Faktor Lingkungan:
Faktor Internal Alergen
Genetik Infeksi
Obesitas Polusi Udara
Jenis Kelamin Merokok
Diet
Pathogenesis
• Kontak dengan alergen
• Reaksi alergi
• Konstriksi otot halus
• Penebalan jalur nafas
• Edema jalur nafas
• Sekresi mukosa ↑
• Sesak
DIAGNOSIS
Pasien dengan gejala
gangguan sistem respirasi
Apakah gejala pasien
merupakan gejala khas
asma? No
Yes O
Anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk
asma
Anamnesis dan pemfis
mendukung diagnosis Anamnesis dan tes untuk
asma? diagnosis alternative
No
Yes Apakah terkonfirmasi
diagnosis alternative?
Lakukan pemeriksaan
spirometri/ PEF dan
reversibility test
apakah tes mendukung
diagnosis asma?
1. Airflow limitation
Variasi tes fungsi paru dan terdapat airflow
FEV1 rendah, FEV1/FVC>0.9
limitation
Tes reversibilitas dengan bronkodilator FEV1 meningkat >12% dari hasil prediksi
Variabilitas dua kali dalam sehari dari PEF sangat
Variabilitas diurnal >13%
besar dalam 2 minggu
Chronic upper airway cough syndrome Bersin, gatal, hidung tersumbat, sakir tenggorokan
Disfungsi pita suara Sesak napas, mengi (stridor)
Hiperventilasi, dysfunctional breathing Pusing, parestesia, sering menghela napas dalam
Bronkiektasis Batuk produktif, infeksi rekuren
12-18 th
Fibrosis kistik Batuk sangat produktif dengan produksi mucus
Kelainan jantung kongenital Murmur jantung
Defisiensi Alpha-1 antitrypsin Napas pendek, riwayat keluarga dengan empisema
Korpus alienum Onset tiba-tiba
Berdasarkan Derajat Eksaserbasi
Manifestasi Ancaman
Ringan Sedang Berat
Klinis Henti Napas
PICU
DI RUANG RAWAT SEHARI
• Pemberian oksigen diteruskan.
• Pemberian nebulisasi kombinasi betha agonis dengan
antikolinergik dan dilakukan tiap 2 jam.
• steroid sistemik oral berupa metil prednisolone atau
prednisone dilanjutkan 3-5 hari.
• Jika dalam 8-12 jam klinis tetap baik, penderita
dipulangkan dan dibekali obat betha agonis dan steroid
untuk rawat jalan.
• Bila dalam 12 jam responnya tetap tidak baik, maka
penderita alih rawat ke RRI dengan tatalaksana asma
berat.
DI RUANG RAWAT INAP
• Rehidrasi dan koreksi asidosis bila ada.
• Steroid i.v, dengan cara bolus tiap 6-8 jam (0.5-1 mg/kgBB/hr)
• Nebulisasi kombinasi betha agonis dan antikolinergik jarak 1-
2 jam. Jika Membaik, diperlebar menjadi 4-6 jam.
• Pemberian aminofilin sesuai dengan dosis inisial (6-8
mg/kgBB dilarutkan dalam dextrose atau NaCl fisiologis
sebanyak 20 mL, diberikan dalam 20-30 menit. Bila sudah
mendapatkan aminofilin sebelumnya, dosis diturunkan
separuhnya dan dosis rumatan (0.5-1 mg/kgBB/jam)
• Jika terdapat perbaikan nebulisasi dilanjutkan 6-24 jam.
Steroid dan aminofilin diganti menjadi p.o. dapat dipulangkan
jika dalam 24 jam stabil. Jika tidak ada perbaikan penderita
dipindahkan ke PICU.
Klasifikasi Derajat Penyakit Asma
Parameter Mild Moderate Severe
Intermiten
Klinis Persistent Persistent Persistent
Gejala
<1x/mgg <1x/mgg Setiap hr Setiap hr
Klinis
Mengganggu Mengganggu
Serangan Singkat Sering
Tidur/aktivitas Tidur/aktivitas
Gejala
asma
≤2x/bl ≤2x/bl <1x/mgg Sering
malam
hari
Tes faal
Paru
≥80% ≥80% 60-80% ≤60%
(FEV2/PE
F)
Variabilita
<20% 20-30% >30%
s
PENILAIAN KONTROL ASMA
Terkontrol
Gangguan Terkontrol Tidak Terkontrol
Sebagian
Gejala ≤2 hr/mgg, ≤1x/hr >2hr/mgg, >1x/hr Sepanjang hari
Bangun malam ≤1x/bl ≥2x/bl ≥2x/mgg
Gangguan Beberapa
Tidak ada Sangat terbatas
aktivitas keterbatasan
Pemakaian
≤2hr/mngg >2hr/mgg Beberapa kali/hr
bronkodilator
FEV1/PEFR >80% 60-80% <60%
FEV1/FVC >80% 75-80% <75%
Eksaserbasi yang
membutuhkan
0-1x/th ≥2x/th ≥2x/th
kortikosteroid
sistemik oral
MANAGEMENT CYCLE
Tujuan dari penatalaksanaan asma
adalah untuk:
• mencapai dan mempertahankan kontrol dari gejala asma
• mempertahankan kemampuan aktivitas normal, termasuk
dalam latihan jasmani
• mempertahankan fungsi paru-paru sedekat mungkin
dengan fungsi normalnya
• mencegah eksaserbasi asma
• menghindari efek samping yang diperoleh dari
pengobatan asma
• mencegah kematian
ASTHMA MEDICATION
STEP DOWN
Asthma Medication (<6 y.o)
-TERIMA KASIH-