Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMUNIKASI KESEHATAN

Home Group 2
Disusun Oleh:
Kelompok Komunikasi Kesehatan 40 HG 2

1. Indira Syaffa Rejiska (2306260454)


2. Namira Harsary (2306279561)
3. Eka Dwi Yani Ayu Tresno (2306279605)
4. Nayla Amira Nasution (2306260460)

Dosen Pengampu:

Dr. Pujiyanto, S.KM., M.Kes.

RUMPUN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS INDONESIA
2023
I. Pendahuluan
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu komunikator ke
komunikator lainnya untuk mencapai sebuah pengertian yang sama. Proses komunikasi tidak
akan berjalan apabila tidak didukung oleh berbagai unsur atau komponen komunikasi yaitu
pengirim, pesan, encoding, saluran, penerima, decoding, feedback, gangguan/penghalang dan
konteks. Komunikasi memungkinkan orang untuk bertukar informasi dan menjadi cerminan
seseorang sebagai bagian dari masyarakat sosial dan komunitas. Tanpa adanya komunikasi,
hubungan antar individu dengan individu lainnya akan sulit tercapai.

Komunikasi kesehatan adalah suatu proses dimana komunikator menyampaikan pesan-pesan


kesehatan kepada komunikan melalui saluran/media tertentu, dengan tujuan untuk mendorong
perilaku manusia untuk mencapai kesejahteraan sebagai kekuatan yang menuju pada kesehatan
sempurna baik fisik, mental, dan sosial (istianto).

II. Pembahasan dan Isi


KOMUNIKASI KELOMPOK PADA PELAYANAN KESEHATAN
Definisi Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan individu yang memiliki tujuan bersama yang
berhubungan satu sama lain, mengetahui antara satu sama lain dan melihat mereka sebagai
bagian dari kelompok itu untuk meraih tujuan bersama (Mulyana, 2007). Sementara Malkom dan
Knowles (1975) mendefinisikan kelompok sebagai sebuah kumpulan meliputi dua orang ataupun
lebih. Menurut DeVito (2002) kelompok adalah sekumpulan individu yang cenderung mikro
dimana setiap individu dikaitkan dengan berbagai tujuan bersama dan memiliki suatu hierarki
organisasi diantara kelompok tersebut.
Syamsu et al. (1999) mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan antara dua individu
ataupun lebih yang menyelenggarakan interaksi diantara mereka dengan teratur dan intensif guna
pencapaian tujuan kelompok yang telah ditentukan, mereka menyadari dirinya sebagai bagian
dari kelompok yang mempunyai pola aturan tertentu, tugas, fungsi, peranan, dan struktur setiap
anggota guna pencapaian tujuan bersama.
Berdasarkan dari beberapa pengertian definisi kelompok, dapat disimpulkan definisi
kelompok adalah kumpulan dua individu atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai
tujuan bersama yang berhubungan satu sama lain.

Bagaimana melakukan komunikasi pada kelompok


● Forming (Pembentukan): Pada tahap ini, anggota kelompok baru bertemu satu
sama lain. Mereka masih mencari tahu tentang tujuan, peran, dan dinamika
kelompok. Komunikasi pada tahap ini umumnya cenderung formal dan
berhati-hati.
● Storming (Konflik): Pada tahap ini, perbedaan pendapat dan konflik mungkin
muncul karena anggota kelompok mulai mengemukakan ide-ide mereka.
Komunikasi dapat menjadi lebih terbuka dan intens, sering kali diwarnai oleh
ketegangan.
● Norming (Penetapan Norma): Kelompok mulai mengatasi konflik dan mencapai
konsensus. Mereka mengembangkan norma-norma sosial dan aturan-aturan yang
mengatur perilaku anggota. Komunikasi menjadi lebih kooperatif dan produktif.
● Performing (Pencapaian): Pada tahap ini, kelompok telah mencapai tingkat
efisiensi tertinggi dalam bekerja sama. Mereka fokus pada pencapaian tujuan
kelompok dengan efektif. Komunikasi pada tahap ini umumnya lebih lancar dan
efisien.
● Adjourning (Penyelesaian): Tahap ini terjadi ketika kelompok mengakhiri tugas
atau proyeknya. Anggota mungkin merasa sedih karena berpisah atau merasa
bangga dengan pencapaian mereka. Komunikasi di tahap ini biasanya berkaitan
dengan evaluasi hasil dan perasaan tentang pengalaman kelompok.

Strategi Komunikasi Kelompok

● Klasifikasi Tujuan: Sebelum memulai komunikasi, kelompok harus memastikan


bahwa semua anggota memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan mereka.
Ini dapat menghindari kebingungan dan konflik di kemudian hari.
● Pemilihan Saluran Komunikasi yang Tepat: Kelompok harus memilih saluran
komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi anggota. Ini bisa berupa
pertemuan langsung, email, pesan teks, atau platform kolaborasi.
● Pengembangan Pesan yang Jelas: Pesan yang disampaikan harus jelas, ringkas,
dan sesuai dengan konteks. Hindari penggunaan jargon atau bahasa yang tidak
dimengerti oleh semua anggota.
● Penggunaan Gaya Komunikasi yang Sesuai: Berkomunikasi dengan gaya yang
mendukung kerjasama dan saling pengertian. Hindari konfrontasi atau kritik yang
berlebihan.
● Pemantauan dan Umpan Balik: Selama komunikasi, penting untuk memantau
respons dan umpan balik anggota kelompok.
● Jadwal Pertemuan Rutin: Membuat jadwal pertemuan rutin yang tetap dapat
membantu menjaga komunikasi yang teratur dan konsisten dalam kelompok.
● Menggunakan Teknologi yang Tepat: Manfaatkan teknologi dan alat komunikasi
yang sesuai dengan kebutuhan kelompok. Ini bisa mencakup penggunaan video
konferensi, aplikasi perpesanan, atau platform kolaborasi online.
● Pemecahan Masalah Bersama: Jika timbul konflik atau masalah, kelompok harus
mengadopsi pendekatan pemecahan masalah bersama untuk mencari solusi yang
memadai.
● Delegasi Tugas dan Tanggung Jawab: Jelasnya delegasi tugas dan tanggung jawab
antara anggota kelompok juga merupakan strategi komunikasi yang penting. Hal
ini memastikan bahwa setiap anggota tahu apa yang diharapkan darinya.
● Evaluasi dan Peningkatan: Setelah selesai tugas atau proyek, kelompok sebaiknya
melakukan evaluasi untuk mengevaluasi keberhasilan strategi komunikasi mereka
dan memutuskan apa yang dapat diperbaiki di masa mendatang.

Yang Boleh Dilakukan

● Menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh semua pihak


● Menggunakan bahasa tubuh yang baik serta dapat dipahami
● Menghargai dan menerima pendapat serta saran dari orang lain
● Menciptakan suasana yang positif salah satunya dengan bersikap ramah
● Memberikan informasi secara lengkap untuk mencegah terjadinya misinformasi

Yang Tidak Boleh Dilakukan

● Tidak menguasai komunikasi interpersonal dan kemampuan teknikal


● Berusaha menutupi atau mengabaikan masalah
● Tidak tenang atau panik dalam menanggapi masalah.
● Tidak berempati
● Tidak dapat mengontrol diri

Hal Yang Harus Diperhatikan


● Perilaku dan komunikasi interpersonal
Faktor budaya, sosial, usia dan gender, tingkat literasi, serta karakteristik dan
sikap individu, memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku dan
komunikasi antarpribadi. Dinamika komunikasi interpersonal diatur oleh
tanda-tanda (seperti perilaku bawah sadar) dan simbol-simbol (seperti ekspresi
verbal), yang dapat bervariasi antar budaya dan kelompok sosial.

● Personal selling
Personal selling menggambarkan dua hal: interaksi satu lawan satu dengan
berbagai kelompok di tempat tinggal, tempat kerja, atau tempat kerja dan rekreasi;
dan kapasitas untuk memasarkan citra dan keahlian seseorang. Ini adalah
kemampuan komunikasi yang dipelajari dan memerlukan latihan, namun juga
bergantung pada kepribadian seseorang, lingkungannya, dan budayanya.
● Kompetensi Dasar Klinis - Komunikasi
Komunikasi sebagai Kompetensi Dasar Klinis dapat menghemat waktu dengan
memberi pasien rekomendasi dan mereka mengikutinya sambil mengoptimalkan
hasil dan kepuasan pasien. Kita harus memiliki pemahaman tentang budaya,
bahasa, perbedaan gaya, aspek verbal, dan aspek nonverbal lainnya karena sangat
penting untuk komunikasi. Sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk dapat
berkomunikasi dengan baik karena tujuan utama mereka adalah untuk membantu
orang lain. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik dapat menjadi hambatan
dalam pekerjaan.
● Kemajuan Teknologi
Komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Email,
konferensi video, telepon, SMS, dan media lainnya digunakan untuk memediasi
berbagai jenis kontak antarpribadi. Komunikasi yang dimediasi teknologi
dipengaruhi oleh banyak faktor yang sama yang mengatur jenis komunikasi
antarpribadi lainnya, seperti tingkat literasi dan kesehatan serta faktor usia, jenis
kelamin, budaya, etnis, dan individu.
● Barriers to Effective Provider-Patient Communication - Patient Factors
Pasien enggan berkomunikasi karena beberapa alasan. Hal ini termasuk waktu,
keterbatasan pendidikan dan bahasa, perbedaan budaya, umur, keterbatasan
kognitif, ketidaktahuan tentang kesehatan dan pengobatan, stres, dan
ketidakseimbangan antara jumlah pasien dan tenaga medis. Menurut American
Medical Association mayoritas pasien, apapun tingkat pendidikannya, lebih
menyukai informasi kesehatan yang lugas dan mudah dipahami.
● Transforming Patient-Provider Relationships into Partnerships
Dengan meningkatkan pengetahuan tentang masalah komunikasi guna mencapai
hasil dari pelayanan kesehatan, komunikasi kesehatan dapat mempererat ikatan
antara tenaga medis dan pasien. Kemampuan untuk berkomunikasi dan
menanggapi pertanyaan pasien secara efektif dapat ditingkatkan dengan pelatihan
metodologi dan pengembangan pesan. Pasien mendapat manfaat karena mereka
merasa menerima perawatan dari profesional medis
● Aspek Psikologis
Beberapa penulis mendukung penerapan teori tipe psikologis dalam praktik
hubungan masyarakat. Penerapan utama teori ini adalah dalam perdagangan,
agama, dan pendidikan untuk memahami dan memperkirakan "pola interaksi
manusia". Teori ini diklaim bahwa jika digunakan dalam hubungan masyarakat,
hal ini dapat membantu para praktisi dalam menyesuaikan pesan mereka kepada
kelompok-kelompok penting dan pemangku kepentingan dengan
mempertimbangkan tipe psikologis individu dan metode pembelajaran yang
mereka sukai. Terdapat empat kategori utama tipe psikologis:
1. ST: Sensitive/thinking
2. SF: Sensitive/feeling
3. NT: Intuitive/thinking
4. NF: Intuitive/feeling

KOMUNIKASI INTERPROFESIONAL (MITRA KERJA) PADA PELAYANAN


KESEHATAN
Definisi mitra kerja dalam bidang kesehatan
Peran dan definisi "mitra kerja" dalam bidang bidang kesehatan telah mengalami
perkembangan penting dalam beberapa dekade terakhir. Istilah ini mengacu pada individu yang
memiliki peran serupa atau sejenis dalam profesi kesehatan, dan perannya semakin diakui
sebagai elemen kunci dalam penyediaan layanan kesehatan yang efektif. Konsep ini telah
berubah dari model tradisional di mana dokter adalah pemain utama dalam pelayanan kesehatan,
menjadi model kolaboratif yang menghargai pengetahuan dan keterampilan beragam profesional
kesehatan. Dalam pembahasan ini, kita akan lebih mendalam tentang peran dan signifikansi
mitra kerja dalam bidang kesehatan.
● Ragam profesi dalam kesehatan
Keragaman profesi dalam bidang kesehatan terus berkembang seiring berjalannya
waktu. Selain profesi kesehatan konvensional, peran baru seperti ahli robotika medis dan analis
data kesehatan semakin relevan. Kemajuan teknologi juga telah membuka pintu untuk profesi
kesehatan baru yang terfokus pada telemedicine dan perawatan jarak jauh. Dengan terus
berkembangnya ragam profesi ini, kolaborasi lintas-profesi semakin kaya dan komprehensif.
Masyarakat dan pasien juga semakin terbuka terhadap berbagai profesi kesehatan, memahami
bahwa setiap profesi memiliki peran uniknya dalam penyediaan perawatan yang berkualitas.
● Kolaborasi yang mendalam
Kolaborasi lintas-profesi bukan hanya tentang berbagi informasi, tetapi juga
tentang praktik kolaboratif yang mendalam. Ini melibatkan diskusi mendalam antara anggota tim
kesehatan untuk merencanakan perawatan yang paling efektif.
● Keselamatan pasien dan pengurangan kesalahan medis
Salah satu peran utama mitra kerja adalah menjaga keselamatan pasien. Mereka
bekerja bersama untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko kesalahan medis. Ini mencakup
mengelola obat dengan hati-hati, memantau tanda-tanda vital pasien secara rutin, dan
mengidentifikasi potensi masalah kesehatan yang mungkin terlewatkan jika hanya satu
profesional yang terlibat

Langkah langkah melakukan komunikasi pada peer/mitra kerja dalam bidang


kesehatan
Komunikasi yang efektif dalam bidang kesehatan sangat penting untuk
memastikan informasi yang tepat dan benar terkait perawatan pasien. Berikut adalah tips untuk
melakukan komunikasi yang efektif dengan rekan kerja atau mitra kerja dalam bidang
Kesehatan.

● Mengembangkan komunikasi interprofesional.


● Memberikan pelayanan yang terkonsentrasi pada pasien.
● Mengklarifikasi peran masing-masing profesi.
● Tidak menganggap remeh kepentingan, profesionalisme, dan kompetensi dari penyedia
layanan kesehatan lain.
● Tidak menunjukkan sikap acuh tidak mau memahami dan mengerti antar peran profesi
lain.
● Tidak menganggap diri sendiri lebih berpengaruh dari penyedia layanan kesehatan yang
lain.

Dalam berkomunikasi antar tim kesehatan, tidak hanya membutuhkan rasa empati dan simpati,
tetapi juga membutuhkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kekompakan melalui kerja
sama dan juga koordinasi yang optimal antar sesama anggota tim.

Boleh dan tidak boleh serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi
peer/mitra kesehatan

Hal-hal yang dianjurkan dilakukan dalam komunikasi interprofesional dalam


pelayanan kesehatan yaitu:

1. Memperhatikan komunikasi yang berlangsung (Parvanta et al., 2020)


Menyimak komunikasi dengan penuh fokus dan perhatian
mempertahankan tingkat kesadaran yang tinggi selama interaksi
berlangsung.
2. Menggunakan teknik skrip (Clancy, C., 2018) Menggunakan teknik skrip
pertanyaan terbuka akan membatasi variasi dan penyimpangan dalam
percakapan.
3. Inisiatif untuk membangun sistem informasi kesehatan yang kuat yang
menyediakan akses yang adil
4. Pelatihan tenaga kesehatan dalam ilmu komunikasi dan penggunaan
teknologi komunikasi
5. Peningkatan evaluasi intervensi
6. Promosi pemahaman kritis dan praktik komunikasi kesehatan yang efektif
7. Membangun kepercayaan antar mitra kerja
8. Ilmu dan pengetahuan yang memadai saat berkomunikasi agar tidak
terjadi kesalahpahaman.

Hal-hal yang harus dihindari yaitu :

1. Kepemimpinan yang kurang efektif


2. Kurangnya kejelasan atau kesepakatan mengenai tujuan dan prioritas
3. Kurangnya pemahaman atau pengetahuan terhadap apa yang harus
dikomunikasikan
4. Persaingan prioritas
5. Perbedaan konseptual
6. Sikap saling membandingkan /kasta
7. Membagi fokus dengan hal lain
8. Sikap abaikan atau menyepelekan.

KOMUNIKASI MASYARAKAT ATAU PUBLIK PADA PELAYANAN KESEHATAN


1. Definisi masyarakat/publik
Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society" yang berarti "masyarakat",
lalu kata society berasal dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti "kawan".
Sedangkan masyarakat yang berasal dari bahasa arab yaitu "musyarak". Pengertian
masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dengan
dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan pengertian masyarakat dalam arti
sempit adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial, dan
lain sebagainya. Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok orang
yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang sama. Terbentuknya masyarakat karena
manusia menggunakan perasaan, pikiran, dan keinginannya memberikan reaksi dalam
lingkungannya. Banyak peneliti yang mendukung bahwa kualitas hidup masyarakat,
terutama kesehatan, didukung dari adanya interaksi atau komunikasi yang efektif.

2. Teori Kesehatan
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicare yang artinya
memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam bahasa inggris
Communication yang artinya proses pertukaran informasi, konsep, ide, gagasan,
perasaan, dan lain-lain antara dua orang atau lebih. Secara sederhana dapat di kemukakan
pengertian komunikasi adalah proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang
mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada seorang penerima atau
komunikan dengan tujuan tertentu.
Teori komunikasi menurut para ahli komunikasi :
1. Wilbur Schramm: komunikasi merupakan tindakan melaksanakan
kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim
dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti
pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim dan diterima serta
ditafsirkan oleh penerima.
2. Everett M. Rogers: komunikasi adalah proses yang di dalamnya terdapat
suatu gagasan yang dikirim dari sumber kepada penerima dengan tujuan
untuk mengubah perilakunya.
3. Theodore Herbert: komunikasi adalah proses yang di dalamnya
menunjukan arti pengetahuan dipindahkan dari seorang kepada orang lain,
biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.
4. Edward Depari: komunikasi adalah proses penyampaian gagasan,
haraoan, dan pesan yang disampaikan melalui lembaga tertentu, dilakukan
oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.

3. Komunikasi Kesehatan
Menurut Healthy People 2010 dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan
merupakan seni menginformasikan, mempengaruhi, dan memotivasi individu, institusi,
serta masyarakat mengenai isu-isu di bidang kesehatan dengan tujuan meningkatkan
kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007),
komunikasi kesehatan merupakan usaha sistematis untuk mempengaruhi secara positif
perilaku kesehatan masyarakat dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode
komunikasi. Metode komunikasi dapat dilakukan secara interpersonal, kelompok,
maupun massa. Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi preventif,promotif, dan
rehabilitatif. Dengan adanya program komunikasi kesehatan, diharapkan terjadi
perubahan perilaku sasaran, yaitu individu maupun masyarakat, kearah yang lebih baik.

4. Komunikasi Kesehatan Masyarakat


Perkembangan isu-isu kesehatan yang terjadi di masyarakat mempengaruhi
peningkatan perhatian dan tuntutan masyarakat untuk memperoleh informasi kesehatan
yang bermutu dan berkualitas. Seperti namanya, komunikasi kesehatan masyarakat
menargetkan masyarakat sebagai penerima pesan atau audiens. Contohnya, saat
melakukan program penyuluhan kesehatan mengenai program keluarga berencana, maka
audiens yang dituju adalah keluarga-keluarga di masyarakat atau komunitas yang lebih
besar.
Komunikasi kesehatan untuk masyarakat merupakan komunikasi kesehatan yang
lebih mengarah ke bentuk promosi kesehatan. Promosi kesehatan merupakan program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan pada perilaku, baik di lingkungan
masyarakat atau organisasi. Promosi kesehatan berperan sebagai upaya menyadarkan
masyarakat akan pentingnya kesehatan. Komunikasi kesehatan masyarakat dilakukan
agar masyarakat dapat hidup sehat dan berupaya dalam mengembangkan kesehatan
secara mandiri dengan sumber daya di lingkungannya. Adapun strategi yang baik adalah
advokasi, mediasi, dan pemberdayaan masyarakat. Advokasi merupakan program yang
memberi informasi kesehatan pada masyarakat yang dilakukan oleh pihak berwenang
dalam bidang kesehatan. Mediasi merupakan perekat kemitraan atau penghubung di
bidang kesehatan. Terakhir, pemberdayaan masyarakat dilakukan seperti penyuluhan
yang dilakukan agar masyarakat mampu menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan
hidup mereka.

5. Fungsi Komunikasi Kesehatan Di Masyarakat/Publik


Komunikasi kesehatan untuk masyarakat lebih mengacu pada bentuk promosi
kesehatan. Promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perbaikan berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun
lingkungan organisasi. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran komunitas
masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan
saja.
Terdapat beberapa fungsi dalam komunikasi kesehatan pada masyarakat/ publik
diantaranya adalah sebagai
1) Public information, yaitu memaparkan suatu informasi kesehatan kepada
masyarakat atau secara umum. Jika masyarakat menerima informasi yang benar
dapat berdampak terhadap masyarakat yaitu masyarakat akan merasa aman.
Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa bagian Masyarakat untuk bahan
dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga
melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu
pengetahuan serta dapat mendorong masyarakat agar lebih berpikir kritis dan
terbuka.
2) Public education, yaitu menanamkan ilmu atau pengetahuan terhadap seluruh
masyarakat. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai
informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih
berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat juga dapat
dijelaskan sebagai pemberian berbagai informasi ataupun materi mengenai suatu
ilmu pengetahuan melalui berbagai media atau berbagai metode. Tetapi kegiatan
mendidik masyarakat yang paling efektif adalah dengan melalui kegiatan
Komunikasi Interpersonal atau penyuluhan yang dapat dilakukan dengan cara 2-3
orang yang diberikan materi lalu disampaikan kepada masyarakat atau audiens
lainnya.
3) Public persuasion, yaitu mempengaruhi Masyarakat dari memberikan informasi.
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada Masyarakat juga dapat dijadikan
sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan
perilaku yang diharapkan sehingga masyarakat diharapkan dapat mencapai target
atau suatu kualitas hidup yang lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya
mempengaruhi masyarakat untuk menjaga kesehatan gizi anak yang dapat
dilakukan dari menyebarkan brosur, memberikan informasi melalui tontonan
televisi, surat kabar dan juga berita pada media sosial sehingga para keluarga yang
sebelumnya tidak peduli terhadap topik kekurangan gizi atau stunting menjadi
tersadar dan meu mengubah pola hidup keluarganya agar terhindar dari stunting.
4) Public entertainment atau disebut juga hiburan publik yaitu aktivitas yang dapat
menghibur masyarakat melalui berbagai cara seperti teater, musik, olahraga, seni
pertunjukan ataupun melalui tontonan. Perilaku Masyarakat menerima informasi
selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat.
Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni
hiburan seperti dapat dilakukan juga dalam membuat lagu yang mengandung
edukasi, atau tontonan film yang mengedukasi masyarakat.

6. Metode Komunikasi Kesehatan


Metode yang digunakan dalam melakukan komunikasi kesehatan masyarakat
pada pelayanan kesehatan adalah metode berjenjang dengan cara komunikasi kelompok
dan komunikasi interpersonal. Jenjang pertama adalah Dinas Kesehatan terkait kemudian
dilanjutkan ke seluruh perangkat masyarakat dalam bentuk penyuluhan dan
pengedukasian. Hingga kemudian dari perangkat masyarakat meneruskan kepada
masyarakat sekitar melalui komunikasi kelompok dan dapat juga dilakukan dengan cara
komunikasi interpersonal. Kesuksesan model komunikasi ini tergantung pada
penyesuaian pesan di setiap tingkat, tergantung bidang pengalaman masing-masing
komunikator dalam hubungan dengan komunikator.
Pada contohnya Dinas kesehatan terkait yang sudah melakukan beberapa gerakan
di wilayah sendiri memberikan informasi mengenai cara menjaga kesehatan tubuh di era
pandemic COVID-19. Kemudian pesan tersebut diteruskan kepada dinas kesehatan yang
lebih khusus contohnya dari dinas kesehatan provinsi dijuruskan pada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Kemudian diterima dengan baik oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
selanjutnya diteruskan kembali kepada perangkat masyarakat seperti camat, kelurahan,
ataupun puskesmas dan balai desa terkait. Namun pesan yang disampaikan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota haruslah dalam bentuk yang sederhana agar mudah nantinya
dipahami oleh masyarakat pada fasilitas pelayanan kesehatan. Bentuk yang sederhana ini
dapat diimplementasikan dalam bentuk Bahasa sehari-hari yang mudah dipahami ataupun
Bahasa daerah tertentu yang digunakan oleh masyarakat pada daerah tersebut. Selain itu
perangkat masyarakat juga bertanggung jawab untuk memastikan sasaran masyarakat
paham dengan baik. Perangkat masyarakat dapat memberikan contoh atau kasus nyata
yang terjadi pada lingkungan tersebut kemudian disesuaikan dengan masalah yang
dihadapi oleh masing-masing individu masyarakat.

7. Etika Komunikasi Kesehatan


Jika ditilik secara terminologi, definisi secara etimologis dari kata etika berasal
dari bahasa Yunani ethos yang bermakna kebiasaan atau adat istiadat.2 Kebiasaan yang
bermaksud merujuk pada tingkah laku maupun karakter manusia. Jadi, etika komunikasi
bermakna kebiasaan atau tingkah laku yang dilakukan dalam penyampaian informasi
antara pihak dengan maksud untuk saling mengerti satu sama lain dan mendapatkan
informasi.
Terdapat dua jenis etika, yakni etika deskriptif dan normatif. Etika deskriptif
bermakna menilai suatu tindakan atau perilaku seseorang berdasarkan baik atau buruknya
berdasarkan kebiasaan yang sudah ada di masyarakat sebagai acuan etisnya. Sementar
etika normatif adalah suatu tindakan yang dinilai berdasarkan norma-norma yang sudah
ditentukan oleh suatu kelompok masyarakat.
Perlu diingat bahwa etika yang dilakukan terhadap suatu manusia bersikap
mutlak. Ini artinya etika tidak terbatasi oleh tempat, waktu, kondisi, agama, ras, dan
budaya. Semua lapisan masyarakat memiliki kewajiban untuk beretika yang baik dan
berhak untuk mendapatkan perlakuan etika yang baik dimanapun mereka berada. Ada
hal-hal yang mesti diperhatikan dalam konteks beretika jika berkomunikasi kepada
masyarakat:
● Sesuai dengan fakta dan bukti ilmiah
● Bersopan santun
● Menjaga ucapan
● Efektif dan efisien
● Saling menghargai
Jika etika yang ada dipahami dan diimplementasikan dalam berkomunikasi
kepada masyarakat terkait kesehatan, maka akan memberi dampak positif seperti tujuan
yang tercapai, pemahaman yang tercapai, terhindar dari miskomunikasi, meningkatnya
kepercayaan masyarakat di bidang kesehatan, dst.

KOMUNIKASI KESEHATAN (MEDIA MASSA) PADA PELAYANAN KESEHATAN


Definisi komunikasi massa dan media massa
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, pesan, atau gagasan
kepada khalayak yang luas, umumnya melalui media massa. Tujuannya adalah untuk
mencapai audiens yang besar dan beragam, mempengaruhi opini, sikap, dan perilaku
masyarakat. Komunikasi massa melibatkan penggunaan berbagai bentuk media untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak yang besar, seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, internet, dan media sosial.
Media massa adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi kepada khalayak yang luas. Media massa mencakup segala bentuk media
yang dapat mencapai banyak orang secara bersamaan. Media massa juga dapat
didefinisikan sebagai institusi atau organisasi yang bertanggung jawab atas produksi,
distribusi, dan penyaluran informasi atau hiburan kepada publik.
Jadi, komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada audiens yang
luas melalui berbagai jenis media massa, sementara media massa adalah sarana atau alat
yang digunakan dalam proses komunikasi massa untuk mencapai audiens yang besar.

Peran Komunikasi Massa dalam Pelayanan Kesehatan


Pelayanan Kesehatan memerlukan suatu bentuk komunikasi yang bisa
menjangkau audiens yang letaknya tersebar, berjumlah banyak, dan bersifat heterogen
demi menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan secara lebih efektif dan efisien.
Komunikasi yang mampu mencakupi hal tersebut adalah komunikasi massa yang
bertujuan untuk menyampaikan pesan ke khalayak yang luas. Komunikasi massa
memiliki tujuan antara lain untuk menginformasikan suatu informasi, memberi hiburan
kepada khalayak luas, mempersuasi masyarakat seperti untuk promosi, dan masih banyak
lagi.
Fungsi lain dari komunikasi massa berupa mengedukasi khalayak luas mengenai
kesehatan dengan melakukan promosi mengenai kesehatan atau sekadar
menginformasikan mengenai kesehatan. Dengan adanya promosi dan informasi
kesehatan yang bisa diterima masyarakat yang luas, masyarakat bisa termotivasi dan
terdorong untuk mengikuti hal-hal yang telah dipromosi dan diinformasikan. Apabila
masyarakat tertarik mengenai konten dari apa yang diinformasikan dan dipromosikan
melalui media komunikasi massa, masyarakat akan menjadi lebih sadar mengenai isu-isu
kesehatan dan lebih sadar mengenai pentingnya kesehatan sehingga permasalahan
mengenai kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah melalui penyebaran informasi bisa
berkurang.3 Selain adanya manfaat penerapan komunikasi massa dalam pelayanan
kesehatan, perlu diperhatikan konten dari informasi yang disampaikan. Hal ini
disebabkan oleh target audiens dari komunikasi massa berjumlah sangat luas dan banyak
sehingga apabila konten yang dicantumkan salah akan berakibat fatal kepada khalayak.
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah komunikasi massa yang tepat agar
menghindari miskonsepsi di masyarakat luas.

Hal yang boleh dilakukan pada Komunikasi Massa


● Menggunakan media yang semenarik mungkin (berwarna dengan gambar
yang mendukung)
Media yang menarik dapat menarik perhatian massa dengan mudah. Selain
itu, media yang menarik cenderung mudah menempel pada ingatan seseorang
sehingga informasi yang disampaikan juga mudah diingat seseorang.
● Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Jika menggunakan bahasa yang terlalu berbelit, orang awam cenderung
tidak paham dan berujung malas membaca informasi yang ada. Selain itu, istilah
istilah yang sulit akan susah diingat oleh audiens.
● Menggunakan tagar atau menghubungkannya dengan hal hal yang sedang
trendy
Menggunakan trend sebagai batu loncatan dapat memudahkan proses
penyebaran Komunikasi Massa. Audiens akan memahami informasi dengan lebih
mudah, jika dikaitkan dengan hal yang biasa mereka lihat sehari hari
● Mengangkat isu yang sedang ramai
Membuat audiens merasa relateable dengan informasi yang dibawakan,
akan membuat Komunikasi Massa berjalan dengan lebih baik.

Hal yang tidak boleh dilakukan serta harus diperhatikan dalam melakukan
komunikasi massa
Hal yang tidak boleh dilakukan dalam melakukan komunikasi massa pada
pelayanan kesehatan (Sujiasih, 2014) :
● Menyampaikan informasi setengah-setengah
Komunikasi yang disampaikan kepada khalayak harus lengkap. Semua
fakta yang diperlukan oleh penerima harus diungkapkan tanpa ada yang
dikurang-kurangi. Penyampaian informasi dapat menggunakan rumus 5W + 1H
(What, Who, When, Where, Why, How).
● Berbicara dengan bertele-tele
Dalam penyampaian informasi kepada khalayak, hindari penggunaan
kata-kata yang berlebihan dan tidak diperlukan. Gunakan kalimat seefektif
mungkin agar informasi yang diberikan lebih menarik dan mudah dipahami oleh
khalayak.
● Tidak mempertimbangkan penerima pesan
Dalam menyampaikan informasi kepada khalayak, komunikator perlu
mempertimbangkan kondisi penerima informasi. Hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu sudut pandang, pola pikir, tingkat Pendidikan, minat, kebutuhan,
kepentingan, dan juga emosinya. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang
disampaikan sesuai dengan kebutuhan penerima pesan serta dapat dengan mudah
diterima oleh penerima pesan sesuai dengan pola pikir dan tingkat pendidikannya.
● Menggunakan kalimat yang tidak jelas (kalimat ambigu)
Dalam menyampaikan informasi kepada khalayak, komunikator harus
menggunakan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang disampaikan harus memiliki
makna tunggal, tidak membingungkan, dan tidak menimbulkan persepsi lain.
● Menyampaikan informasi tanpa bukti akurat
Dalam menyampaikan informasi, informasi yang disampaikan harus
konkret. Informasi harus didukung oleh fakta-fakta spesifik, angka, dan
berdasarkan studi ilmiah agar tidak disalah tafsirkan.
● Tidak memperhatikan tata krama
Dalam menyampaikan informasi kepada khalayak, selain
mempertimbangkan sudut pandang dan perasaan penerima informasi,
komunikator juga perlu untuk menyampaikan secara sopan, bijak, reflektif, dan
antusias. Komunikator perlu menjaga perasaan dan respek terhadap penerima
pesan.
● Tidak menyampaikan informasi dengan tepat
Informasi yang disampaikan harus benar dari segi substansi, tata bahasa,
waktu, dan juga sasaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi massa pada pelayanan
kesehatan (Sujiasih, 2014) :
1. Menetapkan sasaran
a. Sebelum melakukan komunikasi massa, komunikator harus
menentukan siapa sasaran penerima informasi agar dapat
menentukan strategi penyampaian informasi sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan baik.Menetapkan tujuan
komunikasi
b. Komunikator harus menentukan tujuan komunikasi agar materi
yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan penerima informasi.
2. Menentukan tempat yang sesuai
a. Komunikator harus menentukan tempat yang sesuai untuk
menyampaikan informasi. Misal menggunakan auditorium untuk
menyampaikan materi pada 100 orang.
3. Menentukan waktu yang tepat
a. Waktu yang digunakan komunikator dalam menyampaikan
informasi harus tepat. Hal ini dilakukan agar informasi dapat
diterima dengan baik. Misal, mengadakan seminar kesehatan pada
hari Minggu sehingga orang-orang dapat menghadirinya.
4. Menguasai materi yang akan disampaikan
a. Sangat penting bagi komunikator untuk memahami dan menguasai
materi yang akan disampaikan. Hal ini dilakukan agar informasi
yang disampaikan merupakan sebuah kebenaran.
5. Menguasai cara berkomunikasi dengan benar
Komunikator perlu belajar cara berkomunikasi dengan benar agar
dapat menyampaikan informasi dengan baik dan dapat menyesuaikan cara
menyampaikan komunikasi dengan kondisi penerima informasi.

Cara melakukan komunikasi massa pada pelayanan kesehatan


Untuk mencapai komunikasi massa yang efektif di bidang kesehatan, perlu
dilakukan cara-cara tertentu. Salah satu caranya adalah menghindari penggambaran
karakter fiksi yang melakukan kebiasaan tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan
berkalori tinggi, tinggi natrium, dan tinggi lemak, serta ngemil sambil berjalan
(Signorelli, 1993). Selain itu, sangat penting untuk meningkatkan keandalan artikel
penelitian ilmiah, khususnya dalam konteks penelitian kanker payudara dan mamografi
(Carlson et al., 1997).
Untuk menarik minat khalayak, pesan kesehatan harus disusun dan
dikomunikasikan dengan tepat. Menggabungkan struktur kalimat, latar, dan gaya media
yang unik yang tidak dapat diprediksi dengan segera terbukti sangat manjur (Maibach
dan Parrot, 1995). Selain itu, Hale dan Dillard (1995) menyatakan bahwa memasukkan
rasa takut (mengenai konsekuensi buruk dari kebiasaan kesehatan yang buruk) dapat
meningkatkan dampak pesan tersebut. Meskipun demikian, penting untuk membuktikan
bahwa audiens yang dituju adalah populasi yang rentan dan memberikan solusi yang
layak dan efektif. Namun, taktik ini hanya dapat membuahkan hasil jika digunakan secara
tepat dan dengan mempertimbangkan target demografi secara cermat. Saat menargetkan
audience dewasa, penting untuk menahan diri dalam memanfaatkan unsur-unsur yang
mengancam. Selain itu, akan lebih efektif untuk mempromosikan komunikasi kesehatan
dengan membangun kepercayaan masyarakat yang ada daripada mencoba mengubahnya.
Pendekatan ini akan memfasilitasi penerimaan praktik-praktik baru dan lebih baik.
(Witte, 1995)

III. Penutup
Komunikasi individu berbeda secara signifikan dengan komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah jenis interaksi antara lebih dari tiga orang, dan biasanya berbentuk
perkenalan dan pembicaraan. Selain itu, ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota kelompok yang
relatif homogen dapat mendukung komunikasi ini. Dalam masyarakat, terdapat berbagai macam
kelompok, mulai dari kelompok anak-anak hingga kelompok lanjut usia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyo D, Irwansyah. MEMAHAMI MASYARAKAT DAN PERSPEKTIFNYA.


JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL [Internet]. 2020 May
19;1(1):163–75. Available from: https://dinastirev.org/JMPIS/article/view/253
2. Aw S. Komunikasi Sosial Budaya. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2010.
3. Harahap, Reni Agustina.2019. Buku Ajar Komunikasi Kesehatan. Jakarta: Prenadamedia
Group.
4. Haro, Masto, Aliyah Fahmi, dkk. 2022. Komunikasi Kesehatan. Bandung: Media Sains
Indonesia.
5. Rahmadiana. 2012. Komunikasi Kesehatan : Sebuah Tinjauan [Jurnal]. Universitas Yarsi.
Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/229000618.pdf
6. Rahmadiana M. Komunikasi Kesehatan : Sebuah Tinjauan* [Internet]. [cited 2023 Sept
26]. Available from:
https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/Jurnal-OnlinePsikogenesis/article/view/38
7. Buku Ajar komunikasi kesehatan [Internet]. Google; [cited 2023 Sept 26]. Available
from: https://books.google.co.id/books?id=ehaNDwAAQBAJ&lpg=PA109&ots=l
RBuVN35OR&dq=komunikasi+kesehatan&lr&hl=id&pg=PP1#v
=onepage&q=komunikasi%20kesehatan&f=false
8. Junaedi F. Komunikasi Kesehatan [Internet]. Google Books. Prenada Media; 2018 [cited
2023 Sep 12]. Available from:
https://books.google.co.id/books?id=cJNeDwAAQBAJ&lpg=PA1&dq=prinsip%20da
lam%20komunikasi%20kesehatan&lr&hl=id&pg=PA23#v=onepage&q=prinsip%20d
alam%20komunikasi%20kesehatan&f=false
9. Umam HF. Komunikasi Publik Pada Pelayan kesehatan [Internet]. 2014 [cited 2023 Sept
27]. Available from:
https://www.academia.edu/9232277/Komunikasi_Publik_pada_Pelayan_Kesehatan
10. Nugraheni Y. Komunikasi dan isu public. Ishak A. Surabaya: Aspikom Press; 2015. p.
13.
11. Rahmadiana M. Komunikasi kesehatan: sebuah tinjauan. J Psikogenesis. December 2012;
1(1): 3. Doi : https://doi.org/10.24854/jps.v1i1.38
12. Sugiyo D. Komunikasi kesehatan: aplikasi media sosial dan media pengiriman pesan.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta; 2018. p. 4.
13. Harahap RA, Putra FE. Buku ajar komunikasi kesehatan. Jakarta Timur: Prenada Media
Group; 2019.
14. Fitriyah M. Etika komunikasi personal dalam perspektif perawat Puskesmas Manggeng
Kabupaten Aceh Barat Daya [thesis]. Banda Aceh: Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Komunikasi Universitas Islam Ar-Raniry; 2018.
15. Sari AF. Etika komunikasi (menanamkan etika komunikasi kepada mahasiswa) [internet].
2020 [cited 2023 Sep 25];1(2):129-33. Available from:
https://doi.org/10.35961/tanjak.v1i2.152
16. Schiavo, Renata. Health Communication. John Wiley & Sons, 11 Jan. 2011.
17. Pustaka, T., Hambatan Komunikasi, A. and Hambatan, P. (n.d.). Available at:
https://repository.uin-suska.ac.id/13786/7/7.%20BAB%20II_2018142PSI.pdf.
18. Mundakir. Buku Ajar, Komunikasi Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Indomedia
Pustaka Penerbit & Distributor; 2001.
19. Ramli, et al. Komunikasi Kesehatan. Google Books, Get Press, 6 Oct. 2022,
books.google.co.id/books?id=DvmSEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&
pg=PA112&dq=komunikasi+kesehatan&hl=ban&source=newbks_fb&redir_esc=y#v
=onepage&q=komunikasi%20kesehatan&f=false. Accessed 10 Sept. 2023.
20. Mundakir, Komunikasi pelayanan kesehatan. Yogyakarta: Indomedia Pustaka Penerbit &
Distributor. 2016 April.
21. Putri KYS, Ambarwati NSS, Hadiyanto A. Komunikasi Kesehatan. Depok: PT
Rajagrafindo Persada; 2021
22. Makalah komkes 2 (no date) Scribd. Available at:
https://www.scribd.com/document/431218513/makalah-komkes-2 (Accessed: 27
September 2023).
23. Berridge, E.-J., Mackintosh, N. J., & Freeth, D. S. (2010). Supporting patient safety:
Examining communication within delivery suite teams through contrasting approaches to
research observation. Midwifery, 26(5), 512–519.
24. https://doi.org/10.1016/j.midw.2010.04.009
25. Clancy, C. (2018). Critical Conversations in Healthcare, Second Edition. SIGMA Theta
Tau International Honor Society of Nursing.
26. Foronda, C., MacWilliams, B., & McArthur, E. (2016). Interprofessional communication
in healthcare: An integrative review. Nurse Education in Practice, 19, 36–40.
https://doi.org/10.1016/j.nepr.2016.04.005
27. Nadzam, D. M. (2009). Nurses’ role in communication and patient safety.
28. Journal of Nursing Care Quality, 24(3), 184–188.
https://doi.org/10.1097/01.ncq.0000356905.87452.62
29. Parvanta, C., & Bass, S. (2020). Health Communication: Strategies and Skills for New
Era. Jones and Bartlett.
30. Rice, K., Zwarenstein, M., Conn, L. G., Kenaszchuk, C., Russell, A., & Reeves, S.
(2010). An intervention to improve interprofessional collaboration and communications:
a comparative qualitative study. Journal of Interprofessional Care, 24(4), 350–361.
https://doi.org/10.3109/13561820903550713
31. Thomas, R. K. (2010). Health Communication. Springer.
32. https://www.scribd.com/document/344114014/Komunikasi-Masa-Dalam-Pelayanan-
Kesehatan Putri, Trikaloka and Fanani, Achmad. 2013. Komunikasi Kesehatan.
Yogyakarta: Merkid Press.
33. 2. Baxter, L., Nichole E., Ho, Evelyn, 2008. Everyday Health Communication
Experiences. Journal of American College Health. Vol. 56 No. 4.
34. 3. Jurnal Psikogenesis. Vol. 1, No. 1/ Desember 2 etta Rahmadiana.
35. Sari, N. L. and Noviyanti, A. . (2023) “Literature Review : Komunikasi Efektif Dalam
Pelaksanaan Interprofessional Kolaborasi Di Rumah Sakit”, Indonesian Journal of Health
Information Management , 3(1). doi: 10.54877/ijhim.v3i1.96.

Anda mungkin juga menyukai