Anda di halaman 1dari 3

Putri Bella Trihapsari (2306245283)

Fakultas Farmasi

Komkes 31 FG 1
LTM 2 : Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Komunikasi Kelompok
Pada Pelayanan Kesehatan

A. Pendahuluan
Menurut Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan
tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat. Dalam implementasinya, salah satu bentuk
komunikasi kelompok yang termasuk dalam komunikasi kesehatan adalah komunikasi
interprofesional, karena melibatkan beragam pihak dari disiplin ilmu yang berbeda,
serta memerlukan hubungan baik antara setiap profesi yang terlibat. Dalam
melakukan komunikasi kelompok, pasti ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar komunikasi berjalan dengan baik dan dua arah.

B. Pembahasan
- Mempunyai tujuan yang disepakati
Komunikasi kelompok dilakukan untuk mendiskusikan suatu masalah atau diskusi
untuk mendapatkan strategi-strategi untuk mencapai tujuan bersama. Setiap anggota
kelompok memiliki gagasan-gagasan atau ide-ide yang kemudian disatukan dalam
sebuah diskusi kemudian digabungkan oleh pemikiran-pemikiran yang lain.
Kemudian anggota-anggota kelompok menyepakati suatu tujuan untuk dicapai
bersama.
- Memperhatikan bentuk komunikasi non-verbal
Komunikasi tidak hanya disampaikan secara verbal (lisan) saja tetapi juga secara
nonverbal. Kita bisa mengetahui respon positif atau negatif seseorang yang terkadang
tidak disampaikan melalui kata-kata. Misalnya seperti anggukan kepala, mengerutkan
dahi, dan sebagainya. Respon tersebut merupakan spontanitas yang terjadi kepada
orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.
- Memperhatikan kondisi psikologis dan lahiriah anggota kelompok
Manusia normal memiliki indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan
penciuman. Namun terdapat beberapa orang yang mengalami disabilitas atau
kecacatan seperti tidak bisa melihat atau mendengar. Hal ini perlu diperhatikan, agar
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Kita juga harus memperhatikan
kondisi psikologis dari pendengar atau anggota kelompok karena tidak jarang kondisi
psikologis menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Psikologis seseorang bisa
mempengaruhi persepsi seseorang dalam menerima informasi.
- Sosial dan proses kognitif seseorang
Kebutuhan sosial adalah motif yang mendorong seseorang untuk melakukan
komunikasi. Ada banyak faktor seperti usia dan gender. Mungkin saja orang muda
ingin berkomunikasi karena ingin bersenang-senang sedangkan orang tua karena ingin
bertukar informasi. Ada faktor umum lainnya seperti kebiasaan budaya, tingkat
kedekatan, tingkat pengetahuan akan topik yang dibicarakan, keterbukaan kepada ide
baru, dan pemikiran individu itu sendiri. Kita perlu untuk sensitif terhadap hal ini agar
dapat berkomunikasi tanpa mendapat banyak feedback negatif.
Pengetahuan dan sikap seseorang akan berubah mengikuti informasi yang diberikan.
Diperlukan pemahaman akan persepsi orang lain agar komunikasi dan interaksi sesuai
dengan tujuan kita. Dalam komunikasi kesehatan, perlu memberikan bukti dan
menggunakan alat dalam memberikan rekomendasi bukan hanya sekedar mengatakan
agar sehat atau menyelamatkan nyawa
- Transforming Patient-Provider Relationships into Partnerships
Komunikasi kesehatan dapat meningkatkan hubungan antara tenaga kesehatan dan
pasien dengan cara meningkatkan kesadaran akan isu komunikasi agar dapat
mencapai hasil pelayanan kesehatan. Pelatihan dalam metodologi dan pengembangan
pesan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menjawab pertanyaan dari
pasien dengan cara efektif. Pelatihan ini juga membantu agar pasien tetap pada topik
dan merasa mereka diperhatikan oleh tenaga kesehatan.

- Memberikan kesetaraan hak pada setiap anggota kelompok komunikasi untuk


mengemukakan pendapatnya
Komunikasi dilakukan untuk saling bertukar informasi antara satu anggota dengan
anggota komunikasi lainnya. Komunikasi sendiri tidak akan berjalan secara ideal
apabila anggota komunikasi tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan
pandangannya mengenai suatu hal. Tidak akan timbul umpan balik atau feedback
sehingga komunikasi kurang efektif.
- Technology-Mediated Communications
Hal ini dapat mempengaruhi hubungan pasien dan tenaga kesehatan karena pasien
dapat banyak bertanya berdasarkan informasi yang mereka dapatkan di internet.
Internet dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk mencari informasi dan
menentukan keputusan. Hal ini tentu harus diimbangin dengan kemampuan
literasi yang baik sehingga tidak tertipu informasi hoax.

C. Penutupan
Komunikasi kelompok yang dalam hal ini adalah komunikasi interprofesional yaitu
komunikasi yang melibatkan beragam pihak dari disiplin ilmu yang berbeda, serta
memerlukan hubungan baik antara setiap profesi yang terlibat. Ada beberapa hal yang
harus menjadi mendapatkan perhatian lebih dalam melakukan komunikasi
interprofesional berjalan dengan maksimal dan efektif. Beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu mempunyai tujuan yang disepakati, memperhatikan bentuk
komunikasi non-verbal, memperhatikan kondisi psikologis dan lahiriah anggota
kelompok, sosial dan proses kognitif seseorang, Technology-Mediated
Communications, Transforming Patient-Provider Relationships into Partnerships, dan
memberikan kesetaraan hak pada setiap anggota kelompok komunikasi untuk
mengemukakan pendapatnya.
Referensi:

Dr. Ali Nurdin, S.Ag., M,Si. Pengertian dan Proses Komunikasi Kelompok.
In: Hj. Muzaiyana, M.Fil.I, editor. Komunikasi Kelompok dan Organisasi [Internet].
[cited 2023 Sept 24]. Available from:
http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/373/3/Ali%20Nurdin_Buku%20Komunikasi%20
Kelompok%20dan%20Organisasi.pdf

Natasha V. LTM komunikasi Kelompok Pada Pelayanan Kesehatan [Internet].


2020 [cited 2023 Sept 26]. Available from:
https://www.academia.edu/41639987/LTM_Komunikasi_Kelompok_pada_Pelayanan
_Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai