Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN

PENANGGUNG JAWAB SHIFT KEPERAWATAN


RS JAKARTA TAHUN 2016

I.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Program pelatihan sebagai salah satu strategi SDM memerlukan
fungsi

evaluasi

untuk

mengetahui

efektivitas

program

yang

bersangkutan. World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi


sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai
efektivitas dan dampak suatu program dalam tahap tertentu sebagai
bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian program.
Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi
tentang efektivitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan
program. Evaluasi juga termasuk menilai pencapaian program dan
mendeteksi serta menyelesaikan masalah dan merencanakan kegiatan
yang akan datang. Evaluasi adalah proses pemberian informasi untuk
membantu membuat keputusan tentang objek yang akan dievaluasi.
Evaluasi merupakan salah satu mata rantai dalam sistem pelatihan
yang jika dilihat dari waktu pelaksanaannya kegiatan penilaian dapat
berada di awal proses perencanaan disebut dengan analisis kebutuhan
(need assesment), penilaian yang dilaksanakan pada saat proses
pelatihan disebut dengan monitoring, dan penilaian pasca pelatihan yang
bertujuan untuk mengetahui perubahan kinerja peserta setelah kembali
ke tempat kerjanya masing-masing.
Menurut Siagian (2007:202), Rencana dari suatu program pelatihan
dan pengembangan yang telah dilaksanakan dapat dikatakan berhasil
apabila dalam diri para peserta pelatihan dan pengembangan tersebut
terjadi suatu proses transformasi. Proses transformasi tersebut dapat
dinyatakan berlangsung dengan baik apabila paling sedikit memiliki dua
hal, yaitu ; peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas; dan
perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin, dan etos kerja.
Kirkpatrick (1996) mengemukakan alasan mengapa suatu pelatihan
perlu dievaluasi. Pertama, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah
pelatihan dapat memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan
organisasi atau tidak. Tidak hanya itu, pelatihan juga perlu dievaluasi
untuk memutuskan apakah program pelatihan tersebut perlu dilanjutkan

atau tidak. Dan terakhir adalah evaluasi pelatihan dilakukan untuk


mendapatkan

informasi

mengenai

bagaimana

meningkatkan

dan

mengembangkan program pelatihan yang akan datang.


Oleh karena itu, evaluasi pelatihan PJ Shift keperawatan dilakukan
untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan dalam peningkatan
kemampuan maupun dalam perubahan perilaku. Hal tersebut dilakukan
dengan cara penilaian untuk mengukur berhasil tidaknya pelatihan yang
telah diberikan, dan yang dinilai tidak hanya segi-segi teknis saja, akan
tetapi juga dari segi-segi keperilakuan.
1.2 Tujuan
a) Mengetahui kepuasan peserta dalam penyelenggaraan pelatihan.
b) Menganalisa

kemampuan

peserta

dalam

menerapkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah diberikan


selama proses pelatihan dalam kondisi dan situasi pekerjaan
yang nyata dalam bidangnya masing-masing.

c) Mengetahui hasil pelaksanaan pelatihan dan pengaruhnya


terhadap kinerja serta masalah-masalahnya;
1.2 Manfaat

1.4

Metode Evaluasi
a) Evaluating Reaction

Mengevaluasi

kepuasan

peserta

(customer

satisfaction).

Kepuasan peserta pelatihan dikaji dari beberapa aspek, yaitu


materi

yang

diberikan,

fasilitas

yang

tersedia,

strategi

penyampaian materi yang digunakan oleh instruktur, media


pembelajaran yang tersedia, jadwal kegiatan sampai menu dan
penyajian konsumsi yang disediakan. Program pelatihan dianggap
efektif

apabila proses training dirasa menyenangkan dan

memuaskan bagi peserta training sehingga mereka tertarik


termotivasi untuk belajar dan berlatih. Dalam pelatihan PJ shift
keperawatan, evaluasi ini dilakukan dengan membagikan lembar
evaluasi pelatihan kepada para peserta.

b) Evaluating Learning
Penilaian hasil (ouput) belajar dilakukan pengukuran berdasarkan
pengetahuan ,sikap-sikap yang diperoleh sebagai hasil dari
pelatihan, dan keterampilan yang telah dikembangkan atau
diperbaiki.

1. Mengumpulkan

data

yang

meliputi

materi,

penyajian

dan

pengolahan materi dan nilai pre-post test pelatihan sebagai latar


belakang dilakukannya evaluasi.
Data evaluasi dapat dikumpulkan melalui dua cara, yaitu:

Pre test dan post test, untuk menilai sejauh mana tujuan training tercapai;

Pengamatan, wawancara, kuisoner, daftar cek, daftar isian, dan kesan


atau tanggapan peserta, untuk mengukur hasil-hasil yang sudah dicapai oleh
peserta training.

2. Langkah kedua, menyusun data itu menjadi suatu kumpulan data


berdasarkan kerangka tertentu. Dari data training yang sudah disusun

itu, ditarik kesimpulan tentang segala sesuatu yang terjadi dalam training,
jalannya training, hasil yang diperoleh peserta training, dari training yang
telah diikuti.
3. Langkah ketiga adalah membuat analisis data data tentang pelaksanaan
training untuk mengetahui sejauhmana tujuan training tercapai. Jika
tujuan tidak tercapai, maka dicari penyebabnya. Jika tercapai, dicari
faktor-faktor pendukungnya. Dari hasil analisis itu, dibuat kesimpulan
bahwa training dengan segala segi dan unsur-unsurnya sebagai proses
pembelajaran dan perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan,
dan keterampilan peserta telah mencapai atau tidak mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai