Anda di halaman 1dari 38

BUKU PANDUAN

PENGAJARAN KLINIK

( CLINICAL TEACHING ) PERCEPTORSHIP MENTORSHIP

RUNJATI, M.Mid

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2016

1
KATA PENGANTAR

Kegiatan praktik klinik mempunyai peranan penting dalam penguasaan kompetensi seorang bidan.
Sehingga bimbingan praktik klinik harus mendapatkan perhatian khusus dalam rangka membantu
mahasiswa menguasai kompetensi yang diharapkan. Dilain hal terkadang pembimbing klinik
mempunyai hambatan-hambatan baik yang bersifat teknik bimbingan maupun penerapan
pengetahuan yang mereka miliki. Buku panduan ini disusun sebagai panduan dalam melaksanakan
kegiatan bimbingan praktik klinik dengan metode perseptorship dan mentorship.

Buku ini dilengkapi dengan uraian secara tentang pengajaran klinik dan metode pengajaran Klinik
dan metode preseptorship dan mentorship serta membahas bagaimana kegiatan bimbingan klinik
beserta issue-isue atau permasalahan yang biasanya muncul dalam kegiatan bimbingan klinik.
Akhir dari buku ini dilengkap dengan ceklist kegiatan bimbingan klinik serta evalusi kegiatan
pengajaran klinik.

Diharapkan buku ini dapat memberikan bekal pengetahuan tentang pengajaran klinik dan sebagai
panduan dalam mengaplikasikan pengajaran klinik sehingga dapat memberikan kontribusi yang
penting dalam memberikan bimbingan mahasiswa. Buku ini mungkin masih kurang dari sempurna
untuk itu mohon saran dan tanggapan dalam rangka meyempurnakan buku ini. Semoga buku ini
memiliki memiliki nilai ibadah bagi penulisnya dan bermanfaat dalam mengembangkan profesi
bidan yang berkualitas dan maju.

Semarang, Februari 2016

Penulis,

Runjati, M.Mid
NIP 19741114 199803 2 001

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bagian I Pengajaran Klinik Kebidanan

Bagian 2 Model Pengajran Klinik

Bagian 3 Model Pnegjaran Klinik Preseptorship dan mentorship

3
BAGIAN 1: PENGAJARAN KLINIK (CLINICAL TEACHING)
Oleh Runjati, M.Mid

Apa yang harus dipahami dan dikuasai


1. Konsep pengajaran Klinik
2. Komponen yang ada dalam kegiatan pengajaran Klinik
3. Isu Berkaitan dengna pengajaran Klinik
4. Clinical Instructur (Pembimbing Klinik )

1. Konsep Pengajaran Klinik

Pengajaran klinik adalah pengajaran dan pembelajaran yang berfokus pada, dan biasanya secara
langsung melibatkan pasien dan masalahnya. Pengajaran klinik merupakan inti dari
pengembangan professional bagi mahasiswa. Pengajaran klinik adalah merupakan bentuk
komunikasi interpersonal antara dua orang yaitu guru /pembimbing dan peserta didik. Proses
pengajran-pembelajaran adalah transaksi manusia yang melibatkan guru/pembimbing, peserta
didik dan kelompok yang belajar dalam suatu situasi hubungan yang dinamis. Pengajaran adalah
masalah hubungan manusia. Dari penjelasan tersebut digaris bawahi bahwa pengajaran klinik
hanya ada satu tujuan yaitu memberikan bantuan pembelajaran bagi siswa dalam seting klinik.

2. Komponen yang ada dalam kegiatan pengajaran Klinik

Ada beberapa area yang akan didapatkan berkaitan dengan kegiatan pengajaran praktik klinik.
Memberikan kesempatan pada siswa mendapatkan pengalaman nyata

- Mempraktikan skill klinik yang dibutuhkan bagi pelayanan kebidanan


- Belajar hal-hal yang rutin
- Belajar tentang tanggung jawab professional
- Mengembangkan hubungan interpersonal
- Kesadaran terhadap ideologies professional
- Mendapatkan pemahaman awpek social politik dari tempat pelayanan kesehatan
- Mengkonsolidasikan teori dan praktik.

Pengajaran teori

Evaluasi dan
tindak lanjut laboratorium
SIKLUS
PEMBELAJARAN KLINIK

Pertemuan pasca Pertemuan pra


praktik klinik praktik klinik

Clinical practice
15

Gambar 1.1 Siklus kegiatan praktik klinik

4
3. Isu Berkaitan dengna pengajaran Klinik

Ada beberpa isu yang perlu difikirkan berkaitan dengan kegiatan pengajaran klinik antara lain :

- Menghubungkan/link antara teori yang diajarkan dengna praktik


- Melibatkan kegiatan kolaboratif untuk meningkatkan dan memberikan lingkungan belajar
yang optimal bagi mahasiswa
- Membangun hubungan antara semua komponen yang ada dilahan praktik
- Rasio yang sesuai antara mahasiswa dan pembimbing.

Sebagai masalah hubungan berarti kesuksesan pengajaran dan pembelajaran membutuhkan adanya
pemahaman dari pembimbing/guru dan membuat suatu bagungan dari empat faktor antara lain :

1. adanya peranan dari guru/pembmbing dan pengetahuan, sikap dan ketrampilan bahwa
pembimbing/guru membawanya pada suatu hubungan .
2. peran dari pserta didik dan pengalaman dan pengetahuan yang dibawa oleh peserta didik dalam
suatu hubungan.
3. kondisi atau faktor luar yang mempengaruhi peningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran
klinik
4. tipe dari interaksi yang biasanya terjadi antara guru/pembimbing dan peserta didik

4. Clinical Instructur (Pembimbing Klinik )

a. Peran pembimbing

Pimbing bukanlah sebagai sumber dari pengetahuan dan ketrampilan, menurut Mckeachie,
menekankan bahwa keahlian saja tidak cukup untuk menjadi pembimbng yagn baik. Dalam suatu
kondisi bahwa pengetahuan dan keahlian sangat penting tetapi tidak cukup, kondisi untuk
menjamin pengajaran yang baik. Pembimbing klinik harus menyadari bahwa mereka memiliki
peran yang banyak dalam berinteraksinya dengan siswa. Peran pembimbing/guru sebagi
pembimbing klinik kedalam 4 peran yaitu sebagi tenaga kesehatan/bidan/dokter/perawat, guru,
supervisor/pengawas, dan individu orang.

Tenaga kesehatan/bidan/dokter/perawat adalah ahli dan sumber dari pengetahuan. Namun


demikian ada faktor-faktor yagn mempengaruhi antara lain level pendidikan dan pengalaman dan
kebijaksanaan begitu juga dengan siswa. Disamping itu tugas lain yang diemban adalah sebagai
administrasi sekolah, keikutsertaan dalam komite untuk mengevalusi dan memberikan serifikat
kompetensi siswa. Biasanya juga sebagai pemegang standar dan sebagai agen sosialisasi serta
anggota dari disiplin profesi.

Guru , bidan pendidik secara sjelas menyadari adanya kebutuhan dan aspirasi siswa tetapi hal ini
tidak berarti bahwa mereka dapat memberikan segala sesuatu yang mereka butuhkan.
Guru/pembimbing dapat mendengar, bertanya, menyampaikan kembali, mendorong.

Sebagai supervisor, pembimbing.guru mendemostrasikan prosedur, memberikan praktik,


mengobservasi, dan mengkaji penampilam dan memberikan feedback.

Sebagai individu, pendidik mengembangkan atmosphir atau hubunga saling percaya sehingga
siswa merasa nyaman untuk berbagi ide, perasaan dan pemikirannya. Sebagai seorang individu
juga dalam memberikan bantuan secara personal dan support diluar setting pengajaran formal.

Peserta didik biasanya membawa kecamasan, kebutuhan, permasalahan dan gambaran yang
mungkin menghambat pembelajaran. Bagaimana memberikan rasa aman pada peserta didik
dalamsituasi dan kelompok?. Apakah dia berpikir guru/pemmbimbing mampu memahamai dan

5
membantunya? Seberapa motivasi peserta didik untuk belajar, resiko dari ide yang lama dan
pengetahuan yang perlu diubah dengan ide yang baru?

Mann dkk (1970) menggambarkan 8 tipe umum peserta didik. Secara umum lima type tersebut
adalah :

1. Siswa yang patuh (The Compliant Students ) merupakan jenis siswa yang baik dalam belajat,
yagn bekerja keras, berorientasi pada tugas, memperlihatkan emosi yang sedikit, dan terutama
perhatian dengna pemahaman terhadap materi dan mematuhi permintaan gurunya.

2. Siswa yang tergantung dean cemas (the anxious dependent students), hal ini sering mucul
sebagai tipe yang kebanyanyakan pada siswa kesehatan, tergantung pada pengetahuan
guru/pembimbing dan dukungan serta cemas tentang evaluasi. Perasan kecemasan dan ketidak
mampuan biasayana yagn menghambat swiswa tersebut dari secara aktif belajar dan membuat
mereka lebih perhatian terhadap nilai/tingkat. Mereka sulit untuk berada dalam diskusi dan lebih
menyukai pembelajaran ceramah.

3. siswa yang mandiri (The Independent Students) peserta didik tersebut lebih tua disbanding
temannya dan kelihatan percaya diri dan tidak kahawatir dengna guru/pembimbng. Mereka lebih
menyukai hubunga persahatan dengna guru dan menggunakan pendekatan material dengna tenagn,
objektif dan kadang dengna cara yagn kreatif. Biasanya yang masuk dalamkategori ini adalah
siswa yagntingkatannya lebih tinggi adau mereka yagn sudah mmepunyai pengalaman
sebelumnya.

4. Siswa yagn sembunyi (The Sniper Students ) siswa tersebut tidak terlibat dalam pembelajaran
dikarenakan kurangnya percaya diri dan pesimis apakah mereka mampu untuk berada
dalamhubunga yagn produktif dengna figurenya sendiri. Mereka kadang tidak bersahabat, tetapi
kadang sulit untuk ditentukan ketika berhadapan dengna issue tertentu.

5. Siswa yang pendiam (The Silent Students ) siswa tersebut dikarakteristikan oleh mereka tidak
melakukan apa-apa. Mereka merasa putusasa dan lemah tetapi tidak ada kecemasan seperti pada
tipe siswa cemas tergantung.

Peserta didik akan memulai dengan membawa kebutuhan yagn berbeda dan agenda kedalam
interaksi mereka dengan guru/pembimbing, lakukan secara sabar terhadap lingkungan yang
mereka temui. Guru/pembimbing tidak bisa memjadi segala sesuatu bagi semua peserta didik,
namun demikian menyadari adanya type peserta didik yang berbeda-beda, dan menyesuaikan
dengan gaya guru/pembimbing sejauh mungkin bisa akan membantu pembelajaran klinik.

b. Kondisi untuk mengefektifkan pembelajaran.

Siswa bidan merupakan peserta didik dewasa, sehingga prinsip pembelajaran klinik harus
mengikuti pembelajaran orang dewasa. Sayangnya hal ini tidak selalu terjadi. Prinsip-prinsip apa
yang dapat mendukung hubungan peserta didik dan pembimbing/guru ? ada empat hal :

1. orang dewasa biasanya inigin menerapkan segera apa yang mereka pelajari begitu mereka
mendapatkan pelajaran tersebut.
2. Orang dewasa tertarik dalam mempelajari konsep dan prinsip ; mereka menyukai pemecahan
masalah dibandingkan hanya sekedar belajar kenyataan.
3. Orang dewsa menyukai berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran dengan membantu
menyusun tujuan pembejlajaran yang tepat/sesuai.

6
4. Orang dewasa menyukai untuk mengetahui bagaimana mereka melakukannya, feedback
sebaiknya dapat mengevalusi kemajuan mereka.

c. Interaksi antara pembimbing Klinik dan peserta didik

Dalam interaksi antara pembimbing dan peserta didik dibutuhkan kemampuan/skill dari
pembimbing dalam berkomunikasi .

Skill berkomunikasi adalah sebagai berikut :

1. Perhatian /diam (Attentive Silence ) dimana berkomunikasi bahwa guru memberikan perhatian
dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berpikir.

2. Observasi (Observation) –Merupakan kegiatan pengamatan perilaku dan nonverbal data tentang
peserta didik,

3. Kontak mata yang bertujuan (Purposeful Eye Contact ) untuk mengetahui peserta didik yang
membutuhkan perhatian khusus dari pembimbing

4. Menelusuri (Tracking): mengindikasikan pemahaman dan persetujuan secara umum.

5. Terbuka tertutup dukungna dna advokasi ( Open-Ended Encouragement and Advocacy)


memberikan dukungna, meskipun tidak secara penuh bebas dari kecemasan, lingkunga belajar.

6.mengungkapkan kemlai secara permukaan dan mengggali (Surface Paraphrasing and


Exploration ) membantu pembimbing mendapatkan informasi tambahandari peserta didik

7. mengungkapkan dirinya (Self-disclosure ) untuk menguatkan image guru/pembimbng dengan


menceritakan pengalamn pribadi

8. Mendengarkan secara aktif (Active Listening ) untuk menggali pemikiran peserta didik dengan
tujuan klarifikasi, justifikasi/pembenaran, dna penghubungan

9. Secara intensif mengungkapkan kembali (Intense Paraphrasing ) memberikan kesempatan


pada guru utnuk lebih agresif bertanya informasi yang spesifik atau respon yang spesifik

10. Pertanyaan terbuka (Open-ended Questioning )-untuk memunculkan diskusi dan menstimulasi
peserta didik untuk berpikir beberapa pilihan

11. Memberikan feedback/umpan balik positif dan negative (Giving Positive and Negative
Feedback ) memberikan kesempatan pada pembimbng memberikan informasi umpan balik
negative dalam rangka meningkatkan penampilan peserta didik diwaktu mendatang

12. menyimpulakan dan menginterpretasikan (Summarizing and Interpreting ) pembimbing


memegang control diskusio dan memberikan penekanan yagn sesuai, klarifikasi.

13. Memberikan informasi dan menggambarkan ( Information Giving and Prescribing ) dimana
pembimbing/guru mentransferkan pengetahuan secara langsung kepada siswa

14. Kritik, menkoreksi, dan pertanyaan tertutup (Critiquing, Correcting and Closed Questioning)
– memberikan evalusais sumatif pada siswa dan mengkaji pengetahuan siswa

15. membujuk, menentang dan berkonfrontasi (Persuasion, Challenge and Confrontation )


memberikan kesempatan pada pembimbing untuk lebih aktif dan asertif dengna cara yang

7
mungkin, untuk menantang pengetahuan dan sikap lama dengan tujuan membujuk siswa untuk
mengadop pengetahuan dan sikap yang baru..

d. Pengkajian

Hal – hal yang perlu dikaji oleh pembimbing dalam melaksanakan kegiatan bimbingan praktik
klinik. proses pengajaran klinik perlu mengkaji beberapa hal untuk mengefektifkan kegiatn
pengajaran klinik antara lain :

- Kebutuhanan kolaborasi
- Ketidak cukupan persiapan peran dari pembimbing
- Perbedaan persepsi dari pembimbing klinik
- Kebutuhan adanya perencanaan yagn baik
- Skill interpersonal dan interaksi dengna semua orang yang berkaitan deng akegiatan
pengajaran klinik
- Ambiguitas definisi peran dari masing-masing anggota team
- Lingkungan dimana kegiatan pengajaran klinik dilakukan
- Lebih banyak penelitian dibutuhkan.

8
BAGIAN 2 METODE BIMBINGAN KLINIK

Runjati, M.Mid

Apa yang harus dipahami dan dikuasai


1. Prinsip dalam pembelajaran klinik
2. Model Pengajaran praktik Klinik

1. Prinsip dalam pembelajaran Klinik

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam Praktik Pembelajaran/Pembelajaran Klinik :


- Berdasarkan pada tujuan – kebutuhan belajar mahasiswa
- mahasiswa – mempersiapkan diri
- Penugasan – memfasilitasi kemajuan perkembangan mahasiswa
- mahasiswa memilih sendiri pengalaman belajarnya – pembimbing membantu dan
memfasilitasi
- Penugasan diberikan oleh tim preseptor (lahan dan institusi)
- Pembimbing klinik melakukan pertemuan pra dan paska klinik

2. Model dalam pembelajaran klinik

Beberapa model kegiatan pengajaran klinik meliputi kegitan pra klinik (preconference), kegiatan
bedside teaching (pengajaran disamping pasein), rounde keperawatan, dan paska klinik (post
conference)

a. Pertemuan Pra-Klinik

 Pertemuan pra klinik merupakan kegiatan pembelajaran sebelum mahasiswa


melakukan kegiatan praktik klinik, dilakukan setiap hari.
 Mahasiswa dan preseptor membahas dan menyepakati kegiatan pembelajaran harian.
 Preseptor harus memulai setiap sesi klinik dengan pertemuan 15-30 menit.

Pertemuan pra klinik harus dilakukan di tempat yang khusus, jauh dari area pelayanan
klien.Selama pertemuan tersebut preseptor harus melakukan

 Menyambut mahasiswa
 Membahas tujuan belajar untuk hari itu.
 Memberikan tugas dan menunjuk pasien untuk masing-masing mahasiswa.
 Menjawab setiap pertanyaan.

Pembahasan dalam pertemuan pra klinik

 Tujuan belajar hari itu


 Perubahan jadwal/kondisi kalau ada
 Peranan mahasiswa dan tanggung jawab hari itu termasuk tugas dan jadwal

b. Ronde Keperawatan /Kebidanan

9
Suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik menstransfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam praktek kebidanan dalan memecahkan masalah
klien.

Karakteristik :
 Klien dilibatkan langsung
 Klien merupakan focus kegiatan peserta didik
 Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi tentang masalah khusus yagn belum
teratasi
 Pembimbing memfasilitasi kreatifitas peserta didik ; adanya ide-ide yang baru.
 Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah

Tujuan Ronde keperawatan

 Menumbuhkan cara berfikir kritis(PBL)


 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan kebidanan yang berasal dari masalah klien
 Meningkatkan pola piker sistematis
 Meningkatkan validitas data klien
 Menilai kemampuan menetukan diagnose kebidanan
 Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi meningkatkan kemampuan menilai hasil
kerja
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

Peran dan tugas peserta didik

 Menjelaskan data demographi


 Menjelaskan masalah kebidanan utama
 Menjelaskan intervensi yang dilakukan
 Menjelaskan hasil yang didapat
 Menentukan tindakan selanjutnyamenjelaskan ilmiah tindakan yagn diambil

Peran pembimbing

 Membantu peserta idik untuk belajar


 Mendukung dalam proses pembelajaran
 Memeberi reinforcement
 Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi kebidananserta rasional tindakan
 Mengintegrasikan teori konsep yagn telah dipelajari

c. Bed side teaching

Bedside teaching merupakan metode mengajar kepada peserta didik yang dilakukan disamping
tempat tidur klien meliputi kegitan mempelajari kondisi klien dan asuhan kebidanan yang
dibutuhkan klien.

Manfaat:

Agar pembimbing Klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk menguasai
ketrampilan prosedural,menumbhkan sikap professional, mempelajari perkembangan
biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung.

Pelaksanaan Bedside teaching/demonstrasi :

10
1. sebelumnya diskusikan tindakan dan tujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan oleh
peserta didik. Umumnya berkaitan dengan proses asuhan kebidanan yang telah dikaitkan pada
klien
2. pada awalnya pembimbing dapat memberikan contoh langsung pada situasi nyata lalu diikuti
oleh peserta didik
3. selanjutnya pembimbing mengobservasi kegiatan atau tindakan keperawatan yang dilakukan
peserta didik
4. setelah sekesai pembimbing mengajak peserta didik mengevalusi tindakan yang telah dilakukan
dan memberikan umpan balik

d. Pertemuan Pasca-Klinik

 Pertemuan pasca klinik merupakan kombinasi dari debriefing, belajar dan membuat
rencana.
 Kesempatan bagi para mahasiswa untuk berbagi pengalaman pada hari itu dan
mendiskusikan scr terbuka setiap kesulitan yang dialami.
 Kesempatan utk memberikan pujian bagi mahasiswa yang memiliki kinerja yang baik
dan mengidentifikasi aspek pelayanan yang dapat ditingkatkan.
 mahasiswa harus meninggalkan pertemuan pasca klinik dengan perasaan senang
karena merasa dihormati dan didukung dalam praktik.
 Preseptor/Mentor harus menyediakan waktu 60 menit untuk pertemuan ini.
 Pertemuan dilakukan di ruangan/lokasi khusus.

Apa yang dilakukan preseptor selama pertemuan ini ?

 Mengkaji tujuan hari itu dan kemajuan yang diperoleh


 Bertanya pada para mahasiswa mengenai kasus saat itu terutama kasus yang menarik
atau sulit.
 Menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai situasi atau klien.
 Melakukan praktek tambahan dengan model atau simulasi, jika diperlukan.
 Mengkaji ulang dan mendiskusikan tugas-tugas kelompok.
 Merencanakan sesi klinik selanjutnya, memberitahu mahasiswa jika ada perubahan /
jika diperlukan.

Pertemuan Pasca-Klinik

Setiap hari

 Melakukan evaluasi proses pencapaian tujuan hari itu


 Membahas kasus-kasus yang sulit atau menarik
 Membahas masalah umum yang dihadapi dalam praktek pada hari itu
 Melakukan demonstrasi ulang sebisa mungkin, sesuai dengan fasilitas yang tersedia

11
BAGIAN 3 MODEL PERSEPTORSHIP DAN MENTORSHIP

Runjati, M.Mid

Apa yang harus Anda Ketahui

1. Model Pengajaran kLinik Preseptorship


2. Model Pengajaran praktik Klinik Mentorship

1. Preseptorship

Perseptor adalah suatu strategi belajar mengajar scr individual dimana seorang mahasiswa
diserahkan pd seorang preceptor agar dapat menjalani praktek sehari-hari di klinik bersama
seorang nara sumber yang disediakan

Preceptorship dapat diartikan sebagai hubungan satu-satu berdasarkan pengalaman klinik, dimana
seorang mahasiswa dibimbing secara langsung oleh seorang staf keperawatan / kebidanan

Preceptorship merupakan bentuk hub pendidikan dan bimbingan dengan maksud memberikan
mahasiswa atau tenaga bidan baru dengan 3 hal

Preseptor adalah seorang perawat/bidan yang diberi tanggung jawab sebagai role model, guru,
penasehat,tutor, instruktur dan nara sumber untuk seorang mahasiswa di tatanan nyata/klinik (
Gardiner&Martin, 1985 )Seorang preseptor adalah orang yang memimpin seorang persepti (
mahasiswa/staf baru )

Hubungan Preceptor dan Presepti

• Hubungan didaktik, adanya transfer informasi dari pembimbing ke mahasiswa


• Hubungan supervisory, terjadinya arahan dari pembimbing untuk mahasiswa
• Hubungan kolaborasi/kerjasama, adanya kerjasama dan saling tanggung jawab antara
mahasiswa dan pembimbing
• Hubungan konsultasi, karena guru bertanggungjawab thd pertanyaan mahasiswa

Tujuan

• Preseptor dapat menyatukan mahasiswa/staf baru ke dalam tatanan klinik yang nyata (
lingkungan pekerjaan ) secara sukses
• Usaha menjembatani gap/jarak/perbedaan antara Pendidikan ( teori ) dengan praktek, dg
jalan membantu mahasiswa/staf baru mencapai kepercayaan diri secara optimal dalam
tatanan yang nyata dan memfasilitasi perubahan peran yang baru

Fungsi Utama

• Memberikan orientasi dan dukungan, nasehat, inspirasi, mengajar, dan tukar keahlian
kilinik untuk jangka waktu tertentu dan terbatas pd tujuan mensosialisasikan seorang
pemula pada peran yg baru
• Memberikan orientasi dan dukungan, nasehat, inspirasi, mengajar, dan tukar keahlian
kilinik untuk jangka waktu tertentu dan terbatas pd tujuan mensosialisasikan seorang
pemula pada peran yg baru

Seleksi Preseptor
12
• Yang bertanggung jawab thd pemilihan preseptor adalah perawat/bidan manager( kepala
bangsal ) karena kepala bangsal yg mrpkan org yg memahami dg baik kekuatan dan
kelemahan staf di unitnya.

Kriteria Preseptor

• Memiliki pengalaman klinik sedikitnya 12 bulan pd area yang sama


• Kompeten di bidangnya
• Hubungan interpersonal yg baik
• Kemampuan berkomunikasi
• Ketertarikan dalam pertumbuhan dan perkembangan interpersonal
• Kemauan dan keinginan untuk membantu mahasiswa/staf baru dan berperilaku
mendukung

Keuntungan

• Meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa/staf baru dan meningkatkan ketrampilan, sebab
diajar oleh seorang staf secara konsisten
• Bagi preseptor terjadinya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karena mereka
ditantang untuk belajar dg mahasiwa scr berkesinambungan, juga akan meningkatkan
perkembangan pribadi dan profesional

Kerugian

• Karena mhs dipasangkan dengan seorang preseptor, mungkin pengalamn yg didapat tidak
sesuai dg kebutuhan pembelajaran mahasiswa,kemampuan merawat pasien yg berbeda
akan hilang
• Bagi preseptor model presptorship akan meningkatkan stres krn beban bertambah dan
menurunkan harapan profesional

2. Mentorship

Mentoring/mentorship adalah hubungan yang sangat kuat antara 2 individu yang sama-sama
berniat untuk mencapai tujuan. Hubungan ini kompleks tetapi saling menyediakan kesempatan
bagi mente untuk memenuhi kebutuhan/keinginan belajarnya.
( Roman, 2001 as stated ing Mc Kenna, 2003 )

Tantangan Mentoring

• Klasikal Mentor diidentifikasi sbg :

1. Karakter hubungan yang memungkinkan dan pemberdayaan


2. Mentor menawarkan jadual / daftar pada fungsi membantu ( fungsi bantuan ) untuk
memfasilitasi bimbingan dan menyediakan dukungan
3. Peran mentor terdiri dari saling mempengaruhi perorangan, fungsional dan aspek
hubungan
4. Tujuan- tujuan individu dan fungsi membantu yang bermutu termasuk individu-
individunya
5. Fungsi membantu yang bermutu ditentukan oleh individu – individu
6. Setiap individu memiliki dan mengidentifikasi tahap / langkah dalam berhubungan

Karakter Hubungan
13
• Dalam mentoring klasik berpusat pada hubungan yang saling percaya antara 2 individu
dewasa yang menarik yang memungkinkan apa yang telah digambarkan sebagai tanda
seorang mentor

( George & Kummerow, 1981 )

Fungsi Bantuan

• Dengan bekerja, individu-individu boleh mengembangkan hubungan yang spesifik secara


alami seperti role model, pengajaran atau konseling, hubungan ini didefinisikan dengan
jelas dan mempertimbangkan fungsi yang spesifik. Jika hal ini dikembangkan dengan
saling mempertunjukkan dan jarak lebar dari fungsi bantuan diberikan maka hubungan
menjadi dinamis, timbal balik dan intensitas emosional dan benar, mentoring klasik terjadi
( Palmer, 1987 )

Fungsi Bantuan pada mentoring adalah

Adviser ( Penasehat )

• Dukungan dan nasehat diberikan dalam karir dan kemasyarakatan. Nasehat diberikan
dengan menunjukkan kesadaran pada mentee dan kemampuan dengan syarat-syarat
diterima masuk organisasi. Proses ini membangun image diri dan kepercayaan diri pada
mentee

Coach

• Dalam mentoring fungsi bimbingan sesuai dengan rancangan pedoman dengan mentor
memberikan nasehat dan umpan balik secara konstruktif. Mentee dapat diuji sebagai
umpan balik dalam situasi praktek yang berbeda, saling tukar di antara individu. Umpan
balik dianalisa dan membolehkan disaring untuk aksi yang akan datang

Conselor

• Peranan konselor memfasilitasi perkembangan diri dari mentee dalam dirinya sebagai
system dukungan psikologis dibuat sesuai mentor menunjukkan sebagai pendengar dan
memberikan arahan untuk memfasilitasi kesadaran diri dan ketidaktergantungan

Guide / Networking

• Sebagai pembimbing yang mendukung mentor mengenalkan mentee untuk membantu


berhubungan dan kekuatan kelompok dalam organisai. Jaringan pekerja adalah
pembimbing di luar seperti mentor memfasilitasi pengenalan terhadap nilai-nilai dan
kebiasaan organisasi termasuk sosialisasi mentor pekerja, professional dan kelompok
sosial

Role model

• Seorang role model melakukan pengamatan terhadap suatu image untuk meniru,
mendemonstrasikan ketrampilan dan kualitas – kualitas untuk mente agar berusaha
menyamai

Sponsor
14
• Sponsor berpengaruh dan memfasilitasi masuknya ke organisasi dan budaya professional.
Mentor berpengaruh terhadap pengembangan karir dengan mengenalkan pelayanan,
mempromosikan mentee dan membuat rekomendasi kemajuan-kemajuan

Teacher

• Fungsi pengajar termasuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan penyelidikan kritis,
memfasilitasi kesempatan belajar dan berpusat pada kebutuhan individu dan gaya belajar
untuk meningkatkan kemampuan dan tanggungjawab untuk melanjutkan pendidikan
profesi seperti aktivitas dan refleksi pada pengalaman-pengalaman, membantu
pengembangan pribadi, misalnya intelektual dan potensi praktek

Sumber Fasilitator

• Mentor menunjukkan pengalaman – pengalaman sebagai praktisi dan kolega saling berbagi
pengalaman dan informasi seperti menyediakan akses untuk sumber

Framework dukungan (support) dr faktor personal, hubungan dlm mentoring

Pendekatan Mentoring

Tipe :

1. Hubungan mentoring klasik – informal ( primer mentoring )

Secara alami hubungan yang dipilih. Tujuan dan fungsinya ditentukan oleh individu-
individu yg bersangkutan memungkinkan hubungan secara pribadi, emosional, organisasi dan
professional.

Sifat alamiah

• Dipilih sendiri oleh individu, pengaruh yang meyakinkan, ditunjukkan dengan saling
berbagi harapan untuk bekerja bersama.
• Program tidak didefinisikan
• Tujuan kurang spesifik dan berfungsi sebagai kumpulan individu keadaan dan kontek
• Tidak ada ketegasan penghargaan finansial untuk mentor
• Lamanya kira-kira 2 – 15 tahun

2. Mentoring Kontrak – Formal ( Mentoring sekunder )

• Hubungan yang artificial diciptakan untuk tujuan yang khusus, yang penting ditentukan
oleh organisasi. Bbrp elemen dari mentor dengan fokus fungsi bantuan yang khusus /
spesifik

Program Diidentifikasi :

• Menjelaskan tujuan, fungsi, hasil / keluaran


• Individu – individu diseleksi dengan memberikan mentor yg dipilih dari kumpulan mentor
• Penghargaan materi tugas, memungkinkan adanya insentif financial untuk mentor

3. Hubungan Mentoring yg semu ( Quasi Mentoring )

15
• Pendekatan mentoring memperlihatkan hanya diberikan oleh akademi yg bersangkutan
dalam mempersiapkan tesis, orientasi, dan memasukkan program-program
• Fokus spesifik pd tugas-tugas atau issue-isue organisasi yg berlangsung pendek
• Bimbingan dari beberapa mentor untuk periode yg pendek
• Hubungan tidak ditunjukkan secara keseluruhan elemen yg memungkinkan pada model
klasik yg sebenarnya
• Tempat klinik yg spesifik
• Lamanya kira-kira 6 minggu s/d 1 tahun

Tanggung jawab dari mentee

• Menurut Smith, McAllister, dan Crawford (2001), dalam hubungan mentor-mentee,


mentee dapat menyatakan keinginannya untuk;
• Mengijinkan mentor dalam konteks pribadi dan sosial
• Mengapresiasikan orang-orang dan sumber-sumber.
• Mengapresiasikan apa yang telah diberikan kepada mereka
• Menanyakan apakah bantuan yang diterima sesuai dengan yang dibutuhkan
• Ketertarikan pada mata ajar
• Secara kritis mengevaluasi diri sendiri kelebihan dan kekurangannya
• Menunjukkan frustasi dan perhatian
• Mengevaluasi proses yang terjadi dan struktur cost benefitnya.
• Membentuk ikatan profesi dengan mentor dan organisasi kesehatan masyarakat.
• Saling membantu.
• Mendengar dan belajar.
• Mengenal masalah dan secara aktif mencari solusi dan informasi
• Meluangkan waktu dengan mentor
• Menuju “kesempurnaan”
• Percaya dan menerima nasihat mentor
• Menggunakan semua kesempatan untuk konsultasi pada mentor dan semua sumber-sumber
manusia.

Keuntungan dari mentoring

• Dampak dari keuntungan dapat berkaitan dengan tingkat kepuasan dari:


• Mentor: kepuasan pribadi dan pengembangan profesi dari bantuan dan dukungan
pengembangan yang lain.
• Mentee: identitas profesi dan peningkatan kepuasan kerja dengan kemungkinan
peningkatan dan keberhasilan dalam berorganisasi
• Oganisasi: suatu kepuasan dan motifasi anggota dengan outcome untuk konsumen dan
klien.

Kelemahan mentoring

• Kelemahan mentoring secara umum digambarkan sebagai “toxic/ racun/penyalahgunaan


mentoring” (Morton-Cooper and Palmer, 2000, dari Darling, 1986). Penyalahgunaan
timbul karena tidak berfungsinya relationship, yaitu tidak dikembangkan saling percaya,
sharing nilai atau instrospeksi.

Bentuk dari penyalahgunaan mentoring adalah:

• Mentor memanfaatkan mentee dan tidak mempromosi ide mentee


• Beberapa pengakuan dari partnership tetapi mentor menggunakan kemampuan mentee
untuk kariernya sendiri dalam organisasi
• Kekuatan dalam relationship mungkin mengingatkan mentor, mengakibatkan manipulasi
mentee, over-proteksi, meningkatkan ketergantungan, dan kurang pengembangan.

16
• Kontrol and petunjuk yang berlebihan menyebabkan mentee terbentuk sesuai image
mentor, menghasilkan kembaran.
• Elitisme and isolasi yang saling menguntungkan menyebabkan mentee menarik diri dari
relationship yang lain dan menjadi tergantung pada mentor.

Strategi-strategi untuk mencegah penyalahgunaan mentor:

• Memilih sendiri mentornya atau bila disediakan, pilih yang menarik dan dapat diajak
kerjasama
• Jangan memilih seorang individu yang tidak memiliki kemampuan
• Menguji relationship secara reguler untuk mengetahui tanda-tanda adanya
penyalahgunaan: kembaran, ketergantungan, keinginan mentor itu sendiri, manipulasi atau
exploitasi.
• Monitor pengembangan individu dan menuju ke arah hubungan yang baik
• Menyiapkan penolakan dari mentor yang menunjukkan tanda-tanda penyalahgunaan.
• Yakinkan bahwa orang yang dipilih sebagai mentor menghantarkan pada keberhasilan dan
mendapat tempat di organisasi.

Perbedaan Preseptorship dan Mentorship

• Preseptorship

1. Waktu pendek
2. Dipilihkan untuk presepti
3. Biasanya tidak kenal
4. Tujuan didefinisikan dg jelas dan berdasarkan pd isi yg spesifik
5. Utamanya pd peran pengajaran di klinik

• Mentorship

1. Waktu biasanya lama dan tidak terbatas


2. Mentee memilih mentor
3. Kenal
4. Multidimensi dan berkembang seiring dg hubungan yg semakin erat
5. Hubungan lebih besifat personal yg menguntungkan dan menghargai dg komunikasi yg
terbuka

17
Lampiran

1. Ceklist kegiatan bimbingan pre conference


2. Ceklist kegiatan bimbingan Post conference
3. Ceklist kegiatan bimbingan Bedside teaching
4. Ceklist kegiatan bimbingan Ronde Keperawatan/Kebidanan
5. Kuisioner tentang keefektifan pembimbing Klinik
6. Tingkatan Kompetensi

18
CEK LIST KEGIATAN BIMBINGAN PRE CONFERENCE

No Kegiatan nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan pre conference
1 Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai
dengan peserta didik
2 Menyiapkan SAP untuk kegiatan pre conference
3 Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan
pre conference/jika ada
4 Menginformasikan pada penanggung jawab lahan
praktek/bimbingan dari rumah sakit mengenai kegiatan pre
conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal hal yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan /jika ada
Pelaksanaan bimbingan pre conference
5 Memulai kegiatan
6 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari kegiatan pre conference, waktu dan topik pembahasan.
7 Menanyakan dan mendiskusikan persiapan mahasiswa untuk
melakukan praktek hari tersebut/ persiapan seragam,alat,
kognitif, psikomotor, efektif
8 Memberikan reinforcement positif mengenai rencana kegiatan
yang akan dilakukan oleh mahasiswa
9 Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi
dan memberikan umpan balik
10 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik
mengenai topik yang didiskusikan
Evaluasi kegiatan pre conference
11 Menyimpulkan kegiatan pre conference
12 Memberikan reinforcement pada peserta didik
13 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai
topik, waktu, tempat dan siapa saja yang terkait
14 Mengakhiri kegiatan pre conference
Jumlah

.................................
Penilai,

(................................)

Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1= dilakukan tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna

prosentase kelulusan minimal 75%

Evalusi Kompetensi ............................................

19
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN PRE CONFERENCE

Persiapan kegiatan bimbingan pre conference


1. Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai dengan peserta didik
Dilakukan dengan kerjasama dengan perawat yang ada diruangan
2. Menyiapkan SAP untuk kegiatan pre conference
Membuat SAP dalam bentuk tertulis
3. Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan pre conference/ jika ada
Membawa absen dan format penilaian kegiatan pre conference / jika ada.
4. Menginformasikan pada penanggungjawab lahan praktek/ pembimbing dari rumah sakit
mengenai kegiatan pre conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal-hal yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan / jika ada
Sudah jelas
Pelaksanaan kegiatan pembimbing pre conference
5. Memulai kegiatan
Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak ibu sekalian
6. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari kegiatan pre conference
waktu dan topik pembahasan
Misalnya: pagi ini akan mengadakan pre conference dengan tujuan untuk mengetahui kesiapan
mahasiswa melakukan praktek hari ini, waktu sekitar 30 menit /tergantung pada jumlah
mahasiswa dan topik yang akan kita bicarakan pada pre conference ini tergantung dari kasus
tiap mahasiswa
7. Menanyakan dan mendiskusikan persiapan mahasiswa untuk melakukan praktek hari tersebut
/persiapan seragam, alat, kognitif,psikomotor dan afektif
Misal bagaimana persiapan hari ini, apakah sudah membaca mengenai topik pasien masing-
masing, telah menyiapkan diri untuk bertemu dengan pasien diagnosa keperawatan, renca
intervensi keperawatan, apakah mahasiswa telah membawa semua peralatan standar dengan
lengkap
8. Memberikan reinforcement positif mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh
mahasiswa
Misal: bagus sekali bapak...............telah membuat laporan pendahuluan dan merencanakan
kegiatan dengan baik
9. Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi dan memberikan umpan balik
Misal: apa ada diantara bapak ibu sekalian yang memiliki kasus yang mirip atau mau
menanggapi rencana yang telah disusun oleh bapak...........
10. Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik mengenai topik yang didiskusikan
Misal: sebelum kita akhiri adakah yang masih punya pertanyaan yang perlu kita diskusikan
saat ini sebelum anda mulai kepasien
Evaluasi kegiatan pre conference
11. Menyimpulkan kegiatan pre conference
Misal: dari hasil pre conference hari ini saya simpulkan bahwa..............
12. Memberikan reinforcement pada peserta didik
Bagus sekali anda sekalian telah membuat rencana asuhan keperawatan /kegiatan hari ini
dengan baik
13. Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai topik, waktu, tempat dan siapa saja
yang terkait
Misal: setelah kegiatan pre conference ini nanti jam 10 saya akan menemui bapak..........untuk
melakukan kegiatan bed side teaching memiringkan pasien silahkan nanti yang lain mengikuti
14. Mengakhiri kegiatan pre conference
Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan pre conference hari ini........ saya tutup saja selamat siang/
assalamualaikum wr.wb.

CEK LIST BIMBINGAN POST CONFERENCE

No Kegiatan Nilai
0 1 2

20
Persiapan bimbingan post conference
1 Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai
dengan peserta didik
2 Menyiapkan SAP untuk kegiatan post conference
3 Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian
kegiatan post conference/jika ada
4 Menginformasikan pada penanggung jawab lahan
praktek/bimbingan dari rumah sakit mengenai kegiatan post
conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal hal yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan /jika ada
Pelaksanaan bimbingan post conference
5 Memulai kegiatan
6 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang
diharapkan dari kegiatan post conference, waktu dan topik
pembahasan.
7 Menanyakan dan mendiskusikan hasil kegiatan hari tersebut
8 Mendiskusikan dengan mahasiswa mengenai apa yang
dirasakan mahasiswa setelah melewati praktek hari tersebut
9 Memberikan reinforcement positif mengenai hasil kegiatan
yang telah dilakukan
10 Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling
berdiskusi dan memberikan umpan balik
11 Memberikan penugasan dirumah atau yang berkaitan dengan
kegiatan untuk tugas jaga selanjutnya
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik
mengenai topik yang didiskusikan
Evaluasi kegiatan post conference
13 Menyimpulkan kegiatan post conference
14 Memberikan reinforcement pada peserta didik
15 Rencana kegiatan tindak lanjut mengenai pengalaman yang
diperlukan untuk membantu peserta didik meningkatkan
kemampuannya / memberikan tugas
16 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai
topik, waktu, tempat dan siapa saja yang terkait
17 Mengakhiri kegiatan post conference
Jumlah

penilai,

(..............................)

keterangan:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna

Prosentase minimal 75%

Evalusi Kompetensi ............................................

OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN POST CONFERENCE

21
Persiapan bimbingan post conference
1. Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai dengan peserta didik
Dilakukan dengan kerjasama dengan perawat/Bidan yang ada diruangan
2. Menyiapkan SAP untuk kegiatan post conference
Membuat SAP dalam bentuk tertulis dan siap digunakan
3. Menyiapkan absen mahasiswa dan format penilaian kegiatan post conference/ jika ada
Membawa absen dan format penilaian kegiatan post conference / jika ada.
4. Menginformasikan pada penanggungjawab lahan praktek/ pembimbing dari rumah sakit
mengenai kegiatan post conference, tempat dan waktu kegiatan serta hal-hal yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan / jika ada
Sudah jelas

Pelaksanaan bimbingan post conference


5. Memulai kegiatan
Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak ibu sekalian
6. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari kegiatan post conference
waktu dan topik pembahasan
Misalnya: pagi ini akan mengadakan post conference dengan tujuan untuk mengetahui
kesiapan mahasiswa melakukan praktek hari ini, waktu sekitar 30 menit /tergantung pada
jumlah mahasiswa dan topik yang akan kita bicarakan pada pre conference ini tergantung dari
kasus tiap mahasiswa
7. Menanyakan dan mendiskusikan hasil kegiatan hari tersebut
Misal : Bagaimana hasil kegiatan hari ini apa saja intervasi yang telah dilakukan ?apakah dapat
dilakukan dengan diagnosa hari ini, adakah masalah atau data baru yang ditemukan?
8. Mendiskusikan dengan mahasiswa mengenai apa yang dirasakan mahasiswa setelah melewati
praktek hari tersebut
Misal: Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan intervensi yang dilakukan
tersebut?bagaimana perasaan bapak setelah mengetahui hasil intervensi tersebut membuahkan
hasil, bagaimana perasaan bapak karena intervensi tersebut tidak membuahkan hasil,apa yang
dirasakan bapak setelah kegiatan hari ini selesai?
9 Memberikan reinforcement positif mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan
Misal : Baik sekali bapak setelah melaksanakan intervensi yang direncanakan dan mampu
memodifikasi kegiatan yang telah dilakukan
10. Memberikan kesempatan peserta didik untuk saling berdiskusi dan memberikan umpan balik
Misal: untuk yang lain apakah punya pengalaman yang sama dengan bapak...........tadi atau ada
masukan mengenai kegiatan bapak........tadi
11. Memberikan penugasan dirumah atau yang berkaitan dengan kegiatan untuk tugas jaga
selanjutnya
Misal: baiklah kita telah mendiskusikan semua hasil kegiatan hari ini selanjutnya bapak
......tugas dirumah membaca tentang ........,untuk ibu.....menyiapkan kegiatan lanjutan untuk
besuk, untuk mas .......dst sesuai dengan masing-masing mahasiswa
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik mengenai topik yang didiskusikan
Misal: sebelum kita akhiri adakah yang masih punya pertanyaan yang perlu kita diskusikan
saat ini sebelum anda mulai kepasien

Evaluasi kegiatan post conference


13 Menyimpulkan kegiatan post conference
Misal: dari hasil post conference hari ini saya simpulkan bahwa..............
14 Memberikan reinforcement pada peserta didik
Bagus sekali anda sekalian telah membuat rencana asuhan keperawatan /kegiatan hari ini
dengan baik
15 Rencana kegiatan tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan untuk membantu
peserta didik meningkatkan kemampuannya / memberikan tugas

22
16 Menyampaikan rencana bimbingan selanjutnya mengenai topik, waktu, tempat dan siapa saja
yang terkait
Misal: setelah kegiatan post conference ini nanti jam 10 saya akan menemui bapak..........untuk
melakukan kegiatan bed side teaching memiringkan pasien silahkan nanti yang lain mengikuti
17 Mengakhiri kegiatan post conference
Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan post conference hari ini........ saya tutup saja selamat siang/
assalamualaikum wr.wb.

23
CEK LISTPENILAIAN BIMBINGAN BED SIDE TEACHING

NO Kegiatan Nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan bed side teaching
1 Mempersiapkan SAP kegiatan bimbingan
2 Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta
didik
3 Memilih pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan
yang akan didemontrasikan serta minta ijin pasien
4 Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan
demontrasi
5 Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah
dilihat dan didengar pesrta didik
Pelaksanaan bimbingan bed side teaching
6 Membuka kegiatan bed side teaching
7 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu tujuan
dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
9 Menjelaskan pada peserta didik alat yang digunakan untuk
demontrasi(dilakukan tidak didepan pasien)
10 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
11 Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan
menggunakan tahap-tahap interaksi pada pasien
12 Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang
dilakukan
13 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada
peserta didik mengenai kegiatan yang telah dicontohkan
14 Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik dan
membantu mahasiswa bila diperlukan
15 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam
melaksakan kegiatan
Evaluasi kegiatan bed side teaching
16 Memberi kesempatan pada peserta didik untuk self evaluasi
mengenai kegiatan yang telah dilakukan (tidak didepan pasien
)
17 Memberikan reinforcement pada peserta didik
18 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik
19 Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan
untuk membantu peserta didik meningkatkan kemampuannya
20 Menutup kegiatan bed side teaching dengan cara yang baik
Jumlah

Penilai,
(……………………)
Keterangan:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna

Prosentase kelulusan minimal 75%

Evalusi Kompetensi ............................................

24
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN BED SIDE TEACHING

Persiapan bimbingan bed side teaching


1 Membuat SAP kegiatan bimbingan
Dilakukan dalam bentuk tertulis
2. Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta didik
Dilakukan dengan mencari tempat yang sesuai jumlah peserta didik yang mengikuti bed side
teaching
3. Memilih pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan yang akan didemontrasikan serta
minta ijin pasien
4. Dilakukan dengan mencari pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan yang akan
didemontrasikan serta pasien/ 2 pasien,satu untuk kegiatan pembimbing dan satu untuk
demontrasi oleh maha siswa
5. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan demontrasi
Peralatan disiapkan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan
6. Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah dilihat dan didengr pesrta didik
Dilakukan bekerjasama dengan tim rumah sakit

Pelaksanaan bimbingan bed side teaching


7. Memulai kegiatan bed side teaching
Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak ibu sekalian
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan waktu dan tujuan dari demontrasi (dilakukan
tidak didepan pasien)
Misalnya: pagi ini akan mengadakan bed side teaching mengenai cara mengukur tekanan darah
kegiatan kita akan membutuhkan, waktu sekitar 30 menit dan tujuan dari kegiatan ini adalah
agar bapak dan ibu sekalian dapat melihat cara mengukur tekanan darah dengan benar
9. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari demontrasi (dilakukan
tidak didepan pasien)
Misal : Dari kegiatan ini diharapkan bapak dan ibu mahasiswa mampu melakukan tindakan
pengukuran darah
10. Menjelaskan pada peserta didik alat yang digunakan untuk demontrasi(dilakukan tidak didepan
pasien)
Misal: Saya telah menyiapkan alat untuk mengukur tekanan darah yaitiu......sebutkan
11 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
Misal: Mari kita ketempat pasien
12. Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan menggunakan tahap-tahap interaksi
pada pasien
13 Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang dilakukan
14 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta didik mengenai kegiatan
yang telah dicontohkan
Misal: Apakah ada yang mau ditanyakan mengenai cara melakukan pengukuran darah
15 Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik dan membantu mahasiswa bila
diperlukan
Misal: Kalau tidak ada pertanyaan saya anggap anda sudah jelas dan sekarang tolong anda
coba ukur tekanan darah pada pasien yang lain
16 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam melaksakan kegiatan
Misal : Terima kasih bapak dan ibu........yang bagus sekali telah mau mengukur tekanan
darahnya untuk proses pembelajaran mahasiswa

Evaluasi kegiatan bimbingan bed side teaching


17 Memberi kesempatan pada peserta didik untuk self evaluasi mengenai kegiatan yang telah
dilakukan (tidak didepan pasien )

25
Misal:Bagaimana tadi kegiatan anda mengukur pasien adakah yang perlu diperbaiki?
18 Memberikan reinforcement pada peserta didik
Misal:Ya bagus sekali anda telah melaksanakan pengukuran tekanan darah pada pasien x
dengan lancar
19 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik
Misal:Hal-hal yang perluy ditingkatkan untuk kegiatan anda tadi adalah apabila mau
melakukan kegiatan tersebut minta ijin dahulu pada pasien
20 Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan untuk membantu peserta didik
meningkatkan kemampuannya
Misal:Anda nanti perlu melakukan kegiatan pengukuran tekanan darah lagi pada pasien a, b,
c, d pada jam 14 siang, besuk juga lakukan pada jam 8 pagi dan jam 12 siang
21 Menutup kegiatan bed side teaching dengan cara yang baik
Misal : Baiklah kita akhiri kegiatan bed side teaching ini sampai jumpa pada kegiatan bed
side teaching berikutnya ,wassalamualaikum wr.wb.

26
CEK LIST PENILAIAN BIMBINGAN RONDE
KEPERAWATAN/KEBIDANAN

No Kegiatan Nilai
0 1 2
Persiapan bimbingan rone keperawatan/kebidanan
1 Membuat SAP kegiatan bimbingan
2 Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta
didik
3 Mendapat data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan
ronde keperawatan
4 Menyiapkan alat evaluasi yang akan diperlukan untuk menilai
mahasiswa
5 Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah
dilihat dan didengr pesrta didik
Pelaksanaan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan
6 Membuka kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
7 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu tujuan
dari demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan
dari kegiatan ronde keperawatan/kebidanan (dilakukan tidak
didepan pasien)
9 Meminta mahasiswa yang akan mengikuti ronde untuk
menjelaskan secara umum pasiennya masing-masing
10 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
11 Memulai kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada
peserta didik lain
13 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam
melaksakan kegiatan
Evaluasi kegiatan ronde keperawatan
14 Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan/kebidanan (tidak
didepan pasien)
15 Memberikan reinforcement pada peserta didik
16 Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde
keperawatan/kebidanan
17 Menutup kegiatan ronde keperawatan/kebidanan dengan cara
baik
Jumlah

……………………….
Penilai,
(…………………Keterangan:
0=tidak dilakukan
1=dilakukan tidak sempurna
2=dilakukan dengan sempurna

Prosentase kelulusan minimal 75%

Evalusi Kompetensi ............................................

27
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN RONDE KEPERAWATAN/KEBIDANAN

Persiapan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan


1. Membuat SAP kegiatan bimbingan. Dilakukan dalam bentuk tertulis
2. Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta didik
Dilakukan dengan mencari tempat yang sesuai jumlah peserta didik yang mengikut ronde
keperawatan/kebidanan
3. Mendapat data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan/kebidanan
Misal: dilakukan dengan membaca status psien dan dapat menjelaskan pada pasien pada jam
tertentu akan diadakan ronde keperawatan/kebidanan
4. Menyiapkan alat evaluasi yang akan diperlukan untuk menilai mahasiswa. sudah jelas
5. Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah dilihat dan didengar peserta
didik
Dilakukan kerjasama dengan tim rumah sakit
Pelaksanaan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan
6. Memulai kegiatan bed side teaching
Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/ assalamualaikum bapak ibu sekalian
7. Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan waktu dan tujuan ronde
keperawatan/kebidanan (dilakukan tidak didepan pasien)
Misal: Pagi ini kita akan mengadakan ronde keperawatan/kebidanan tujuanya untuk
mengetahui perkembangan pasien secara langsung dan mahasiswa dimohon menyebutkan
kondisi secara umum pasien, diagnosa keperawatan/kebidanan yang diangkat, rencana tindak
keperawatan/kebidanan, evaluasi perkembangan dan rencana lanjut dari pasien,
8. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari ronde
keperawatan/kebidanan (dilakukan tidak didepan pasien)
Misal : Dari kegiatan ini diharapkan bapak dan ibu mahasiswa mampu mengetahui
perkembangan pasien dan rencana keperawatan/kebidanan lanjutan
9. Meminta mahasiswa yang akan mengikuti ronde untuk menjelaskan secara umum pasiennya
masing-masing
Misal :silahkan masing-masing menjelaskan secara umum pasiennya masing-masing
10 engajak peserta didik menuju ruang pasien
Misal: Mari kita ketempat pasien
11 Memulai kegiatan ronde Kebidanan/keperawatan. Sudah jelas
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta didik lain
Misal:Adakah yang ingin ditanyakan mengenai pasien ini?
13 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerjasama dalam melaksakan kegiatan
Misal : Terima kasih bapak dan ibu atas peran sertanya dalam kegiatan ini
Evaluasi kegiatan bimbingan ronde keperawatan/kebidanan
14 Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan/kebidanan (tidak didepan pasien)
Misal :Baiklah saya simpulkan bahwa kegiatan ronde keperawatan/kebidanan ini sudah
berjalan dengan baik dan ada beberapa rencana intervensi yang perlu dimodifikasi ……..dst
tergantung hasil ronde keperawatan /kebidanan yang telah dilakukan
15 Memberikan reinforcement pada peserta didik
Misal:Ya, bagus sekali anda telah menyebutkan semua rencana dan perkembangan pasien
dengan baik
16 Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde keperawatan/kebidanan
Misal:kegiatan ronde keperawatan/kebidanan akan kita lakukan lagi pada hari
………..tanggal……….jam……….
17 Menutup kegiatan ronde keperawatan/kebidanan dengan cara baik
Misal :Baiklah kita akhiri kegiatan ronde keperawatan/kebidanan ini sampai bertemu pada
kegiatan ronde keperawatan/kebidanan berikutnya,Wassalamualaikum Wr. Wb.

28
Competency Based Evaluation (Evaluasi berdasar kompetensi)
(Adapted from Benner & Bondy) :
Competency Criteria
Rating Kriteria
Skala
kompetensi
Independent Practices in a safe, accurate, coordinated and effective manner with
Mandiri need for guiding cues almost never. (For example: may need cues if
carrying out an unfamiliar procedure).
4 Melaksanakan praktik secara aman, akurat, terkoordinasi dan
efektif hamper tanpa bimbingah (contoh: mungkin memererlukan
bantuan pada saat melaksanakan tindakan/prosedur baru yang
tidak di biasa laksanakan)

Proficient Practices in a safe, accurate, coordinated and effective manner with


Mampu some need for guiding cues.
3 Melaksanakan praktik secara aman, akurat, terkoordinasi dan
efektif dengan sedikit bimbingan.

Advanced Practices in a safe, accurate and coordinated manner most of the time,
Beginner with frequent cues required.
Pemula-lanjut Melaksanakan praktik secara aman, akurat, dan terkoordinasi
2 dengan bimbingan yang frekuen

Novice Practices in a safe manner when continuous cues are given.


Pemula Melaksanakan praktik secara aman jika ada bimbingan secara
1 terus menerus

Unsatisfactory Unable to demonstrate safe practice, adequate knowledge base and/or


Tidak appropriate professional behaviour.
memuaskan Tidak dapat mendemonstrasikan praktik yang aman, berdasar Ilmu
0 pengetahuan yang adekuat, dan/atau perilaku professional yang
tepat

Not Applicable Not observed or not applicable.


Tidak dapat Tidak dapat diobservasi atau tidak dapat dinilai
dinilai

29
Jadual Kegiatan Praktik Bimbingan Klinik Preseptorship mentorship

NO Hari/Tgl Tempat Praktik TTD Mhs TTD


Pembimbing

KUISIONER TENTANG KEEFEKTIFAN PEMBIMBING PRAKTEK KEBIDANAN

30
Tempat praktik :
Tingkat/semester :
Tanggal periode praktik :

Nilailah keefektifan pembimbing klinik terakhir Anda dengan menggunkan skala yang tersedia.
Skala ini merupakan suatu rangkaian kesatuan dimana skala tersebut mengartikan :
1 : Tidak pernah melakukan /memberikan bimbingan
2 : Memberikan bimbingan tetapi frekukensinya sangat jarang
3 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya Jarang
4 : Memeberikan bimbingan tetapi frekuensinya kadang-kadang
5 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya sudah sering
6 : Memberikan bimbingan tetapi frekuensinya sangat sering
7 : Selalu memeberikan bimbingan

1. Menerangkan dengan Jelas

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

2. Menekankan pada hal-hal penting

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

3. Mendorong siswa untuk tertarik dengan pokok persoalan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

4. Mudah ditemui/didatangi

31
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

5 Mendemonstrasikan prosedur dan tekhni praktik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

6 Membantu siswa dalam mengenal dan menggunakannnya dalam kesempatan praktik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

7 Memberikan bantuan khusus ketika terjadi kesukaran

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

8 Pengajar/pe,bombing disiapkan dengan baik

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

9 Senang mengajar

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

10 Mendorong keaktifan peserta dalam diskusi

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

11 Membekali petunjuk-petunjuk pada siswa agar siap dalam praktik

32
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

12 Mengerti apa yang ditanyakan dan dikatakan siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

13 Menjawab dengna hati-hati dan tepat, pertanyaan yagn diajukan siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

14 Bertanya pada siswa untuk mendapat alasan yang mendasar

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

15 Membantu mengorganisisr cara berfikir siswa tentang masalah pasien

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

16 Mendukung siswa untuk mandiri

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

17 Memperagakan ketrampilan praktik denga cara benar

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

18 Menunjukan ketrampilan berkomunikasi

33
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

19 Menampakkan sedikit membaca dala, bidang yang diminati

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

20 Mendiskusikan perkembangan terabru dalam bidangnya

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

21 Menunjukan kepada siswa sumber bacaan yang bermanfaat dalam kebidanan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

22 Terlihat luas pengetahuannya dalam kebidanan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

23 Mengenali keterbatasannya

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

24 Bertanggung jawab atas segala tindakannya sendiri

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

25 Adalah seorang contoh/role model yagn baik

34
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

26 Menyenangi kebidanan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

27 Memberikan saran-saran khusus untuk peningkatan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

28 Memberikan masukan yang membangun dari pelaksanaan kerja siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

29 Mengidentifikasikan kelebihan dan keterbatasan seiswa secara objektif (tidak berat sebelah)

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

30 Mengamati pelaksanaan kerja sisa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

31 Berkomunikasi seperti yang diharapkan siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

32 Seperti yang diduga oleh siswa

35
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

33 Memberikan penguatan posistif (pujian) kepada siswa dalam keikutsertaan observasi dan
pelaksanaan kerja

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

34 Memperbaiki kesalahan siswa tanpa meremehkan

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

35 Tidak mengkritik siswa didepan orang lain

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

36 Memberikan support dan dorongna kepada siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

37 Mudah ditemui

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

38 Mendrorong suasana saling menghormati

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

39 Mendengarkan deng apenuh perhatian

36
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

40 Menunjukan ketertarikan diri pada siswa

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

41 Menunujukan rasa empati 9ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain)

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

42 Menujukan semangant besar (antusiasme)

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

43 Adalah seornga yagn penuh semangat

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

44 Mempunyai rasa percaya diri

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

45 Melakukan kritik yang membangun dalam pengajaran

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

46 Pemikiranya terbuka dan tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain

37
1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

47 Mempunyai selera humor yang baik

1
2 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

48. Menyebabkan lebih jelas (tidak membingungkan)

1 2 3 4 5 6 7
TIDAK PERNAH SELALU

38

Anda mungkin juga menyukai