Anda di halaman 1dari 5

PRINSIP,METODE,STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

1. Prinsip Promosi Kesehatan dalam Keperawatan

Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai


dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.

a. Berfokus pada Klien


Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya belajar yang unik,
yang dapat berpengaruh terhadap pembelajaran. Klien dianjurkan untuk
mengekspresikan perasaan dan pengalamannya kepada perawat, sehingga perawat
lebih mengerti tentang keunikan klien dan dalam memberikan pelayanan dapat
memenuhi kebutuhan klien secara individual.
b. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)
Dalam memberikan promosi kesehatan harus dipertimbangkan klien secara
keseluruhan, tidak hanya berfokus pada muatan spesifik.
c. Negosiasi
Perawat/Petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa yang telah
diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah ditentukan, buat
perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan tersebut. Jangan
memutuskan sebelah pihak.
d. Interaktif
Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah suatu proses dinamis dan interaktif yang
melibatkan partisipasi perawat/ petugas kesehatan dan klien. Keduanya saling
belajar.

2. Metode Promosi Kesehatan


Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal
dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi
metode bisa berarti " jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan
tertentu" Metode adalah cara teratur/sistematis yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki. Metode dalam
promosi kesehatan yang dapat digunakan pada kasus tersebut, yaitu :
a. Diskusi Kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima
informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong penerima
informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas,
menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil
satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga
mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya
dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara
peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain
mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan/ keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan
dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin
kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua
orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
 Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
 Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
 Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

b. Curah Pendapat (Brain Storming)


Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang diawali dengan
pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan
pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun.
Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3. Media Promosi Kesehatan


Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke
arah positif terhadap kesehatan. Peran dari media ini sendiri, yaitu:
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi

Media yang dapat digunakan pada kasus tersebut bisa dengan :

 Booklet
 Leaflet
 Flyer (selebaran)
 Flip chart (lembar balik)
 Poster
 Video

4. Strategi Promosi Kesehatan


Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini
terdiridari 3 hal, yaitu :
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks
promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan
atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para
penjabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang- undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada
bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Secara formal
misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program
yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi
secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan
program yang diusulkan, untuk secara informal meminta dukungan, baik dalam
bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitaslain. Dari uraian
4 dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif
maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah
kesehatan (sasaran tertier).
2. DukunganSosial (Social support)
Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan
sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal
maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat,
sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan
dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari
dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-
program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi
terhadap program-program tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat
dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif
terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan
pelatihan paratoma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya.
Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah
para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi
promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan
berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan
untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam 5 pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya
dana sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyrakat sering disebut gerakan masyarakat
untuk kesehatan. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran
pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai