Anda di halaman 1dari 36

Keterampilan

Komunikasi
Interpersonal dan
Konseling pada
Pasien
3/4/2019 1
Definisi Komunikasi
 UMUM
– Proses pengiriman pesan pada orang lain
– Biasanya dilakukan dengan menggunakan “KATA”
/“BAHASA”

 INTERPERSONAL
1. Komunikasi satu orang ke orang lain
2. Dua arah, tatap muka
3. Interaksi verbal (kata-2 yang diucapkan)
4. Interaksi non verbal (ekspresi wajah, sikap
tubuh, cara berpakaian dll)
5. Saling berbagi informasi, perasaan, ide dll
3/4/2019 2
Perbedaan intra dan inter
personal
 Komunikasi Intrapersonal dapat berarti
komunikasi internal yang berfokus dalam
pengambilan keputusannya hanya akan
membawa dampak bagi diri sendiri itu
 Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi
yang melibatkan satu pihak dengan pihak yang
lain dalam suatu kepentingan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

3/4/2019 3
Intra personal

 Komunikasi
intrapribadi atau Komunikasi
intrapersonal adalah
penggunaan bahasa atau pikiran yang
terjadi di dalam diri komunikator sendiri
antara self dengan God

3/4/2019 4
Lanjutan...

 Komunikasi intrapersonal merupakan


keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam pemrosesan simbolik dari
pesan-pesan. Seorang individu menjadi
pengirim sekaligus penerima pesan,
memberikan umpan balik bagi dirinya
sendiri dalam proses internal yang
berkelanjutan
3/4/2019 5
Komunikasi Petugas Kesehatan
(perawat, Ahli Gizi, petugas yang
lain)
 Komunikasi teraputik
 Teraputik : Komunikasi yang
memfasilitasi proses penyembuhan
 Petugas kesehatan menjadi pribadi yang
teraputik

3/4/2019 6
Ciri-2 Interaksi teraputik
(Hub. saling menolong)

 Saling membuka diri (klien membuka diri, petugas


kesehatan membuka diri untuk mendorong tujuan
penanganab)
 Fokus percakapan diketahui oleh petugas kesehatan
 dan klien
 Topik bersifat personal / prive dan relevan dgn tujuan
penanganan
 Pengetahuan langsung dilibatkan dan digunakan
 Orientasi waktu saat ini
 Penggunaan perasaan : klien membagi dan diberi
semangat oleh petugas kesehatan
 Kebaikan individu diakui penuh
 3/4/2019
Terminasi spesifik sifatnya 7
Bagaimana menjadi pribadi yang
teraputik ? ….ada beberapa
elemen
A. Kualitas Pribadi
 Sadar diri
- Konsep diri : fisik, psikologis, lingkungan, filosofi
- Mengenal diri sendiri
- Akhirnya mampu merespon secara efektif
 Klarifikasi nilai
- Standar yang ditetapkan sebagai Prinsip
- Pusat kehidupan mempengaruhi, rasa aman,
pedoman, kebijaksanaan, daya pada pasangan hidup,
keluarga, uang, kerja, harta,
kesenangan,teman/musuh, agama/prinsip
3/4/2019 8
Bagaimana menjadi pribadi yang
teraputik ? … lanj

 Eksplorasi perasaan
- Menyelidiki, mengembangkan perasaan
- Tahu persis stimulus dan respons yang dipilih
- Cara terbuka terhadap perasaan sedih (jujur)
 Model peran
- Petugas kesehatan menjadi model yang sehat
bagi klien
- Mampu menjalani nilai-nilai sebagai standar

3/4/2019 9
Bagaimana menjadi pribadi yang
teraputik ? … lanj

 Altruisme
- Peduli terhadap kesejahteraan orang lain
- Tanpa mengabaikan kesejahteraan pribadi
(materiil dan non materiil : penghargaan)
 Etika dan Tanggung jawab
- Yang seharusnya dilakukan
- Bekerja sebaik-baiknya
- Berani menanggung konsekuensi

3/4/2019 10
Bagaimana menjadi pribadi yang
teraputik ? … lanj

B. Komunikasi
 Perilaku verbal : kata-2/bahasa, kecepatan, nada
 Perilaku nonverbal
- Ekspresi wajar : posisi mulut, alis, mata, senyuman
- Gesture : gerak-gerik tubuh, kontak mata, posisi
- Vokal suara, kualitas suara
- Jarak tubuh : dekat, jauh, jarak intim/personal/sosial/publik
- Sentuhan : komunikasi dasar & primitif, cocok situasi,emosional
(hati-2 jangan sembarang sentuh)
- Cultur : baju, kosmetik, parfum, perhiasan. Kaca mata,rambut
- Gaya berjalan
- Tampilan fisik

3/4/2019 11
Bagaimana menjadi pribadi yang
teraputik ? … lanj

C. Teknik Teraputik D. Tahap Komunikasi


 Berpusat pada self Teraputik
 Pra ineraksi (informasi
 Mendengar dengan data pasien dari MR)
aktif
 Orientasi / perkenalan
 Menerima (menyebutkan nama,
 Klarifikasi profesi)
 Fokus  Kerja (mis : petugas
kesehatan untuk cek
 Menganalisa darah)
 Menawarkan informasi  Terminasi (sulit tapi
 Memelihara keterangan penting)
 3/4/2019
Asertif dll 12
KONSELING
 Proses pemberian bantuan
 Dari petugas kesehatan ke klien
 Pertemuan dengan tatap muka
 Tidak memihak
 Memberi dukungan emosi, empati
 Agar mampu kenal diri dan masalahnya
 Diharapkan dapat ambilkeputusan (mantap +
tepat) tujuan akhir

3/4/2019 13
6 Langkah Konseling yang baru
(GATHER)

• G : Great , A : Ask , T : Telling , H : Help , E :


Explaining , R : Return
• Berikan salam, Tanyakan + dengan aktif,
ungkapkan informasi, Bantu klien buat
keputusan, Jelaskan apa yang perlu dilakukan
setelah ambil keputusan, Undang untuk
kunjungan ulang

3/4/2019 14
Kolaborasi Perawat
dengan Tim Kesehatan
Lain
PENDAHULUAN
 Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah
bekerja bersama khususnya dalam usaha
penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukanan oleh Gray
(1989) menggambarkan bahwa kolaborasi
sebagai suatu proses berfikir dimana pihak
yang terklibat memandang aspek-aspek
perbedaan dari suatu masalah serta
menemukan solusi dari perbedaan tersebut
dan keterbatasan padangan mereka terhadap
apa yang dapat dilakukan.
 American Medical Assosiation (AMA), 1994,
kolaborasi sebagai berikut ; Kolaborasi adalah
proses dimana dokter dan perawat
merencanakan dan praktek bersama sebagai
kolega, bekerja saling ketergantungan dalam
batasan-batasan lingkup praktek mereka
dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui
dan menghargai terhadap setiap orang yang
berkontribusi untuk merawat individu, keluarga
dan masyarakat
Kolaborasi (ANA, 1992)
Hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien

 - Diskusi tentang diagnosa

 - Kerjasama dalam asuhan kesehatan

 - Saling berkonsultasi atau komunikasi

 - Masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya


Kolaborasi menurut Virginia
Henderson, 1991

 Kerjasama antara tenaga kesehatan (Dokter, Perawat,


tenaga kesehatan lain) dengan pasien dan keluarganya
untuk mencapai tujuan

 Ada elemen esensial dalam respek yang bermutu:


kekuatan dan kontrol

 Proses yang dinamis dan interaktif dengan pasien

 Ada koordinasi dan kooperatif antara tenaga kesehatan


dan pasien
Rumah Sakit
Dokter Perawat Ahli gizi

Fokus klien/
dll
pasien
Laboratorium

Administrasi Radiologi IPS


Tim ?

