Anda di halaman 1dari 6

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan dalam Komunikasi Kelompok

Nama : Baby Putri Adria

Hal Yang Boleh Dilakukan dalam Komunikasi Kelompok

1. Pembahasan Topik
Komunikasi kelompok merupakan suatu interaksi yang dilakukan dengan melibatkan
lebih dari satu individu. Diskusi kelompok dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan
melalui penyatuan berbagai perspektif personal hingga terwujudnya suatu kesepakatan.
Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi kelompok bersifat saling
bergantungan karena dalam komunikasi kelompok setiap individu diarahkan untuk
berkomunikasi dengan memerhatikan hak setiap anggotanya tanpa membeda-bedakan demi
menyatukan perspektif dan visi. Masing-masing anggota menyadari posisinya dan perannya
dalam kelompok. Dalam kelompok kesehatan, komunikasi kelompok sangat diperlukan
terutama dalam penetapan keputusan, pengambilann tindakan, dan penetapan peraturan.
Dewasa ini tenaga kesehatan tidak bisa bekerja sendiri, setidaknya harus ada sebuah tim
disiplin kesehatan yang menangani suatu permasalahan yang kompleks. Agar terwujudnya
sebuah hasil komunikasi yang tepat sasaran, beberapa hal perlu diperhatikan dalam
komunikasi kelompok tenaga kesehatan.
Berikut adalah hal-hal yang boleh dilakukan yaitu :
2.1. Memandang sama setiap anggota
Dalam komunikasi kelompok kesehatan tidak boleh adanya pembedaan anggota kelompok
karena kasta profesi atau kedudukan. Setiap anggota dipandang sama dan berhak
berkomunikasi sesuai norma yang berlaku. Dokter tidak lebih hebat dari perawat dan
apoteker tidak lebih hebat dari dokter. Setiap disiplin profesi memiliki keahliannya masing
masing.

2.2. Menyampaikan aspirasi menurut sudut pandang keahlian


Banyaknya disiplin ilmu kesehatan menjadi pemicu adanya pendapat bedasarkan keahlian
dan sudut pandang masing-masing. Dengan adanya aspirasi dari berbagai disiplin profesi
kesehatan, akan membuat topik bahasan dalam komunikasi terbahas lebih merinci dan
membuat komunikasi berjalan lebih efektif sehingga tujuan komunikkasi tercapai sesuai
harapan.

2.3. Memandang sisi kemanusiaan


komunikasi kelompok perlu memandang sisi humanistik dimana setiap orang punya
pandangan masing masing, memiliki hak memandang sesuatu dengan makna versinya, dan
memiliki perasaan ketika pernyataannya ditolak secara kasar.

2.4. Memberikan tekanan sebagai penegakan standar


Memberikan tekanan yang dimaksud adalah menetapkan sebuah standar khusus dalam
berkomunikasi, misalnya dalam rapat tenaga medis ditetapkan standar yaitu tercapainya
keputusan untuk melakukan operasi pasien. Dengan adanya pembatasan standar tersebut
membuat setiap anggota memiliki tekanan untuk melakukan komunikasi lebih efektif dan
efisien dan semuanya ikut berkontribusi demi tercapainya tujuan komunikasi di ruang
lingkup rapat tersebut.

2.5. Terbuka dalam menyampaikan informasi


Meskipun melibatkan banyak orang, komunikasi kelompok tetap dilakukan degna terbuka.
Akan tetapi, informasi yang bersifat rahasia tidak boleh dihilangkan sifat kerahasiaannya.

2.6. Menentukan koordinator jalannya komunikasi kelompok


Menentukan ketua atau notulen dalam komunikasi kelompok boleh dilakukan agar suata
diskusi kelompok tidak berlarut pada suatu masalah yang tak kunjung selesai dan cepat
mengenai sasaran. Ketua juga dapat mencegah terjadinya konflik dalam proses komunikasi
karena perbedaan tujuan dan pandangan.

2.7. Memberikan pertimbangan terhadap topik


Setiap orang boleh berpendapat dan pendapat itu boleh dipertimbangkan terlebh dahulu
sebelum diputuskan dan disetujui.
Daftar pustaka
1. Berry D. Health Communication Theory and Practice. New York: Open University Press;
2007.
2. Hekmat J, M,D P. Communication With and on Behalf of Patients. South Carolina:
CreateSpace Independent Publishing; 2013.

Saat melakukan implementasi komunikasi kelompok pada pelayanan kesehatan, ada


beberapa hal yang harus kita perhatikan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang boleh kita
lakukan dan tidak boleh kita lakukan dalam melaksanakan proses komunikasi. Pada bagian
ini, terdapat paparan mengenai apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam penerapan
komunikasi kelompok.
Pertama, berteriak, berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat, atau bergumam. Jika
kita melakukan hal ini, pasien-pasien tidak bisa menafsirkan maksud yang ingin disampaikan
dan akhirnya tidak terjadi persamaan persepsi antara tenaga kesehatan dengan kelompok
tersebut. Berbicaralah menggunakan nada yang normal dan tidak terlalu lambat atau terlalu
cepat.
Kedua, melakukan komunikasi tanpa memerhatikan subjek yang sedang diajak
berinteraksi. Jangan memaksakan pendapat kita jika terdapat kelompok tidak setuju.
Kelompok yang kita ajak berbicara juga memiliki hak untuk mengeluarkan pendapatnya.
Cobalah untuk mendengarkan pemikiran kelompok terlebih dahulu, meskipun pemikiran
mereka bersifat irasional.2 Jangan membombardir mereka dengan fakta yang terlalu banyak,
sebab mereka juga memerlukan waktu untuk mencerna dan mengingat seluruh informasi
yang diberikan. Carilah peluang untuk membentuk hubungan yang erat dengan pasien-pasien.
Hal ini dapat kita lakukan dengan bertanya mengenai kabar mereka, pasien, kehidupan
mereka, pekerjaan mereka, dan masih banyak lagi. Ketika kita telah memiliki hubungan yang
erat dengan pasien, pasien tentunya merasa lebih percaya dan lebih tenang dalam
menyampaikan informasi terkait kesehatannya.
Ketiga, gugup. Dalam melakukan komunikasi dengan kelompok, kontrol diri kita
sebaik mungkin agar tidak gugup. Jika kita gugup, kemungkinan besar pikiran kita menjadi
tidak fokus karena tidak bisa mengendalikan diri. Ini dikhawatirkan menyebabkan kita lupa
mengenai informasi yang akan disampaikan dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal
tersebut merupakan hal yang sangat fatal.
Keempat, menggunakan gestur yang membuat orang lain bingung, dan menunjukan
raut wajah yang tidak meyakinkan.3Ketika menyampaikan informasi maupun bertanya
kepada kelompok, gunakanlah gestur yang mudah dipahami oleh orang lain dan selalu
memerhatikan raut wajah yang diekspresikan. Jangan menggunakan gestur dan raut wajah
yang tidak perlu. Jika hal tersebut dilakukan, dikhawatirkan anggota kelompok akan bingung,
atau bahkan menjadi ragu dan pada akhirnya tidak mempercayai tenaga kesehatan.
Kelima, menggunakan istilah-istilah medis yang sulit dimengerti oleh pasien-pasien.
Ingatlah status kelompok/pasien-pasien yang notabenenya merupakan orang awam. Jika kita
menggunakan istilah-istilah yang tidak umum, pasien justru menjadi tidak paham akan
maksud yang ingin kita sampaikan. Gunakanlah kata-kata yang umum digunakan atau
mengunakan istilah medis lalu segera menjelaskan arti dari istilah tersebut dengan bahasa
yang mudah dipahami, contohnya seperti “jika hal tersebut terus dibiarkan, kalian memiliki
risiko untuk terkena HIV. HIV merupakan singkatan dari Human Imunnodeficiency Virus,
yaitu virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.”

REFERENSI

1. Tutiasri R. Komunikasi dalam Komunikasi Kelompok. Channel. 2016;4(1):83-84.


2. Heymann D. Science in crises – some communications dos and don’ts [Internet]. Science
Media Centre. 2017 [cited 24 September 2019]. Available from:
http://f/2017/02/10/science-in-crises-some-communications-dos-and-donts/
3. Putri T, Fanani A. Komunikasi Kesehatan. 1st ed. Yogyakarta: Mitra Setia; 2013.
Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Komunikasi Kelompok Pada Pelayanan
Kesehatan

Penjelasan
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang
memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai
dengan apa yang kita butuhkan. Secara teoritis, tindakan komunikasi berdasarkan
pada konteks terbagi menjadi beberapa macam, yaitu konteks komunikasi
interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, dan komunikasi massa. Komunikasi kelompok Menurut Morissan, (2009:
141) adalah proses sebagai instrumen yang digunakan kelompok untuk mengambil
keputusan dengan menekankan hubugan antara kualitas komunikasi dan kualitas
keluaran (output) kelompok. Komunikasi kelompok berfungsi dalam sejumlah hal
yang akan menentukan atau memutuskan hasil- hasil yang dicapai kelompok.1
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan komunikasi
kelompok secara efektif adalah:

1. Analisis audiens (terlebih dahulu tanyakan dulu beberapa hal seperti bahasa yang
dimengerti audiens, atau analisa usia, latar belakang pedidikan, bahkan jika perlu
agama)
2. Bersikap ramah, simpatik dan empatik serta memperlihatkan kredibilitas
komunikator
3. Libatkan audiens untuk aktif dalam pembahasan yang sedang berlangsung dengan
cara mengajak berbicara, dan lain-lain.
4. Penyampaian Humor dalam komunikasi kelompok relative penting untuk
menimbulkan daya tarik dan menghilangkan kejenuhan. Hati-hati dengan humor
yang berbau RAS, vulgar dan berlebihan.
5. Selalu buka sesi Tanya jawab untuk memberikan kesempatan kepada audiens
yang kurang mengerti.
6. Siapkan alat bantu komunikasi yang memadai seperti audio, proyektor, pointer,
alat peraga, dan lain sebagainya
7. Ada baiknya komunikasi kelompok diakhiri dengan pembagian buah tangan
seperti snack, pin, buku saku, atau sekedar fotokopi materi agar meninggalkan
kesan positif bagi komunikan.

Kemudian komunikasi kelompok ini perlu dihubungkan dengan pelayanan


Kesehatan. Sekarang apa itu yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan?
Levey dan Loomba (1973) menjabarkan pelayanan kesehatan ialah setiap upaya
yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok dan atau pun masyarakat (Azwar, 1996).2
Ada beberapa hal/syarat pokok yang harus dipenuhi dan diperhatikan oleh
pelayanan kesehatan guna membantu pencapaian tujuan. Syarat-syarat
tersebut adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan (available and continous)
Pelayanan kesehatan tidak sulit ditemukan dan ada setiap saat dibutuhkan
oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate)
Pelayanan kesehatan janganlah bertentangan dengan keyakinan,
kepercayaan, kebudayaan masyarakat di mana pelayanan kesehatan itu
berada dan bersifat baik/wajar.
3. Mudah dicapai (accessible)
Dipandang dari lokasi keberadaannya dan perlu distribusi sarana yang baik
sehingga tidak hanya dapat dicapai oleh orang yang ada di pusat kota
tetapi dapat dijangkau oleh masyarakat pelosok.
4. Mudah dijangkau (affordable)
Dilihat dari sisi biaya, pelayanan kesehatan yang baik yaitu apabila biaya
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu (Quality)
Kemampuan pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan yang
dapat memuaskan pengguna jasa dan sesuai dengan kode etik serta standar
yang ditetapkan.
6. Efisien (Eficient)
Kemampuan pelayanan kesehatan untuk dapat diselenggarakan secara
efisien demi tercapainya tujuan yang diinginkan.2

Kesimpulan
Seperti yang telah diketahui dari uraian di atas jika komunikasi kelompok itu
sendiri mempunyai aspek penyatuan tujuan dari berbagai individu. Dari tujuan
komunikasi kelompok ini dapat juga berupa pelayanan kesehatan baik untuk
masyarakat luas maupun kelompok tertentu. Dalam praktiknya komunikasi kelompok
pada pelayanan kesehatan tetap mengutamakan syarat dan prinsip pelayanan
kesehatan itu sendiri yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan
wajar,mudah dicapai, mudah dijangkau,bermutu, serta Efisien.
Rujukan
1. A.W.Wijaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Ramdhani AP.Gambaran Proses-literatur. [ internet ]. Depok: Universitas Indonesia;
2009 [ cited 2019 Sept 25 ]. Available from:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126505-S-5710-Gambaran%20proses-Literatur.pdf

Anda mungkin juga menyukai