidak mempromosi ide mentee


• Beberapa pengakuan dari partnership tetapi mentor menggunakan
kemampuan mentee untuk kariernya sendiri dalam organisasi
• Kekuatan dalam relationship mungkin mengingatkan mentor, mengakibatkan
manipulasi mentee, over-proteksi, meningkatkan ketergantungan, dan kurang
pengembangan.
• Kontrol and petunjuk yang berlebihan menyebabkan mentee terbentuk sesuai
image mentor, menghasilkan kembaran.
• Elitisme and isolasi yang saling menguntungkan menyebabkan mentee
menarik diri dari relationship yang lain dan menjadi tergantung pada mentor.

Strategi-strategi untuk mencegah penyalahgunaan mentor:

• Memilih sendiri mentornya atau bila disediakan, pilih yang menarik dan
dapat diajak kerjasama
• Jangan memilih seorang individu yang tidak memiliki kemampuan

Modul Pelatihan perseptor mentor 44


• Menguji relationship secara reguler untuk mengetahui tanda-tanda adanya
penyalahgunaan: kembaran, ketergantungan, keinginan mentor itu sendiri,
manipulasi atau exploitasi.
• Monitor pengembangan individu dan menuju ke arah hubungan yang baik
• Menyiapkan penolakan dari mentor yang menunjukkan tanda-tanda
penyalahgunaan.
• Yakinkan bahwa orang yang dipilih sebagai mentor menghantarkan pada
keberhasilan dan mendapat tempat di organisasi.

Perbedaan Preseptorship dan Mentorship

• Preseptorship
1. Waktu pendek
2. Dipilihkan untuk presepti
3. Biasanya tidak kenal
4. Tujuan didefinisikan dg jelas dan berdasarkan pd isi yg spesifik
5. Utamanya pd peran pengajaran di klinik
• Mentorship
1. Waktu biasanya lama dan tidak terbatas
2. Mentee memilih mentor
3. Kenal
4. Multidimensi dan berkembang seiring dg hubungan yg semakin erat
5. Hubungan lebih besifat personal yg menguntungkan dan menghargai dg
komunikasi yg terbuka

Modul Pelatihan perseptor mentor 45


Lampiran

8. Ceklist kegiatan bimbingan pre conference


9. Ceklist kegiatan bimbingan Post conference
10. Ceklist kegiatan bimbingan Bedside teaching
11. Ceklist kegiatan bimbingan Ronde Kebidanan
12. Kuisioner tentang keefektifan pembimbing Klinik
13. Tingkatan Kompetensi

Modul Pelatihan perseptor mentor 46


CEK LIST KEGIATAN BIMBINGAN PRE CONFERENCE

No Kegiatan nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan pre conference
1 Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai
dengan peserta didik
2 Menyiapkan SAP untuk kegiatan pre conference
3 Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan
pre conference/jika ada
4 Menginformasikan pada penanggung jawab lahan
praktek/bimbingan dari rumah sakit mengenai kegiatan pre
conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal hal yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan /jika ada
Pelaksanaan bimbingan pre conference
5 Memulai kegiatan
6 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari kegiatan pre conference, waktu dan topik pembahasan.
7 Menanyakan dan mendiskusikan persiapan mahasiswa untuk
melakukan praktek hari tersebut/ persiapan seragam,alat,
kognitif, psikomotor, efektif
8 Memberikan reinforcement positif mengenai rencana kegiatan
yang akan dilakukan oleh mahasiswa
9 Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi
dan memberikan umpan balik
10 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik
mengenai topik yang didiskusikan
Evaluasi kegiatan pre conference
11 Menyimpulkan kegiatan pre conference
12 Memberikan reinforcement pada peserta didik
13 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai
topik, waktu, tempat dan siapa saja yang terkait
14 Mengakhiri kegiatan pre conference
Jumlah
.................................
Penilai,

(................................)
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1= dilakukan tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
prosentase kelulusan minimal 75%
Evalusi Kompetensi ............................................