Suatu kelompok yang didirikan guna


mencapai tujuan yang spesifik
Dokter Perawat

Kolaborasi

Medis Keperawatan
Tim keperawatan akan sukses
jika seluruh anggotanya
menjadi “ Perawat yang baik “

“ Perawat yang baik ” dapat bekerja sesuai


dengan:
 harapan dan kebutuhan klien

 standar praktek

 standar kerja
“ Perawat yang baik “ dapat
melakukan pelayanan
keperawatan yang bermutu

Siapa yang menilai ?

- Konsumen internal

- Konsumen eksternal
Baqaimana membuat
seseorang menjadi:
“ Perawat yang baik “

Kerja keras dari:

- Individu sendiri

- “ Peer group “

- Pembinaan pihak manajemen


Rumah Sakit mempunyai Tim
Kerja

 Tim satu disiplin ilmu:

- Tim Perawat
- Tim dokter
- Tim administrasi
- dll

 Tim multi disiplin :

- Tim operasi
- Tim nosokomial infeksi
- dll
Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus
bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting
untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi :

• Kerjasama
• Asertifitas
• tanggung jawab
• Komunikasi
• Otonomi
• koordinasi
Dasar-dasar kompetensi
kolaborasi :
Komunikasi

Respek dan kepercayaan

Memberikan dan menerima feed back

Pengambilan keputusan

Manajemen konflik
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner
dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team :

 Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan


menggabungkan keahlian unik profesional.
 Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber
daya
 Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
 Meningkatnya kohesifitas antar profesional
 Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional,
 Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan
memahami orang lain.
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada
beberapa kreiteria yaitu
(1) adanya rasa saling percaya dan menghormati,
(2) saling memahami dan menerima keilmuan masing-
masing,
(3) memiliki citra diri positif,
(4) memiliki kematangan profesional yang setara (yang
timbul dari pendidikan dan pengalaman),
(5) mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, dan
(6) keinginan untuk bernegosiasi (Hanson & Spross,
1996).
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :
 Semua profesi mempunyai visi dan misi yang
sama
 Masing-masing profesi mengetahui batas-
batas dari pekerjaannya
 Anggota profesi dapat bertukar informasi
dengan baik
 Masing-masing profesi mengakui keahlian dari
profesi lain yang tergabung dalam tim.
Model Praktek Kolaborasi :
 Interaksi Perawat-Dokter, dalam
persetujuan pratek
 Kolaborasi Perawat – Dokter, dalam
memberikan pelayanan
 Tim Interdisiplin atau komite
Model praktek kolaborasi
 Interaksi Perawat – Dokter, dalam persetujuan
praktek

 Kolaborasi Perawat – Dokter, dalam


memberikan pelayanan

 Tim interdisiplin atau komite


Perawat sebagai kolaborator
 Perawat berkolaborasi dengan:

- Klien
- “ peer group “
- Tenaga kesehatan lain

 Kolaborasi sangat penting dalam praktek 


memperbaiki hasil

 Perawat perlu akuntabilitas dan otonomi dalam


praktek  memerlukan pendidikan yang lebih baik

 Memahami sistem pelayanan terintegrasi dengan


fokus kebutuhan kliens
Keuntungan pelayanan
kolaborasi
 Lebih profesional
 Pelayanan lebih terfokus
 Proses pengambilan keputusan lebih baik
 Setting tujuan lebih bermutu
 Menunjang pengorganisasian therapeutik
lebih baik
 Menurunkan lama hari rawat (LOS)
 Pengembangan interdependensi profesi
 kenyamanan kerja/lingkungan yang
kondusif
 Lebih terintegrasi dan komprehensif
KESIMPULAN

 Untuk mencapai pelayanan yang efektif


maka perawat, dokter dan tim kesehatan
harus berkolaborasi satu dengan yang
lainnya.
 Kolaborasi yang efektif antara anggota
tim kesehatan memfasilitasi
terselenggaranya pelayanan pasien yang
berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai