Anda di halaman 1dari 37

ASMA

Disusun oleh: Gideon Alexander Limanjaya


Pendamping: dr. Ninik
Keterangan Umum
• Nama : Ny. M
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 32 tahun
• Alamat : Gunungmanik
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Status Marital : Menikah
• Agama : Islam
• Tgl. Pemeriksaan : 8 September 2018
Anamnesis
• Keluhan utama : Sesak
• Anamnesis khusus :
Sesak dirasakan sejak 3 jam SMRS. Os mengaku
Sesak dirasakan meningkat apabila os mengalami batuk,
terpapar oleh asap, debu, dan cuaca yang dingin
terutama malam dan pagi hari. Sesak nafas karena
beraktifitas disangkal. Sesak nafas disertai bunyi mengi.
Os juga mengeluh sering bersin-bersin terutama jika
terpapar debu. Keluhan batuk sekarang dirasakan os,
dahak tidak ada.
Anamnesis
Keluhan demam, sakit kepala, mual, dan muntah
disangkal pasien. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Keluhan sesak nafas dirasakan pertama kali ketika
pasien berusia 6 tahun. Os tidak rutin berobat dan tidak
mempunyai persediaan obat untuk sesak di rumah. Os
mengaku jika timbul sesak baru os berobat.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tensi : 140/80 mmHg
• Nadi : 82x/menit
• Respirasi : 34x/menit
• Suhu : 36,9 ºC
Pemeriksaan Fisik
• Head : Ka -/-, Si -/-, pch (+)
• Neck : KGB (-), JVP tidak meningkat
retraksi supraclavicular +/+
• Thorax : Bentuk dan gerak simetris
Vbs kiri = kanan, Wh +/+, Rh -/-
BJ S1S2 murni Reguler, murmur -
• Abdomen : Datar, supel, NTE (-), BU (+) Normal
• Extremitas : CRT < 2s, akral hangat, sianosis (-)
Pemeriksaan penunjang
• Tidak dilakukan
Diagnosis
• Asma bronkiale eksaserbasi akut
Terapi
• Nebulisasi Combivent
• NAC 3x1 po
• Salbutamol 3x1 po
• Cetirizine 1x1 po
• MP 2x8 mg po
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functional : ad bonam
• Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
Prognosis bergantung tingkat derajat dari asma dan tingkat
kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
PEMBAHASAN
Definisi
• Asma merupakan penyakit heterogen yang biasanya
ditandai dengan adanya peradangan kronis pada saluran
pernapasan (GINA 2015)
EPIDEMIOLOGI
Kejadian asma ini berhubungan erat dengan kejadian
dermatitis atopik dan rinokonjungtivis alergika, dan
penyakit alergi lain. Anak laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan anak perempuan (14:10%)
Prevalensi penyakit asma di Indonesia berkisar antara 5-7
persen (populasi semua usia).
FENOTIP ASMA
• Allergic asthma
• Non-allergic asthma
• Late-onset asthma
• Asthma with fixed airflow limitation
• Asthma with obesity
FAKTOR RISIKO

Faktor Lingkungan:
Faktor Internal Alergen
Genetik Infeksi
Obesitas Polusi Udara
Jenis Kelamin Merokok
Diet
Pathogenesis
• Kontak dengan alergen
• Reaksi alergi
• Konstriksi otot halus
• Penebalan jalur nafas
• Edema jalur nafas
• Sekresi mukosa ↑
• Sesak
DIAGNOSIS
Pasien dengan gejala
gangguan sistem respirasi
Apakah gejala pasien
merupakan gejala khas
asma? No
Yes O

Anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk
asma
Anamnesis dan pemfis
mendukung diagnosis Anamnesis dan tes untuk
asma? diagnosis alternative
No
Yes Apakah terkonfirmasi
diagnosis alternative?
Lakukan pemeriksaan
spirometri/ PEF dan
reversibility test
apakah tes mendukung
diagnosis asma?

Ulangi pemeriksaan pada


No
pertemuan selanjutnya
No
Yes Apakah terkonfirmasi
penyakit asma?

Terapi empirik dengan No Yes


Yes
ICS dan SABA
Pertimbangkan terapi
Evaluasi respon.
percobaan untuk diagnosis
yang paling mungkin, atau
Tes diagnostik dalam
rujuk
waktu 1-3 bulan

LAKUKAN PENATALAKSANAAN Lakukan terapi untuk


UNTUK ASMA diagnosis alternatif
GEJALA DAN TANDA YANG MUNCUL KRITERIA DIAGNOSIS
1. Anamnesis gejala-gejala asma

 lebih dari satu gejala muncul


 gejala yang muncul bervariasi dari waktu ke waktu
dan bervariasi intensitasnya
 semakin parah pada malam hari atau saat bangun
Mengi, sesak napas, “chest tightness” dan batuk
tidur
 sering terpicu karena olahhraga, tertawa, allergen,
udara dingin
 semakin parah dengan adanya infeksi virus.

1. Airflow limitation
Variasi tes fungsi paru dan terdapat airflow
FEV1 rendah, FEV1/FVC>0.9
limitation
Tes reversibilitas dengan bronkodilator FEV1 meningkat >12% dari hasil prediksi
Variabilitas dua kali dalam sehari dari PEF sangat
Variabilitas diurnal >13%
besar dalam 2 minggu

Perbaikan fungsi paru yang signifikan setelah


adanya pemberian antiinflamasi selama 4 minggu
Exercise test positif FEV1 >12% atau PEF >15%
Bronchial challenge test positif
Fungsi paru bervariasi tiap kunjungan FEV1 >12% atau PEF >15%
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
USIA DIAGNOSIS DIFERENSIAL GEJALA
Bersin, gatal, hidung tersumbat, sakit tenggorokan
Chronic upper airway cough syndrome
Mengi unilateral, onset yang tiba-tiba
Korpus alienum
Infeksi rekuren, batuk produktif
Bronkiektasis
Infeksi rekuren, batuk produktif, sinusitis
6-11 th Primary ciliary dyskinesia
Murmur jantung
Kelainan jantung kongenital
Kelahiran premature, gejala muncul sejak lahir
Dysplasia bronkopulmonal
Batuk sangat produktif dengan produksi mucus, gejala
Fibrosis kistik
GI

Chronic upper airway cough syndrome Bersin, gatal, hidung tersumbat, sakir tenggorokan
Disfungsi pita suara Sesak napas, mengi (stridor)
Hiperventilasi, dysfunctional breathing Pusing, parestesia, sering menghela napas dalam
Bronkiektasis Batuk produktif, infeksi rekuren
12-18 th
Fibrosis kistik Batuk sangat produktif dengan produksi mucus
Kelainan jantung kongenital Murmur jantung
Defisiensi Alpha-1 antitrypsin Napas pendek, riwayat keluarga dengan empisema
Korpus alienum Onset tiba-tiba
Berdasarkan Derajat Eksaserbasi
Manifestasi Ancaman
Ringan Sedang Berat
Klinis Henti Napas

Kalimat Kalimat Sepatah Tidak dapat


Bicara
utuh terpotong kata bicara
Terdengar Terdengar
Ringan
keras pada keras pada
Wheezing sampai Tidak ada
seluruh fase seluruh fase
sedang
ekspirasi ekspirasi
Otot Gerakan
Pernapasan Tidak ada Ada Jelas ada napas
Tambahan paradoksal
<90%,
Saturasi ≥95% 90-95% <90%
brakikardia
TATALAKSANA EXASERBASI RINGAN
DAN SEDANG
Nebulisasi 1-2 x
dengan jarak 20 menit
setelah itu observasi
selama 1 jam di UGD

Jika dia membaik: Jika tidak membaik atau


Boleh dipulangkan ada perbaikan tapi
dengan dibekali bersifat parsial:
pengobatan jangka Observasi di RRS
panjang berdasarkan dengan
keluhan penatalaksanaan RRS
TATALAKSANA EKSASERBASI BERAT

kombinasi betha agonis dan


antikolinergik disertai pemberian
oksigen 2-4 L/menit
Foto rontgen
Pasang jalur parenteral dan segera ke
RRI
TATALAKSANA ANCAMAN HENTI
NAPAS?
• Tidak ada respons sama sekali terhadap
tatalaksana awal di UGD dan atau perburukan
asma yang cepat
• Kebingungan, disorientasi dan tanda lain
ancaman henti napas atau hilang kesadaran
• Tidak ada perbaikan dengan tatalaksana di
RRI. Ancaman henti napas: hipoksemia tetap
terjadi walaupun sudah diberi oksigen

PICU
DI RUANG RAWAT SEHARI
• Pemberian oksigen diteruskan.
• Pemberian nebulisasi kombinasi betha agonis dengan
antikolinergik dan dilakukan tiap 2 jam.
• steroid sistemik oral berupa metil prednisolone atau
prednisone dilanjutkan 3-5 hari.
• Jika dalam 8-12 jam klinis tetap baik, penderita
dipulangkan dan dibekali obat betha agonis dan steroid
untuk rawat jalan.
• Bila dalam 12 jam responnya tetap tidak baik, maka
penderita alih rawat ke RRI dengan tatalaksana asma
berat.
DI RUANG RAWAT INAP
• Rehidrasi dan koreksi asidosis bila ada.
• Steroid i.v, dengan cara bolus tiap 6-8 jam (0.5-1 mg/kgBB/hr)
• Nebulisasi kombinasi betha agonis dan antikolinergik jarak 1-
2 jam. Jika Membaik, diperlebar menjadi 4-6 jam.
• Pemberian aminofilin sesuai dengan dosis inisial (6-8
mg/kgBB dilarutkan dalam dextrose atau NaCl fisiologis
sebanyak 20 mL, diberikan dalam 20-30 menit. Bila sudah
mendapatkan aminofilin sebelumnya, dosis diturunkan
separuhnya dan dosis rumatan (0.5-1 mg/kgBB/jam)
• Jika terdapat perbaikan nebulisasi dilanjutkan 6-24 jam.
Steroid dan aminofilin diganti menjadi p.o. dapat dipulangkan
jika dalam 24 jam stabil. Jika tidak ada perbaikan penderita
dipindahkan ke PICU.
Klasifikasi Derajat Penyakit Asma
Parameter Mild Moderate Severe
Intermiten
Klinis Persistent Persistent Persistent

Gejala
<1x/mgg <1x/mgg Setiap hr Setiap hr
Klinis

Mengganggu Mengganggu
Serangan Singkat Sering
Tidur/aktivitas Tidur/aktivitas

Gejala
asma
≤2x/bl ≤2x/bl <1x/mgg Sering
malam
hari
Tes faal
Paru
≥80% ≥80% 60-80% ≤60%
(FEV2/PE
F)
Variabilita
<20% 20-30% >30%
s
PENILAIAN KONTROL ASMA
Terkontrol
Gangguan Terkontrol Tidak Terkontrol
Sebagian
Gejala ≤2 hr/mgg, ≤1x/hr >2hr/mgg, >1x/hr Sepanjang hari
Bangun malam ≤1x/bl ≥2x/bl ≥2x/mgg
Gangguan Beberapa
Tidak ada Sangat terbatas
aktivitas keterbatasan

Pemakaian
≤2hr/mngg >2hr/mgg Beberapa kali/hr
bronkodilator
FEV1/PEFR >80% 60-80% <60%
FEV1/FVC >80% 75-80% <75%

Eksaserbasi yang
membutuhkan
0-1x/th ≥2x/th ≥2x/th
kortikosteroid
sistemik oral
MANAGEMENT CYCLE
Tujuan dari penatalaksanaan asma
adalah untuk:
• mencapai dan mempertahankan kontrol dari gejala asma
• mempertahankan kemampuan aktivitas normal, termasuk
dalam latihan jasmani
• mempertahankan fungsi paru-paru sedekat mungkin
dengan fungsi normalnya
• mencegah eksaserbasi asma
• menghindari efek samping yang diperoleh dari
pengobatan asma
• mencegah kematian
ASTHMA MEDICATION
STEP DOWN
Asthma Medication (<6 y.o)
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai