Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Congestive Heart Failure (CHF)

I. Anatomi dan Fisiologi


a. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan tangan dengan
berat sekitar 250 – 300 gram. Jantung terletak di rongga toraks anterior, sekitar
garis tengah sternum dan berpusat 1,2 cm ke sisi kiri. Panjang jantung orang
dewasa sekitar 12,5 cm yang mencapai ruang intercostal ke lima (Martini,
2015). Jantung memiliki fungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada
darah untuk menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan
darah ke jaringan (Sherwood, 2016).
Jantung memiliki 4 ruang yaitu atrium dextra – sinistra dan ventrikel dextra –
sinistra. Atrium menjad ruang untuk menerima darah dimana atrium dextra
menerima darah dari vena cava superior, vena cava inferior dan sinus coroner
sementara itu atrium sinistra menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-
paru melalui vena pulmonalis. Ventrikel menjadi ruang untuk memompa darah
dimana ventrikel dextra memompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis dan
ventrikel sinistra memompa darah ke seluruh tubuh melalui aorta.
Jantung memiliki 3 lapisan yaitu epicardium, miokardium, dan endocardium.
Epikardium berfungsi untuk mempertahankan posisi jantung, miokardium
berfungsi dalam kontraksi jantung untuk memompa darah karena terdiri dari
95% otot jantung, dan endocardium berfungsi untuk meminimalkan gesekan
permukaan jantung saat darah melewati jantung. Jantung memiliki katup
atrioventricular (AV) yaitu katup tricuspid dan bicuspid / mitral yang bertugas
untuk mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke atrium selama fase sistolik
(ventrikel berkontraksi), dan katup semilunaris (SL) yaitu katup aorta dan
pulmonalis yang bertugas untuk mencegah aliran balik dari pembuluh darah ke
ventrikel selama fase diastolic (otot jantung relaksasi) (Sherwood, 2016).

b. Mekanisme Siklus Jantung


Siklus jantung terdiri dari sistolik dan diastolic. Fase sistolik (kontraksi dan
pengosongan), adalah fase dimana ruang jantung mengalami kontraksi dan
memompa darah ke ruang lain yang berdekatan atau ke pembuluh darah. Fase
diastolik (relaksasi dan pengisian) adalah fase dimana ruang jantung akan terisi
oleh darah dan mempersiapkan siklus jantung selanjutnya (Silverthorn, 2010).

c. Curah Jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel
per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung) selama suatu
periode waktu (Sherwood, 2016).
Faktor yang mempengaruhi curah jantung yaitu kecepatan denyut jantung dan
stroke volume. Kecepatan denyut jantung dipegaruhi oleh peningkatan maupun
penurunan aktivitas simpatis dan para simpatis. Sementara itu, stroke volume
dipengaruhi oleh besar aliran balik vena dan saraf simpatis. Regulasi stroke
volume yaitu preload, kontraktilitas dan afterload. Preload adalah peregangan
otot jantung selama diastole ketika ventrikel terisi. Kontraktilitas adalah
kekuatan kontraksi dari otot jantung (ventrikel). Sementara itu afterload adalah
tekanan yang diperlukan jantung untuk mengeluarkan / memompa darah dari
ventrikel selama fase sistol.

d. Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi tubuh manusia yang
memiliki 2 peranan penting yaitu melakukan pertukaran air dan zat kimia antara
bagian jaringan dan darah serta sebagai transportasi darah yang membawa
oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh (Tortora & Derrickson, 2012).
II. Definisi, Faktor Risiko, dan Etiologi Penyakit
Definisi
Heart Failure atau Congestive Heart Failure atau gagal jantung adalah suatu sindrom
klinis yang ditandai dengan ketidakmampuan perfusi sistemik untuk memenuhi
kebutuhan m etabolisme tubuh karena gangguan fungsi pompa jantung (McCance &
Heuther, 2009 dalam Doenges, Moorhouse & Murr, 2014). Secara singkat, congestive
heart failure adalah kondisi dimana jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh (NCBI, 2021).

Faktor Risiko dan Komorbid


 Coronary Artery Disease
Arteri yang menyempit data membatasi suplai oksigen ke jantung dan
menyebabkan melemahnya otot jantung. Ketika otot jantung rusak atau
melemah, maka jantung tidak dapat memompa darah dengan baik.
 Serangan Jantung
Serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung.
 Heart Valve Disease (Masalah pada katup jantung)
 Hipertensi
 Detak Jantung Irreguler
Irama abnormal terutama jika terlalu sering dan cepat dapat melemahkan otot
jantung.
 Congenital Heart Disease
 Diabetes
DM meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit arteri koroner.
 Konsumsi Alkohol dan Merokok
Mengkonsumsi terlalu banyak alcohol dan merokok dapat melemahkan otot
jantung dan menyebabkan gagal jantung.
 Sleep Apnea
Ketidakmampuan bernapas dengan baik saat tidur dapat menyebabkan rendahnya
kadar oksigen dalam darah dan meningkatkan risiko detak jantung yang irregular.
 Obesitas
 Virus
(Mayo Clinic, 2021)
Etiologi Penyakit
Mekanisme gagal jantung disebabkan oleh 3 masalah utama yaitu kontraktilitas
menurun, melemahnya afterload, dan meningkatnya preload. Ketika kontraktilitas
menurun, cardiac output (jumlah volume darah yang dipompa oleh jantung) menurun
karena kemampuan kontraksi yang lemah. Selanjutnya, melemahnya afterload
menyebabkan darah tertahan didalam ventrikel kiri karena hanya ada sedikit darah yang
mampu dikeluarkan. Sementara itu, meningkatnya preload dapat menyebabkan
ventrikel meregang secara berlebihan ketika pengisian darah sehingga terjadi
pemanjangan serabut otot yang menyebabkan ventrikel tidak lagi elastis dan sulit
menguncup. Hal ini menyebabkan darah yang dipompa menjadi sedikit.
a. Kelainan Otot Jantung
Dimana kontaktilitas (kemampuan berkontraksi) otot jantung menurun. Hal ini
bisa disebabkan karena ateroklerosis.
b. Ateroklerosis
Ateroklorosis menyebabkan aliran darah ke otot jantung terganggu dan
menyebabkan terjadinya hipoksi, asidosis, dan infark miokardium.
c. Hipertensi Sistemik atau Pulmonal
Hipertensi menyebabkan peningkatan afterload dan beban kerja jantung
sehingga menyababkan hipertrofi serabut otot jantung.
d. Gangguan aliran darah jantung
e. Faktor Sistemik
Hipoksia, anemia (dalam kondisi terjadi peningkatan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh), dan meningkatnya laju metabolism.
(Brunner & Suddarth, 2013)

III. Manifestasi Klinis


 Sesak napas saat beraktivitas atau saat berbaring
 Kelelahan dan kelemahan
 Bengkak di area ekstremitas bawah (lutut kebawah)
 Detak jantung cepat atau irregular.
 Batuk terus-menerus, terdengar suara nafas tambahan (crackles akibat
penumpukan cairan di paru-paru dan mengi karena penyempitan bronkioulis
karena peningkatan cairan).
 Pembengkakan pada daerah abdomen
 Kenaikan berat badan yang sangat cepat (karena penumpukan cairan)
 Mual dan kurang nafsu makan
 Kesulitan berkonsentrasi atau penurunan kewaspadaan
 Nyeri dada jika gagal jantung disebabkan oleh serangan jantung
(Mayo Clinic, 2021)

IV. Patofisiologi (WOC / Mindmap)


V. Komplikasi
Menurut Mayo Clinic (2021), komplikasi yang mungkin muncul bergantung pada
tingkat keparahan dari penyakit jantung dan kesehatan secara keseluruhan.
Kemungkinan komplikasi dapat meliputi :
 Kerusakan atau Gagal Ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal yang dapat menyebabkan
gagal ginjal bila tidak ditangani.
 Masalah Katup Jantung
Katup jantung akan kehilangan fungsinya jika jantung mengalami pembesaran
(cardiomegaly) atau jika tekanan di jantung sangat tinggi akibat dari gagal
jantung.
 Kerusakan Hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan caira yang menyebabkan
tekanan berlebih pada hati dan menyebabkan jaringan parut yang akan
mempersulit kinerja hati.

VI. Pengkajian (Doenges, Moorhouse & Murr, 2014)


a. Anamnesa
Riwayat Kesehatan Terdahulu  Pernah memiliki riwayat penyakit
kardiovaskular seperti hipertensi
atau lainnya?
Riwayat Kesehatan Saat Ini  Bagiamana keadaan saat ini?
 Apakah ada kendala dalam
menjalani aktivits sehari hari?
Mudah lelah?
 Apakah mengalami insomnia
atau gangguan tidur?
 Apakah mengalami kecemasan
atau stress?
 Apakah sering BAK? Ketika
malam hari bagaimana? Warna
urinnya gelap kah?
 Apakah mengalami perubahan
berat badan?
 Pola makannya seperti apa? Apa
saja yang dikonsumsi?
 Apakah merasa pusing?
 Apakah terdapat nyeri?
(Pengkajian PQRST)
 Apakah mengalami sesak nafas
ketika beraktivitas maupun
sedang istirahat?
 Apakah ada keluhan batuk?
 Apakah mengkonsumsi alcohol?
Perokok aktif?

Riwayat Keluarga dan Lingkungan  Dengan siapa klien tinggal?


 Apakah ada anggota keluarga
yang memiliki riwayat penyakit
kardiovaskular?
 Bagaimana lingkungan tempat
tinggal atau tempat klien biasa
beraktivitas?
Riwayat Pengobatan  Apakah saat ini sedang
mengkonsumsi obat-obatan
tertentu?

b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Nampak pucat / sianosis, kuku tampak sianosis, nampak
nyeri,
nampak sesak, dan terlihat ekstremitas bawah membengkak.
Auskultasi Jantung : Bunyi S1 dan S2 melemah. Terdengar suara jantung
tambahan (S3 atau S4).
Paru : Suara crackles / wheezing
Perkusi Terdengar dullnest pada jantung
Pembesaran liver
Palpasi Pulsasi nadi teraba lemah
PMI menyebar dan berpindah ke kiri
Pitting edema pada ekstremitas bawah atau bagian tubuh lain

c. Pemeriksaan Diagnostik (Lab / Radiologi)


 Pemeriksaan Lab Darah
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan

ANP (Arterial Terjadi peningkatan hormon ANP pada klien Chronic


Natriuretic Peptide) Heart Failure sebagai respons terhadap distensi jantung,
stimulasi simpatis dan angiotensin 2.

BNP (Beta-type Nilai normal : <167 pg/mL


Natriuretic peptide)
Nilai BNP >100 pg/mL : indikasi gagal jantung dan
resiko kematian mendadak

Analisa Gas Darah Adanya peningkatan PCO2, respisasi asidosis,


hipoksemia pada gagal ventrikel kiri.

Nilai normal :
pH = 7.35 – 7.45
PCO2 = 35 – 45 mmHg
HCO3 = 22 – 25 mEq/L
PO2 = 80 – 100 mmHg

CBC (Complete Dapat menunjukan anemia dan polisitemia.


Blood Count) Leukosit meningkat mencerminkan adanya infark
miokard akut, inflamasi dan pericarditis (komplikasi
gagal jantung).

Nilai normal :
Leukosit = 4500 – 11000 /μL
Eritrosit = ♂ 4.3 – 5.9 x 106/ μL dan ♀ 3.5 – 5 x 106/
μL
Hemoglobin = ♂ 13.6 – 17.7g/dL dan ♀ 12 – 15 g/dL
Hematokrit = ♂ 39% – 49% dan ♀ 33% – 43%
Platelet = 130000 – 400000/μL

Permeriksaan Untuk menilai fungsi ginjal.


Elektrolit
Nilai Normal :
Sodium (Na) = 135 – 145 mmol/L
Potasium (K) = 3.5 – 5
*) Kenaikan atau penurunan potasium akan
menyebabkan disritmia yang bisa
meningkatkan gagal jantung.
Klorida (CI) = 94 – 111 mmol/L
Karbon Dioksida (CO2) = 22 – 30 Meq/L
Magnesium (Mg) = 0.74 – 1.07 mmol/L
*) Hipermagnesemia akan menekan
kontraktilitas miokardium.
Kalsium = 2.05 – 2,54 mmol/L
BUN = 8 - 23 mg/dL
*) Peningkatan BUN mengindikasikan adanya
penurunan perfusi ginjal yang dapat terjadi
dengan (heart failure).

 X-Ray Thorax
Evaluasi organ dan struktur. Pada pasien CHF akan terlihat kardiomegali.
 ECG
Memeriksa kondisi jantung dengan mesin USG untuk melihat
permasalahan yang terjadi pada jantung dan menilai ukuran serta fungsi
tiap bilik dan katup jantung.
 EKG
EKG abnormal dapat menunjukkan penyebab yang mendasari CHF,
seperti hipertrofi ventrikel, disfungsi katup, iskemia, dan pola kerusakan
miokard.
 Stress Test (Exercise Treadmill / EKG)
Membantu mendeteksi remodeling ventrikel penyakit katup jantung,
anomali struktural dan masalah dengan sirkulasi coroner yang
mempengaruhi fungsi jantung.
 Cardiac Angiography / Catheterization
Tekanan abnormal menunjukkan masalah dengan fungsi ventrikel,
mengidentifikasi stenosis katup atau insufisiensi dan mengidentifikasi HF
sisi kanan atau kiri.

VII. Masalah Keperawatan dan Diagnosis yang Mungkin Muncul


 Penurunan curah jantung (D.0008)
 Intoleransi aktivitas (D.0056)
 Hipervolemia (D.0022)
 Risiko gangguan pertukaran gas
 Risiko nyeri kronis
 Risiko gangguan integritas kulit
 Manajemen kesehatan tidak efektif
(Doenges, Moorhouse & Murr, 2014)

VIII. Prioritas Diagnosis


Dx Keperawatan Data
Penurunan Curah Jantung (D.0008) Subjektif :
Perubahan irama jantung, lelah,
perubahan kontraktilitas (ortopnea dan
batuk).

Objektif :
Bradikardi / takikardi, gambaran EKG
artimia, edema, distensi vena jugularis,
CVP meningkat / menurun,
hepatomegaly, hiptensi / hipertensi, nadi
teraba lemah, CRT >2 detik, oliguria, kulit
pucat, terdengar suara jantung tambahan,
dan EF menurun.
Intoleransi aktivitas (D.0056) Subjektif :
Mengeluh lelah

Objektif :
Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat.
Hipervolemia (D.0022) Subjektif :
Ortopnea, dyspnea, paroxysmal nocturnal
dyspnea (PND).

Objektif :
Edema anasarca / perifer, berat badan
meningkat dalam waktu singkat, JVP /
CVP meningkat, dan reflek hepatojugular
positif.

IX. Rencana Asuhan Keperawatan (NCP)


Dx Keperawatan Luaran Intervensi
Penurunan Curah Curah Jantung Perawatan Jantung (I.02075)
Jantung (D.0008) (L.02008) Observasi
Kategori : Fisiologis  Kekuatan nadi  Identifikasi tanda/gejala
Subkategori : Sirkulasi perifer meningkat primer dan sekunder
 Ejection fraction penurunan cuah jantung
Definisi : (EF) meningkat  Monitor tekanan darah
Ketidakadekuatan  Palsipitasi  Monitor intake dan output
jantung memompa darah  Bradikardi cairan
untuk memenuhi  Takikardi  Monito berat badan setiap
kebutuhan metabolisme  Gambaran EKG hari di waktu yang sama
tubuh.  Lelah menurun  Monitor saturasi oksigen
 Edema menurun  Monitor nyeri dada
 Distensi vena  Monitor aritmia
jugularis  Monitor nilai laboratorium
 Dipsnea menurun jantung
 Oliguria menurun  Periksa tekanan darah
 Ortopnea frekuensi nadi sebelum
menurun dan sesudah beraktifitas
 Batuk menurun serta sebelum pemberian
 Suara jantung S3 obat
&S4 menurun  Berikan pasien posisi
 Tekanan darah semi-fowler atau fowler
membaik dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
 Berikan diet jantung yang
sesuai
 Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress
 Berikan dukungan
emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
 Anjurkan berhenti
merokok
 Anjurkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badan harian
 Anjurkan pasien dan
keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program
rehabilitasi jantung

Intoleransi Aktivitas Toleransi Pemantauan Tanda


(D.0056) Aktivitas Vital
Kategori : Fisiologis (L.05047) (I.02060)
Subkategori :  Frekuensi nadi Observasi
Aktivitas/Istirahat  Keluhan lelah  Monitor TD, nadi,
menurun pernapasan, suhu tubuh,
Definisi :  Dipsnea saat dan oksimetri nadi, tekanan
Ketidakcukupan energi setelah nadi
untuk melakukan aktivitas beraktivitas  Identifikasi penyebab
sehari-hari. menurun perubahan tanda vital
 Tekanan darah Terapeutik
membaik  Dokumentasikan hasil
 Frekuensi nafas pemantauan
membaik
Manajemen Energi (I.05178)
Observasi
 Monitor kelelahan fisik
dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan salaam
melakukan aktivitas
Terapeutik
 Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
 Lakukan rentang gerak
aktif dan/atau pasif
 Fasilitasi duduk di tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara ertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang

Hipervolemia (D.0022) Keseimbangan Manajemen Hipervolemia


Kategori : Fisiologis Cairan (L.03020) (I.03114)
Subkategori : Nutrisi dan  Asupan cairan Observasi
Cairan  Edema menurun  Periksa tanda dan gejala
 Tekanan darah hypervolemia (ortopnea,
Definisi : membaik dipsnea, edema, JVP
Peningkatan volume  Berat badan meningkat, suara napas
cairan membaik tambahan).
intravascular,  Monitor status
interstistial dan/atau hemodinamik (Frekuensi
interselular. jantung, TD).
 Monitor intake dan output
cairan.
Terapeutik
 Batasi asupan cairan dan
garam.
 Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40 derajat.
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
diuretic dan kalium akibat
penggunaan diuretic.

X. Treatment / Pengobatan dan Terapi / Medikasi


a. Farmakologi (Williams & Hopper, 2015)
Jenis Obat dan Fungsi Contoh obat
ACE Inhibitor Captopril, benazepril, enalapril,
 First-line untuk menurunkan fosinopril, Lisinopril, moexipril,
afterload dan hipertrofi jantung quinapril, perindopril, Ramipril, dan
trandolapril.
Angiotensin II Receptor Inhibitors Candesartan, irbesartan, losartan, dan
(ARBs) valsartan.
 Untuk menurunkan tekanan
darah dan bila tidak toleransi
ACE inhibitor.
Beta-Andrenergic Blockers Bisoprolol, carvedilol, dan metoprolol
 Untuk cardiac output guna succinate.
menurunkan tanda gejala CHF.
Loop Diuretik Potassium Wasting :
 Untuk mengurangi kelebihan Bumetanide, furosemide, dan
cairan. torsemide.

Potassium Sparing :
Spironolactone.
Thiazide Diuretics Chlorothiazide, hydrochlorothiazide,
dan metolazone.
 Untuk mengurangi volume
cairan. Potassium wasting.
Inotropes—Cardiac Glycoside Digoxin
 Meningkatkan kekuatan dan
kontraksi miokardium
(meningkatkan curah jantung),
mengurangi beban kerja jantung
dan mengontrol fibrilasi atrium
dengan menurunkan HR.
Vasodilator Isosorbide dinitrate, hydralazine, dan
 Mengurangi afterload nitroglycerine.
(meningkatkan curah jantung
dan meringankan beban kerja
jantung). Diberikan pada pasien
yang tidak bisa diberikan ACE
Inhibitor.

b. Non-Farmakologi
 Meninggikan posisi kepala (bertujuan untuk mengurangi kongesti vena
dan mengurangi dyspnea)
 Mengurangi stress dan risiko cedera (bertujuan untuk meningkatkan
diuresis, mengurangi sesak nafas, memperlambat denyut jantung)
 Diet Nutrisi (Diet rendah sodium 2 – 3 gram perhari). Menghindari minum
dengan jumlah berlebihan. Diet rendah sodium bertujuan untuk
mengurangi retensi cairan dan gejala kongestif perifer paru. Pemantauan
berat badan dilakukan secara konsisten.
 Terapi Oksigen. Pasien dengan sesak nafas dapat diberikan terapi oksigen
untuk mempermudah bernapas dan dapat mengurangi beban kerja jantung.
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth, (2013). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8 volume 2. Jakarta
EGC.
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Murr, A.C. (2014). Nursing care plans: guidelines for
individualizing client care across the life span, 9 th ed. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F. (2015). Fundamentals of anatomy &
physiology, 10th ed. Boston: Pearson.
Mayo Clinic. (2021). Heart Failure. Retrieved from: https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/heart-failure/symptoms-causes/syc-20373142?p=1
National Center for Biotechnology Information. (2021). Congestive Heart Failure. Retrieved
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430873/.
PPNI. (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: definisi dan indikator
diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan
keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar luaran keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria
hasil keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Sherwood, L. (2016). Human physiology from cells to system, 9th ed. Boston: Cengage
Learning.
Silverthorn, D. U., Johnson, B. R., Ober, W. C., & Garrison, C. W. (2010). Human
physiology: An integrated approach, 5th ed. Fransisco: Pearson Benjamin Cumming.
Tortora, G.J. & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy & Physiology, 13th ed. USA:
John Wiley & Sons, Inc
Williams, L.S., & Hopper, P.D. (2015). Understanding medical surgical nursing, 5th ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai