MAKALAH KELOMPOK
HOME GROUP 4
DEPOK
OKTOBER 2017
Komunikasi pada Pelayanan Kesehatan
A. Pendahuluan
Terdapat beragam komunikasi pada pelayanan kesehatan, komunikasi yang dilakukan
dengan cara yang salah dapat menyebabkan terjadinya konflik atau tidak akan
tersampaikannya pesan dengan baik. Oleh karena itu, kita harus mengetahui jenis-jenis
komunikasi pada pelayanan kesehatan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dihindari
dalam melakukan komunikasi pada pelayanan kesehatan.
B. Pembahasan
Komunikasi Kelompok pada Pelayanan Kesehatan
Kelompok terdiri dari beberapa orang. Kelompok memiliki suatu tujuan yang
melibatkan interaksi dari para anggotanya. Jadi, kelompok adalah kumpulan
beberapa orang yang melakukan interaksi dengan tujuan yang sama. Menurut
Cartwight dan Zander (1968); Lewin (1948) , kelompok adalah kumpulan dari
dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mereka saling bergantung dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama sehingga satu sama lain saling
memengaruhi. Sehingga komponen yang ada dalam suatu kelompok diantaranya
adalah kumpulan orang, interaksi, dan tujuan yang sama.
Dalam komunikasi kelompok, diperlukan peraturan (rules) dan peran (roles) yang
harus dijalankan oleh setiap anggota kelompok. Peraturan yaitu seperangkat
aturan yang disepakati bersama, berisi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dalam kelompok (Adler, 2006). Sedangkan peran anggota kelompok yaitu pola
tindakan yang diharapkan dilakukan oleh anggota kelompok (Adler, 2006). Cara
pengambilan keputusan dalam kelompok ada beragam. Diantaranya meliputi
konsensus (cosensus), kontrol mayoritas (majority control), opini ahli (expert
opinion), kontrol minoritas (minority control), dan peraturan otoritas (authority
rule) (Adler, 2006). Konsensus dapat terjadi apabila semua anggota kelompok
mendukung keputusan yang akan diambil. Contohnya musyawarah. Lalu kontrol
mayoritas muncul dari kepercayaan bahwa jumlah pengikut yang banyak
memiliki posisi superior dalam pengambilan keputusan. contohnya voting.
Selanjutnya, opini ahli dipandang tepat jika sebuah kelompok terdiri dari
profesional di bidang yang berbeda. Maka keputusan tindakan yang akan diambil
dipercayakan pada anggota yang ahli dalam hal tersebut. Kemudian kontrol
minoritas yaitu keputusan diambil oleh sebagian kecil anggota. Terakhir,
peraturan otoritas yaitu keputusan diambil oleh sosok yang memiliki kekuasaan
paling tinggi. Dalam konteks komunikasi antar anggota tim kesehatan, perlu
diperhatikan bahwa tiap profesi perlu berkolaborasi dan bekerjasama satu sama
lain dengan tujuan kesembuhan pasien (Berry, 2007).
Pada saat melakukan komunikasi, tidak hanya dibutuhkan komunikasi yang detail,
tetapi juga dibutuhkan komunikasi yang cepat dan akurat. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan kejadian buruk. Sebagai contoh saat ada pasien
gawat darurat, antara sesama dokter dibutuhkan komunikasi yang cepat dan akurat
dalam membuat keputusan untuk menangani kondisi pasien.Hal-hal yang perlu
dilakukan dalam komunikasi interprofesional dengan teman sejawat , di antaranya.
- Mendengarkan mitra kerja
- Menghargai pendapat mitra kerja
- Memberi respon positif pada mitra
- Memerhatikan kepentingan mereka
- Prinsip kesetaraan menganggap semua sama-sama dibutuhkan, memang tidak
selalu sama, namun saling menghargai.
Selain hal-hal yang perlu dilakukan, terdapat hal-hal yang perlu dihindari,
diantaranya :
- Mendominasi percakapan
- Berbicara saat seharusnya mendengarkan
- Hanya mau mendengar yang ingin kita dengar, bukan apa adanya
- Tidak memperhatikan (melakukan hal lain, berprasangka, sibuk dg diri sendiri,
memberi label pada orang lain/stero-type)
- Menganggap remeh teman sejawat dan/atau teman interprofesi.
-Setiap tenaga kesehatan, harus menciptakan komunikasi yang efektif kepada
teman sejawatnya.
Sebagai saluran pesan dalam komunikasi kesehatan, media dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Media cetak yang mengutamakan pesan-pesan visual yang terdiri dari kata,
gambar atau foto dalam tata warna. Seperti booklet,leaflet,flyer, flip chart, rubric
atau tulisan pada majalah, poster, dan foto.
2. Media elektronik yaitu media yang dapat didengar dan dapat dilihat serta
bergerak dinamis, dan penyampaiannya melalui alat elektronika Sebagai contoh
yaitu VCD, televise, video, film dan,radio.
3. Media luar ruang yaitu media yang dipergunakan dalam penyampaian pesannya
berada di luar ruang seperti spanduk, pameran, spanduk, banner, televisi layar
lebar dan papan reklame.
Terdapat tiga dimensi efek dari komunikasi massa, yaitu efek kognitif, efek afektif,
dan efek konatif.
1. Efek Kognitif
Efek kognitif merupakan akibat yang muncul pada diri komunikan yang bersifat
informatif bagi diri komunikan. Melalui media massa, kita memperoleh informasi
mengenai orang, tempat, atau benda yang belum kita ketahui sebelumnya.
2. Efek Afektif
Efek afektif berkaitan dengan emosi, sikap, dan perasaan komunikan. Tujuan
komunikasi massa bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tapi juga
diharapkan khalayak dapat merasakannya.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang muncul pada diri khalayak berupa
perilaku atau tindakan.
Penutup
Dalam melakukan komunikasi pada pelayanan kesehatan, terdapat empat jenis
komunikasi yang harus diperhatikan, diantaranya komunikasi pada kelompok,
komunikasi interprofesional, komunikasi pada masyarakat, dan komunikasi massa.
Keempat hal ini akan dilakukan pada saat akan melakukan pelayanan kesehatan,
didalamnya terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dan hal-hal yang harus dihindari
saat melakukan komunikasi agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan dari komunikasi tersebut.
Referensi