PENGAJARAN KLINIK
RUNJATI, M.Mid
1
KATA PENGANTAR
Kegiatan praktik klinik mempunyai peranan penting dalam penguasaan kompetensi seorang bidan.
Sehingga bimbingan praktik klinik harus mendapatkan perhatian khusus dalam rangka membantu
mahasiswa menguasai kompetensi yang diharapkan. Dilain hal terkadang pembimbing klinik
mempunyai hambatan-hambatan baik yang bersifat teknik bimbingan maupun penerapan
pengetahuan yang mereka miliki. Buku panduan ini disusun sebagai panduan dalam melaksanakan
kegiatan bimbingan praktik klinik dengan metode perseptorship dan mentorship.
Buku ini dilengkapi dengan uraian secara tentang pengajaran klinik dan metode pengajaran Klinik
dan metode preseptorship dan mentorship serta membahas bagaimana kegiatan bimbingan klinik
beserta issue-isue atau permasalahan yang biasanya muncul dalam kegiatan bimbingan klinik.
Akhir dari buku ini dilengkap dengan ceklist kegiatan bimbingan klinik serta evalusi kegiatan
pengajaran klinik.
Diharapkan buku ini dapat memberikan bekal pengetahuan tentang pengajaran klinik dan sebagai
panduan dalam mengaplikasikan pengajaran klinik sehingga dapat memberikan kontribusi yang
penting dalam memberikan bimbingan mahasiswa. Buku ini mungkin masih kurang dari sempurna
untuk itu mohon saran dan tanggapan dalam rangka meyempurnakan buku ini. Semoga buku ini
memiliki memiliki nilai ibadah bagi penulisnya dan bermanfaat dalam mengembangkan profesi
bidan yang berkualitas dan maju.
Penulis,
Runjati, M.Mid
NIP 19741114 199803 2 001
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
3
BAGIAN 1: PENGAJARAN KLINIK (CLINICAL TEACHING)
Oleh Runjati, M.Mid
Pengajaran klinik adalah pengajaran dan pembelajaran yang berfokus pada, dan biasanya secara
langsung melibatkan pasien dan masalahnya. Pengajaran klinik merupakan inti dari
pengembangan professional bagi mahasiswa. Pengajaran klinik adalah merupakan bentuk
komunikasi interpersonal antara dua orang yaitu guru /pembimbing dan peserta didik. Proses
pengajran-pembelajaran adalah transaksi manusia yang melibatkan guru/pembimbing, peserta
didik dan kelompok yang belajar dalam suatu situasi hubungan yang dinamis. Pengajaran adalah
masalah hubungan manusia. Dari penjelasan tersebut digaris bawahi bahwa pengajaran klinik
hanya ada satu tujuan yaitu memberikan bantuan pembelajaran bagi siswa dalam seting klinik.
Ada beberapa area yang akan didapatkan berkaitan dengan kegiatan pengajaran praktik klinik.
Memberikan kesempatan pada siswa mendapatkan pengalaman nyata
Pengajaran teori
Evaluasi dan
tindak lanjut laboratorium
SIKLUS
PEMBELAJARAN KLINIK
Clinical practice
15
4
3. Isu Berkaitan dengna pengajaran Klinik
Ada beberpa isu yang perlu difikirkan berkaitan dengan kegiatan pengajaran klinik antara lain :
Sebagai masalah hubungan berarti kesuksesan pengajaran dan pembelajaran membutuhkan adanya
pemahaman dari pembimbing/guru dan membuat suatu bagungan dari empat faktor antara lain :
1. adanya peranan dari guru/pembmbing dan pengetahuan, sikap dan ketrampilan bahwa
pembimbing/guru membawanya pada suatu hubungan .
2. peran dari pserta didik dan pengalaman dan pengetahuan yang dibawa oleh peserta didik dalam
suatu hubungan.
3. kondisi atau faktor luar yang mempengaruhi peningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran
klinik
4. tipe dari interaksi yang biasanya terjadi antara guru/pembimbing dan peserta didik
a. Peran pembimbing
Pimbing bukanlah sebagai sumber dari pengetahuan dan ketrampilan, menurut Mckeachie,
menekankan bahwa keahlian saja tidak cukup untuk menjadi pembimbng yagn baik. Dalam suatu
kondisi bahwa pengetahuan dan keahlian sangat penting tetapi tidak cukup, kondisi untuk
menjamin pengajaran yang baik. Pembimbing klinik harus menyadari bahwa mereka memiliki
peran yang banyak dalam berinteraksinya dengan siswa. Peran pembimbing/guru sebagi
pembimbing klinik kedalam 4 peran yaitu sebagi tenaga kesehatan/bidan/dokter/perawat, guru,
supervisor/pengawas, dan individu orang.
Guru , bidan pendidik secara sjelas menyadari adanya kebutuhan dan aspirasi siswa tetapi hal ini
tidak berarti bahwa mereka dapat memberikan segala sesuatu yang mereka butuhkan.
Guru/pembimbing dapat mendengar, bertanya, menyampaikan kembali, mendorong.
Sebagai individu, pendidik mengembangkan atmosphir atau hubunga saling percaya sehingga
siswa merasa nyaman untuk berbagi ide, perasaan dan pemikirannya. Sebagai seorang individu
juga dalam memberikan bantuan secara personal dan support diluar setting pengajaran formal.
Peserta didik biasanya membawa kecamasan, kebutuhan, permasalahan dan gambaran yang
mungkin menghambat pembelajaran. Bagaimana memberikan rasa aman pada peserta didik
dalamsituasi dan kelompok?. Apakah dia berpikir guru/pemmbimbing mampu memahamai dan
5
membantunya? Seberapa motivasi peserta didik untuk belajar, resiko dari ide yang lama dan
pengetahuan yang perlu diubah dengan ide yang baru?
Mann dkk (1970) menggambarkan 8 tipe umum peserta didik. Secara umum lima type tersebut
adalah :
1. Siswa yang patuh (The Compliant Students ) merupakan jenis siswa yang baik dalam belajat,
yagn bekerja keras, berorientasi pada tugas, memperlihatkan emosi yang sedikit, dan terutama
perhatian dengna pemahaman terhadap materi dan mematuhi permintaan gurunya.
2. Siswa yang tergantung dean cemas (the anxious dependent students), hal ini sering mucul
sebagai tipe yang kebanyanyakan pada siswa kesehatan, tergantung pada pengetahuan
guru/pembimbing dan dukungan serta cemas tentang evaluasi. Perasan kecemasan dan ketidak
mampuan biasayana yagn menghambat swiswa tersebut dari secara aktif belajar dan membuat
mereka lebih perhatian terhadap nilai/tingkat. Mereka sulit untuk berada dalam diskusi dan lebih
menyukai pembelajaran ceramah.
3. siswa yang mandiri (The Independent Students) peserta didik tersebut lebih tua disbanding
temannya dan kelihatan percaya diri dan tidak kahawatir dengna guru/pembimbng. Mereka lebih
menyukai hubunga persahatan dengna guru dan menggunakan pendekatan material dengna tenagn,
objektif dan kadang dengna cara yagn kreatif. Biasanya yang masuk dalamkategori ini adalah
siswa yagntingkatannya lebih tinggi adau mereka yagn sudah mmepunyai pengalaman
sebelumnya.
4. Siswa yagn sembunyi (The Sniper Students ) siswa tersebut tidak terlibat dalam pembelajaran
dikarenakan kurangnya percaya diri dan pesimis apakah mereka mampu untuk berada
dalamhubunga yagn produktif dengna figurenya sendiri. Mereka kadang tidak bersahabat, tetapi
kadang sulit untuk ditentukan ketika berhadapan dengna issue tertentu.
5. Siswa yang pendiam (The Silent Students ) siswa tersebut dikarakteristikan oleh mereka tidak
melakukan apa-apa. Mereka merasa putusasa dan lemah tetapi tidak ada kecemasan seperti pada
tipe siswa cemas tergantung.
Peserta didik akan memulai dengan membawa kebutuhan yagn berbeda dan agenda kedalam
interaksi mereka dengan guru/pembimbing, lakukan secara sabar terhadap lingkungan yang
mereka temui. Guru/pembimbing tidak bisa memjadi segala sesuatu bagi semua peserta didik,
namun demikian menyadari adanya type peserta didik yang berbeda-beda, dan menyesuaikan
dengan gaya guru/pembimbing sejauh mungkin bisa akan membantu pembelajaran klinik.
