Anda di halaman 1dari 6

1.

Pembahasan Topik
Komunikasi kelompok adalah suatu interaksi yang dapat dilakukan dengan melibatkan
lebih dari satu individu. Diskusi kelompok bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan
dengan menyatukan berbagai perspektif personal sehingga suatu kesepakatan dapat terwujud.
Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi kelompok bersifat saling
bergantung sebab dalam komunikasi kelompok setiap individu diarahkan untuk
berkomunikasi dengan memerhatikan hak setiap anggotanya tanpa membeda-bedakan demi
menyatukan visi serta perspektif. Masing-masing anggota menyadari posisinya dan perannya
dalam kelompok. Dalam kelompok kesehatan, komunikasi kelompok sangat penting,
terutama dalam penetapan keputusan, pengambilann tindakan, dan penetapan
peraturan/kebijakan.
Dewasa ini tenaga kesehatan tidak dapat bekerja secara individu, setidaknya harus ada
sebuah tim disiplin kesehatan untuk menangani permasalahan yang kompleks. Agar hasil
komunikasi yang tepat sasaran dapat terwujud, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam komunikasi kelompok tenaga kesehatan.
Berikut adalah hal-hal yang boleh dilakukan, yaitu :
1. Memandang sama setiap anggota
Dalam komunikasi kelompok kesehatan, tidak boleh membeda-bedakan anggota kelompok
karena kasta profesi atau kedudukan. Setiap anggota berhak untuk dipandang sama dan
berkomunikasi sesuai dengan norma yang berlaku. Perawat tidak lebih rendah dari pada
dokter dan apoteker tidak lebih hebat dari dokter. Setiap disiplin profesi memiliki
keahliannya di bidangnya masing-masing.

2. Menyampaikan aspirasi menurut sudut pandang keahlian


Banyaknya disiplin ilmu kesehatan menjadi pemicu adanya perbedaan pendapat dari masing-
masing keahlian dan sudut pandang. Dengan adanya aspirasi dari berbagai disiplin profesi
kesehatan, topik bahasan dalam komunikasi dapat terbahas secara lebih merinci dan membuat
komunikasi berjalan lebih efektif, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.

a. Memandang sisi kemanusiaan


komunikasi kelompok perlu memandang sisi humanistik, yaitu setiap orang
mempunyai pandangan masing-masing, mempunyai hak memandang sesuatu dengan makna
versi dirinya, dan mempunyai perasaan ketika pernyataannya ditolak secara kasar.
b. Memberikan tekanan sebagai penegakan standar
Memberikan tekanan memiliki maksud menetapkan sebuah standar khusus dalam
berkomunikasi, misalnya dalam rapat tenaga medis ditetapkan standar yang harus dicapai,
yaitu tersepakatinya keputusan untuk melakukan operasi pasien. Dengan adanya pembatasan
standar, setiap anggota memiliki tekanan untuk melakukan komunikasi lebih efektif dan
efisien. Hal ini juga menyebabkan semua anggota ikut berkontribusi demi tercapainya tujuan
komunikasi di ruang lingkup rapat tersebut.
c. Terbuka dalam menyampaikan informasi
Komunikasi kelompok dilakukan secara terbuka walaupun melibatkan banyak
orang. Akan tetapi, informasi yang bersifat rahasia tetap harus dijaga dan tidak boleh
dihilangkan sifat kerahasiaannya.
d. Menentukan koordinator jalannya komunikasi kelompok
Menentukan ketua atau notulen dalam komunikasi kelompok dapat dilakukan untuk
menjaga diskusi kelompok agar tetap kondusif dan tidak berlarut pada suatu masalah yang
tak kunjung selesai. Ketua kelompok juga memiliki peran sebagai pencegah terjadinya
konflik dalam proses komunikasi, seperti perbedaan tujuan dan pandangan.
e. Memberikan pertimbangan terhadap topik
Setiap orang boleh berpendapat dan pendapat tersebut haruslah dipertimbangkan
terlebih dahulu sebelum diputuskan dan disetujui.

Daftar pustaka
1. Berry D. Health Communication Theory and Practice. New York: Open University
Press; 2007.
2. Hekmat J, M,D P. Communication With and on Behalf of Patients. South Carolina:
CreateSpace Independent Publishing; 2013.

Saat melaukan penerapan komunikasi kelompok, ada beberapa hal yang harus kita
perhatikan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang boleh kita lakukan dan tidak boleh kita
lakukan dalam melaksanakan proses komunikasi. Pada bagian ini, terdapat paparan mengenai
hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam penerapan komunikasi kelompok.
Pertama, berteriak, berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat, atau bergumam. Jika
kita melakukan hal ini, pasien-pasien tidak bisa menafsirkan maksud yang ingin disampaikan
dan akhirnya tidak terjadi persamaan persepsi antara tenaga kesehatan dengan kelompok
tersebut. Berbicaralah menggunakan nada yang normal dan tidak terlalu lambat atau terlalu
cepat.
Kedua, melakukan komunikasi tanpa memerhatikan subjek yang sedang diajak
berinteraksi. Jangan memaksakan pendapat kita jika terdapat kelompok tidak setuju.
Kelompok yang kita ajak berbicara juga memiliki hak untuk mengeluarkan pendapatnya.
Cobalah untuk mendengarkan pemikiran kelompok terlebih dahulu, meskipun pemikiran
mereka bersifat irasional.2 Jangan membombardir mereka dengan fakta yang terlalu banyak,
sebab mereka juga memerlukan waktu untuk mencerna dan mengingat seluruh informasi
yang diberikan. Carilah peluang untuk membentuk hubungan yang erat dengan pasien-pasien.
Hal ini dapat kita lakukan dengan bertanya mengenai kabar mereka, pasien, kehidupan
mereka, pekerjaan mereka, dan masih banyak lagi. Ketika kita telah memiliki hubungan yang
erat dengan pasien, pasien tentunya merasa lebih percaya dan lebih tenang dalam
menyampaikan informasi terkait kesehatannya.
Ketiga, gugup. Dalam melakukan komunikasi dengan kelompok, kontrol diri kita
sebaik mungkin agar tidak gugup. Jika kita gugup, kemungkinan besar pikiran kita menjadi
tidak fokus karena tidak bisa mengendalikan diri. Ini dikhawatirkan menyebabkan kita lupa
mengenai informasi yang akan disampaikan dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal
tersebut merupakan hal yang sangat fatal.
Keempat, menggunakan gestur yang membuat orang lain bingung, dan menunjukan
raut wajah yang tidak meyakinkan.3Ketika menyampaikan informasi maupun bertanya
kepada kelompok, gunakanlah gestur yang mudah dipahami oleh orang lain dan selalu
memerhatikan raut wajah yang diekspresikan. Jangan menggunakan gestur dan raut wajah
yang tidak perlu. Jika hal tersebut dilakukan, dikhawatirkan anggota kelompok akan bingung,
atau bahkan menjadi ragu dan pada akhirnya tidak mempercayai tenaga kesehatan.
Kelima, menggunakan istilah-istilah medis yang sulit dimengerti oleh pasien-pasien.
Ingatlah status kelompok/pasien-pasien yang notabenenya merupakan orang awam. Jika kita
menggunakan istilah-istilah yang tidak umum, pasien justru menjadi tidak paham akan
maksud yang ingin kita sampaikan. Gunakanlah kata-kata yang umum digunakan atau
mengunakan istilah medis lalu segera menjelaskan arti dari istilah tersebut dengan bahasa
yang mudah dipahami, contohnya seperti “jika hal tersebut terus dibiarkan, kalian memiliki
risiko untuk terkena HIV. HIV merupakan singkatan dari Human Imunnodeficiency Virus,
yaitu virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.”

REFERENSI

1. Tutiasri R. Komunikasi dalam Komunikasi Kelompok. Channel. 2016;4(1):83-84.


2. Heymann D. Science in crises – some communications dos and don’ts [Internet]. Science
Media Centre. 2017 [cited 24 September 2019]. Available from:
http://f/2017/02/10/science-in-crises-some-communications-dos-and-donts/
3. Putri T, Fanani A. Komunikasi Kesehatan. 1st ed. Yogyakarta: Mitra Setia; 2013.
Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Komunikasi Kelompok Pada Pelayanan
Kesehatan

Penjelasan
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang
membuka peluang kita untuk menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai
kebutuhan kita. Secara teoritis, tindakan komunikasi terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, serta komunikasi massa. Komunikasi kelompok adalah proses
sebagai instrumen yang digunakan kelompok untuk mengambil keputusan dengan
menekankan hubugan antara kualitas komunikasi dan kualitas keluaran (output)
(Morissan, 2009: 141). Komunikasi kelompok berfungsi dalam beberapa hal yang
akan menentukan atau memutuskan hasil- hasil yang dicapai kelompok. Beriku ini
merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan komunikasi
kelompok.

1. Analisis audiens, dengan cara bertanya terlebih dahulu mengenai beberapa hal,
seperti bahasa yang dimengerti audiens, analisa usia, dan latar belakang
pedidikan.
2. Bersikap ramah, simpatik, empatik serta memperlihatkan kredibilitas sebagai
komunikator
3. Libatkan audiens untuk aktif dalam pembahasan yang sedang berlangsung dengan
cara mengajak mereka berbicara dan mengutarakan pendapat
4. Penyampaian humor dalam komunikasi kelompok relatif penting untuk
menghilangkan kejenuhan dan menarik atensi audiens. Jangan menggunakan
humor yang berbau RAS, vulgar, dan berlebihan.
5. Selalu membuka sesi tanya jawab untuk memberikan kesempatan bertanya bagi
audiens yang kurang mengerti
6. Siapkan alat bantu komunikasi yang menunjang kegiatan komunikasi seperti
audio, proyektor, pointer, alat peraga, dan lain sebagainya
7. Ada baiknya komunikasi kelompok diakhiri dengan pembagian buah tangan atau
fotokopi materi agar komunikan mendapatkan kesan yang positif

Kemudian komunikasi kelompok ini perlu dihubungkan dengan pelayanan


Kesehatan. Levey dan Loomba (1973) menjabarkan pelayanan kesehatan sebagai
upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok dan atau pun masyarakat (Azwar, 1996).2
Ada beberapa hal/syarat pokok yang perlu diperhatikan dalam pelayanan
kesehatan guna membantu mencapai tujuan yang dikehendaki. Syarat-syarat
tersebut adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan (available and continous)
Pelayanan kesehatan haruslah ada setiap saat dan mudah ditemukan oleh
masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate)
Pelayanan kesehatan sebaiknya berkesinambungan dengan keyakinan,
kepercayaan, kebudayaan masyarakat di mana pelayanan kesehatan itu
berada.
3. Mudah dicapai (accessible)
Pelayanan kesehatan perlu didistribusikan secara merata sehingga tidak
hanya dapat dicapai oleh orang-orang perkotaan, tetapi juga dapat
dijangkau oleh masyarakat pelosok.
4. Mudah dijangkau (affordable)
Pelayanan kesehatan yang baik yaitu apabila biaya pelayanan kesehatan
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu (Quality)
Kemampuan pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi pengguna jasa dan sesuai dengan kode etik yang
ditetapkan.
6. Efisien (Eficient)
Kemampuan pelayanan kesehatan agar dapat diselenggarakan secara
efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2

Seperti yang telah diuraikan di atas, komunikasi kelompok itu sendiri memiliki aspek
penyatuan tujuan. Tujuan komunikasi kelompok dapat berupa pelayanan kesehatan untuk
masyarakat luas maupun kelompok tertentu. Dalam praktik komunikasi kelompok dalam
pelayanan kesehatan tetap mengutamakan syarat dan prinsip pelayanan kesehatan, yaitu
tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau,
bermutu, dan efisien.

Rujukan
1. A.W.Wijaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Ramdhani AP.Gambaran Proses-literatur. [ internet ]. Depok: Universitas Indonesia;
2009 [ cited 2019 Sept 25 ]. Available from:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126505-S-5710-Gambaran%20proses-Literatur.pdf

Anda mungkin juga menyukai