Modul Pelatihan perseptor mentor 47


OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN PRE CONFERENCE

Persiapan kegiatan bimbingan pre conference

1. Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai dengan peserta didik


Dilakukan dengan kerjasama dengan perawat yang ada diruangan

2. Menyiapkan SAP untuk kegiatan pre conference


Membuat SAP dalam bentuk tertulis

3. Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan pre conference/ jika
ada
Membawa absen dan format penilaian kegiatan pre conference / jika ada.

4. Menginformasikan pada penanggungjawab lahan praktek/ pembimbing dari


rumah sakit mengenai kegiatan pre conference, tempat dan waktu kegiatan serta
hal-hal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan / jika ada
Sudah jelas

Pelaksanaan kegiatan pembimbing pre conference

5. Memulai kegiatan
Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak ibu
sekalian

6. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari kegiatan pre
conference waktu dan topik pembahasan
Misalnya: pagi ini akan mengadakan pre conference dengan tujuan untuk
mengetahui kesiapan mahasiswa melakukan praktek hari ini, waktu sekitar 30
menit /tergantung pada jumlah mahasiswa dan topik yang akan kita bicarakan
pada pre conference ini tergantung dari kasus tiap mahasiswa

7. Menanyakan dan mendiskusikan persiapan mahasiswa untuk melakukan praktek


hari tersebut /persiapan seragam, alat, kognitif,psikomotor dan afektif
Misal bagaimana persiapan hari ini, apakah sudah membaca mengenai topik
pasien masing-masing, telah menyiapkan diri untuk bertemu dengan pasien

Modul Pelatihan perseptor mentor 48


diagnosa keperawatan, renca intervensi keperawatan, apakah mahasiswa telah
membawa semua peralatan standar dengan lengkap

8. Memberikan reinforcement positif mengenai rencana kegiatan yang akan


dilakukan oleh mahasiswa
Misal: bagus sekali bapak...............telah membuat laporan pendahuluan dan
merencanakan kegiatan dengan baik

9. Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi dan memberikan


umpan balik
Misal: apa ada diantara bapak ibu sekalian yang memiliki kasus yang mirip atau
mau menanggapi rencana yang telah disusun oleh bapak...........

10. Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik mengenai topik yang
didiskusikan
Misal: sebelum kita akhiri adakah yang masih punya pertanyaan yang perlu kita
diskusikan saat ini sebelum anda mulai kepasien

Evaluasi kegiatan pre conference

11. Menyimpulkan kegiatan pre conference


Misal: dari hasil pre conference hari ini saya simpulkan bahwa..............

12. Memberikan reinforcement pada peserta didik


Bagus sekali anda sekalian telah membuat rencana asuhan keperawatan /kegiatan
hari ini dengan baik

13. Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai topik, waktu, tempat


dan siapa saja yang terkait
Misal: setelah kegiatan pre conference ini nanti jam 10 saya akan menemui
bapak..........untuk melakukan kegiatan bed side teaching memiringkan pasien
silahkan nanti yang lain mengikuti

14. Mengakhiri kegiatan pre conference


Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan pre conference hari ini........ saya tutup saja
selamat siang/ assalamualaikum wr.wb.

Modul Pelatihan perseptor mentor 49


CEK LIST BIMBINGAN POST CONFERENCE

No Kegiatan Nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan post conference
1 Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai
dengan peserta didik
2 Menyiapkan SAP untuk kegiatan post conference
3 Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan
post conference/jika ada
4 Menginformasikan pada penanggung jawab lahan
praktek/bimbingan dari rumah sakit mengenai kegiatan post
conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal hal yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan /jika ada
Pelaksanaan bimbingan post conference
5 Memulai kegiatan
6 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari kegiatan post conference, waktu dan topik pembahasan.
7 Menanyakan dan mendiskusikan hasil kegiatan hari tersebut
8 Mendiskusikan dengan mahasiswa mengenai apa yang
dirasakan mahasiswa setelah melewati praktek hari tersebut
9 Memberikan reinforcement positif mengenai hasil kegiatan
yang telah dilakukan
10 Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi
dan memberikan umpan balik
11 Memberikan penugasan dirumah atau yang berkaitan dengan
kegiatan untuk tugas jaga selanjutnya
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik
mengenai topik yang didiskusikan
Evaluasi kegiatan post conference
13 Menyimpulkan kegiatan post conference
14 Memberikan reinforcement pada peserta didik
15 Rencana kegiatan tindak lanjut mengenai pengalaman yang
diperlukan untuk membantu peserta didik meningkatkan
kemampuannya / memberikan tugas
16 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai
topik, waktu, tempat dan siapa saja yang terkait
17 Mengakhiri kegiatan post conference
Jumlah
penilai,

(..............................)
keterangan:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
Prosentase minimal 75% Evalusi Kompetensi ..........................................

Modul Pelatihan perseptor mentor 50


OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN POST CONFERENCE

Persiapan bimbingan post conference

1. Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai dengan peserta didik


Dilakukan dengan kerjasama dengan perawat/Bidan yang ada diruangan

2. Menyiapkan SAP untuk kegiatan post conference


Membuat SAP dalam bentuk tertulis dan siap digunakan

3. Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan post conference/


jika ada
Membawa absen dan format penilaian kegiatan post conference / jika ada.

4. Menginformasikan pada penanggungjawab lahan praktek/ pembimbing dari


rumah sakit mengenai kegiatan post conference, tempat dan waktu kegiatan serta
hal-hal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan / jika ada
Sudah jelas

Pelaksanaan bimbingan post conference

5. Memulai kegiatan
Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak ibu
sekalian

6. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari kegiatan post
conference waktu dan topik pembahasan
Misalnya: pagi ini akan mengadakan post conference dengan tujuan untuk
mengetahui kesiapan mahasiswa melakukan praktek hari ini, waktu sekitar 30
menit /tergantung pada jumlah mahasiswa dan topik yang akan kita bicarakan
pada pre conference ini tergantung dari kasus tiap mahasiswa

7. Menanyakan dan mendiskusikan hasil kegiatan hari tersebut

Misal : Bagaimana hasil kegiatan hari ini apa saja intervasi yang telah dilakukan
?apakah dapat dilakukan dengan diagnosa hari ini, adakah masalah atau data baru
yang ditemukan?

Modul Pelatihan perseptor mentor 51


8. Mendiskusikan dengan mahasiswa mengenai apa yang dirasakan mahasiswa
setelah melewati praktek hari tersebut

Misal: Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan intervensi yang dilakukan


tersebut?bagaimana perasaan bapak setelah mengetahui hasil intervensi tersebut
membuahkan hasil, bagaimana perasaan bapak karena intervensi tersebut tidak
membuahkan hasil,apa yang dirasakan bapak setelah kegiatan hari ini selesai?
9 Memberikan reinforcement positif mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan
Misal : Baik sekali bapak setelah melaksanakan intervensi yang direncanakan
dan mampu memodifikasi kegiatan yang telah dilakukan

10 Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi dan memberikan


umpan balik
Misal: untuk yang lain apakah punya pengalaman yang sama dengan
bapak...........tadi atau ada masukan mengenai kegiatan bapak........tadi

11. Memberikan penugasan dirumah atau yang berkaitan dengan kegiatan untuk
tugas jaga selanjutnya

Misal: baiklah kita telah mendiskusikan semua hasil kegiatan hari ini selanjutnya
bapak ......tugas dirumah membaca tentang ........,untuk ibu.....menyiapkan
kegiatan lanjutan untuk besuk, untuk mas .......dst sesuai dengan masing-masing
mahasiswa

12 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik mengenai topik yang
didiskusikan
Misal: sebelum kita akhiri adakah yang masih punya pertanyaan yang perlu kita
diskusikan saat ini sebelum anda mulai kepasien

Evaluasi kegiatan post conference

Modul Pelatihan perseptor mentor 52


13 Menyimpulkan kegiatan post conference
Misal: dari hasil post conference hari ini saya simpulkan bahwa..............

14 Memberikan reinforcement pada peserta didik


Bagus sekali anda sekalian telah membuat rencana asuhan keperawatan /kegiatan
hari ini dengan baik

15 Rencana kegiatan tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan untuk


membantu peserta didik meningkatkan kemampuannya / memberikan tugas
16 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai topik, waktu, tempat
dan siapa saja yang terkait
Misal: setelah kegiatan post conference ini nanti jam 10 saya akan menemui
bapak..........untuk melakukan kegiatan bed side teaching memiringkan pasien
silahkan nanti yang lain mengikuti

17 Mengakhiri kegiatan post conference


Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan post conference hari ini........ saya tutup saja
selamat siang/ assalamualaikum wr.wb.

Modul Pelatihan perseptor mentor 53


CEK LIST PENILAIAN BIMBINGAN BED SIDE TEACHING

NO Kegiatan Nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan bed side teaching
1 Mempersiapkan SAP kegiatan bimbingan
2 Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan
peserta didik
3 Memilih pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan
yang akan didemontrasikan serta minta ijin pasien
4 Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan
demontrasi
5 Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah
dilihat dan didengar pesrta didik
Pelaksanaan bimbingan bed side teaching
6 Membuka kegiatan bed side teaching
7 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu
tujuan dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
9 Menjelaskan pada peserta didik alat yang digunakan untuk
demontrasi(dilakukan tidak didepan pasien)
10 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
11 Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan
menggunakan tahap-tahap interaksi pada pasien
12 Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang
dilakukan
13 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada
peserta didik mengenai kegiatan yang telah dicontohkan
14 Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik
dan membantu mahasiswa bila diperlukan
15 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam
melaksakan kegiatan

Modul Pelatihan perseptor mentor 54


Evaluasi kegiatan bed side teaching
16 Memberi kesempatan pada peserta didik untuk self evaluasi
mengenai kegiatan yang telah dilakukan (tidak didepan pasien
)
17 Memberikan reinforcement pada peserta didik
18 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik
19 Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan
untuk membantu peserta didik meningkatkan kemampuannya
20 Menutup kegiatan bed side teaching dengan cara yang baik
Jumlah

penilai,

(..............................)

Keterangan:

0=tidak dilakukan

1=dilakukan tidak sempurna

2=dilakukan dengan sempurna Prosentase minimal 75%

Evalusi Kompetensi .......................................

Modul Pelatihan perseptor mentor 55


OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN BED SIDE TEACHING

Persiapan bimbingan bed side teaching

1. Membuat SAP kegiatan bimbingan

Dilakukan dalam bentuk tertulis

2. Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta didik


Dilakukan dengan mencari tempat yang sesuai jumlah peserta didik yang
mengikuti bed side teaching

3. Memilih pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan yang akan


didemontrasikan serta minta ijin pasien
Dilakukan dengan mencari pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan
yang akan didemontrasikan serta pasien/ 2 pasien,satu untuk kegiatan
pembimbing dan satu untuk demontrasi oleh maha siswa
4. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan demontrasi
Peralatan disiapkan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan

5. Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah dilihat dan


didengr pesrta didik
Dilakukan bekerjasama dengan tim rumah sakit

Pelaksanaan bimbingan bed side teaching

6. Memulai kegiatan bed side teaching


Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak
ibu sekalian

7. Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan waktu dan tujuan dari
demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
Misalnya: pagi ini akan mengadakan bed side teaching mengenai cara
mengukur tekanan darah kegiatan kita akan membutuhkan, waktu sekitar 30
menit dan tujuan dari kegiatan ini adalah agar bapak dan ibu sekalian dapat
melihat cara mengukur tekanan darah dengan benar
8. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari
demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
Misal : Dari kegiatan ini diharapkan bapak dan ibu mahasiswa mampu
melakukan tindakan pengukuran darah

Modul Pelatihan perseptor mentor 56


9. Menjelaskan pada peserta didik alat yang digunakan untuk
demontrasi(dilakukan tidak didepan pasien)
Misal: Saya telah menyiapkan alat untuk mengukur tekanan darah
yaitiu......sebutkan
10. Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
Misal: Mari kita ketempat pasien
11. Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan menggunakan
tahap-tahap interaksi pada pasien
12. Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang dilakukan

13. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta didik
mengenai kegiatan yang telah dicontohkan
Misal: Apakah ada yang mau ditanyakan mengenai cara melakukan
pengukuran darah
14. Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik dan membantu
mahasiswa bila diperlukan
Misal: Kalau tidak ada pertanyaan saya anggap anda sudah jelas dan
sekarang tolong anda coba ukur tekanan darah pada pasien yang lain
15. Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam melaksakan
kegiatan
Misal : Terima kasih bapak dan ibu........yang bagus sekali telah mau
mengukur tekanan darahnya untuk proses pembelajaran mahasiswa
Evaluasi kegiatan bimbingan bed side teaching

16. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk self evaluasi mengenai
kegiatan yang telah dilakukan (tidak didepan pasien )
Misal:Bagaimana tadi kegiatan anda mengukur pasien adakah yang perlu
diperbaiki?
17. Memberikan reinforcement pada peserta didik
Misal:Ya bagus sekali anda telah melaksanakan pengukuran tekanan darah
pada pasien x dengan lancar
18. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik
Misal:Hal-hal yang perluy ditingkatkan untuk kegiatan anda tadi adalah
apabila mau melakukan kegiatan tersebut minta ijin dahulu pada pasien
19. Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan untuk
membantu peserta didik meningkatkan kemampuannya
Misal:Anda nanti perlu melakukan kegiatan pengukuran tekanan darah lagi
pada pasien a, b, c, d pada jam 14 siang, besuk juga lakukan pada jam 8 pagi
dan jam 12 siang
20. Menutup kegiatan bed side teaching dengan cara yang baik
Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan bed side teaching ini sampai jumpa pada
kegiatan bed side teaching berikutnya ,wassalamualaikum wr.wb

Modul Pelatihan perseptor mentor 57


CEK LIST PENILAIAN BIMBINGAN RONDE
KEPERAWATAN/KEBIDANAN
No Kegiatan Nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan rone keperawatan/kebidanan
1 Membuat SAP kegiatan bimbingan
2 Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan
peserta didik
3 Mendapat data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan
ronde keperawatan
4 Menyiapkan alat evaluasi yang akan diperlukan untuk
menilai mahasiswa
5 Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga
mudah dilihat dan didengr pesrta didik
Pelaksanaan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan
6 Membuka kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
7 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu
tujuan dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang
diharapkan dari kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
(dilakukan tidak didepan pasien)
9 Meminta mahasiswa yang akan mengikuti ronde untuk
menjelaskan secara umum pasiennya masing-masing
10 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
11 Memulai kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada
peserta didik lain
13 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama
dalam melaksakan kegiatan
Evaluasi kegiatan ronde keperawatan
14 Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan/kebidanan (tidak
didepan pasien)
15 Memberikan reinforcement pada peserta didik
16 Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde
keperawatan/kebidanan
17 Menutup kegiatan ronde keperawatan/kebidanan dengan cara
baik
Jumlah

……………………….
Penilai,
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
Prosentase kelulusan minimal 75%
Evalusi Kompetensi ............................................

Modul Pelatihan perseptor mentor 58


OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN RONDE
KEPERAWATAN/KEBIDANAN

Persiapan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan

1. Membuat SAP kegiatan bimbingan. Dilakukan dalam bentuk tertulis


2. Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta didik
Dilakukan dengan mencari tempat yang sesuai jumlah peserta didik yang
mengikut ronde keperawatan/kebidanan

3. Mendapat data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan ronde


keperawatan/kebidanan
Misal: dilakukan dengan membaca status psien dan dapat menjelaskan pada
pasien pada jam tertentu akan diadakan ronde keperawatan/kebidanan

4. Menyiapkan alat evaluasi yang akan diperlukan untuk menilai mahasiswa. sudah
jelas
5. Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah dilihat dan
didengar peserta didik
Dilakukan kerjasama dengan tim rumah sakit

Pelaksanaan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan

6. Memulai kegiatan bed side teaching


Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak ibu
sekalian

7. Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan waktu dan tujuan ronde
keperawatan/kebidanan (dilakukan tidak didepan pasien)
Misal: Pagi ini kita akan mengadakan ronde keperawatan/kebidanan tujuanya
untuk mengetahui perkembangan pasien secara langsung dan mahasiswa
dimohon menyebutkan kondisi secara umum pasien, diagnosa keperawatan
/kebidanan yang diangkat, rencana tindak keperawatan/kebidanan, evaluasi
perkembangan dan rencana lanjut dari pasien,

Modul Pelatihan perseptor mentor 59


8. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari ronde
keperawatan/kebidanan (dilakukan tidak didepan pasien)
Misal : Dari kegiatan ini diharapkan bapak dan ibu mahasiswa mampu
mengetahui perkembangan pasien dan rencana keperawatan/kebidanan lanjutan

9. Meminta mahasiswa yang akan mengikuti ronde untuk menjelaskan secara umum
pasiennya masing-masing
Misal :silahkan masing-masing menjelaskan secara umum pasiennya masing-
masing
11 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
Misal: Mari kita ketempat pasien

12 Memulai kegiatan ronde Kebidanan/keperawatan. Sudah jelas


13 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta didik lain
Misal:Adakah yang ingin ditanyakan mengenai pasien ini?

14 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam melaksakan


kegiatan
Misal : Terima kasih bapak dan ibu atas peran sertanya dalam kegiatan ini

Evaluasi kegiatan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan

15 Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan/kebidanan (tidak didepan pasien)


Misal :Baiklah saya simpulkan bahwa kegiatan ronde keperawatan/kebidanan ini
sudah berjalan dengan baik dan ada beberapa rencana intervensi yang perlu
dimodifikasi ……..dst tergantung hasil ronde keperawatan /kebidanan yang telah
dilakukan

16 Memberikan reinforcement pada peserta didik


Misal:Ya, bagus sekali anda telah menyebutkan semua rencana dan
perkembangan pasien dengan baik

17 Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde keperawatan/kebidanan

Modul Pelatihan perseptor mentor 60


Misal:kegiatan ronde keperawatan/kebidanan akan kita lakukan lagi pada hari
………..tanggal……….jam……….

18 Menutup kegiatan ronde keperawatan/kebidanan dengan cara baik


Misal :Baiklah kita akhiri kegiatan ronde keperawatan/kebidanan ini sampai
bertemu pada kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
berikutnya,Wassalamualaikum Wr. Wb.

Modul Pelatihan perseptor mentor 61


Competency Based Evaluation (Evaluasi berdasar kompetensi) (Adapted from
Benner & Bondy) :

Competency Criteria
Rating Skala Kriteria
kompetensi

Independent Practices in a safe, accurate, coordinated and effective manner


with need for guiding cues almost never. (For example: may
Mandiri
need cues if carrying out an unfamiliar procedure).
Melaksanakan praktik secara aman, akurat, terkoordinasi

4 dan efektif hamper tanpa bimbingah (contoh: mungkin


memererlukan bantuan pada saat melaksanakan
tindakan/prosedur baru yang tidak di biasa laksanakan)

Proficient Practices in a safe, accurate, coordinated and effective manner


Mampu with some need for guiding cues.

3 Melaksanakan praktik secara aman, akurat, terkoordinasi


dan efektif dengan sedikit bimbingan.

Advanced Practices in a safe, accurate and coordinated manner most of


Beginner the time, with frequent cues required.
Pemula-lanjut Melaksanakan praktik secara aman, akurat, dan
2 terkoordinasi dengan bimbingan yang frekuen

Novice Practices in a safe manner when continuous cues are given.


Pemula Melaksanakan praktik secara aman jika ada bimbingan
1 secara terus menerus

Modul Pelatihan perseptor mentor 62


Unsatisfactory Unable to demonstrate safe practice, adequate knowledge base
Tidak and/or appropriate professional behaviour.
memuaskan Tidak dapat mendemonstrasikan praktik yang aman,
0 berdasar Ilmu pengetahuan yang adekuat, dan/atau
perilaku professional yang tepat

Not Applicable Not observed or not applicable.


Tidak dapat Tidak dapat diobservasi atau tidak dapat dinilai
dinilai

Modul Pelatihan perseptor mentor 63


POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG

Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

1. Mata Kuliah :
2. Kode Mata Kuliah :
3. Jumlah SKS :
4. Semester :
5. Dosen Pengampu :
6. Waktu Pertemuan/jam :
7. Pertemuan ke :
8. Kompetensi :

A. Tujuan Instruksional :
a. Tujuan Instruksional Umum:
b. Tujuan Instruksional Khusus:
B. Pokok Bahasan :
C. Sub Pokok Bahasan :
D. Kegiatan Belajar Mengajar :.
E. Evaluasi :
F. Referensi :
G. Modul (terlampir)

Disiapkan oleh Disahkan oleh


Pembimbing

---------------------------------- ---------------------------------

Modul Pelatihan perseptor mentor 64


Jadual Kegiatan Praktik Bimbingan Klinik Preseptorship mentorship

NO Hari/Tgl Tempat Praktik TTD Mhs TTD


Pembimbing

Modul Pelatihan perseptor mentor 65


Modul Pelatihan perseptor mentor 66
KUISIONER TENTANG KEEFEKTIFAN PEMBIMBING PRAKTEK
KEBIDANAN

Tempat praktik :

Tingkat/semester :

Tanggal periode praktik :

Nilailah keefektifan pembimbing klinik terakhir Anda dengan menggunkan skala


yang tersedia. Skala ini merupakan suatu rangkaian kesatuan dimana skala tersebut
mengartikan :

1 : Tidak pernah melakukan /memberikan bimbingan


2 : Memberikan bimbingan tetapi frekukensinya sangat jarang
3 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya Jarang
4 : Memeberikan bimbingan tetapi frekuensinya kadang-kadang
5 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya sudah sering
6 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya sangat sering
7 : Selalu memeberikan bimbingan

1. Menerangkan dengan Jelas

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU


2. Menekankan pada hal-hal penting

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 67


3. Mendorong siswa untuk tertarik dengan pokok persoalan

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

4. Mudah ditemui/didatangi

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

5 Mendemonstrasikan prosedur dan tekhni praktik

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU


6 Membantu siswa dalam mengenal dan menggunakannnya dalam kesempatan praktik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

7 Memberikan bantuan khusus ketika terjadi kesukaran

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

8 Pengajar/pembimbing disiapkan dengan baik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 68


9 Senang mengajar

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK
PERNAH SELALU

10 Mendorong keaktifan peserta dalam diskusi

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
11 Membekali petunjuk-petunjuk pada siswa agar siap dalam praktik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

12 Mengerti apa yang ditanyakan dan dikatakan siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

13 Menjawab dengna hati-hati dan tepat, pertanyaan yagn diajukan siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

14 Bertanya pada siswa untuk mendapat alasan yang mendasar

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 69


15 Membantu mengorganisisr cara berfikir siswa tentang masalah pasien

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU


16 Mendukung siswa untuk mandiri

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

17 Memperagakan ketrampilan praktik denga cara benar

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

18 Menunjukan ketrampilan berkomunikasi

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

19 Menampakkan sedikit membaca dala, bidang yang diminati

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
20 Mendiskusikan perkembangan terbaru dalam bidangnya

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 70


21 Menunjukan kepada siswa sumber bacaan yang bermanfaat dalam kebidanan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

22 Terlihat luas pengetahuannya dalam kebidanan

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

23 Mengenali keterbatasannya

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

24 Bertanggung jawab atas segala tindakannya sendiri

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

25 Adalah seorang contoh/role model yang baik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

26 Menyenangi kebidanan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
27 Memberikan saran-saran khusus untuk peningkatan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 71


28 Memberikan masukan yang membangun dari pelaksanaan kerja siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

29 Mengidentifikasikan kelebihan dan keterbatasan seiswa secara objektif (tidak berat sebelah)

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

30 Mengamati pelaksanaan kerja sisa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

31 Berkomunikasi seperti yang diharapkan siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

32 Seperti yang diduga oleh siswa

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

33 Memberikan penguatan posistif (pujian) kepada siswa dalam keikutsertaan observasi dan
pelaksanaan kerja

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 72


34 Memperbaiki kesalahan siswa tanpa meremehkan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

35 Tidak mengkritik siswa didepan orang lain

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

36 Memberikan support dan dorongna kepada siswa

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

37 Mudah ditemui

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

38 Mendrorong suasana saling menghormati

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

39 Mendengarkan dengan penuh perhatian

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 73


40 Menunjukan ketertarikan diri pada siswa

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

41 Menunujukan rasa empati ( ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain)

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
42 Menujukan semangant besar (antusiasme)

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU


43 Adalah seorang yang penuh semangat

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
44 Mempunyai rasa percaya diri

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU


45 Melakukan kritik yang membangun dalam pengajaran

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

46 Pemikiranya terbuka dan tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

Modul Pelatihan perseptor mentor 74


47 Mempunyai selera humor yang baik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
48. Menyebabkan lebih jelas (tidak membingungkan)

1 2 3 4 5 6 7

TIDAK PERNAH SELALU

.................................
Nilai Akhir : Total Nilai X 100 Penilai ( Mentee )
336
Nilai :....................................................

(...............................)

REKAPITULASI NILAI KEEFEKTIFAN BIMBINGAN


Modul Pelatihan perseptor mentor 75
PRAKTEK KLINIK PERCEPTORSHIP MENTORSIP

NO NAMA MAHASISWA Nilai Akhir

..........................., .............................
Pembimbing

(...............................................)

Modul Pelatihan perseptor mentor 76


DAFTAR PUSTAKA

1. Alberto Alves de Lima, Diego Conde, Juan Costibel,Juan Carso, CV der


Vleuten. A laboratory study on the reability estimations of the mini cex. Ad
in Health Sci Educ.2011
2. Bastable, S.B (2002). Bidan sebagai pendidik: prinsip – prinsip pengajaran
dan pembelajaran, alih bahasa Gerda W. Jakarta: EGC
3. Depkes RI.2007. Kepmenkes RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang
stándar asuhan kebidanan.
4. Djamarah dan Zain, 2010. Pembelajaran Yang Efektif dan Menyenangkan.
Jakarta Salemba Efendi, Nursalam (2008). Pendidikan dalam keperawatan:
Jakarata, Salemba
5. Dorothy & Marilyn. 2002. Pengajaran Klinis dalam Pendidikan
Keperawatan Edisi 2. Alih bahasa: Enie Novietasari, Editor: Palupi
Widyastuti. Jakarta: EGC
6. Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bumi Aksara : Jakarta
7. Menteri Kesehatan, 2007, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, Depkes RI,
Jakarta. Menteri Kesehatan, 2007, Keputusan
8. Nursalam & Ferry E. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
9. Pusdiklatnakes.2011. Panduan pembelajaran Praktik Klinik kebidanan
dengan pendekatan Preceptorship dan Menthorship
10. Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan
keperawatan, alih bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC
11. Roestiyah. (2001). Strategi Belajara Mengajar: Jakarta: Rineka Cipta.
12. Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
13. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
14. Syaiful Sagala. (2006).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
15. Winarno Surakhmad. (1980). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan
Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Modul Pelatihan perseptor mentor 77


Kegiatan praktik klinik mempunyai peranan
penting dalam penguasaan kompetensi seorang
bidan. Sehingga bimbingan praktik klinik harus
mendapatkan perhatian khusus dalam rangka
membantu mahasiswa menguasai kompetensi
yang diharapkan. Dilain hal terkadang pembimbing
klinik mempunyai hambatan-hambatan baik yang
bersifat teknik bimbingan maupun penerapan
pengetahuan yang mereka miliki. Buku panduan
ini disusun sebagai panduan dalam melaksanakan
kegiatan bimbingan praktik klinik dengan metode
perseptorship dan mentorship.

Buku ini dilengkapi dengan uraian secara tentang


pengajaran klinik dan metode pengajaran Klinik
dan metode preseptorship dan mentorship serta
membahas bagaimana kegiatan bimbingan klinik
beserta issue-isue atau permasalahan yang
biasanya muncul dalam kegiatan bimbingan klinik.
Akhir dari buku ini dilengkap dengan ceklist
kegiatan bimbingan klinik serta evalusi kegiatan
pengajaran klinik.

Diharapkan buku ini dapat memberikan bekal


pengetahuan tentang pengajaran klinik dan
sebagai panduan dalam mengaplikasikan
pengajaran klinik sehingga dapat memberikan
kontribusi yang penting dalam memberikan
bimbingan mahasiswa. Buku ini mungkin masih
kurang dari sempurna untuk itu mohon saran dan
tanggapan dalam rangka meyempurnakan buku
ini. Semoga buku ini memiliki memiliki nilai ibadah
bagi penulisnya dan bermanfaat dalam
mengembangkan profesi bidan yang berkualitas
dan maju

Penerbit :
Modul Pelatihan
Politeknik Kesehatan Kemenkesperseptor
Semarangmentor 78

Anda mungkin juga menyukai