Siswa bidan merupakan peserta didik dewasa, sehingga prinsip pembelajaran klinik harus
mengikuti pembelajaran orang dewasa. Sayangnya hal ini tidak selalu terjadi. Prinsip-prinsip apa
yang dapat mendukung hubungan peserta didik dan pembimbing/guru ? ada empat hal :
1. orang dewasa biasanya inigin menerapkan segera apa yang mereka pelajari begitu mereka
mendapatkan pelajaran tersebut.
2. Orang dewasa tertarik dalam mempelajari konsep dan prinsip ; mereka menyukai pemecahan
masalah dibandingkan hanya sekedar belajar kenyataan.
3. Orang dewsa menyukai berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran dengan membantu
menyusun tujuan pembejlajaran yang tepat/sesuai.
6
4. Orang dewasa menyukai untuk mengetahui bagaimana mereka melakukannya, feedback
sebaiknya dapat mengevalusi kemajuan mereka.
Dalam interaksi antara pembimbing dan peserta didik dibutuhkan kemampuan/skill dari
pembimbing dalam berkomunikasi .
1. Perhatian /diam (Attentive Silence ) dimana berkomunikasi bahwa guru memberikan perhatian
dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berpikir.
2. Observasi (Observation) –Merupakan kegiatan pengamatan perilaku dan nonverbal data tentang
peserta didik,
3. Kontak mata yang bertujuan (Purposeful Eye Contact ) untuk mengetahui peserta didik yang
membutuhkan perhatian khusus dari pembimbing
8. Mendengarkan secara aktif (Active Listening ) untuk menggali pemikiran peserta didik dengan
tujuan klarifikasi, justifikasi/pembenaran, dna penghubungan
10. Pertanyaan terbuka (Open-ended Questioning )-untuk memunculkan diskusi dan menstimulasi
peserta didik untuk berpikir beberapa pilihan
11. Memberikan feedback/umpan balik positif dan negative (Giving Positive and Negative
Feedback ) memberikan kesempatan pada pembimbng memberikan informasi umpan balik
negative dalam rangka meningkatkan penampilan peserta didik diwaktu mendatang
13. Memberikan informasi dan menggambarkan ( Information Giving and Prescribing ) dimana
pembimbing/guru mentransferkan pengetahuan secara langsung kepada siswa
14. Kritik, menkoreksi, dan pertanyaan tertutup (Critiquing, Correcting and Closed Questioning)
– memberikan evalusais sumatif pada siswa dan mengkaji pengetahuan siswa
7
mungkin, untuk menantang pengetahuan dan sikap lama dengan tujuan membujuk siswa untuk
mengadop pengetahuan dan sikap yang baru..
d. Pengkajian
Hal – hal yang perlu dikaji oleh pembimbing dalam melaksanakan kegiatan bimbingan praktik
klinik. proses pengajaran klinik perlu mengkaji beberapa hal untuk mengefektifkan kegiatn
pengajaran klinik antara lain :
- Kebutuhanan kolaborasi
- Ketidak cukupan persiapan peran dari pembimbing
- Perbedaan persepsi dari pembimbing klinik
- Kebutuhan adanya perencanaan yagn baik
- Skill interpersonal dan interaksi dengna semua orang yang berkaitan deng akegiatan
pengajaran klinik
- Ambiguitas definisi peran dari masing-masing anggota team
- Lingkungan dimana kegiatan pengajaran klinik dilakukan
- Lebih banyak penelitian dibutuhkan.
8
BAGIAN 2 METODE BIMBINGAN KLINIK
Runjati, M.Mid
Beberapa model kegiatan pengajaran klinik meliputi kegitan pra klinik (preconference), kegiatan
bedside teaching (pengajaran disamping pasein), rounde keperawatan, dan paska klinik (post
conference)
a. Pertemuan Pra-Klinik
Pertemuan pra klinik harus dilakukan di tempat yang khusus, jauh dari area pelayanan
klien.Selama pertemuan tersebut preseptor harus melakukan
Menyambut mahasiswa
Membahas tujuan belajar untuk hari itu.
Memberikan tugas dan menunjuk pasien untuk masing-masing mahasiswa.
Menjawab setiap pertanyaan.
9
Suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik menstransfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam praktek kebidanan dalan memecahkan masalah
klien.
Karakteristik :
Klien dilibatkan langsung
Klien merupakan focus kegiatan peserta didik
Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi tentang masalah khusus yagn belum
teratasi
Pembimbing memfasilitasi kreatifitas peserta didik ; adanya ide-ide yang baru.
Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah
Peran pembimbing
Bedside teaching merupakan metode mengajar kepada peserta didik yang dilakukan disamping
tempat tidur klien meliputi kegitan mempelajari kondisi klien dan asuhan kebidanan yang
dibutuhkan klien.
Manfaat:
Agar pembimbing Klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk menguasai
ketrampilan prosedural,menumbhkan sikap professional, mempelajari perkembangan
biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung.
10
1. sebelumnya diskusikan tindakan dan tujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan oleh
peserta didik. Umumnya berkaitan dengan proses asuhan kebidanan yang telah dikaitkan pada
klien
2. pada awalnya pembimbing dapat memberikan contoh langsung pada situasi nyata lalu diikuti
oleh peserta didik
3. selanjutnya pembimbing mengobservasi kegiatan atau tindakan keperawatan yang dilakukan
peserta didik
4. setelah sekesai pembimbing mengajak peserta didik mengevalusi tindakan yang telah dilakukan
dan memberikan umpan balik
d. Pertemuan Pasca-Klinik
Pertemuan pasca klinik merupakan kombinasi dari debriefing, belajar dan membuat
rencana.
Kesempatan bagi para mahasiswa untuk berbagi pengalaman pada hari itu dan
mendiskusikan scr terbuka setiap kesulitan yang dialami.
Kesempatan utk memberikan pujian bagi mahasiswa yang memiliki kinerja yang baik
dan mengidentifikasi aspek pelayanan yang dapat ditingkatkan.
mahasiswa harus meninggalkan pertemuan pasca klinik dengan perasaan senang
karena merasa dihormati dan didukung dalam praktik.
Preseptor/Mentor harus menyediakan waktu 60 menit untuk pertemuan ini.
Pertemuan dilakukan di ruangan/lokasi khusus.
Pertemuan Pasca-Klinik
Setiap hari
11
BAGIAN 3 MODEL PERSEPTORSHIP DAN MENTORSHIP
Runjati, M.Mid
1. Preseptorship
Perseptor adalah suatu strategi belajar mengajar scr individual dimana seorang mahasiswa
diserahkan pd seorang preceptor agar dapat menjalani praktek sehari-hari di klinik bersama
seorang nara sumber yang disediakan
Preceptorship dapat diartikan sebagai hubungan satu-satu berdasarkan pengalaman klinik, dimana
seorang mahasiswa dibimbing secara langsung oleh seorang staf keperawatan / kebidanan
Preceptorship merupakan bentuk hub pendidikan dan bimbingan dengan maksud memberikan
mahasiswa atau tenaga bidan baru dengan 3 hal
Preseptor adalah seorang perawat/bidan yang diberi tanggung jawab sebagai role model, guru,
penasehat,tutor, instruktur dan nara sumber untuk seorang mahasiswa di tatanan nyata/klinik (
Gardiner&Martin, 1985 )Seorang preseptor adalah orang yang memimpin seorang persepti (
mahasiswa/staf baru )
Tujuan
• Preseptor dapat menyatukan mahasiswa/staf baru ke dalam tatanan klinik yang nyata (
lingkungan pekerjaan ) secara sukses
• Usaha menjembatani gap/jarak/perbedaan antara Pendidikan ( teori ) dengan praktek, dg
jalan membantu mahasiswa/staf baru mencapai kepercayaan diri secara optimal dalam
tatanan yang nyata dan memfasilitasi perubahan peran yang baru
Fungsi Utama
• Memberikan orientasi dan dukungan, nasehat, inspirasi, mengajar, dan tukar keahlian
kilinik untuk jangka waktu tertentu dan terbatas pd tujuan mensosialisasikan seorang
pemula pada peran yg baru
• Memberikan orientasi dan dukungan, nasehat, inspirasi, mengajar, dan tukar keahlian
kilinik untuk jangka waktu tertentu dan terbatas pd tujuan mensosialisasikan seorang
pemula pada peran yg baru
Seleksi Preseptor
12
• Yang bertanggung jawab thd pemilihan preseptor adalah perawat/bidan manager( kepala
bangsal ) karena kepala bangsal yg mrpkan org yg memahami dg baik kekuatan dan
kelemahan staf di unitnya.
Kriteria Preseptor
Keuntungan
• Meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa/staf baru dan meningkatkan ketrampilan, sebab
diajar oleh seorang staf secara konsisten
• Bagi preseptor terjadinya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karena mereka
ditantang untuk belajar dg mahasiwa scr berkesinambungan, juga akan meningkatkan
perkembangan pribadi dan profesional
Kerugian
• Karena mhs dipasangkan dengan seorang preseptor, mungkin pengalamn yg didapat tidak
sesuai dg kebutuhan pembelajaran mahasiswa,kemampuan merawat pasien yg berbeda
akan hilang
• Bagi preseptor model presptorship akan meningkatkan stres krn beban bertambah dan
menurunkan harapan profesional
2. Mentorship
Mentoring/mentorship adalah hubungan yang sangat kuat antara 2 individu yang sama-sama
berniat untuk mencapai tujuan. Hubungan ini kompleks tetapi saling menyediakan kesempatan
bagi mente untuk memenuhi kebutuhan/keinginan belajarnya.
( Roman, 2001 as stated ing Mc Kenna, 2003 )
Tantangan Mentoring
Karakter Hubungan
13
• Dalam mentoring klasik berpusat pada hubungan yang saling percaya antara 2 individu
dewasa yang menarik yang memungkinkan apa yang telah digambarkan sebagai tanda
seorang mentor
Fungsi Bantuan
Adviser ( Penasehat )
• Dukungan dan nasehat diberikan dalam karir dan kemasyarakatan. Nasehat diberikan
dengan menunjukkan kesadaran pada mentee dan kemampuan dengan syarat-syarat
diterima masuk organisasi. Proses ini membangun image diri dan kepercayaan diri pada
mentee
Coach
• Dalam mentoring fungsi bimbingan sesuai dengan rancangan pedoman dengan mentor
memberikan nasehat dan umpan balik secara konstruktif. Mentee dapat diuji sebagai
umpan balik dalam situasi praktek yang berbeda, saling tukar di antara individu. Umpan
balik dianalisa dan membolehkan disaring untuk aksi yang akan datang
Conselor
• Peranan konselor memfasilitasi perkembangan diri dari mentee dalam dirinya sebagai
system dukungan psikologis dibuat sesuai mentor menunjukkan sebagai pendengar dan
memberikan arahan untuk memfasilitasi kesadaran diri dan ketidaktergantungan
Guide / Networking
Role model
• Seorang role model melakukan pengamatan terhadap suatu image untuk meniru,
mendemonstrasikan ketrampilan dan kualitas – kualitas untuk mente agar berusaha
menyamai
Sponsor
14
• Sponsor berpengaruh dan memfasilitasi masuknya ke organisasi dan budaya professional.
Mentor berpengaruh terhadap pengembangan karir dengan mengenalkan pelayanan,
mempromosikan mentee dan membuat rekomendasi kemajuan-kemajuan
Teacher
• Fungsi pengajar termasuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan penyelidikan kritis,
memfasilitasi kesempatan belajar dan berpusat pada kebutuhan individu dan gaya belajar
untuk meningkatkan kemampuan dan tanggungjawab untuk melanjutkan pendidikan
profesi seperti aktivitas dan refleksi pada pengalaman-pengalaman, membantu
pengembangan pribadi, misalnya intelektual dan potensi praktek
Sumber Fasilitator
• Mentor menunjukkan pengalaman – pengalaman sebagai praktisi dan kolega saling berbagi
pengalaman dan informasi seperti menyediakan akses untuk sumber
Pendekatan Mentoring
Tipe :
Secara alami hubungan yang dipilih. Tujuan dan fungsinya ditentukan oleh individu-
individu yg bersangkutan memungkinkan hubungan secara pribadi, emosional, organisasi dan
professional.
Sifat alamiah
• Dipilih sendiri oleh individu, pengaruh yang meyakinkan, ditunjukkan dengan saling
berbagi harapan untuk bekerja bersama.
• Program tidak didefinisikan
• Tujuan kurang spesifik dan berfungsi sebagai kumpulan individu keadaan dan kontek
• Tidak ada ketegasan penghargaan finansial untuk mentor
• Lamanya kira-kira 2 – 15 tahun
• Hubungan yang artificial diciptakan untuk tujuan yang khusus, yang penting ditentukan
oleh organisasi. Bbrp elemen dari mentor dengan fokus fungsi bantuan yang khusus /
spesifik
Program Diidentifikasi :
15
• Pendekatan mentoring memperlihatkan hanya diberikan oleh akademi yg bersangkutan
dalam mempersiapkan tesis, orientasi, dan memasukkan program-program
• Fokus spesifik pd tugas-tugas atau issue-isue organisasi yg berlangsung pendek
• Bimbingan dari beberapa mentor untuk periode yg pendek
• Hubungan tidak ditunjukkan secara keseluruhan elemen yg memungkinkan pada model
klasik yg sebenarnya
• Tempat klinik yg spesifik
• Lamanya kira-kira 6 minggu s/d 1 tahun
Kelemahan mentoring
16
• Kontrol and petunjuk yang berlebihan menyebabkan mentee terbentuk sesuai image
mentor, menghasilkan kembaran.
• Elitisme and isolasi yang saling menguntungkan menyebabkan mentee menarik diri dari
relationship yang lain dan menjadi tergantung pada mentor.
• Memilih sendiri mentornya atau bila disediakan, pilih yang menarik dan dapat diajak
kerjasama
• Jangan memilih seorang individu yang tidak memiliki kemampuan
• Menguji relationship secara reguler untuk mengetahui tanda-tanda adanya
penyalahgunaan: kembaran, ketergantungan, keinginan mentor itu sendiri, manipulasi atau
exploitasi.
• Monitor pengembangan individu dan menuju ke arah hubungan yang baik
• Menyiapkan penolakan dari mentor yang menunjukkan tanda-tanda penyalahgunaan.
• Yakinkan bahwa orang yang dipilih sebagai mentor menghantarkan pada keberhasilan dan
mendapat tempat di organisasi.
• Preseptorship
1. Waktu pendek
2. Dipilihkan untuk presepti
3. Biasanya tidak kenal
4. Tujuan didefinisikan dg jelas dan berdasarkan pd isi yg spesifik
5. Utamanya pd peran pengajaran di klinik
• Mentorship
17
Lampiran
18
CEK LIST KEGIATAN BIMBINGAN PRE CONFERENCE
No Kegiatan nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan pre conference
1 Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai
dengan peserta didik
2 Menyiapkan SAP untuk kegiatan pre conference
3 Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan
pre conference/jika ada
4 Menginformasikan pada penanggung jawab lahan
praktek/bimbingan dari rumah sakit mengenai kegiatan pre
conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal hal yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan /jika ada
Pelaksanaan bimbingan pre conference
5 Memulai kegiatan
6 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari kegiatan pre conference, waktu dan topik pembahasan.
7 Menanyakan dan mendiskusikan persiapan mahasiswa untuk
melakukan praktek hari tersebut/ persiapan seragam,alat,
kognitif, psikomotor, efektif
8 Memberikan reinforcement positif mengenai rencana kegiatan
yang akan dilakukan oleh mahasiswa
9 Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi
dan memberikan umpan balik
10 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik
mengenai topik yang didiskusikan
Evaluasi kegiatan pre conference
11 Menyimpulkan kegiatan pre conference
12 Memberikan reinforcement pada peserta didik
13 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai
topik, waktu, tempat dan siapa saja yang terkait
14 Mengakhiri kegiatan pre conference
Jumlah
.................................
Penilai,
(................................)
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1= dilakukan tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
19
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN PRE CONFERENCE
No Kegiatan Nilai
0 1 2
20
Persiapan bimbingan post conference
1 Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai
dengan peserta didik
2 Menyiapkan SAP untuk kegiatan post conference
3 Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian
kegiatan post conference/jika ada
4 Menginformasikan pada penanggung jawab lahan
praktek/bimbingan dari rumah sakit mengenai kegiatan post
conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal hal yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan /jika ada
Pelaksanaan bimbingan post conference
5 Memulai kegiatan
6 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang
diharapkan dari kegiatan post conference, waktu dan topik
pembahasan.
7 Menanyakan dan mendiskusikan hasil kegiatan hari tersebut
8 Mendiskusikan dengan mahasiswa mengenai apa yang
dirasakan mahasiswa setelah melewati praktek hari tersebut
9 Memberikan reinforcement positif mengenai hasil kegiatan
yang telah dilakukan
10 Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling
berdiskusi dan memberikan umpan balik
11 Memberikan penugasan dirumah atau yang berkaitan dengan
kegiatan untuk tugas jaga selanjutnya
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik
mengenai topik yang didiskusikan
Evaluasi kegiatan post conference
13 Menyimpulkan kegiatan post conference
14 Memberikan reinforcement pada peserta didik
15 Rencana kegiatan tindak lanjut mengenai pengalaman yang
diperlukan untuk membantu peserta didik meningkatkan
kemampuannya / memberikan tugas
16 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai
topik, waktu, tempat dan siapa saja yang terkait
17 Mengakhiri kegiatan post conference
Jumlah
penilai,
(..............................)
keterangan:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
21
Persiapan bimbingan post conference
1. Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai dengan peserta didik
Dilakukan dengan kerjasama dengan perawat/Bidan yang ada diruangan
2. Menyiapkan SAP untuk kegiatan post conference
Membuat SAP dalam bentuk tertulis dan siap digunakan
3. Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan post conference/ jika ada
Membawa absen dan format penilaian kegiatan post conference / jika ada.
4. Menginformasikan pada penanggungjawab lahan praktek/ pembimbing dari rumah sakit
mengenai kegiatan post conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal-hal yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan / jika ada
Sudah jelas
22
16 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai topik, waktu, tempat dan siapa saja
yang terkait
Misal: setelah kegiatan post conference ini nanti jam 10 saya akan menemui bapak..........untuk
melakukan kegiatan bed side teaching memiringkan pasien silahkan nanti yang lain mengikuti
17 Mengakhiri kegiatan post conference
Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan post conference hari ini........ saya tutup saja selamat siang/
assalamualaikum wr.wb.
23
CEK LISTPENILAIAN BIMBINGAN BED SIDE TEACHING
NO Kegiatan Nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan bed side teaching
1 Mempersiapkan SAP kegiatan bimbingan
2 Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta
didik
3 Memilih pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan
yang akan didemontrasikan serta minta ijin pasien
4 Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan
demontrasi
5 Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah
dilihat dan didengar pesrta didik
Pelaksanaan bimbingan bed side teaching
6 Membuka kegiatan bed side teaching
7 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu tujuan
dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
9 Menjelaskan pada peserta didik alat yang digunakan untuk
demontrasi(dilakukan tidak didepan pasien)
10 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
11 Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan
menggunakan tahap-tahap interaksi pada pasien
12 Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang
dilakukan
13 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada
peserta didik mengenai kegiatan yang telah dicontohkan
14 Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik dan
membantu mahasiswa bila diperlukan
15 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam
melaksakan kegiatan
Evaluasi kegiatan bed side teaching
16 Memberi kesempatan pada peserta didik untuk self evaluasi
mengenai kegiatan yang telah dilakukan (tidak didepan pasien
)
17 Memberikan reinforcement pada peserta didik
18 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik
19 Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan
untuk membantu peserta didik meningkatkan kemampuannya
20 Menutup kegiatan bed side teaching dengan cara yang baik
Jumlah
Penilai,
(……………………)
Keterangan:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
24
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN BED SIDE TEACHING
25
Misal:Bagaimana tadi kegiatan anda mengukur pasien adakah yang perlu diperbaiki?
18 Memberikan reinforcement pada peserta didik
Misal:Ya bagus sekali anda telah melaksanakan pengukuran tekanan darah pada pasien x
dengan lancar
19 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik
Misal:Hal-hal yang perluy ditingkatkan untuk kegiatan anda tadi adalah apabila mau
melakukan kegiatan tersebut minta ijin dahulu pada pasien
20 Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan untuk membantu peserta didik
meningkatkan kemampuannya
Misal:Anda nanti perlu melakukan kegiatan pengukuran tekanan darah lagi pada pasien a, b,
c, d pada jam 14 siang, besuk juga lakukan pada jam 8 pagi dan jam 12 siang
21 Menutup kegiatan bed side teaching dengan cara yang baik
Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan bed side teaching ini sampai jumpa pada kegiatan bed
side teaching berikutnya ,wassalamualaikum wr.wb.
26
CEK LIST PENILAIAN BIMBINGAN RONDE
KEPERAWATAN/KEBIDANAN
No Kegiatan Nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan rone keperawatan/kebidanan
1 Membuat SAP kegiatan bimbingan
2 Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta
didik
3 Mendapat data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan
ronde keperawatan
4 Menyiapkan alat evaluasi yang akan diperlukan untuk menilai
mahasiswa
5 Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah
dilihat dan didengr pesrta didik
Pelaksanaan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan
6 Membuka kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
7 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu tujuan
dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari kegiatan ronde keperawatan/kebidanan (dilakukan tidak
didepan pasien)
9 Meminta mahasiswa yang akan mengikuti ronde untuk
menjelaskan secara umum pasiennya masing-masing
10 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
11 Memulai kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada
peserta didik lain
13 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam
melaksakan kegiatan
Evaluasi kegiatan ronde keperawatan
14 Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan/kebidanan (tidak
didepan pasien)
15 Memberikan reinforcement pada peserta didik
16 Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde
keperawatan/kebidanan
17 Menutup kegiatan ronde keperawatan/kebidanan dengan cara
baik
Jumlah
……………………….
Penilai,
(…………………Keterangan:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
27
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN RONDE KEPERAWATAN/KEBIDANAN
28
Competency Based Evaluation (Evaluasi berdasar kompetensi)
(Adapted from Benner & Bondy) :
Competency Criteria
Rating Kriteria
Skala
kompetensi
Independent Practices in a safe, accurate, coordinated and effective manner with
Mandiri need for guiding cues almost never. (For example: may need cues if
carrying out an unfamiliar procedure).
4 Melaksanakan praktik secara aman, akurat, terkoordinasi dan
efektif hamper tanpa bimbingah (contoh: mungkin memererlukan
bantuan pada saat melaksanakan tindakan/prosedur baru yang
tidak di biasa laksanakan)
Advanced Practices in a safe, accurate and coordinated manner most of the time,
Beginner with frequent cues required.
Pemula-lanjut Melaksanakan praktik secara aman, akurat, dan terkoordinasi
2 dengan bimbingan yang frekuen
29
Jadual Kegiatan Praktik Bimbingan Klinik Preseptorship mentorship
30
Tempat praktik :
Tingkat/semester :
Tanggal periode praktik :
Nilailah keefektifan pembimbing klinik terakhir Anda dengan menggunkan skala yang tersedia.
Skala ini merupakan suatu rangkaian kesatuan dimana skala tersebut mengartikan :
1 : Tidak pernah melakukan /memberikan bimbingan
2 : Memberikan bimbingan tetapi frekukensinya sangat jarang
3 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya Jarang
4 : Memeberikan bimbingan tetapi frekuensinya kadang-kadang
5 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya sudah sering
6 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya sangat sering
7 : Selalu memeberikan bimbingan
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
4. Mudah ditemui/didatangi
31
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
9 Senang mengajar
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
32
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
33
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
23 Mengenali keterbatasannya
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
34
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
26 Menyenangi kebidanan
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
29 Mengidentifikasikan kelebihan dan keterbatasan seiswa secara objektif (tidak berat sebelah)
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
35
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
33 Memberikan penguatan posistif (pujian) kepada siswa dalam keikutsertaan observasi dan
pelaksanaan kerja
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
37 Mudah ditemui
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
36
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
41 Menunujukan rasa empati 9ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain)
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
37
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1
2 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU
38