Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH
PROVINSI NTB
No. Dokumen

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
Tujuan

Kebijakan

Tanggal terbit

1. Komite
Keperawatan adalah wadah nonKOMITE
KEPERAWATAN
struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme tenaga
Halaman
No. Revisi
keperawatan
melalui 1/4
mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.\
Ditetapkan:
2. Komite
keperawatan
merupakan
Plh.
Direktur
RSUD
Provinsi
NTB
organisasi yang berfungsi sebagai
wahana
bagi
tenaga
keperawatan
untuk
berpasrtisipasi
dalam
memberikan
masukan tentang hal-hal yang terkait
Dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM
masalah profesi dan teknis keperawatan.
NIP. 19740621 200212 1 007

1. Mengorganisasi kegiatan pelayanan keperawatan melalui


penggabungan pengetahuan keterampilan dan ide-ide
2. Menggabungkan sekelompok orang yang menyadari pentingnya
sinergi dan kekuatan berpikir agar dapat memperoleh output yang
paling efektif
3. Meningkatkan otonomi tenaga keperawatn dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan di RS
1. Fasilitator pertumbuhan dan perkembangan profesi melalui
kegiatan yang terkoordinasi
2. Tim kendali mutu untuk mempertahankan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan aman
3. Problem solver dalam mengatasi masalah keperawatan yang terkait
dengan etika dan sikap moral perawat.
4. Menjamin hubungan kerja dengan staff
5. Investigator, kelompok peneliti yang mengkaji berbagai aspek
keperawatan untuk meningkatkan pelayanan
Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit
dengan cara:
1. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang
akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah
Sakit;
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.

Prosedur
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan
berwenang:
1. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis;
2. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan
Klinis;
3. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis
tertentu;

4. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis;


5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan
dan kebidanan;
6. Memberikan rekomendasi

pendidikan

keperawatan

pendidikan kebidanan berkelanjutan; dan


7. Memberikan
rekomendasi
pendampingan

dan
dan

memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.


Hubungan Komite Keperawatan dengan Kepala/Direktur
1. Kepala/direktur Rumah Sakit menetapkan kebijakan, prosedur
dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan fungsi
dan tugas Komite Keperawatan.
2. Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada
kepala/direktur Rumah Sakit.
3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan
dapat dibantu oleh panitia adhoc.
4. Panitia adhoc ditetapkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit
berdasarkan usulan ketua Komite Keperawatan.
5. Panitia adhoc berasal dari tenaga keperawatan yang tergolong
sebagai Mitra Bestari.
HUBUNGAN DENGAN KEANGGOTAAN
1.
2.
3.
4.

Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan


Merumuskan norma-norma, harapan dan pedoman perilaku
Menyediakan alt ukur pantai kinerja tenaga keperawatan
Memelihara
dan
meningkatkan
kompetensi
untuk

meningkatkan kinerja anggota


5. Membina dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika
profesi keperawatan
6. Mewujudkan komunitas profesi keperawatan
7. Merumuskan system rekruitmen dan retensi staff

Prosedur

SUSUNAN ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN


1. Susunan organisasi Komite Keperawatan terdiri dari:
1) Ketua Komite keperawatan
2) Sekretaris Komite Keperwatan
3) Subkomite.
2. Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, susunan
organisasi Komite Keperawatan sekurang-kurangnya
dapat terdiri dari ketua dan sekretaris merangkap
subkomite.
3. Keanggotaan
kepala/direktur

Komite

Keperawatan

Rumah

ditetapkan

Sakit

oleh

dengan

mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi,


pengalaman kerja, reputasi, dan perilaku.
4. Jumlah personil keanggotaan Komite Keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan jumlah tenaga keperawatan di Rumah Sakit.
5. Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh kepala/direktur

Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan dari tenaga


keperawtan yang bekerja di Rumah Sakit.
6. Sekretaris Komite Keperawatan dan ketua subkomite
ditetapkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit berdasarkan
rekomendasi dari ketua Komite Keperawatan dengan
memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang
bekerja di Rumah Sakit.

PENDANAAN
1. Kepengurusan Komite Keperawatan berhak memperoleh insentif
sesuai dengan aturan dan kebijakan Rumah Sakit.
2. Pelaksanaan kegiatan Komite Keperawatan didanai dengan
anggaran Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Pembinaan

dan

pengawasan

penyelenggaraan

Komite

Keperawatan dilakukan oleh Menteri, Badan Pengawas Rumah


Sakit Provinsi, Dewan Pengawas Rumah Sakit, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
perhimpunan/asosiasi perumahsakitan dengan melibatkan organisasi
profesi yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Prosedur
KOMITE KEPERAWATAN DAPAT MENJADI
1. Media utama untuk mengakomodasi dan memfasilitasi
berkembangnya professional
2. Keperawtan yang dapat mempertahankan mutu pelayanan
keperawtan yang diberikan
3. Menjadi mitra direktur/bidang keperawtan dalam mencapai visi
dan misi serta tujuan bidang keperawatan
4. Membantu fungsi-fungsi manajemen dan menyelesaikan
persoalan operasional
5. Memberi penasehatan terkait aspek profesi keperawtan

Unit terkait

1. Direktur Rumah Sakit

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kabid Pelayanan
Kasubbid Pelayanan
Kasubbid Perawatan
Ketua Komite Keperawatan
Sekretaris Komite Keperawatan
Sub Komite Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai